Setelah Soeharto mundur, jabatan presiden diserahkan kepada wakilnya, yaitu B.J Habibie.
Hal tersebut dilakukan berdasarkan pasal 8 UUD 1945. Setelah naiknya Habibie sebagai presiden,
kondisi politik dan ekonomi pun kian berubah. Proses dan penerapan demokrasi di Indonesia mulai
membaik. Presiden dipilih berdasarkan pemilu dalam skala 5 tahun sekali, dan semua masyarakat
memiliki hak memilihnya.
Tugas B.J. Habibie adalah mengatasi krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak
pertengahan tahun 1997, menciptakan pemerintahan yang bersih, berwibawa bebas dari praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme. Hal ini dilakukan oleh presiden untuk menjawab tantangan era
reformasi.