Anda di halaman 1dari 10

KD VI

PERKEMBANGAN POLITIK DAN SOSIAL EKONOMI


MASYARAKAT INDONESIA MASA REFORMASI
( 21 Mei 1998 – sekarang )

Reformasi adalah gerakan untuk mengubah bentuk atau perilaku suatu tatanan, karena tatanan
tersebut tidak lagi disukai atau tidak sesuai dengan kebutuhan zaman, baik karena tidak
efisien maupun tidak bersih dan tidak demokratis. “Reformasi atau mati”. Demikian
tuntutan yang torehkan oleh para aktivis mahasiswa pada spanduk-spanduk yang terpampang
di kampus mereka, atau yang mereka teriakan saat melakukan aksi protes melalui kegiatan
unjuk rasa pada akhir April 1998. Tuntutan tersebut menggambarkan sebuah titik kulminasi
dari gerakan aksi protes yang tumbuh di lingkungan kampus secara nasional sejak awal tahun
1998. Gerakan ini bertujuan untuk melakukan tekanan agar pemerintah mengadakan
perubahan politik yang berarti, melalui pelaksanaan reformasi secara total.
Kemunculan gerakan reformasi dilatarbelakangi terjadinya krisis multidimensi yang dihadapi
bangsa Indonesia. Gerakan ini pada awalnya hanya berupa demonstrasi di kampus-kampus
besar. Namun mahasiswa akhirnya harus turun ke jalan karena aspirasi mereka tidak
mendapatkan respon dari pemerintah. Gerakan Reformasi tahun 1998 mempunyai enam
agenda yaitu:
1. Suksesi kepemimpinan nasional
2. Amendemen UUD 1945
3. Pemberantasan KKN
4. Penghapusan dwifungsi ABRI
5. Penegakan supremasi hukum,
6. Pelaksanaan otonomi daerah
Agenda utama gerakan reformasi adalah turunnya Soeharto dari jabatan presiden. Berikut ini
kronologi beberapa peristiwa penting selama gerakan reformasi yang memuncak pada tahun
1998.
Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang akan diselenggarakan pada
tanggal 20 Mei 1998 direncanakan oleh gerakan mahasiswa sebagai momen Hari Reformasi
Nasional. Namun ledakan kerusuhan terjadi lebih awal dan di luar dugaan. Pada tanggal 12
Mei 1998 empat mahasiswa Universitas Trisakti, Jakarta tewas tertembak peluru aparat
keamanan saat demonstrasi menuntut Soeharto mundur. Mereka adalah Elang Mulya,Hery
Hertanto,Hendriawan Lesmana,dan Hafidhin Royan. Mereka tertembak ketika ribuan
mahasiswa Trisakti dan lainnya baru memasuki kampusnya setelah melakukan demostrasi di
gedung MPR.

Penembakan aparat di Universitas Trisakti itu menyulut demonstrasi yang lebih besar. Pada
tanggal 13 Mei 1998 terjadi kerusuhan, pembakaran, dan penjarahan di Jakarta dan Solo.
Kondisi ini memaksa Presiden Soeharto mempercepat kepulangannya dari Mesir. Sementara
itu, mulai tanggal 14 Mei 1998 demonstrasi mahasiswa semakin meluas. Bahkan, para
demonstran mulai menduduki gedung-gedung pemerintah di pusat dan daerah.
Mahasiswa Jakarta menjadikan gedung DPR/MPR sebagai pusat gerakan yang relatif aman.
Ratusan ribu mahasiswa menduduki gedung rakyat. Bahkan, mereka menduduki atap gedung
tersebut. Mereka berupaya menemui pimpinan MPR/DPR agar mengambil sikap yang tegas.
Akhirnya, tanggal 18 Mei 1998 Ketua MPR/DPR Harmoko meminta Soeharto turun dari
jabatannya sebagai presiden.Untuk mengatasi keadaan, Presiden Soeharto menjanjikan akan
mempercepat pemilu. Hal ini dinyatakan setelah Soeharto mengundang beberapa tokoh
masyarakat seperti Nurcholish Madjid dan Abdurrahman Wahid ke Istana Negara pada
tanggal 19 Mei 1998. Akan tetapi, upaya ini tidak mendapat sambutan rakyat.

