Persatuan dan Kesatuan pada Orde Baru (1 Maret 1966 – 21 Mei 1998)
Persatuan dan Kesatuan pada masa Reformasi ( 21 Mei 1998 – Sekarang)
KELOMPOK
Kepemimpinan Presiden Soekarno dengan demokrasi terpimpinnya, akhir- nya jatuh pada tahun
1966. Jatuhnya Soekarno menandai berakhirnya masa Orde Lama dan digantikan oleh kekuatan
baru, yang dikenal dengan sebutan Orde Baru yang dipimpin Soeharto. Ia muncul sebagai
pemimpin Orde Baru yang siap untuk membangun kembali pemerintahan yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 secara murni dan konsekuen.
Prioritas utama yang dilakukan oleh Pemerintahan Orde Baru bertumpu pada pembangunan
ekonomi dan stabilitas nasional yang mantap. Ekses dari kebijakan tersebut adalah
digunakannya pendekatan keamanan dalam rangka mengamankan pembangunan nasional. Oleh
karena itu jika terdapat pihak-pihak yang dinilai mengganggu stabilitas nasional, aparat
keamanan akan menindaknya dengan tegas. Sebab jika stabilitas keamanan terganggu maka
pembangunan ekonomi akan terganggu.
PERDATUAN DAN KESATUAN
PADA MASA ORDE BARU
Beberapa penyimpangan konstitusional yang paling menonjol pada masa Pemerintahan Orde Baru
sekaligus menjadi kelemahan sistem pemerintahan Orde Baru adalah sebagai berikut:
a. Bidang ekonomi: Penyelengaraan ekonomi tidak didasarkan pada pasal 33 Undang-Undang Dasar
1945. Terjadinya praktik monopoli ekonomi. Pembangunan ekonomi bersifat sentralistik, sehingga
terjadi jurang pemisah antara pusat dan daerah. Pembangunan ekonomi dilandasi oleh tekad untuk
kepentingan individu
b. Bidang hukum: Perundang-undangan yang mempunyai fungsi untuk membatasi kekuasaan presiden
kurang memadai, sehingga kesempatan ini memberi peluang terjadinya praktik KKN dalam
pemerintahan. Supremasi hukum tidak dapat ditegakan karena banyaknya oknum penegak hukum yang
cenderung memihak pada orang tertentu sesuai kepentingan. Hukum bersifat kebal terhadap
penguasa dan konglomerat yang dekat dengan penguasa.
PERDATUAN DAN KESATUAN
PADA MASA ORDE BARU