Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS RAGAM

 Dalam suatu percobaan, tiga varietas padi gogo ditanam pada beberapa petak yang
bentuk dan luasnya sama, dan kemudian hasil panen setiap petak dicatat.
 Hipotesis nol diuji bahwa ketiga varietas padi gogo tersebut secara rata-rata
memberikan hasil panen yang sama.
 Untuk menguji, apakah dua di antara ketiga varietas padi gogo memberikan hasil yang
berbeda, dapat digunakan uji t (berpasangan) sudah dibahas.
 Namun, untuk menguji kesamaan beberapa nilaitengah secara sekaligus diperlukan
sebuah tehnik yang baru disebut analisis ragam.
 Analisis ragam adalah suatu metode untuk menguraikan keragaman total data menjadi
komponen-komponen yang mengukur berbagai sumber keragaman.
 Percobaan di atas diperoleh dua komponen :
1. Mengukur keragaman yang disebabkan oleh galat percobaan
2. Mengukur keragaman yang disebabkan oleh galat percobaan plus keragaman
yang disebabkan oleh perbedaan varietas.
 Bila hipotesis nol benar (diterima), sehingga ketiga varietas padigogo memberikan
hasil secara rata-rata sama, maka kedua komponen itu masing-masing memberikan
nilai dugaan bagi galat percobaan.
 Dengan demikian uji didasarkan pada perbandingan kedua komponen tersebut dengan
menggunakan sebaran F.
 Sebagian perbedaan hasil mungkin disebabkan oleh perbedaan jenis tanah. Sumber
keragaman ini seringkali dapat dihilangkan bila percobaan direncanakan sehingga
semua petak memiliki komposisi tanah yang sama.
 Kegagalan menghilangkan sumber keragaman yang besar melalui pelaksanaan
percobaan secara terkontrol akan mengakibatkan membesarnya nilai dugaan bagi galat
percobaan, yang pada gilirannya memperbesar peluang melakukan galat jenis II.

 Penolakan hipotesis nol yang benar disebut galat jenis I, peluangnya = taraf nyata (α)
 Penerimaan hipotesis nol yang salah disebut galat jenis II, dilambangkan β

 Percobaan di atas diperluas dengan memperhatikan hasil dari ketiga varietas padigogo
dengan menggunakan empat jenis pupuk. Sekarang berkepentingan untuk menguji :
 Apakah keragaman hasil disebabkan oleh perbedaan varietas, perbedaan jenis pupuk
atau keduanya. Dalam kasus ini
 Analisis ragam memberikan cara penyekatan keragaman total hasil menjadi tiga
komponen, yaitu :
1. Untuk mengukur galat percobaan saja,
2. Untuk mengukur galat percobaan plus keragaman yang berasal dari perbedaan
varietas padigogo
3. Untuk mengukur galat percobaan plus keragaman yang berasal dari perbedaan
jenis pupuk.
 Dengan demikian, pembandingan komponen kedua dengan komponen pertama
dapat digunakan untuk menguji hipotesis bahwa ketiga varietas padigogo secara rata-
rata memberikan hasil yang sama. Begitu pula dapat
 Menguji hipotesis bahwa perbedaan jenis pupuk tidak menyebabkan perbedaan antar
nilaitengah hasil, yaitu dengan cara membandingkan komponen ketiga dengan
komponen pertama.
 Klasifikasi pengamatan berdasarkan satu kriterium, misalnya saja varietas padigogo
disebut klasifikasi satu-arah.
 Bila klasifikasinya didasarkan pada dua kriteria, seperti varietas padigogo dan jenis
pupuk, maka disebut klasifikasi dua-arah.

Klasifikasi Satu-Arah
 Misalkan mempunyai k populasi, dari masing-masing populasi diambil contoh
berukuran n.

 Misalkan pula bahwa k populasi itu bebas, dan menyebar normal dengan nilaitengah
μ1, μ2,…, μk, dan ragam sama σ2, maka diperoleh cara pengujian hipotesis :
H0 : μ1= μ2=…= μk,
H1 : sekurang-kurangnya dua nilaitengah tidak sama
 Misalkna xij adalah pengamatan ke-j dari populasi ke-i, data disusun seperti Tabel 1

Populasi

1 2 … i … k

x11 x21 … xi1 … xk1

x12 x22 … xi2 … xk2

. . . . . .

. . . . . .

. . . . . .

x1n x2n … xin … xkn

Total T1. T2. … Ti. … Tk. T..


Nilaitenga x́ 1. x́ 2.. … x́ i .. … x́ k .. x́ ...
h

 Di sini Ti. adalah total semua pengamatan dalam contoh dari populasi ke-i,
 x́ i ..adalah rata-rata semua pengamatan dalam contoh dari populasi ke-I,
 T.. adalah total semua nk pengamatan
 x́ ...adalah rata-rata nk semua pengamatan.

