Anda di halaman 1dari 5

Sistem Politik Era Reformasi ( Pemerintahan Gus Dur dan Megawati )

1. Periode Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid

Perjalanan pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid dalam melanjutkan cita-cita


reformasi diawali dengan membentuk Kabinet Persatuan Indonesia. Kabinet ini adalah
kabinet koalisi dari partai-partai politik yang sebelumnya mengusung Abdurrahman Wahid
menjadi presiden yakni PKB, Golkar, PPP, PAN, PK dan PDI-P. Di awal pemerintahannya
Presiden Abdurrahman Wahid membubarkan dua departemen yakni Departemen Penerangan
dan Departemen Sosial dengan alas an perampingan struktur pemerintahan.

Pembubaran Departemen Penerangan dan Sosial diiringi dengan pembentukan Departemen


Eksplorasi Laut melalui Keputusan Presiden No. 355/M tahun 1999 tanggal 26 Oktober 1999.
Sedangkan penjelasan mengenai tugas dan fungsi termasuk susunan organisasi dan tata kerja
departemen ini tertuang dalam Keputusan Presiden No. 136 tahun 1999 tahun 10 November
1999.
Berikut adalah kebijakan-kebijakan di era Abdurrahman Wahid, yakni :

a. Reformasi Bidang Hukum dan Pemerintahan

Pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid, MPR melakukan amandemen


terhadap UUD 1945 pada tanggal 8 Agustus 2000. Amandemen tersebut berkaitan dengan
sususan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas pemerintahan
pusat, provinsi, kabupaten dan kota. Amandemen ini sekaligus mengubah pelaksanaan proses
pemilihan umum berikutnya yakni pemilik hak suara dapat memilih langsung wakil-wakil
mereka di tiap tingkat Dewan Perwakilan tersebut. Selain amandemen tersebut, upaya
reformasi di bidang hukum dan pemerintahan juga menyentuh institusi Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia (ABRI) yang terdiri atas unsur TNI dan Polri. Institusi ini kerap
dimanfaatkan oleh Pemerintah Orde Baru untuk melanggengkan kekuasaan terutama dalam
melakukan tindakan Represif terhadap gerakan demokrasi. Pemisahan TNI dan Polri juga
merupakan upaya untuk mengembalikan fungsi masing-masing unsur tersebut. TNI dapat
memfokuskan diri dalam menjaga kedaulatan wilayah Republik Indonesia dari ancaman
kekuatan asing, sementara Polri dapat lebih berkonsentrasi dalam menjaga keamanan dan
keteriban.
b. Bidang Politik

Membentuk Kabinet Kerja

Untuk mendukung tugas dalam menjalankan pemerintahan sehari-hari, Gus Dur


membentuk kabinet kerja yang diberi nama Kabinet Persatuan Nasional yang anggotanya
diambil dari perwakilan masing-masing partai politik yang dilantik pada tanggal 28 Oktober
1999. Di dalam Kabinet Persatuan Nasional terdapat dua departemen yang dihapuskan, yaitu
Departemen Sosial dan Departemen Penerangan. Departemen Sosial dihapuskan karena
senjata utama rezim Soeharto dalam menguasai media. Kemudian Departemen Sosial
dihapuskan karena dianggap tidak efisien sehingga perlu efisiensi dan perampingan kabinet,

c. Bidang Ekonomi

Untuk mengatasi krisis moneter dan memperbaiki ekonomi Indonesia, dibentuk


Dewan Ekonomi Nasional (DEN) yang bertugas untuk memecahkan perbaikan ekonomi
Indonesia yang belum pulih dari krisis ekonomi yang berkepanjangan. Dewan Ekonomi
nasional diketuai oleh Prof. Dr. Emil Salim, wakilnya Subiyakto Tjakrawerdaya dan
sekretarisnya Dr. Sri Mulyani Indraswari.

