Anda di halaman 1dari 100

SOSIALISASI

PENINGKATAN
PEMBELAJARAN
MUTU PENDIDIKAN
DAN
PENILAIAN
PADA KURIKULUM MERDEKA

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Pada Akhir Kegiatan ini Bapak/Ibu akan memahami
tentang:
SOSIALISASI
PENINGKATAN
● Pembelajaran Paradigma Baru

MUTU PENDIDIKAN
● Konsep Pembelajaran dan Penilaian (Asesmen)

● Pengolahan Hasil Penilaian (Asesmen)

● Pelaporan Kemajuan Belajar


DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Agenda Kegiatan

SOSIALISASIPembelajaran Paradigma Baru


PENINGKATAN
Perencanaan serta pelaksanaan pembelajaran dan penilaian
MUTU PENDIDIKAN
Pengolahan Hasil Penilaian (Asesmen)

PelaporanSEKOLAH
DIREKTORAT Kemajuan Belajar
MENENGAH PERTAMA
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
SOSIALISASI
PENINGKATAN
MUTUPEMBELAJARAN
PENDIDIKAN PARADIGMA BARU

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Mari Mulai dari Diri Kita
1. Menurut Bapak dan Ibu, apakah pelaksanaan
SOSIALISASI pembelajaran pada satuan pendidikan di wilayah
Bapak dan Ibu sudah memperhatikan konteks
serta ciri khas satuan pendidikan dan daerah?
PENINGKATAN
2. Menurut Bapak dan Ibu, apakah pelaksanaan
MUTU PENDIDIKAN pembelajaran dan asesmen yang selama ini
dilaksanakan di wilayah Bapak dan Ibu sudah
mempertimbangkan karakteristik dan kebutuhan
peserta didik?

3.
Menurut Bapak dan Ibu, secara umum apakah
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH peserta didikPERTAMA
sudah merasa bahwa mereka ikut
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,pembelajaran
memiliki PENDIDIKAN yangDASAR, DANguru di
dilaksanakan
PENDIDIKAN MENENGAH
satuan pendidikan?
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Apa itu pembelajaran paradigma baru?

Istilah pembelajaran paradigma baru bukan berarti menghadirkan konsep dan


prinsip pembelajaran yang sepenuhnya baru, namun lebih pada upaya untuk
memastikan praktik pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.

SOSIALISASI Oleh sebab itu pada Kurikulum Merdeka, pendidik memiliki keleluasaan untuk
merumuskan tujuan pembelajaran serta rancangan pembelajaran dan assesmen yang
PENINGKATAN sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik, sehingga proses pembelajaran
akan menjadi proses pembelajaran yang terbuka dan dinamis.

MUTU PENDIDIKAN Pada proses pembelajaran yang terbuka dan dinamis, interaksi pendidik dan peserta
didik akan berubah. Peserta didik akan memiliki peluang untuk melakukan inisiatif,
mempunyai suara dan kepemilikan pada proses pembelajaran serta memiliki
kesempatan untuk memberikan umpan balik, baik kepada diri sendiri, peserta didik
lainnya serta kepada pendidik.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


Dengan paradigma baru ini, pembelajaran merupakan satu siklus yang bergerak,
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
berawal dari pemetaan kompetensi, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran serta
PENDIDIKAN MENENGAH
pelaksanaan assesmen yang hasilnya dimanfaatkan untuk memperbaiki pembelajaran
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
agar dapat membantu peserta didikRISET,
mencapaiDAN TEKNOLOGI
kompetensi yang diharapkan.
SOSIALISASI
PENINGKATAN
PRINSIP
MUTUPEMBELAJARAN
PENDIDIKAN DAN PENILAIAN (ASESMEN)

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
3
Proses pembelajaran mendukung
1
Prinsip
Pembelajaran dirancang dengan perkembangan kompetensi dan

SOSIALISASI
mempertimbangkan tahap perkembangan dan
tingkat pencapaian peserta didik saat ini,
sesuai dengan kebutuhan belajar, serta
karakter peserta didik secara holistik;