Momentum hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 1998 rencananya digunakan tokoh reformasi
Amien Rais untuk mengadakan doa bersama di sekitar Tugu Monas. Akan tetapi, beliau
membatalkan rencana apel dan doa bersama karena 80.000 tentara bersiaga di kawasan
tersebut. Di Yogyakarta, Surakarta, Medan, dan Bandung ribuan mahasiswa dan rakyat
berdemonstrasi. Ketua MPR/DPR Harmoko kembali meminta Soeharto mengundurkan diri
pada hari Jumat tanggal 20 Mei 1998 atau DPR/MPR akan terpaksa memilih presiden baru.
Bersamaan dengan itu, sebelas menteri Kabinet Pembangunan VII mengundurkan diri.

Akhirnya, pada pukul 09.00 WIB Presiden Soeharto membacakan pernyataan pengunduran
dirinya. Itulah beberapa peristiwa penting menyangkut gerakan reformasi tahun 1998.
Soeharto mengundurkan diri dari jabatan presiden yang telah dipegang selama 32 tahun.
Soeharto kemudian digantikan B.J. Habibie. Sejak saat itu berakhirlah era Orde Baru,
Indonesia memasuki sebuah era baru yang kemudian dikenal sebagai Masa Reformasi.

A.     Masa Pemerintahan Presiden Habibie

Ketika situasi politik di dalam negeri sedang mengalami kekacauan dan demostrasi,
Presiden soeharto pada saat itu (1998)sedang melakukan lawatan keluar negeri , tepatnya di
kairo mesir. Tetapi saat mendapatkan kabar kalau di tanah air semakin tidak terkontrol,
presiden kemudian mempersingkat kunjungannya di mesir. Sesampai di tanah air, aksi
demostrasi menuntut presiden  mundur bukannya tambah mereda  tetapi justru makin makin
meningkat. Menghadapi tuntutan tersebut, akhirnya pada tanggal 21 mei 1998, presiden
soeharto menyatakan pengunduran dirinya sebagai presiden RI. Sesuai ketentuan dalam
UUD  1945, presiden menyerahkan jabatannya kepada wakil presiden, Baharuddin Jusuf
Habibie. Proses pengambilan sumpah presiden dilakukan pada saat itu juga di istana
merdeka. Proses suksesi itu sekaligus  menandai berakhirnya pemerintahan presiden soeharto
dengan orde barunya.

Dalam pidato pertamanya pada tanggal 21 Mei 1998, malam harinya setelah dilantik sebagai
Presiden, pukul.19.30 WIB di Istana Merdeka yang disiarkan langsung melalui RRI dan
TVRI, B.J. Habibie menyatakan tekadnya untuk melaksanakan reformasi. Pidato tersebut
bisa dikatakan merupakan visi kepemimpinan B.J. Habibie guna menjawab tuntutan
Reformasi secara cepat dan tepat. Beberapa point penting dari pidatonya tersebut adalah
kabinetnya akan menyiapkan proses reformasi di ketiga bidang yaitu :

1. Di bidang politik antara lain dengan memperbarui berbagai perundang-undangan


dalam rangka lebih meningkatkan kualitas kehidupan berpolitik yang bernuansa pada
PEMILU sebagaimana yang diamanatkan oleh Garis-garis Besar Haluan Negara
(GBHN).
2. Di bidang hukum antara lain meninjau kembali Undang-Undang Subversi.
3. Di bidang ekonomi dengan mempercepat penyelesaian undang-undang yang
menghilangkan praktik-praktik monopoli dan persaingan tidak sehat.