d. Bidang Sosial dan Budaya

Untuk mengatasi masalah disintegrasi dan konflik antarumat beragama, Gus Dur
memberikan kebebasan dalam kehidupan bermasyarakat dan beragama. Hak itu dibuktikan
dengan adanya beberapa keputusan presiden yang dikeluarkan, yaitu :
a. Keputusan Presiden No. 6 tahun 2000 mengenai Pemulihan Hak Sipil Penganut Agama
Konghucu. Etnis Cina yang selama Orde Baru dibatasi, maka dengan adanya Keppres No.
6 dapat memiliki kebebasan dalam menganut agama maupun menggelar budayanya
secara terbuka seperti misalnya pertunjukan Barongsai.
b. Menetapkan Tahun Baru Cina (IMLEK) sebagai hari besar agama, sehingga menjadi hari
libur nasional.
Disamping pembaharuan-pembaharuan di atas, Gus Dur juga mengeluarkan berbagai
kebijakan yang dinilai Kontroversial dengan MPR dan DPR, yang dianggap berjalan sendiri,
tanpa mau menaati aturan ketatanegaraan, melainkan diselesaikan sendiri berdasarkan
pendapat kerabat dekatnya, bukan menurut aturan konstitusi negara. Kebijakan-kebijakan
yang menimbulkan kontroversial dari berbagai kalangan yaitu :
1. Pencopotan Kapolri Jenderal Polisi Roesmanhadi yang dianggap Orde Baru.
2. Pencopotan Kapuspen Hankam Mayjen TNI Sudradjat, yang dilatarbelakangi oleh
adanya pernyataan bahwa Presiden bukan merupakan Panglima Tinggi.
3. Pencopotan Wiranto sebagai Menkopolkam, yang dilatarbelakangi oleh hubungan yang
tidak harmonis dengan Gus Dur.
4. Mengeluarkan pengumuman tentang menteri Kabinet Pembangunan Nasional yang
terlibat KKN sehingga mempengaruhi kinerja kabinet menjadi merosot.
5. Gus Dur menyetujui nama Irian Jaya berubah menjadi Papua dan mengizinkan
pengibaran bendera Bintang Kejora.
Puncak jatuhnya Gus dur dari kursi kepresidenan ditandai oleh adanya Skandal
Brunei Gate dan Bulog Gate yang menyebabkan ia terlibat dalam kasus korupsi, maka pada
tanggal 1 Februari 2006 DPR-RI mengeluarkan memorandum yang pertama sedangkan
memorandum yang kedua dikeluarkan pada tanggal 30 Aril 2001. Gus Dur menanggapi
memorandum tersebut dengan mengeluarkan maklumat atau yang biasa disebut Dekrit
Presiden yang berisi antara lain :
1) Membekukan MPR / DPR-RI
2) Mengembalikan kedaulatan di tangan rakyat dan mengambil tindakan serta menyusun
badan yang diperlukan untuk pemilu dalam waktu satu tahun.
3) Membubarkan Partai Golkar karena dianggap warisan orde baru
Dalam kenyataan, Dekrit tersebut tidak dapat dilaksanakan karena dianggap
bertentangan dengan konstitusi dan tidak memiliki kekuaran hokum, maka MPR segera
mengadakan Sidang Istimewa pada tanggal 23 Juli 2001 dan Megawati Soekarnoputri terpilih
sebagai Presiden RI menggantikan Gus Dur berdasarkan Tap MPR No. 3 tahun 2001 dengan
wakilnya Hamzah Haz.

2. Periode pemerintahan presiden Megawati Seokarno Putri

Sebagai presiden pertama wanita di Indonesia, ia merupakan presiden pertama peletak


dasar ke arah kehidupan demokrasi. Pada masa pemerintahan Mega, konsolidasi demokrasi di
Indonesia semakin menguat. Mega bisa dikatakan sebagai peletak dasar demokrasi
pascareformasi. Sebab, dalam masa pemerintahannya pemilu dan pemilihan presiden digelar
secara langsung.
Presiden Megawati Soekarno Putri mengawali tugasnya sebagai presiden kelima
Republik Indonesia dengan membentuk Kabinet Gotong Royong. Kabinet ini memiliki lima
agenda utama yakni membuktikan sikap tegas pemerintah dalam menghapus KKN,
menyusun langkah untuk menyelamatkan rakyat dari krisis yang berkepanjangan,
meneruskan pembangunan politik, mempertahankan supremasi hukum dan menciptakan
situasi sosial kulturalyang kondusif untuk memajukan kehidupan masyarakat sipil,
menciptakan kesejahteraan dan rasa aman masyarakat dengan meningkatkan keamanan dan
hak asasi manusia.

