5. Bagaimana persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia pada masa RIS (27 Desember 1949-
17 Agustus 1950)?
Jawab:
Sistem pemerintaha yang dianut Konstitusi RIS adalah sistem pemerintahan
berdasarkan sistem cabinet parlementer. Akan tetapi, parlementer yang diterapkan
Indonesia pada periode ini bukan sistem parlementer murni, melainkan parlementer
semu. Pada masa RIS terdapat gerakan-gerakan separatis di beberapa wilayah Indonesia
seperti gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA), pemberontakan Andi Aziz di
Makassar, gerakan Republik Maluku Selatan (RMS), dan pemberontakan Kahar
Muzakar.
6. Bagaimana persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia pada masa demokrasi liberal (17
Agustus 1950-5 Juli 1959)?
Jawab:
Pada periode pemberlakuan UUDS 1950, muncul desakan dari rakyat untuk
membubarkan negara federal model RIS. Pada 19 Mei 1950 dilaksanakan perundingan
antara RIS dengan RI untuk membentuk negara kesatuan. Realisasi pembentukan negara
kesatuan akhirnya terlaksana dengan ditandatanganinya “Piagam Persetujuan” anara RIS
dan RI. Pada 15 Agustus 1950 Presiden Ir. Soekarno menandatangani rancangan UUD
tersebut yang selanjutnya dikenal dengan nama Undang-Undang Dasar Sementara
Republik Indonesia 1950 (UUDS 1950). Pada periode ini juga terjadi pergantian kebinet
dan beberapa geraka separatis di sebagian daerah, seperti gerakan Darul Islam/Tentara
Islam Indonesia (DII/TII) dan pemberontakan PRRI/PERMESTA ( Pemerintah
Revolusioner Republik Indonesia/Perjuangan Rakyat Semesta). Kondisi negara Indonesia
semakin kacau ketika Badan Konstituante gagal menyusun udang-undang dasar yang
baru. Kegagalan ini mengakibatkan keadaan semakin tidak menentu. Jika dibiarkan akan
membahayakan keselamatan bangsa dan negara serta kesatuan bangsa. Oleh karena itu,
pada 22 April 1959 Presiden Ir. Soekarno menyampaikan amanat untuk kembali ke UUD
1945 melalui Dekret Presiden 5 Juli 1959.
7. Bagaimana persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia pada masa orde lama ( 5 Juli 1959-
11 Maret 1966)?
Jawab:
Kabinet Inti, yang terdiri atas seorang perdana menteri yang dijabat oleh Presiden
dan 10 orang menteri. Menteri-menteri ex offi cio, yaitu pejabat-pejabat negara yang
karena jabatannya diangkat menjadi menteri. Pejabat tersebut adalah Kepala Staf
Angkatan Darat, Laut, Udara, Kepolisian Negara, Jaksa Agung, Ketua Dewan Perancang
Nasional dan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Agung. Menteri-menteri muda sebanyak
60 orang. Pada periode ini muncul pemikiran di kalangan para pemimpin bangsa
Indonesia, yang dipelopori Presiden Soekarno, yang memandang bahwa pelaksanaan
demokrasi liberal pada periode yang lalu hasilnya sangat mengecewakan. Sebagai akibat
dari kekecewaan tersebut, presiden Soekarno mencetuskan konsep demokrasi terpimpin.
Pada mulanya, ide demokrasi terpimpin adalah demokrasi yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Namun, lama kelamaan, bergeser
menjadi dipimpin oleh Presiden/Pemimpin Besar Revolusi. Maka, akhirnya segala
sesuatunya didasarkan kepada kepemimpinan penguasa dalam hal ini pemerintah.
Pelaksanaan pemerintahan pada periode ini, meskipun berdasarkan UUD 1945, tetapi
kenyataanya banyak terjadi penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD 1945. Berikut ini
adalah beberapa penyimpangan selama pelaksanaan demokrasi terpimpin. Membubarkan
DPR hasil pemilu dan menggantikannya dengan membentuk DPR Gotong Royong
(DPRGR) yang anggotannya diangkat dan diberhentikan oleh presiden. Membentuk MPR
sementara yang anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh presiden. Penetapan Ir.