Contoh:

Suatu penelitian untuk mengetahui potensi hasil empat varietas padi gogo.
varietas
1 2 3 4
25,6 25,2 20,8 31,6
24,3 28,2 26,7 29,8
27,9 24,7 22,2 34,3
77,8 78,5 69,7

Apakah keempat varietas padi gogo tersebut hasillnya sama?

Ujilah pada taraf nyata 0,05


 Setiap pengamatan dapat ditulis xij = μi + ϵij, dengan ϵij adalah simpangan pengamatan
ke-j dalam contoh ke-i dari nilaitengah populasi ke-i.
 Bentuk lain yang lebih disukai bagi persamaan ini diperoleh dengan mensubtitusikan
μi = μ + αi, dengan μ adalah nilaitengah semua μi, artinya
k

∑ μi
μ= i=1
k
k k
 Model dapat ditulis Xij = μ + αi + ϵij, dengan ketentuan ∑ α i=∑ ( μi−μ ) =0
i=1 i=1

 Sudah menjadi kebiasaan untuk menyebut αi sebagai pengaruh populasi ke-i


 Selanjutnya hipotesis dapat ditulis
H0 : α1 = α2 = … = αk = 0 artinya semua nilaitengah populasi itu sama
 H1 : sekurang-kurangnya satu αi tidak sama dengan nol
 Ragam semua pengamatan bila semua pengamatan itu tidak dikelompok-kelompokkan
diberikan dengan rumus :
k n

∑ . ∑ ( x ij− x́ ..)2
s2= i=1 i=1
nk−1
 Selanjutnya jumlah kuadrat dalam klasifikasi satu-arah sebagai berikut :
k n
JKT=∑ . ∑ (x ij− x́ .. )2 = jumlah kuadrat total
i=1 i=1

k
JKK =n ∑ ( x́ i . −x́ ..)2 = jumlah kuadrat untuk nilaitengah kolom
i=1

k n
JKG=∑ . ∑ ( x ij −x́ i. ¿ )2 ¿ = jumlah kuadrat galat.
i=1 i=1

 JKT = JKK + JKG


 Selanjutnya jumlah kuadrat untuk nilaitengah kolom disebut sebagai jumlah kuadrat
perlakuan. Terminologi k populasi yang berbeda seringkali diklasifikasikan menurut
perlakuan yang berbeda.

 Pengamatan xij (j=1,2,…n) menyatakan n pengukuran dari perlakuan ke-i.


 Istilah perlakuan biasa digunakan untuk berbagai klasifikasi, yakni jenis pupuk,
pabrik ataupun wilayah geografis.
 Salah satu nilai dugaan bagi s2 yang didasarkan pada k – 1 derajat bebas adalah
JKK
s21=
k−1
 Bila H0 benar, s1 merupakan penduga takbias bagi σ2. Akan tetapi, bila H1 benar maka
JKK cenderung menghasilkan nilai yang lebih besar, artinya s1 menduga lebih
(overestimate) σ2.
 Nilai dugaan bagi σ2 yang lain didasarkan pada k(n – 1) derajat bebas adalah
JKG
s22=
k (n−1)
 Nilai dugaan ini bersifat takbias, baik hipotesis nol benar atau salah.
 Ragam seluruh data, tanpa memperhatikan pengelompokkannya yang mempunyai
nk – 1 derajat bebas, adalah
JKT
s2❑=
nk −1
Yang merupakan nilai dugaan takbias bagi σ2 bila H0 benar.

 Jumlah total derajat bebas artinya nk – 1 = k – 1 + k(n – 1)


 Jika H0 benar, maka rasio
s 21
F= 2
s2
merupakan nilai peubah acak F yang mempunyai sebaran F dengan k – 1 dan k(n – 1)
derajat bebas
 Karena s1 menduga-lebih σ2 bila H0 salah, maka uji satu arah dengan wilayak kritis
terletak seluruhnya di ujung kanan sebarannya. Hipotesis nol H 0 ditolak pada taraf
nyata α bila
f > fα [k – 1, k(n – 1)]

 Tidaklah mudah menghitung JKT, JKK dan JKG dengan menggunakan rumus di atas,
 Rumus hitung jumlah kuadrat
k n
2 T 2..
JKT=∑ . ∑ x ij −
i=1 i=1 nk

1
n
2 T 2..
JKK = ∑ T i .−
n k=0 nk
JKG = JKT - JKK

 Tabel 1. Analisis ragam bagi klasifikasi satu-arah


Sumber Jumlah Derajat Bebas Kuadrat f Hitung
Keragaman Kuadrat Tengah
Nilaitengah JKK k–1 JKK s 21
s21=
kolom k−1 s2
2

Galat JKG k(n – 1) JKG


s22=
k (n−1)
Total JKT nk – 1

Teladan ; menyusul di perkuliahan

Anda mungkin juga menyukai