Anda di halaman 1dari 2

Orde Baru dipimpin oleh Presiden Soeharto, dan siap membangun kembali pemerintahan yang

berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

Perioritas Orde Baru adalah pembangunan ekonomi dan stabilitas nasional yang matap dengan
pendekatan keamanan untuk mengamankan pembangunan nasional.

Jika terjadi gangguan  terhadap stabilitas kemanan nasional maka aparat bertindak tegas sebab
pembangunan ekonomi akan terganggu dan pembangunan nasional juga tidak akan berhasil.

Sistem pemerintahannya presidensial.

Kelebihan pemerintahan Orde Baru :

a.     Perkembangan pendapatan per kapita masyarakat meningkat pesat dari 70 dolar US menjadi 1.000
dolar US.

b.     Program transmigrasi sukses

c.      Program KB sukses

d.     Pemberantasan buta hurup sukses.

Namun dalam perjalannnya pemerintahan Orde Baru juga melakukan penyimpangan-penyimpangan


terhadap Pancasila dan UUD 1945 yang sekaligus menjadi kekurangan Orde Baru :

a.     Bidang Ekonomi :

1.   Penyimpangan dari pasal 33 UUD 1945 bahwa praktek penyelenggaraan ekonomi terjadi monopoli
ekonomi.

2.   Pembanguna  ekonomi bersifat sentralistik sehungga terjadi jurang pemisah antara pusat dan
daerah.  Menjurus keada kepentingan individu.

b.     Bidang Politik :

1.   Presiden sebagai Eksekutif  atau pelaksana UU berkedudukan lebih dominan dari pada lembaga
legislative (MPR, DPR).

2.   Pemerintahan system komando dan sentralistik.

3.   Tidak ada kebebasan berpendapat apalagi mengkritik terhadap japannya pemerintahan.

4.   Praktik KKN yang merugikan ekonomi dan krisis kepercayaan masyarakat.

c.      Bidang Hukum :

1.   Supremasi hukum tidak dapat ditegakkan karena aparat cenderung memihak orang tertentu dan
kepentingan.
2.   Penguasa sulit kena sanksi hukum atau kebal termasuk juga terhadap konglomerat yang dekat
dengan penguasa.

3.   Akibat dari keadaan tersebut Indonesia terjerebab terhadap krisis multi dimensial yang berujung
terhadap bagkitnya gerakan reformasi dan menumbangkan rezim orde baru tgl 21 Mei 1998.

amandemen atas Undang-Undang Dasar 1945 menjadi konstitusi yang bersifat konstitusional.
Amandemen ini diharapkan dapat membentuk sistem pemerintahan yang lebih baik dan stabil daripada
masa-masa sebelumnya. Amandemen UUD 1945 telah dilakukan oleh MPR sebanyak empat kali, yakni
pada tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002.Pemerintah konstitusional memiliki ciri bahwa konstitusi negara
berisi adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan maupun eksekutif dan adanya jaminan atas hak
asasi manusia dan hak-hak warga Negara lainnya. Setelah Soeharto mengundurkan diri sebagai presiden
indonesia dan mulai memasuki masa reformasi, muncul kebijakan yang berhubungan dengan kebebasan
berpolitik. Seperti adanya kemerdekaan pers, kemerdekaan membentuk partai politik, terselenggaranya
pemilu yang demokratis dan Otonomi Daerah pada tahun 1999. 

Dilakukannya amandemen atau perubahan pada UUD NRI Tahun 1945 pada masa reformasi ini
termasuk mengenai penyelenggaraan negara. Salah satu tujuan utamanya adalah agar kekuasaan
presiden tidak disalahgunakan sehingga tercapai kondisi kenegaraan yang lebih stabil. Masa reformasi
Indonesia mengalami lima kali pergantian presiden, yakni B.J. Habibie (masa memimpin 1998-1999),
Abdurrahman Wahid (masa memimpin 1999-2001), Megawati Soekarno Putri (masa memimpin 2001-
2004), Susilo Bambang Yudhoyono (masa memimpin 2004-2014) dan Joko Widodo (masa memimpin
2004-sekarang).Dilihat dari dinamika persatuan dan kesatuan bangsa di atas adakalanya persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia begitu kukuh, tetapi ada pula masa ketika dinamika persatuan dan kesatuan
bangsa mendapat ujian ketika dihadapkan oleh berbagai macam  gerakan pemberontakan yang ingin
memisahkan diri dari NKRI.  Segala bentuk teror yang bisa berdampak munculnya perpecahan di
kalangan masyarakat Indonesia sudah banyak terjadi dalam sejarah Indonesia hingga saat ini. Namun
sebagai generasi bangsa, kita patut bersyukur ancaman atau gangguan tersebut tidak membuat NKRI
menjadi lemah, tetapi semakin kukuh pberkembang hingga sekarang.

Anda mungkin juga menyukai