Fungsi saling kontrol ini terletak pada perimbangan kekuasaan dalam lahirnya
perundang-undangan dan kebijakan negara. Kemudian pada pengawasan anggaran dan
jalannya pemerintahan. Perubaham sistem presidensial Pada masa Orde Lama, sistem
pemerintahan beberapa kali berganti. Mulai dari presidental, parlementar, demokrasi
liberal hingga demokrasi terpimpin.
1. Sistem Parlementer
Perubahan sistem pemerintahan dari presidensial menjadi parlementer terjadi pada
tahun 1945-1950. Pada sistem ini presiden memiliki fungsi ganda, yakni sebagai
badan eksekutif merangkap badan legislatif. Masa itu juga terjadi adanya
ketidakstabilan, tapi di sisi lain menggambarkan kedewasaan berpolitik.
2. Sistem Liberal
Pada era Orde Lama juga menjalankan sistem pemerintahan liberal. Ini berlangsung
pada tahun 1950-1959. Baca juga: Ketua MUI: Khilafah Bertentangan dengan Sistem
Pemerintahan Kita Pada masa itu politik dan perekonomian menggunakan prinsip
liberal. Ini terlihat dari presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat.
Kemudian menteri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintah. Presiden berhak
membubarkan DPR. Pada 17 Agustus 1950 hingga 5 Juli 1959, presiden
memerintahkan menggunakan konstitusi Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS).
Pada era ini demokrasi di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Hasil
kebijakan ekonomi terlihat, inflansi menurun dan mata uang nasional stabil. Meski
mengalami perkembangan, namun kekuasaan dipegang penuh oleh presiden. Salah satu
penyebab runtuhnya era orde baru adanya krisis moneter pada 1997. Sejak tahun itu
kondisi ekonomi Indonesia terus memburuk, ini juga melanda negara-negara lain.
Kondisi itu membuat KKN tinggi dan kemiskinan meningkat. Terjadi ketimpangan yang
mencolok. Akhirnya tumbuh gerakan berdemokrasi menuntut perbaikan ekonomi dan
reformasi total. Era Orde Baru ini berakhir pada Juli 1998 setelah Soeharto
mengundurkan diri sebagai presiden. Kemudian muncul era reformasi.
Sumber Referensi :
BMP ADPU4230 Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia Modul 1 KB
2 hal 1.63 – 1.74