Di samping itu pemerintah akan tetap melaksanakan semua komitmen yang telah disepakati
dengan pihak luar negeri, khususnya dengan melaksanakan program reformasi ekonomi
sesuai dengan kesepakatan dengan IMF. Pemerintah akan tetap menjunjung tinggi kerjasama
regional dan internasional, seperti yang telah dilaksanakan selama ini dan akan berusaha
dalam waktu yang sesingkat-singkatnya mengembalikan dinamika pembangunan bangsa
Indonesia yang dilandasi atas kepercayaan nasional dan internasional yang tinggi.untuk
mewujudkan itu semua maka Habibie melakukan berbagai tindakan yaitu:

a. Pembentukan Kabinet Reformasi Pembangunan

Sehari setelah dilantik, B.J. Habibie telah berhasil membentuk kabinet yang diberi nama
Kabinet Reformasi Pembangunan. Kabinet Reformasi Pembangunan terdiri dari 36 Menteri,
yaitu 4 Menteri Negara dengan tugas sebagai Menteri Koordinator, 20 Menteri Negara yang
memimpin Departemen, dan 12 Menteri Negara yang memimpin tugas tertentu. Dalam
Kabinet Reformasi Pembangunan tersebut terdapat sebanyak 20 orang yang merupakan
Menteri pada Kabinet Pembangunan era Soeharto. Kabinet Reformasi Pembangunan terdiri
dari berbagai elemen kekuatan politik dalam masyarakat, seperti dari ABRI, partai politik
(Golkar, PPP, dan PDI), unsur daerah, golongan intelektual dari perguruan tinggi, dan
lembaga swadaya masyarakat.

b. Sidang Istimewa MPR 1998

Di tengah maraknya gelombang demonstrasi mahasiswa dan desakan kaum intelektual


terhadap legitimasi pemerintahan Habibie, pada 10-13 November 1998, MPR mengadakan
Sidang Istimewa untuk menentapkan langkah pemerintah dalam melaksanakan reformasi di
segala bidang. Beberapa hasilnya adalah :

1) Terbukanya kesempatan untuk mengamandemen UUD 1945 tanpa melalui


referendum.
2) Pencabutan keputusan P4 sebagai mata pelajaran wajib (Tap MPR
No.XVIII/MPR/1998).
3) Masa jabatan presiden dan wakil presiden dibatasi hanya sampai dua kali masa tugas,
masing masing lima tahun (Tap MPR No.XIII/MPR/1998).
4) Agenda reformasi politik meliputi pemilihan umum, ketentuan untuk memeriksa
kekuasaan pemerintah, pengawasan yang baik dan berbagai perubahan terhadap
Dwifungsi ABRI.
5) Tap MPR No.XVII/MPR/1998 tentang Hak Azasi Manusia, mendorong kebebasan
mengeluarkan pendapat, kebebasan pers, kebebasan berserikat, dan pembebasan
tahanan politik dan narapidana politik.
c. Reformasi Bidang Politik

Sesuai dengan Tap MPR No. X/MPR/1998, Kabinet Reformasi Pembangunan telah berupaya
melaksanakan sejumlah agenda politik, yaitu merubah budaya politik yang diwariskan oleh
pemerintahan sebelumnya, seperti pemusatan kekuasaan, dilanggarnya prinsip-prinsip
demokrasi, terbatasnya partisipasi politik rakyat, menonjolnya pendekatan represif yang
menekankan keamanan dan stabilitas, serta terabaikannya nilai-nilai Hak Azasi Manusia dan
prinsip supremasi hukum.Beberapa hal yang telah dilakukan B.J Habibie adalah:

1) Diberlakukannya Otonomi Daerah yang lebih demokratis dan semakin luas.


