Kelas : 9d
Absen :17
Krisis moneter yang melanda Negara-negara di Asia Tenggara sejak bulan Juli
1996, juga mempengaruhi perkembangan perekonomian Indonesia. Ekonomi Indonesia
ternyata belum mampu untuk menghadapi krisi global tersebut. Krisis ekonomi Indonesia
berawal dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Krisis
moneter tidak hanya menimbulkan kesulitan keuangan Negara, tetapi juga telah
menghancurkan keuangan nasional
Faktor lain yang menyebabkan krisis ekonomi yang melanda Indonesia tidak
terlepas dari masalah utang luar negeri.
Utang Luar Negeri Indonesia Utang luar negeri Indonesia menjadi salah satu
faktor penyebab munculnya krisis ekonomi. Namun, utang luar negeri Indonesia tidak
sepenuhnya merupakan utang Negara, tetapi sebagian lagi merupakan utang swasta.
Utang yang menjadi tanggungan Negara hingga 6 februari 1998 mencapai 63,462 miliar
dollar Amerika Serikat, utang pihak swasta mencapai 73,962 miliar dollar Amerika
Serikat.
Pola Pemerintahan Sentralistis Sistem pemerintahan yang dilaksanakan oleh
pemerintah Orde Baru bersifat sentralistis. Di dalam pelaksanaan pola pemerintahan
sentralistis ini semua bidang kehidupan berbangsa dan bernegara diatur secara sentral
dari pusat pemerintah yakni di Jakarta.
Jiwa Reformasi, yang perlu ditumbuh kembangkan oleh rakyat , antara lain :
1. Dasar Filosofis Pancasila
2. Pola piker obyektif dengan penerapan The right man on the right place
3. Menerapkan Opening Management
4. Mampu menerima kritik secara terbuka
5. Jujur
6. Adanya keseimbangan antara IPTEK dan IMTAQ
Pada era Reformasi seluruh sistem pemerintahan di Orde Lama yang tidak sesuai
dengan rakyat Indonesia telah dirubah. Seperti pemerintahan yang bertajukkan kekuatan
militer, tidak adanya kebebasan pers dan berpendapat, sistem DPR-MPR yang tidak
berjalan sehingga aspirasi rakyat tidak secara penuh tersampaikan, adanya pemerintahan
yang korupsi, kolusi, dan nepotisme, dan dibungkamnya sistem oposisi terhadap
pemerintahan, semuanya telah berubah sejak era reformasi.
Namun terlepas dari prestasi-prestasi yang mungkin bisa dianggap baik tersebut,
tentunya kita juga tidak bisa terlepas dari berbagai permasalahan pelik rakyat Indonesia.
Memang dari setiap fase pemerintahan mempunyai masalah-masalah tersendiri. Ada
permasalahan yang tidak muncul ketika Orde Lama, tatapi muncul ketika Orde Baru.
Begitu juga masalah yang ada di masa Reformasi.
Dari semua rezim yang ada itu, sepertinya sangat menarik untuk ditinjau dan dikaji
lebih lanjut, perjalanan reformasi yang ketika lahirnya itu sangat diagung-agungkan.
Setelah Orde Baru bisa dilumpuhkan dengan kekuatan mahasiswa, seakan hawa segar
arus demokrasi di Indonesia mulai membuka lembaran baru. Tuntutan terhadap reformasi
pemerintahan ini tentu saja dari ketidakpuasan rakyat dengan pemerintah sebelumnya.
Seperti terpasungnya kebebasan pers dan berpendapat, tidak berjalannya sistem DPR-
MPR secara baik, adanya dominasi kekuatan militer, praktek KKN yang merajalela
dalam tubuh pemerintah, dan yang paling mendesak ketika itu adalah tuntutan pemulihan
perekonomian negara saat terjadinya krisis moneter.
Masalah yang ada yaitu ditolaknya pertanggung jawaban Presiden Habibie yang
disampaikan pada sidang umum MPR tahun1999 sehingga beliau merasa bahwa
kesempatan untuk mencalonkan diri sebagai presiden lagi sangat kecil dan kemudian
dirinya tidak mencalonkan diri pada pemilu yang dilaksanakan.
2. Indonesia masa pemerintahan Abdurrahman Wahid:
Tidak ada masalah yang berarti dalam masa pemerintahan Megawati kecuali peristiwa
Bom Bali dan perebutan pulan Ligitan dan Sipadan.
· Pemerintahan orde baru jatuh dan muncul era reformasi. Namun reformasi dan
keterbukaan tidak diikuti dengan suasana tenang, aman, dan tentram dalam kehidupan
sosial ekonomi masyarakat. Konflik antar kelompok etnis bermunculan di berbagai
daerah seperti Kalimantan Barat. Konflik tersebut dilatarbelakangi oleh masalah-masalah
sosial, ekonomi dan agama.
· Rakyat sulit membedakan apakah sang pejabat bertindak sebagai eksekutif atau
pimpinan partai politik karena adanya perangkapan jabatan yang membuat pejabat
bersangkutan tidak dapat berkonsentrasi penuh pada jabatan publik yang diembannya.
· Banyak kasus muncul ke permukaan yang berkaitan dengan pemberian batas yang tegas
pada teritorial masing-masing wilayah, seperti penerapan otonomi pengelolaan wilayah
pengairan.
· Pemerintah tidak lagi otoriter dan terjadi demokratisasi di bidang politik (misalnya:
munculnya parpol-parpol baru), ekonomi (misalnya: munculnya badan-badan umum
milik swasta, tidak lagi melulu milik negara), dan sosial (misalnya: rakyat berhak
memberikan tanggapan dan kritik terhadap pemerintah).
· Peranan militer di dalam bidang politik pemerintahan terus dikurangi (sejak 2004, wakil
militer di MPR/DPR dihapus).
DAFTAR PUSTAKA
WWW.Wikipedia.Com
Disusun Oleh :
Satrio Hudi A (28)
Selvi Diah (29)