Soekarno sebagai Presiden seumur hidup oleh MPRS. Membentuk Front Nasional
melalui Penetapan Presiden No.13 Tahun 1959 yang anggotanya berasal dari berbagai
organisasi kemasyarakatan dan organisasi sosial politik yang ada di Indonesia. Terjadinya
pemerasan dalam penghayatan Pancasila. Pancasila yang berkedudukan sebagai dasar
negara dan pandangan hidup bangsa diperas menjadi tiga unsur yang disebut Trisila,
kemudian Trisila ini diperas lagi menjadi satu unsur yang disebut Ekasila. Ekasila inilah
yang dimaksud dengan Nasakom (nasionalis, agama dan komunisme).
9. Bagaimana persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia pada masa Reformasi (21 Mei-
Sekarang)?
Jawab:
Era ini menandakan runtuhnya hegemoni kekuasaan Soeharto tahun 1998 hingga
sekarang. Di era ini Indonesia membuat revolusi besar-besaran di sistem
pemerintahannya. Dengan sistem pemerintahan yang lebih terbuka diharapkan peranan
demokrasi lebih ditonjolkan. berasal dari kata reformation dari akar kata reform,
sedangkan secara harfiah reformasi mempunyai pengertian suatu gerakan yang
memformat ulang, menata ulang, menata kembali hal-hal yang menyimpang, untuk
dikembalikan pada format atau bentuk semula sesuai dengan nilai-nilai ideal yang di cita-
citakan rakyat. Reformasi juga di artikan pembaharuan dari paradigma, pola lama ke
paradigma, pola baru untuk memenuju ke kondisi yang lebih baik sesuai dengan harapan.
Inti reformasi adalah memelihara segala yang sudah baik dari kinerja bangsa dan
negara dimasa lampau, mengoreksi segala kekurangannya,sambil merintis pembaharuan
untuk menjawab tantangan masa depan. Pelaksanaan kehidupan berbangsa dan bernegara
masa lalu memerlukan identifikasi, mana yang masih perlu pertahankan dan mana yang
harus diperbaiki. Pancasila yang merupakan lima aksioma yang disarikan dari kehidupan
masyarakat Indonesia jelas akan mantap jika diwadahi dalam sistem politik yang
demokratis, yang dengan sendirinya menghormati kemajemukan masyarakat Indonesia.
Pemilihan umum, salah satu sarana demokrasi yang penting, baru dipandang bebas
apabila dilakukan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
Pada pelaksanaan GBHN 1998 pada PJP II Pelita ke tujuh ini, bangsa Indonesia
menghadapi krisis ekonomi yang hebat, sehingga menyebabkan stabilitas ekonomi makin
ambruk dan menyebar luasnya tindakan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme pada hampir
semua instansi pemerintahan serta penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang para
petinggi negara yang membuat rakyat semakin menderita. Pancasila yang pada dasarnya
sebagai sumber nilai, dasar moral etik bagi negara dan aparat pelaksana negara digunakan
sebagai alat legitimasi politik, semua tindakan dan kebijakan mengatasnamakan
Pancasila, kenyataannya tindakan dan kebijakan tersebut sangat bertentangan dengan
Pancasila.
10. Perbedaan konsep HAM, kewajiban asasi dan kewajiban warga negara!
Jawab:
Hak Asasi adalah hak pokok atau dasar yang melekat sebagai kodrat pada setiap
manusia sejak lahir yang tak bisa diganggu gugat karena hak ini adalah anugerah
Tuhan Yang Maha Esa.
Kewajiban Asasi adalah kewajiban pokok atau dasar yang melekat pada setiap
manusia sebagai konsekuensi dari adanya Hak Asasi. Kewajiban Asasi adalah
kewajiban dasar disertai tanggung jawab dalam menghormati hak asasi manusia
lain.
Hak Warga Negara adalah seperangkat hak yang melekat pada manusia
sehubungan dengan kedudukannya sebagai warga atau anggota suatu Negara.
Kewajiban Warga Negara adalah kewajiban yang melakat pada manusia berkaitan
dengan kedudukannya sebagai anggota suatu Negara.
11. Bagaimana perwujudan pelaksanaan nilai-nilai keterbukaan sebagai dampak kemajuan
IPTEK!
Jawab:
Perwujudan nilai-nilai keterbukaan sebagai wujud dampak kemajuan iptek dalam proses
penyelenggaraan negara antara lain adalah penerapan teknologi informasi (TI) dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Misalnya adalah:
Tes Calon Pegawai Negeri Sipil dengan komputer,
Pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) melalui internet (e-filling) dan
Pengurusan tilang secara online
Pelaporan kondisi jalan rusak melalui aplikasi
Keterbukaan penyelenggaraan pemerintahan dengan adanya situs lembaga negara.
Tugas PKN
Dinamika Persatuan dan Kesatuan dalam Konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia
2019