2) Kebebasan berpolitik dilakukan dengan pencabutan pembatasan partai politik
sebelumnya. Dengan adanya kebebasan untuk mendirikan partai politik, maka
bermunculan lah partai-partai politik di Indonesia. Setelah diverifikasi oleh Komisi
Pemilihan Umum yang berhak mengikuti Pemilihan Umum sebanyak 48 partai saja.
Dalam hal kebebasan berpolitik, pemerintah juga telah mencabut larangan
mengeluarkan pendapat, berserikat, dan mengadakan rapat umum.
3) Pencabutan ketetapan untuk meminta Surat Izin Terbit (SIT) bagi media massa cetak,
sehingga media massa cetak tidak lagi khawatir dibredel melalui mekanisme
pencabutan Surat Izin Terbit. Hal penting lainnya dalam kebebasan mengeluarkan
pendapat bagi pekerja media massa.
4) Dalam hal menghindarkan munculnya penguasa yang otoriter dengan masa kekuasaan
yang tidak terbatas, diberlakukan pembatasan masa jabatan Presiden.

d. Pelaksanaan Pemilu 1999

Pada 7 Juni 1999 diadakan Pemilu diikuti oleh 48 Parta Politik dengan hasil berdasarkan
keputusan KPU, Panitia Pemilihan Indonesia (PPI), pada 1 September 1999, melakukan
pembagian kursi hasil pemilu. Hasil pembagian kursi itu menunjukan lima partai besar
menduduki 417 kursi di DPR, atau 90,26 % dari 462 kursi yang diperebutkan. PDI-P muncul
sebagai pemenang pemilu dengan meraih 153 kursi. Golkar memperoleh 120 kursi, PKB 51
Kursi, PPP 48 kusi, dan PAN 34 kursi.

e. Pelaksanaan Referendum Timor-Timur

Satu peristiwa penting yang terjadi pada masa pemerintahan Presiden B.J. Habibie adalah
diadakannya Referendum bagi rakyat Timor-Timur untuk menyelesaikan permasalahan
Timor-Timur yang merupakan warisan dari pemerintahan sebelumnya. Harus diakui bahwa
integrasi Timor-Timur (Tim-Tim) ke wilayah RI tahun 1975 yang dikukuhkan oleh TAP
MPR No.VI/M7PR/1978, atas kemauan sebagian warga Timor-Timur tidak pemah mendapat
pengakuan internasional. Berdasarkan hasil jajak pendapat itu maka timor timur memisahkan
diri dari NKRI dan mendirikan Negara sendiri. Kebijakan Babibie ini menyebabkan Habibie
jatuh dari kursi kepresidenan

f. Reformasi Bidang Ekonomi

Sesuai dengan Tap MPR tentang pokok-pokok reformasi yang menetapkan dua arah
kebijakan pokok di bidang ekonomi, yaitu penanggulangan krisis ekonomi dengan sasaran
terkendalinya nilai rupiah dan tersedianya kebutuhan bahan pokok dan obat-obatan dengan
harga terjangkau, serta berputarnya roda perekonomian nasional, dan pelaksanaan reformasi
ekonomi.Kebijakan ekonomi Presiden B.J. Habibie dilakukan dengan mengikuti saran-saran
dari Dana Moneter Internasional yang dimodifikasi dengan mempertimbangkan kondisi
perekonomian Indonesia yang semakin memburuk. Reformasi ekonomi mempunyai tiga
tujuan utama yaitu:

1. Merestrukturisasi dan memperkuat sektor keuangan dan perbankan.


2. Memperkuat basis sektor riil ekonomi.
3. Menyediakan jaringan pengaman sosial bagi mereka yang paling menderita akibat
krisis.

Secara perlahan presiden Habibie berhasil membawa perekonomian melangkah ke arah yang
jauh lebih baik Pemerintahan Habibie berhasil menurunkan laju inflasi dan distribusi
kebutuhan pokok mulai kembali berjalan dengan baik.Selain itu, yang paling signifikan
adalah nilai tukar rupiah mengalami penguatan

g. Reformasi Bidang Hukum

Sesuai Tap MPR No.X/MPR/1998 reformasi di bidang hukum diarahkan untuk


menanggulangi krisis dan melaksanakan agenda reformasi di bidang hukum yang sekaligus
dimaksudkan untuk menunjang upaya reformasi di bidang ekonomi, politik dan sosial
budaya. Keberhasilan menyelesaikan 68 produk perundang-undangan dalam waktu yang
relatif singkat yang semuanya untuk meletakkan dasar-dasar hukum di Indonesia.Untuk
meningkatkan kinerja aparatur penegak hukum, organisasi kepolisian telah dikembangkan
keberadaannya sehingga terpisah dari organisasi Tentara Nasional Indonesia.

