ekonomi Indonesia masa reformasi (1988-sekarang) Kelompok 5 Fajar Ali Musab Alia Aura Kasih Ameliani Marwah Hapidah Feni Alisma Mayasari A. Masa akhir orde baru 1. Krisis moneter, politik, hukum, dan kepercayaan Krisis moneter yang melanda Thailand pada awal juli 1997 merupakan permulaan peristiwa yang mengguncang nilai tukar mata uang negara negara di Asia,seperti Malaysia,Filipina,Korea dan Indonesia.Rupiah yang berada pada posisi nilai tukar terus mengalami kemerosotan.Situasi ini mendorong Presiden Soeharto meminta bantuan dari IMF (international monetary fund).Persetujuan bantuan IMF dilakukan pada Oktober 1997 dengan syarat pemerintah indonesia harus melakukan pembaruan kebijakan,terutama kebijakan ekonomi.Diantara syarat-syarat tersebut adalah penghentian subsidi dan penutupan 16 bank swasta.Namun usaha yang dilakukan tidak menyelesaikan masalah yang dihadapi. Upaya pemerintah untuk menguatkan nilai tukar rupiah melalui Bank Indonesia dengan melakukan intervensi pasar tidak mampu membendung nilai tukar rupiah yang terus merosot.Kondisi ini berdampak pada jatuhnya bursa saham Jakarta,bangkrutnya perusahaan- perusahaan besar di Indonesia yang menyebabkan terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar besaran. Pada tanggal 15 januari 1998 Presiden Soeharto menerima proposal reformasi IMF dengan di tanda tangani nya Letter Of Intent (Nota kesepakatan) antara Presiden Soeharto dan Direktur Pelaksa IMF (Michele Camdesius). Pada saat krisis semakin dalam,muncul ketegangan-ketegangan sosial dalam masyarakat.Pada bulan awal 1998 sejumlah kota terjadi kerusuhan.Kelompok ini menjadi sasaran kemarahan masyarakat karena mereka mendominasi perekonomian di Indonesia.Krisis ini pun semakin menjalar dalam bentuk gejolak non ekonomi lainnya yang membawa pengaruh terhadap perubahan selanjutnya. Meningkatnya kecaman terhadap Presiden Soeharto terus meningkat yang ditandai dengan lahirnya gerakan mahasiswa sejak awal 1998. Gerakan mahasiswa yang mulai mengkristal dari kampus-kampus, seperti ITB, UI dan lain lain semakin meningkat intensitas nya semenjak terpilih nya Soeharto.. Demonstrasi-demonstrasi mahasiswa yang berskala besar di seluruh Indonesia melibatkan pula para staf akademis maupun pimpinan universitas. Garis besar tuntutan mahasiswa dalam aksi-aksinya di kampus di berbagai kota, yaitu tuntutan penurunan harga sembako(sembilan bahan pokok), penghapus monopoli, kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) serta suksesi kepemimpinan nasional. Aksi-aksi mahasiswa yang tidak mendapatkan tanggapan dari pemerintah menyebarkan para mahasiswa di berbagai kota mulai mengadakan aksi hingga keluar kampus. Maraknya aksi mahasiswa yang sering berlanjut menjadi bentrokan dengan aparat keamanan membuat menhankam/pangab, Jendral Wiranto, mencoba meredamkannya dengan menyampaikan dialog. Dari dialog tersebut diharapkan komunikasi antara pemerintah dan masyarakat kembali terbuka. Namun mahasiswa menganggap bahwa dialog dengan pemerintah tidak efektif karena tuntutan pokok mereka adalah reformasi politik dan ekonomi pengunduran diri Soeharto. Menurut mahasiswa, mitra dialog yang paling efektif adalah lembaga kepresidenan dan