0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan8 halaman
Dokumen tersebut merangkum perkembangan politik dan ekonomi Indonesia pada masa akhir Orde Baru hingga awal reformasi, mencakup krisis moneter dan politik pada masa Orde Baru, agenda reformasi, masa pemerintahan Presiden Habibie, Gus Dur, dan Megawati serta upaya-upaya reformasi yang dilakukan.
Dokumen tersebut merangkum perkembangan politik dan ekonomi Indonesia pada masa akhir Orde Baru hingga awal reformasi, mencakup krisis moneter dan politik pada masa Orde Baru, agenda reformasi, masa pemerintahan Presiden Habibie, Gus Dur, dan Megawati serta upaya-upaya reformasi yang dilakukan.
Dokumen tersebut merangkum perkembangan politik dan ekonomi Indonesia pada masa akhir Orde Baru hingga awal reformasi, mencakup krisis moneter dan politik pada masa Orde Baru, agenda reformasi, masa pemerintahan Presiden Habibie, Gus Dur, dan Megawati serta upaya-upaya reformasi yang dilakukan.
1. Krisis Moneter, Politik, Hukum dan Kepercayaan Krisis Moneter : Krisis moneter yang melanda di Thailand pada awal Juli 1997 merembet sampai ke Indonesia mengguncang nilai tukar mata uang. Rupiah mengalami kemerosotan, kondisi ini berdampak pada jatuhnya bursa saham Jakarta dengan bangkrutnya perusahaan-perusahaan besar di Indonesia yang mengakibatkan terjadinya PHK secara besar-besaran. Krisis Hukum : Pemerintah bersikap otoriter, tertutup, dan personal, akibatnya kehidupan berbangsa dan bernegara yang demokratis tidak terwujud. Sikap yang otoriter, tertutup dan tidak demokratis serta merebaknya KKN menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat. 2. Tuntutan dan Agenda Reformasi Tuntutan : Tuntutan dilakukan oleh para mahasiswa pada spanduk-spanduk melalui kegiatan aksi protes/unjuk rasa dengan tujuan untuk melakukan tekanan agar pemerintah mengadakan perubahan politik yang berarti melalui pelaksanaan reformasi secara total. Gerakan reformasi tahun 1998 beragenda : 1. Sukesi kepemimpinan nasional 2. Amandemen UUD 1945 3. Pemberantasan KKN 4. Penghapusan dwifungsi ABRI 5. Penegakan supremasi hukum 6. Pelaksanaan otonomi daerah Agenda Utama : Turunnya Presiden Soeharto dari jabatan presiden. B. Perkembangan Politik Dan Ekonomi 1. Masa Pemerintahan Presiden B. J. Habibie Setelah Presiden Soeharto menyatakan berhenti dari jabatannya sebagai Presiden RI pada 21 Mei 1998, saat itu juga Wapres B. J. Habibie dilantik menjadi presiden RI ke-3. Ketika Habibie naik sebagai Presiden, Indonesia mengalami krisis ekonomi. Tugas yang diemban Presiden B. J. Habibie 1) Memimpin pemerintahan untuk menyiapkan dan melaksanakan agenda reformasi yang menyeluruh dan mandiri. 2) Mengatasi kemelut yang terjadi. a. Pembentukan Kabinet Reformasi Pembangunan Sehari setelah dilantik, B. J. Habibie telah berhasil membentuk kabinet yang diberi nama Kabinet Reformasi Pembangunan. Kabinet Reformasi Pembangunan terdiri dari 36 Menteri yaitu 4 Menteri Negara dengan tugas sebagai Menteri Koordinator, 20 Menteri Negara yang memimpin Departemen, dan 12 Menteri Negara yang memimpin tugas tertentu. Kabinet Reformasi Pembangunan terdiri dari berbagai elemen kekuatan politik dalam masyarakat. b. Sidang Istimewa MPR 1998 1) Terbukanya kesempatan untuk mengamandemen UUD 1945 tanpa melalui referendum. 2) Pencabutan keputusan P4 sebagai mata pelajaran wajib (TAP MPR No.XVIII/MPR/1998). 3) Masa jabatan presiden dan wakil presiden dibatasi hanya sampai dua kali masa tugas, masing masing lima tahun (TAP MPR No.XIII/MPR/1998). 4) Agenda reformasi politik meliputi pemilihan umum, ketentuan untuk memeriksa kekuasaan pemerintah, pengawasan yang baik dan berbagai perubahan terhadap Dwifungsi ABRI. 5) TAP MPR No.XVII/MPR/1998 tentang Hak Azasi Manusia, mendorong kebebasan mengeluarkan pendapat, kebebasan pers, kebebasan berserikat, dan pembebasan tahanan politik dan narapidana politik. c. Reformasi Bidang Politik 1) Diberlakukannya Otonomi Daerah yang lebih demokratis dan semakin luas. 2) Kebebasan berpolitik dilakukan dengan pencabutan pembatasan partai politik. 3) Pencabutan ketetapan untuk meminta Surat Izin Terbit (SIT) bagi media massa cetak. 