B.     Masa Pemerintahan Abdurrahman Wahib

Pemerintahan Abdurrahman Wahib Berawal dari pemilu tahun 1999. Pada pemilu
partai demokrasi indonesia perjunagan(PDI-P) pimpinan megawati soekarno putri berhasil
meraih suara terbanyak 35%. Tetapi karena masa jabatan presiden harus di pilih oleh MPR,
abdurrahman wahib yang juga pemimpin Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terpilih sebagai
presiden indonesia ke 4. Megawati sendiri kemudian di pilih oleh gusdur sebagai wakil
presiden. Kondisi politik indonesia masa pemerintahan abdurrahman wahib di warnai dengan
terjadinya beragama konflik kepentinga,baik antara pemerintahan dan parlemen, antara
sesama anggota karbinet,antara para menteri dan para birokrat, maupun antara pemerintahan
daerah maupun pemerintahan pusat. Puncak ketegangan politik di pusat adalah ketika
terjadinya komflik antara presiden abdurrahman wahib dengan parlemen,terkait dengan
pernyataan-pernyataan politik presiden yang dinilai terlalu melecehkan parlemen dan adanya
dugaan keterlibatan presiden dalam kasus dana bulog atau "Bulog Gate".

C.     Masa PemerintahanPresiden Megawati

Pemerintahan Megawati Proses pengangkatan megawati sebagai presiden RI memiliki


kesamaan dengan naiknya habibie sebagai presiden. Naik nya megawati sebagai presiden ke
5 terjadi setelah abdurrahman wahib menyetakan pengunduran dirinya sebagai presiden
akibat tekanan dan demostrasi yang di lakukan oleh rakyat. Melalui mekanisme sidang
istimewa MPR 23 juli 2001, megawati dinyatakan sebagai presiden RI ke 5 indonesia. 
Sementara itu melalui mekanisme pemilihan di MPR, Hamzah Haz yang juga ketua umum
PPP terpilih lah sebagai wakil presiden RI mendapingi megawati soekarno putri. Hamzah
Haz terpilih setelah dalam votting di MPR/DPR berhasil mengalahkan ir. Akbar tanjung yang
waktu itu menjabat sebagai ketua partai golkar.

Megawati menamakan kabinet dengan kabinet gotong royong . kabinet ini di lantik
pada tahun 2001 dan masa baktinya berakhir pada tahun 2004.   Program dan Kebijakan
Pemerintahan Megawati dilantik di tengah harapan akan membawa perubahankepada
indonesia karena merupakan putri presiden pertama soekarno. Meski ekonomi indonesia
mengalami banyak perbaikan,seperti nilai tukar rupiah yang lebih stabil, namun indonesia
pada masa pemrintahannya tetap tidak menunjukkan perubahan yang berarti dalam bidang-
bidang lain.   Program Pelaksanaan Pemilu 2004 Jika sebelumnya pemilihan pasangan
presiden dan wakil presiden dilakukan melalui mekanisme MPR/DPR maka sejak 2004
mekanismenya kemudian mengalami perubahan. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, pada
2004 indonesia menyelenggarakan pemilu presiden secara langsung. Pemilihan umum secara
indonesia tahun 2004 adalah pemilu pertama yang memungkinkan rakyat memilih presiden
secara langsung.