MPR. 2. Tuntutan dan agenda reformasi Reformasi adalah gerakan untuk mengubah bentuk atau perilaku suatu tatanan, karena tatanan tersebut tidak lagi disukai atau tidak sesuai dengan kebutuhan zaman. Kemunculan gerakan reformasi di latar belakangi terjadinya krisis multidimensi yang dihadapi bangsa Indonesia. Gerakan Reformasi 1998 mempunyai enam agenda, yaitu: 1). Suksesi kepemimpinan nasional 2). Amendemen UUD 1945 3). Pemberantasan KKN 4). Penghapusan dwifungsi ABRI 5). Penegakan supremasi hukum 6). Pelaksanaan otonomi daerah. Dalam memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang akan diselenggarakan pada tanggal 20 Mei 1998 direncanakan gerakan mahasiswa sebagai momen Hari Reformasi Nasional. Namun ledakan kerusuhan terjadi lebih awal dan di luar dugaan. Pada tanggal 12 Mei 1998 empat mahasiswa universitas Trisakti, Jakarta tewas tertembak peluru aparat keamanan saat demonstrasi menuntut Soeharto mundur. Mereka tertembak ketika ribuan mahasiswa Trisakti dan lainnya baru memasuki kampus nya setelah melakukan demonstrasi di gedung DPR/MPR. Mahasiswa Jakarta menjadikan gedung DPR/ MPR sebagai pusat gerakan yang relatif aman. Ratusan ribu mahasiswa menempati gedung rakyat, bahkan mereka menduduki atap gedung tersebut. Akhirnya pada tanggal 18 Mei 1998 ketua MPR/DPR Harmoko meminta Soeharto untuk dari jabatannya sebagai presiden. Pada pukul 09:00 Presiden Soeharto membacakan pernyataan pengunduran diri nya B. Perkembangan politik dan ekonomi 1. Masa pemerintahan presiden b.j. Habibie Setelah presiden Soeharto menyatakan berhenti dari jabatannya sebagai presiden Republik Indonesia pada 21 Mei 1998, pada hari itu juga wakil presiden bj Habibie dilantik menjadi presiden RI ketiga dibawah pimpinan mahkamah agung di istana negara. Dasar hukum pengangkatan Habibie adalah berdasarkan TAP MPR NO VII/MPR/1973 yang berisi jika presiden berhalangan, maka Wakil presiden ditetapkan menjadi presiden. Ketika Habibie naik sebagai presiden, Indonesia sedang mengalami krisis ekonomi terburuk dalam waktu 30 tahun terakhir, disebabkan oleh Krisis mat uang yang didorong oleh hutang luar negeri yang luar biasa besar sehingga menurunkan nilai rupiah menjadi seperempat dari nilai tahun 1997. Ditambah kerusuhan mei 1998 telah menghancurkan pusat-pusat bisnis perkotaan, khususnya dikalangan investor keturunan China yang memainkan peran dominan dalam ekonomi Indonesia Dalam menjalankan tugasnya ia berjanji akan menyusun pemerintahan yang bertanggung jawab sesuai dengan tuntutan perubahan yang digulirkan oleh gerakan reformasi tahun 1998. Dalam pidato pertamanya pada tanggal 21 Mei 1998, malam harinya setelah dilantik sebagai presiden, pukul 19.30 WIB di istana merdeka yang disiarkan langsung melalui RRI dan TVRI, BJ Habibie menyatakan tekadnya untuk melaksanakan reformasi A) PEMBENTUKAN KABINET REFORMASI PEMBANGUNAN Sehari setelah dilantik, BJ Habibie telah berhasil membentuk cabinet yang diberi nama Kabinet Reformasi Pembangunan Kabinet Reformasi Pembangunan terdiri atas 36 Menteri, yaitu 4 Menteri Negara dengan tugas sebagai Menteri Koordinator, 20 Menteri Negara yang memimpin Departemen. dan 12 Menteri Negara yang memimpin tugas tertentu.