Berikut adalah kebijakan-kebijakan di era Megawati Soekarno Putri, yakni :

a. Reformasi Bidang Hukum dan Pemerintahan

Pada masa pemerintahan Presiden Megawati, MPR kembali melakukan amandemen


terhadap UUD 1945 pada tanggal 10 November 2001. Amandemen tersebut meliputi
penegasan Indonesia sebagai negara hukum dan kedaulatan berada di tangan rakyat. Salah
satu perubahan penting terkait dengan pemilihan umum adalah perubahan tata cara pemilihan
presiden dan wakil presiden yang dipilih langsung oleh rakyat dan mulai diterapkan pada
pemilu tahun 2004. Dengan demikian rakyat akan berpartisipasi dalam pemilihan umum
untuk memilih calon anggota legislatif, presiden dan kepala daerah secara terpisah. Hal lain
yang dilakukan terkait dengan reformasi di bidang hukum dan pemerintahan adalah
pembatasan wewenang MPR, kesejajaran kedudukan antara presiden dan DPR yang secara
langsung menguatkan posisi DPR, kedudukan Dewan Perwakilan Daerah (DPD), penetapan
APBN yang diajukan oleh presiden dan penegasan wewenang BPK.

b. Bidang Ekonomi

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak 1998 belum dapat dilalui oleh dua
presiden sebelum Megawati sehingga pemerintahannya mewarisi berbagai persoalan ekonomi
yang harus dituntaskan. Masalah ekonomi yang kompleks dan saling berkaitan menuntut
perhatian pemerintah untuk memulihkan situasi ekonomi guna memperbaiki kehidupan
rakyat.

Selain upaya pemerintah untuk memperbaiki sektor ekonomi, MPR berhasil


mengeluarkan keputusan yang menjadi pedoman bagi pelaksanaan pembangunan ekonomi di
masa reformasi yaitu Tap MPR RI No. IV/ MPR/1999 tentang Garis-Garis Besar Haluan
Negara 1999-2004. Sesuai dengan amanat GBHN 1999-2004, arah kebijakan
penyelenggaraan negara harus dituangkan dalam Program Pembangunan Nasional (Propenas)
lima tahun yang ditetapkan oleh presiden bersama DPR.

c. Bidang Politik

1. Membentuk Kabinet Gotong-Royong


Kabinet Gotong-Royong (KGR) dibentuk pada tanggal 10 Agustus 2001 dan berakhir
pada tahun 2004 seiring lengsernya Presiden Megawati Soekarnoputri pada waktu itu.
Kabinet ini dinamakan KGR karena merupakan pemerintahan dari hasil banyak partai.
2. Mendirikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
KPK didirikan pada tahun 2003 oleh Presiden Megawati. Pendirian KPK ini didasari
karena Presiden Megawati melihat institusi Jaksa dan Polri saat itu terlalu kotor, sehingga
untuk menangkap koruptor dinilai tidak mampu, namun jaksa dan polri sulit dibubarkan
sehingga dibentuklah KPK.
3. Mengadakan pemilu yang bersifat demokratis yang dilaksanakan tahun 2004
Pemilu tahun 2004 merupakan pemilu pertama dimana untuk pertama kalinya
masyarakat pemilik hak suara dapat memilih wakil rakyat mereka di tingkat pusat dan daerah
secara langsung. Pemilu untuk anggota lesgislatif tersebut selanjutnya diikuti dengan
pemilihan umum untuk memilih presiden dan wakil presiden yahng juga dipilih langsung
oleh msyarakat dan melalui dua periode yaitu :
a. Periode pertama untuk memilih anggota legislatif secara langsung.
Periode kedua untuk memilih presiden dan wakil presiden secara langsung.
Pemilu tahun 2004 merupakan pemilu pertama yang dilaksanakan secara langsung artinya
rakyat langsung memilih pilihannya.
b. Pemerintahan Megawati berakhir setelah hasil pemilu 2004 menempatkan pasangan
Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla sebagai pemenang. Hal ini merupakan babak
baru pemerintahan di Indonesia dimana Presiden dan Wakil Presiden terpilih dipilih langsung
oleh rakyat.

Anda mungkin juga menyukai