D.     Masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY )

Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono Partai demokrat yang sebelumnya kurang


di kenal, menarik perhatian masyarakat dengan pimpinannya jendral purnawirawan Susilo
Bambang Yudhoyono, yang dianggap memiliki karisma dan menjanjikan perubahan kepada
indonesia. Karisma yudhoyono berhasil menarik hati dan simpati mayoritas pemilih dan
akhirnya mengantarkannya sebagai pemenang pemilu  presiden 2004. Pelantikan presiden
dan wakil presiden baru indonesia dilakukan oleh MPR pada tanggal 20 oktober 2004. Acara
pelantikan itu dihadiri pemimpin-pemimpin negara sahabat, yaitu perdana mentri australia
john howard,pedana menteri singapura lee hasien loong,perdana menteri malaysia abdullah
ahmad badwi,perdana menteri timor timur mari alkatiri,dan sultan brunai Darusllam hasanl
bolkiah serta beberapa utusan dari negara lain. Adapun kebijakan pada masa SBY adalah
sebagai berikut :

a.      Masalah Keamanan Dalam Negeri

Penyelesaian Masalah Aceh Setelah berada dalam komflik yang berkepanjangan,


akhirnya melalui serangkaian proses perundingan yang panjang, pemerintahan mencapai
kesepakatan damai dengan GAM (Gerakan Aceh Merdeka) pada 15 agustus 2005 di helsinki.
Terlepas dari reaksi negatif yang sempat muncul. Penyelesaian undang-undang pemeritahan
aceh pada bulan agustus 2006 menjadi bukti pelaksanaan kesepahaman damai yang di tanda
tangani di helsiki.   Konflik Poso Permasalahan keamanan di tingkat lokal lainya adalah
konflik di poso. Latar belakang terjadinya konflik poso sangat beragam, mulai dari isu SARA
(suku,agama,ras dan antar kelompok), kesenjangan dalam politik dan pemerintahan,sosial-
ekonomi,dari konflik ini sangat besar.   Isu Terorisme Terkait dengan pemasalahan keamanan
dalam negeri meskipun beberapa pelaku utama dan pelaku pendukung terorisme di indonesia
berhasil di tangkap seperti Dr.azahari dan Nordin M. Top tetapi dalam perkembanganya
dpemerintahan masih terus di sibukkan denga munculnya pelaku-pelaku terorisme baru yang
memiliki jaringan yang tersebar di seluruh wilayah indonesia,bahkan juga di luar negeri.

b.      Pelaksanaan Pemerintahan Dalam Negeri

Dalam hal pelaksanaan pemerintahan dalam negeri,pemerintahan yudhoyono-kalla


mencatat prestasi dalam penyelenggaraan pemilu kepala daerah. Sejak bulan juni 2005
hingga februari 2007 tercatat telah ada 15 provinsi, 185 kabupaten dan 100 kota telah
menyelenggarakan pilkada.

c.       Desentralisasi dan Otonomi Daerah

Berkaitan dengan pusat-daerah pemerintahan di akhir tahun 2006 pernah mengeluarkan


kebijakan yang kemudian menimbulkan kontroversi di masyarakat . kebijakan itu adalah soal
tunjangan dana komunikasi intensif dan dana operasional yang di berikan kepada anggota
DPRD di seluruh indonesia.

E. Masa Preside Joko Widodo

Presiden Joko Widodo menggantikan SBY

Kode Soal : .....


Uji Kompetensi KD VI

Kelas XII

1. Serah terima jabatan presiden dari Soeharto ke Habibie berlangsung di …..


A. Istana Negara Jakarta
B. Hadapan DPR
C. SI MPR
D. SU MPR 1999
E. Gedung DPR / MPR

2. Pada Pemilu 1999 dimenangkan oleh lima partai utama yaitu ....
A. PDI Perjuangan, Golkar, PKB, PPP, PAN
B. Golkar, PDI Perjuangan, PPP, PKB. PAN
C. PKB, PDI Perjuangan, Golkar, PAN, PPP
D. PPP, Golkar, PDI Perjuangan, PKB, PAN
E. PAN, PPP, PKB, Golkar, PDI Perjuangan

3. SU MPR yang dilaksanakan dari tanggal 1 - 21 Oktober 1999 akhirnya memilih KH.
Abdurrahman Wahid sebagai presiden RI IV pada tanggal ....
A. 1 Oktober 19999 
B. 12 Oktober 1999 
C. 20 OKtober 1999
D. 21 Oktober 1999
E. 22 Oktober 1999