B) SIDANG ISTIMEWA MPR 1998
Di tengah maraknya gelombang demonstrasi mahasiswa dan desakan kaum intelektual terhadap legitimasi pemerintahan Habibie, pada 10-13 November 1998, MPR mengadakan Sidang Istimewa untuk menetapkan langkah pemerintah dalam melaksanakan reformasi di segala bidang
C) REFORMASI BIDANG POLITIK
Sesuai dengan Tap MPR No X/MPR/1998, Kabinet Reformasi Pembangunan telah berupaya melaksanakan sejumlah agenda politik, yaitu merubah budaya politik yang diwariskan oleh pemerintahan sebelumnya, seperti pemusatan kekuasaan, dilanggarnya prinsip-prinsip demokrasi, terbatasnya partisipasi politik rakyat, menonjolnya pendekatan represif yang menekankan keamanan dan stabilitas, serta terabaikannya nilai-nilai Hak Asasi Manusia dan prinsip supremasi hukum D) PELAKSANAAN PEMILU 1999 Pelaksanaan Pemilu 1999, boleh dikatakan sebagai salah satu hasil terpenting lainnya yang dicapai Habibie pada masa kepresidenannya. Pemilu 1999 adalah penyelenggaraan pemilu multipartai (yang dikuti oleh 48 partai politik). Sebelum menyelenggarakan pemilu yang dipercepat itu, pemerintah mengajukan RUU tentang partai politik, tentang pemilu, dan tentang susunan dan kedudukan MPR, DPR, dan DPRD. E) PELAKSANAAN REFERENDUM TIMOR-TIMOR Satu peristiwa penting yang terjadi pada masa pemerintahan Presiden B.J Habibie adalah diadakannya Referendum bagi rakyat Timor Timur untuk menyelesaikan permasalahan Timor-Timur yang merupakan warisan dari pemerintahan sebelumnya. Harus diakui bahwa integrasi Timor-Timur (Tim-Tim) ke wilayah RI tahun 1975 yang dikukuhkan oleh TAP MPR No VI M7PR/1978, atas kemauan sebagian warga Timor-Timur tidak pemah mendapat pengakuan internasional F) REFORMASI BIDANG EKONOMI Sesuai dengan Tap MPR tentang pokok-pokok reformasi yang menetapkan dua arah kebijakan pokok di bidang ekonomi, yaitu penanggulangan krisis ekonomi dengan sasaran terkendalinya nilai rupiah dan tersedianya kebutuhan bahan pokok dan obat- obatan dengan harga terjangkau, serta berputarnya roda perekonomian nasional, dan pelaksanaan reformasi ekonomi G) REFORMASI BIDANG HUKUM Sesuai Tap MPR No. X/MPR/1998 reformasi di bidang hukum diarahkan untuk menanggulangi krisis dan melaksanakan agenda reformasi di bidang hukum yang sekaligus dimaksudkan untuk menunjang upaya reformasi di bidang ekonomi, politik, sosial, dan budaya 2. Masa pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid Abdurrahman Wahid yang lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia keempat pada tanggal 20 Oktober 1999. Terpilihnya Gus Dur sebagai presiden tidak terlepas dari perjalanan pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid dalam melanjutkan cita- cita reformasi diawali dengan membentuk Kabinet Persatuan Nasional. Kabinet ini adalah kabinet koalisi dari partai- partai politik yang sebelumnya mengusung Abdurrahman Wahid menjadi presiden yakni PKB, Golkar, PPP, PAN, PK dan PDI-P. Di awal pemerintahannya, Presiden Abdurrahman Wahid membubarkan dua departemen yakni Departemen Penerangan dan Departemen Sosial dengan alasan perampingan struktur pemerintah. Dari sudut pandang politik, pembubaran Departemen Penerangan merupakan salah satu upaya untuk melanjutkan reformasi di bidang sosial dan politik mengingat departemen ini merupakan salah satu alat pemerintahan Orde Baru dalam mengendalikan media massa terutama media massa yang mengkritisi kebijakan pemerintahan. Selama kepemimpinannya, K.H. Abdurrahman wahid berusaha mendorong pluralisme dan keterbukaan. Dia memutuskan irian jaya dinamakan kembali sebagai papua, namun tidak berpikir membiarkannya merdeka. Pada tahun 2000, K.H. Abdurrahman wahid mengeluarkan kebijakan tentang pemisahan POLISI dari ABRI. K.H. Abdurrahman wahid adalah presiden yang tidak lepas dari kontroversi. Pernyataan yang kontroversi adalah ulasan kepada MPR agar membatalkan Tap MPRS No. XXV/MPRS/ 1966 tentang pelanggaran ajaran marxisme dan kominisme. Selain itu, K.H. Abdurrahman wahid juga mengusulkan diadakannya kerja sama bilateral dengan Israel. Usaha tersebut mengundang reaksi luas yang menuntutnya turun sebagai presiden. Selain