4) Diberlakukan pembatasan masa jabatan Presiden. d. Pelaksanaan Pemilu 1999 1) Pemilu 1999 adalah penyelenggaraan pemilu multipartai (yang diikuti oleh 48 partai politik). 2) Pemerintah mengajukan RUU tentang partai politik, tentang pemilu, dan tentang susunan dan kedudukan MPR, DPR, dan DPRD 3) Setelah RUU disetujui DPR dan disahkan menjadi UU, presiden membentuk Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang anggota-anggotanya terdiri dari wakil partai politik dan wakil pemerintah 4) Pemilu 1999 pun dilaksanakan tanpa halangan. 5) Dengan hasilnya menunjukan lima partai besar menduduki 417 kursi di DPR, atau 90,26 % dari 462 kursi yang diperebutkan. e. Pelaksanaan Referendum Timor-Timur Diadakan Referendum bagi rakyat Timor-Timur untuk menyelesaikan permasalahan Timor-Timur yang merupakan warisan dari pemerintahan sebelumnya. Untuk mengatasi masalah tsb dilakukan upaya jajak pendapat yang pada akhirnya menghasilkan keputusan yaitu dengan mensahkan pemisahan Timor-Timur dan RI secara baik, terhormat dan damai, untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah bagian dari masyarakat internasional yang bertanggung jawab, demokratis, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia. f. Reformasi Bidang Ekonomi 1) Merestrukturisasi dan memperkuat sektor keuangan dan perbankan. 2) Memperkuat basis sektor riil ekonomi. 3) Menyediakan jaringan pengaman sosial bagi mereka yang paling menderita akibat krisis. g. Reformasi Bidang Hukum Reformasi di bidang hukum diarahkan untuk menanggulangi krisis dan melaksanakan agenda reformasi di bidang hukum yang sekaligus dimaksudkan untuk menunjang upaya reformasi di bidang ekonomi, politik, sosial budaya.
2. Masa Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid
Dilantik pada tanggal 20 Oktober 1999 berkat dukungan partai-partai Islam. Membentuk Kabinet Persatuan Nasional dengan koalisi parpol PKB, Golkar, PPP, PA, PK dan PDI-P. Dibubarkannya Departemen Penerangan dan Sosial, yang kemudian diiringi dengan pembentukan Departemen Eksplorasi Laut. a. Reformasi Bidang Hukum dan Pemerintahan 1) Amandemen terhadap UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus 2000 berkaitan dengan susunan pemerintahan NKRI. 2) Upaya reformasi di bidang hukum dan pemerintahan juga menyentuh institusi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) yang terdiri atas unsur TNI dan Polri. 3) Upaya untuk menyelesaikan berbagai kasus KKN. 4) Pemulihan hak minoritas keturunan Tionghoa untuk menjalankan keyakinan mereka.
3. Masa Pemerintahan Presiden Megawati Soekarno Putri
Membentuk Kabinet Gotong Royong. Tugas Presiden Megawati pada awal masa pemerintahannya : 1) Upaya untuk memberantas KKN 2) Membentuk Komisi Tindak Pidana Korupsi. a. Reformasi Bidang Hukum dan Pemerintahan 1) Melakukan amandemen terhadap UUD 1945 meliputi penegasan Indonesia sebagai negara hukum dan kedaulatan berada di tangan rakyat. 2) Perubahan tata cara pemilihan presiden dan wakil presiden yang dipilih secara langsung oleh rakyat pada tahun 2004. 3) Pembatasan wewenang MPR. 4) Penegasan kekuasaan kehakiman. 5) Pencanangan pembentukan MK selambat-lambatnya 17 Agustus 2003. b. Reformasi Bidang Ekonomi 1) Rancangan paket kebijakan pemulihan ekonomi menyeluruh yang dapat menggerakkan sektor riil dan keuangan agar sapat menjadi stimulus pemulihan ekonomi. 2) Dikeluarkannya keputusan yang menjadi pedoman bagi pelaksanaan pembangunan ekonomi di masa reformasi, yaitu TAP MPR RI No. IV/MPR 1999 tentang GBHN 1999-2004. c. Masalah Disintegrasi dan Kedaulatan Wilayah Tidak meratanya pembangunan dan tidak adilnya pembagian hasil SDA antara pemerintah pusat dan daerah menjadi masalah yang berujung pada keinginan untuk melepaskan diri dari NKRI. Dua provinsi yang rentan untuk melepaskan diri adalah provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Papua. Upaya Presiden Megawati untuk menjaga keutuhan wilayah NKRI juga diuji saat pemerintahan berusaha untuk menyelesaikan sengketa status Pulau Sipadan dan Ligitan dengan pemerintah Malaysia. d. Desentralisasi Politik dan Keuangan Terkait hubungan pemerintah pusat dan daerah masing-masing daerah akan diberi wewenang lebih besar untuk mengelola hasil-hasil SDA dan potensi ekonomi yang dimiliki. Terkait hal