Anda di halaman 1dari 2

Organisasi kelembagaan pemerintah di pusat telah mengalami banyak perubahan sejak zaman

orde lama hingga masa reformasi. Perubahan tersebut diantaranya :


1. Orde Lama (1945-1966)
Pada masa Orde Lama sistem pemerintahan yang digunakan adalah sistem presidensial.
Era ini berlangsung dari tahun 1945-1966 dibawah kepemimpinan Presiden Soekarno.
Dikutip dari buku Sistem Pemerintahan Presidensial Indonesia dari Soekarno ke Jokowi
(2018) karya Diana Fawzia Dkk, pada sistem ini hubungan kekuasaan antara presiden
dan legislatif adalah hubungan yang saling kontrol atau checks and balances.

Fungsi saling kontrol ini terletak pada perimbangan kekuasaan dalam lahirnya
perundang-undangan dan kebijakan negara. Kemudian pada pengawasan anggaran dan
jalannya pemerintahan. Perubaham sistem presidensial Pada masa Orde Lama, sistem
pemerintahan beberapa kali berganti. Mulai dari presidental, parlementar, demokrasi
liberal hingga demokrasi terpimpin.

1. Sistem Parlementer
Perubahan sistem pemerintahan dari presidensial menjadi parlementer terjadi pada
tahun 1945-1950. Pada sistem ini presiden memiliki fungsi ganda, yakni sebagai
badan eksekutif merangkap badan legislatif. Masa itu juga terjadi adanya
ketidakstabilan, tapi di sisi lain menggambarkan kedewasaan berpolitik.

2. Sistem Liberal
Pada era Orde Lama juga menjalankan sistem pemerintahan liberal. Ini berlangsung
pada tahun 1950-1959. Baca juga: Ketua MUI: Khilafah Bertentangan dengan Sistem
Pemerintahan Kita Pada masa itu politik dan perekonomian menggunakan prinsip
liberal. Ini terlihat dari presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat.
Kemudian menteri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintah. Presiden berhak
membubarkan DPR. Pada 17 Agustus 1950 hingga 5 Juli 1959, presiden
memerintahkan menggunakan konstitusi Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS).

3. Sistem Demokrasi Terpimpin


Sistem demokrasi terpimpin ini berlangsung pada tahun 1959-1968. Sistem ini
pertama kali diumumkan oleh Presiden Soekarno dalam pembukaan Sidang
Konstituante 10 November 1956. Pada masa demokrasi terpimpin ini banyak terjadi
penyimpangan yang menimbulkan beberapa peristiwa besar di Indonesia.
Penyimpangan itu seperti, presiden membubarkan DPR hasil pemilu 1955, serta
MPRS mengangkat Soekarno sebagai presiden seumur hidup. Baca juga: Indonesia
Perlu Belajar dari Turki soal Penerapan Sekularisme dalam Sistem Pemerintahan
Selain itu, adanya peristiwa G30S/PKI dan munculnya tiga tuntutan rakyat (Tritura).
Tritura berisi pembubaran PKI dan ormas-ormasnya, pembersihan kabinet Dwikora
dari unsur-unsur PKI dan penurunan harga barang-barang.
2. Pemerintahan Masa Orde Baru (1966-1998)
Lahirnya masa pemerintahan Orde Baru muncul setelah dikeluarkannya surat perintah 11
Maret 1966 hingga 1998. Soeharto diangkat sebagai presiden menggantikan Soekarno.
Pada masa orde baru ini untuk pemerintahannya adalah presidensial dengan bentuk
pemerintahnya republik. UUD 1945 sebagai dasar konstitusi. Dilansir dari Encyclopaedia
Britannica (2015), masa Orde Baru pemerintah menekankan pada stabilitas nasional
dalam program politiknya dan rehabilitas ekonomi serta berkepribadian dan dalam bidang
sosial budaya.

Pada era ini demokrasi di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Hasil
kebijakan ekonomi terlihat, inflansi menurun dan mata uang nasional stabil. Meski
mengalami perkembangan, namun kekuasaan dipegang penuh oleh presiden. Salah satu
penyebab runtuhnya era orde baru adanya krisis moneter pada 1997. Sejak tahun itu
kondisi ekonomi Indonesia terus memburuk, ini juga melanda negara-negara lain.
Kondisi itu membuat KKN tinggi dan kemiskinan meningkat. Terjadi ketimpangan yang
mencolok. Akhirnya tumbuh gerakan berdemokrasi menuntut perbaikan ekonomi dan
reformasi total. Era Orde Baru ini berakhir pada Juli 1998 setelah Soeharto
mengundurkan diri sebagai presiden. Kemudian muncul era reformasi.

3. Pemerintahan Masa Reformasi (1998-sekarang)


Masa reformasi atau masa transisi ini terbuka peluang untuk menata kehidupan
berdemokrasi. Masa ini dimulai dari kepemimpin BJ Habibie sebagai presiden
menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri. Pada masa ini, Habibie membuat
reformasi besar-besaran di sistem pemerintahan. Sistem yang dijalankannya itu lebih
terbuka dan demokrasi lebih ditonjolkan. Di masa ini, partai politik independen, tidak
dipengaruhi kekuasaan birokrat militer. Kemudian adanya pemberdayaan masyarakat
sipil lewat penyampaian informasi secara transparan. Bahkan adanya proses pemilihan
secara langsung, baik itu presiden dan wakil presiden, kepala daerah, hingga anggota
DPR. Pemilihan pertama secara langsung dilakukan pada tahun 2004. Demokrasi pada
masa ini telah berkembang dengan kesadaran masyarakat dalam kehidupan perpolitikan
nasional.

Sumber Referensi :
BMP ADPU4230 Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia Modul 1 KB
2 hal 1.63 – 1.74

Anda mungkin juga menyukai