itu, mengundang ancaman pengunduran diri dari mentri hukum dan perundang-undangan Pada masa pemerintahan Gus Dur, ada beberapa persoalan yang dihadapi yang merupakan warisan dari pemerintahan Orde Baru yaitu: 1) Masalah praktik KKN yang belum terselesaikan 2) Pemulihan ekonomi 3) Masalah BPPN 4) Kinerja BUMNPresiden 5) Pengendalian Inflasi 6) Mempertahankan kurs rupiah 7) Masalah jejaring pengamanan sosial (JPS) 8) Masalah disintegrasi dan konflik antarumat beragama 9) Penegakan hukum dan penegakan Hak asasi manusia (HAM) Pada sidang umum MPR pertama pada bulan agustus 2000, presiden K.H. Abdurrahman wahid memberikan laporan pertanggung jawabannya. Pada tanggal 29 januari 2001, ribuan demontran menyerbu MPR dan meminta Presiden K.H. Adurrahman wahid agar mengundurkan diri dengan alsan keterlibatanya dalam sekandal korupsi (Bruneigate dan Buloggate). Kasus buloggate menyebabkan lembaga DPR mengeluarkan teguran keras kepada presiden K.H Abdurrahman wahid dalam bentuk memorandum. DPR meminta presiden K.H.Abdurrahman wahid kembali berkerja sesuai GBHN yang diamanatkan. 3. Masa pemerintahan presiden Megawati Soekarno putri Presiden Megawati Soekarno Putri mengawali tugasnya sebagai presiden kelima Republik Indonesia dengan membentuk kabinet Gotong Royong. Kabinet ini memiliki lima agenda utama yakni membuktikan sikap tegas pemerintah dalam menghapus KKN, menyusun langkah untuk menyelamatkan rakyat dari krisis berkepanjangan, meneruskan pembangunan politik, mempertahankan supremasi hukum dan menciptakan situasi kultural yang kondusif. Tugas Presiden Megawati di awal pemerintahannya terutama upaya untuk memberantas KKN terbilang berat karena selain banyaknya kasus-kasus KKN masa Orde Baru yang belum tuntas, kasus KKN pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid menambah beban pemerintahan baru tersebut. Untuk menyelesaikan berbagai kasus KKN, Presiden Megawati membentuk komisi tindak pidana korupsi setelah keluarnya UU RI No.28 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih bebas KKN. A) REFORMASI BIDANG HUKUM DAN PEMERINTAHAN Pada masa pemerintahan Presiden Megawati, MPR kembali melakukan amendemen terhadap UUD 1945 pada tanggal 10 November 2001. Amendemen tersebut meliputi penegasa Indonesia sebagai negara hukum dan kedaulatan berada di tangan rakyat. Salah satu perubahan penting terkait dengan pemilihan umum adalah perubahan tata cara pemilihan presiden dan wakil presiden yang dipilih langsung oleh rakyat. Dengan demikian rakyat akan berpartisipasi dalam pemilihan umum untuk memilih calon anggota legislatif, presiden dan kepala daerah secara terpisah. Salah satu bagian penting amendemen yang di lakukan MPR terkait upaya pemberantasan KKN adalah penegasan kekuasaan kehakiman sebagai kekuasaan independen untuk menyelenggarakan peradilan yang adil dan bersih. Selain beberapa amendemen terkait masalah hukum dan pemerintahan, Pemerintahan Presiden Megawatu juga berupaya melanjutkan upaya reformasu di bidang pers yang ditandai dengan dikeluarkannya Undang-Undang Pers dan Undang- Undang Penyiaran. B) REFORMASI BIDANG EKONOMI Masalah ekonomi yang kompleks dan saling berkaitan menuntut perhatiab pemerintah untuk memulihkan situasi ekonomi guna memperbaiki kehidupan rakyat. Minimnya kontroversi selama masa pemerintahan Megawati berdampak positif pada sektor ekonomi. Hal ini membuat pemerintahan megawati mencatat beberapa pencapain di bidang ekonomi dan dianggap berhasil membangun kembali perekonomian bangsa yang sempat terpuruk sejak beralih nya pemerintahan Orde Baru ke pemerintahan pada era Reformasi. Salah satu indikator keberhasilan pemerintahan Presiden Megawati adalah rendahnya tingkat inflasi dan stabilnya cadangan devisa negara. Kondisi ini juga meningkatkan kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia yang dianggap menunjukkan perkembangan positif. Kenaikan inflasi pada bulan Januari 2002 akibat kenaikan harga dan suku bunga serta berbagai bencana lainnya berhasil ditekan pada bulan Maret dan April 2002 C) MASALAH DISINTEGRASI DAN KEDAULATAN WILAYAH Pemerataan ekonomu di