tsb, pemerintah mengeluarkan UU No. 12 tahun 2003 mengenai pemilu anggota DPR, DPD, dan DPRD. Pemerintahan Megawati ditahun terakhir masa pemerintahannya mengeluarkan UU No. 32 Tahun 2004 mengenai Pemda yang memuat kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah, konsep otonomi, dan asas asas penyelenggaraan pemerintahan. e. Upaya Pemberantasan KKN Presiden Megawati belum berhasil melakukan penegakkan hukum (law enforcement). Berbagai kasus KKN masih belum terselesaikan. Namun keseriusan pemerintah untuk memerangi tindak pidana korupsi tercermin dari dikeluarkannya UU No. 20 tahun 2001 tentang perubahan atas UU No. 31 tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi (Tipikor). f. Pelaksanaan Pemilu 2004 Pemilu tahun 2004 merupakan pemilu pertama dimana untuk pertama kalinya masyarakat pemilik hak suara dapat memilih wakil rakyat mereka di tingkat pusat dan daerah secara langsung. Pemilu legislatif 2004 yang diselenggarakan pada tanggal 5 April 2004 diikuti oleh 24 partai politik. Lima partai politik yang berhasil mendapatkan suara terbanyak adalah Partai Golkar (21,58% suara), PDI-P (18,53% suara), PKB (10,57% suara), PPP (8,15% suara) dan PAN (6,44% suara).
4. Masa Pemerintahan Presiden SBY
Pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membentuk susunan kabinet pemerintahannya yang diberi nama Kabinet Indonesia Bersatu. Awal pemerintahannya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memprioritaskan untuk menyelesaikan permasalahan kemiskinan dan pengangguran serta pemberantasan KKN yang ia canangkan dalam program 100 hari pertama pemerintahannya. a. Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat 1) Mengambil langkah-langkah penanggulangan pasca bencana. 2) Peningkatan anggaran disektor pertanian termasuk upaya untuk swasembada pangan. 3) Memperbaiki sektor pendidikan dengan cara meningkatkan anggaran pendidikan, juga meningkatkan tunjangan kesejahteraan tenaga pendidik. 4) Di bidang kesehatan, pemerintah bantuan kesehatan gratis untuk berobat. 5) Pelayanan dan fasilitas publik ditingkatan. 6) Di bidang hukum, program pemberantasan korupsi dan penegakkan supremasi hukum. b. Reformasi di Bidang Politik dan Upaya Menjaga Kesolidan Pemerintahan 1) Upaya untuk menjaga kesolidan koalisi adalah pembentukan Sekretariat Gabungan (Setgab) antara Partai Demokrat dengan parpol lain. 2) Upaya untuk penerapan otonomi daerah dengan cara mengurangi wewenang pemerintah pusat dan memperluas wewenang pemerintah daerah dilakukan secara proposional dan seimbang. c. Upaya Menyelesaikan Konflik Dalam Negeri Konflik berkepanjangan di wilayah Aceh dan Papua yang belum juga berhasil diselesaikan. Namun, pemerintah berupaya untuk lebih mengefektifkan forum – forum dialog mulai dari tingkat lokal Aceh hingga tingkat nasional. Upaya tersebut menghasilkan Kesepakatan Penghentian Permusuhan atau CoHA. Presiden juga melakukan pendekatan langsung dengan masyarakat Aceh melalui kunjungan yang dilakukan Aceh pada tanggal 26 November 2004. d. Pelaksanaan Pemilu 2009 Pemilu Presiden yang diselenggarakan pada tanggal 8 Juli 2009 pasangan SBY berhasil memenangkan pemilu hanya melalui satu putaran. e. Euforia Berdemokrasi : Demokrasi Masa Reformasi Di bidang pers, euforia demokrasi melahirkan sejumlah media masa baru yang lebih bebas menyuarakan berbagai aspirasi rakyat. Berita yang dimuat dalam media masa harus tetap mengedepankan fakta sehingga euforia kebebasan pers yang telah sekian lama terkekang pada masa pemerintahan orde baru tidak menimbulkan keresahan dalam masyarakat. f. Peran Pemuda dan Tokoh Masyarakat dalam Perubahan Politik dan Ketatanegaraan Pengaruh ide – ide tokoh masyarakat yang bersinergi dengan semangat pemuda dan mahasiswa yang energik melahirkan sebuah kekuatan besar dalam masyarakat (people power) untuk pada akhirnya melakukan perubahan. Selama era reformasi, regenerasi kepemimpinan dari tokoh – tokoh senior kepada tokoh – tokoh yang lebih muda juga memperlihatkan kepedulian organisasi masyarakat dan parpol terhadap pentingnya peran serta aktif pemuda untuk memulai lebih dini dalam mengikuti perkembangan dan perubahan politik yang dalam beberapa hal juga mempengaruhi ketatanegaraan.