4. Hal yang pokok dari tujuan Gerakan Reformasi di Indonesia pada tahun 1998 adalah
…..
A. Memberdayakan lembaga tinggi negara seperti DPR untuk lebih peduli pada
kepentingan penguasa
B. Mengembalikan fungsi kontrol masyarakat terhadap rezim Orde Lama
C. Mengembalikan harta kekayaan para pejabat Orde Baru yang korupsi kepada
rakyat yang membutuhkan 
D. Mereposisi peran dan visi TNI untuk melaksanakan Dwi Fungsi ABRI
E. Memperbaharui seluruh tatanan kehidupan agar sejalan dengan tuntutan keadilan
dalam masyarakat.

5. Pengunduran diri Presiden Soeharto terjadi pada tanggal 


A. 14 Mei 1998 
B. 21 Mei 1998 
C. 7 Juni 1999
D. 20 Oktober 1999
E. 21 Oktober 1999
6. Diantara persoalan nasional Indonesia adalah adanya pertikaian politik mengenai PDI
yang berupa peristiwa tragis pada tanggal 27 Juli 1996. Adapun PDI yang dilukai
pada peristiwa tersebut adalah yang dibawah pimpinan ....
A. Soeryadi
B. Fatimah
C. Megawati Soekarnoputri
D. Laksamana Sukardi
E. Kwik Kian Gie

7. Krisis ekonomi di Indonesia sudah dimulai syah tahun 1997. salah satu penyebabnya
adalah…
A. Pengusaha asing mendapatkan perlawanan istimewa
B. Ketidak adilan dalam berbagai sektor kehidupan masnyarakat Indonesia 
C. Adanya dominasi kaum intelektual dalam benokrasi pemerintah 
D. Utang luar negeri Indonesia dapat di bayar dengan mudah
E. Adanya praktek KKN di dalam pemerintahan

8. Suatu gerakan yang bertujuan untuk memperbaharui kehidupan bermasyarakat, berbangsa


dan bernegara di Indonesia agar sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 baik
dibidang politik, ekonomi, sosial dan hukum merupakan pengertian dari ….
A. Evolusi
B. Rekonsiliasi
C. Reformasi
D. Revitalisasi
E. Revolusi

9. Perhatikan data berikut


1. Krisis politik
2. Krisis ekonomi
3. Krisis budaya
4. Krisis Hukum
5. Krisis Kepercayaan
6. Krisis agama
Dari data diatas krisis yang melanda Indonesia sebelum bergulirnya reformasi adalah
nomor….
A. 1, 2, 5 dan 6
B. 1, 2, 3 dan 5
C. 2, 3, 4 dan 5
D. 1, 3, 4 dan 6
E. 3, 4, 5 dan 6

10. Dalam aksi mahasiswa yang terjadi tanggal 12 Mei 1998, empat mahasiswa Universitas
Trisakti gugur tertembak oleh aparat keamanan, keempat mahasiswa tersebut kemudian
dianugerahi gelar pahlawan ...
A. Ampera
B. Trisakti
C. Restorasi
D. Revolusi
E. Reformasi

11. Presiden Indonesia yang dianggap sebagai peletak dasar demokrasi dengan diadakannya
pemeilihan presiden dan wakil presiden secara langsung adalah ...
A. Megawati Sukarno Putri
B. Suharto
C. Habibie
D. Abdulrahman Wahid
E. Susilo Bambang Yudoyono

12. Masa pertama pemerintahan Susilo Bambang Yudoyono dan Jokowidodo memiliki beberapa
persamaan yaitunya ...
A. Sama-sama melakukan kudeta
B. Sama-sama dipilih parlemen
C. Sama sama melalui pemilihan tidak langsung
D. Wakil presidennya adalah orang yang sama
E. Didukung oleh partai yang sama

Anda mungkin juga menyukai