seluruh wilayah Indonesia merupakan salah satu pekerjaan rumah pemerintahan Presiden Megawati. Tidak meratanya pembangunan dan tidak adilnya pembagian hasil sumber daya alan antara pemerintah pusat dan daerah menjadi masalah yang berujung pada keinginan untuk melepaskan diri NKRI terutama beberapa provinsi yang kaya akan sumber daya alam nya tetapi hanya mendapatkan sedikit dari hasil sumber daya alam mereka. Presiden Megawati melakukan upaya-upaya untuk menyelesaikan permasalahan disintegrasi dan memperbaiki persentase pembagian hasil sumber daya alam antara pemerintah pusat dan daerah di kedua provinsi tersebut (Aceh Darussalam (NAD) dan Papua). Upaya Presiden Megawati untuk memperbaiki hubungan pemerintag pusat dan rakyat provinsi NAD juga dilakukan dengan melakukan kunjungan kerja Bandar Aceh pada tanggal 8 September 2001. D) DESENTRALISASI POLITIK DAN KEUANGAN Pemerintah Presiden Megawati beupaya untuk melanjutkan kebijakan otonomi daerah yang telah dirintis sejak tahun 1999 seiring dengan dikeluarkannya UU No. 2 Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan pusat-daerah. Upaya ini merupakan proses reformasi tingkat lokal terutama pada bidang politik, pengelolaan keuangan daerah dan pemanfaatan sumber- sumber daya alam daerah untuk kepentingan masyarakat setempat. Upaya Desentralisasi politik dan Keuangan ini sejalan dengan struktur pemerintahan di masa mendatang dimana masing-masing daerah akan diberi wewenang lebih besar untuk mengelola hasi-hasil sumber daya alan dan potensi ekonomi yang mereka miliki. Otonomi daerah merupakan isu penting sejak bergulirnya reformasi pada tahun 1998. Setelah berakhirnya pemerintahan Orde Baru, rakyat di beberapa daerah mulai menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap sistem sentralisasi kekuasan dan wewenang pemerintah pusat yang sangat kuat. Pada masa pemerintahan Orde Baru, para pejabat yang bertugas didaerah umumnya adalah pejabat yang di tunjuk oleh pemerintah pusat dan memerintah sesuai keinginan pemerintah pusat. Faktor inilah yang membuat isu mengenai otonomi daerah menjadi penting sebagai bagian dari reformasi pokitik dan sosial terutama di beberapa wilayah yang ingin melepas diri dari NKRI. E) UPAYA PEMBERANTASAN KKN Bebagai kasus KKN yang diharapkan dapat diselesaikan pada masa pemerintahannya menunjukkan masih belum maksimalnya upaya Presiden Megawati dalam penegakkan hukum terutama kasus-kasus KKN besar yang melibatkan pejabat negara. Belum maksimalnya penanganan kasus-kasus tersebut juga disebabkan karena kurangnya jumlah dan kualitas aparat penegak hukum sehingga proses hukum terhadap beberapa kasus berjalan sangat lambat dan berimbas pada belum adanya pembuktian dari kasus-kasus yang ditangani. Namun keseriusan pemerintah untuk memerangi tindak pidana korupsi tercermin dari dikeluarkannya UU No. 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi (Tipikor). F) PELAKSANAAN PEMILU 2004 Pemilu 2004 merupakan pemilu pertama dimana untuk pertama kalinya masyarakat pemilik hak suara dapat memilih wakil rakyat mereka di tingkat pusat dan daerah secara langsung. Pemilu untuk memilih anggota legislatif tersebut selanjutnya diikuti dengan pemilihan umum untuk memilih presiden dan wakil presiden yang juga dapat dipilih langsung oleh masyarakat. Pemilihan anggota legislatif dan pemilu untuk memilih presiden dan wakil presiden memiliki keterkaitan erat karena setelah pemilu legislatif selesai, maka partai yang memiliki suara lebih besar atau sama dengan tiga persen dapat mencalonkan pasangan calon presiden dan wakil presiden nya untuk maju ke pemilu presiden. Jika dalam pemilu presiden dan wakil presiden terdapat satu pasangan yang memperoleh suara lebih dari 50%, maka pasangan tersebut dinyatakan sebagai pasangan pemenang pemilu presiden. Jika pada pemilu presiden tidak terdapat pasangan yang mendapat suara lebih dari 50% maka pasangan yang mendapatkan suara tertinggi pertama dan kedua berhak mengikuti pemilu presiden putara kedua. a d a k a h pe ? rtanyaan Apabila kalian bingung bertanya, maka kami juga bingung menjawabnya terim kasih