Pembelajaran
mencerminkan karakteristik dan

PENINGKATAN
perkembangan peserta didik yang beragam
sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan
menyenangkan;
4 Pembelajaran yang relevan, yaitu
pembelajaran yang dirancang sesuai
konteks, lingkungan, dan budaya
MUTU PENDIDIKAN
2 Pembelajaran dirancang dan
peserta didik, serta melibatkan orang
tua dan komunitas sebagai mitra;
dilaksanakan untuk membangun
kapasitas untuk menjadi pembelajar 5
sepanjang hayat Pembelajaran berorientasi pada masa
depan yang berkelanjutan.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL
Sumber: Kepmendikbud No.56 Tahun 2022PENDIDIKAN ANAK
tentang PEDOMAN PENERAPAN USIA DINI,
KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN DASAR, DAN
RANGKA PEMULIHAN PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Tinggalkan hal-hal berikut
SOSIALISASI
PENINGKATAN
Membuat
Menggunakan hanya
satu perspektif
Kegiatan
pembelajaran searah
(memberikan
Proses belajar
bertujuan tes atau
MUTU PENDIDIKAN
pembelajaran
mengikuti buku
Interaksi dengan
peserta didik hanya
misalnya hanya
melihat kemampuan
pemaparan dalam
bentuk ceramah dan
ujian akhir, serta
pembelajaran dengan
dengan mengabaikan memberikan dan kognitif peserta didik, instruksi tugas) tanpa kegiatan yang sama
kebutuhan peserta menagih tugas. tanpa melihat faktor adanya dari tahun ke tahun
didik lain seperti sosial pendampingan dan dengan soal tes dan
emosi atau spiritual. pemberian umpan ujian yang sama.
balik
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
Sumber: Panduan Pembelajaran dan Asesmen
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
3 Asesmen dirancang secara adil,
proporsional, valid, dan dapat dipercaya
(reliable) untuk menjelaskan kemajuan
1 Asesmen merupakan bagian terpadu dari
belajar, menentukan keputusan tentang
Prinsip
SOSIALISASI
proses pembelajaran, fasilitasi
langkah dan sebagai dasar untuk menyusun
pembelajaran, dan penyediaan informasi
Asesmen
program pembelajaran yang sesuai
yang holistik, sebagai umpan balik untuk
selanjutnya;
pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali
PENINGKATAN
agar dapat memandu mereka dalam
menentukan strategi pembelajaran 4 Laporan kemajuan belajar dan pencapaian
selanjutnya peserta didik bersifat sederhana dan

MUTU PENDIDIKAN informatif, memberikan informasi yang


bermanfaat tentang karakter dan
kompetensi yang dicapai, serta strategi
2 Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai
dengan fungsi asesmen tersebut, dengan tindak lanjut;
keleluasaan untuk menentukan teknik dan
waktu pelaksanaan asesmen agar efektif 5 Hasil asesmen digunakan oleh peserta
mencapai tujuan pembelajaran; didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan
orang tua/wali sebagai bahan refleksi
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN
Sumber: Kepmendikbud No.56 Tahun 2022 tentang MENENGAH
PEDOMAN PENERAPAN KURIKULUM DALAM
RANGKAKEMENTERIAN
PEMULIHAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Tinggalkan hal-hal berikut
SOSIALISASI Tidak menggunakan

PENINGKATAN
Asesmen dilakukan
secara terpisah dari
instrumen penilaian
atau menggunakan
Kegiatan
pembelajaran searah
(memberikan
Proses belajar
bertujuan tes atau
instrumen asesmen,
MUTU PENDIDIKAN
pembelajaran, serta
terpisah antara ranah
namun tidak sejalan
dengan dengan Berfokus pada
pemaparan dalam
bentuk ceramah dan
ujian akhir, serta
pembelajaran dengan
sikap, pengetahuan karakteristik mata asesmen sumatif. instruksi tugas) tanpa kegiatan yang sama
dan keterampilan pelajaran, capaian adanya dari tahun ke tahun
dilakukan secara pembelajaran, tujuan pendampingan dan dengan soal tes dan
terpisah-pisah. pembelajaran dan pemberian umpan ujian yang sama.
kebutuhan peserta balik
didik.
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
Sumber: Panduan Pembelajaran dan Asesmen
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Bagaimana keterkaitan Prinsip
SOSIALISASI
Pembelajaran dan Penilaian
PENINGKATAN
(Asesmen) untuk kemudian
diimplementasikan
MUTU PENDIDIKAN dalam
pembelajaran?

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Kurikulum

Tujuan Pembelajaran

SOSIALISASI
PENINGKATAN
MUTU PENDIDIKAN
Asesmen Pembelajaran

Proses Asesmen Proses Pembelajaran

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


Asesmen merupakanJENDERAL
DIREKTORAT bagian terpadu PENDIDIKAN
dari proses pembelajaran,
ANAK dengan demikian
USIA DINI,asesmen dapat
PENDIDIKAN DASAR, DAN
dirancang selaras dengan perancangan proses pembelajaran melalui Perencanaan Pembelajaran.
PENDIDIKAN MENENGAH
Sehingga kegiatan penilaian
KEMENTERIAN terintegrasi dan berkaitan
PENDIDIKAN, dengan pembelajaran
KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
SOSIALISASI
PENINGKATAN
PERENCANAAN SERTA PELAKSANAAN
MUTU PENDIDIKAN
PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN (ASESMEN)

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Mari Mulai dari Diri Kita

1. Apa yang selama ini menjadi landasan Bapak/Ibu


dalam menentukan ketercapaian kompetensi
SOSIALISASI peserta didik dalam proses pembelajaran?

PENINGKATAN 2. Apa yang membedakan antara Kompetensi Dasar


dengan Capaian Pembelajaran?

MUTU PENDIDIKAN 3. Bagaimana satuan pendidikan yang Bapak/Ibu


pimpin/bina mengembangkan kegiatan
pembelajaran? (mengikuti buku ataukah
mengembangkan pembelajaran secara mandiri)

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran dan
Penilaian (Asesmen)

1 Memahami Capaian Pembelajaran (CP)


SOSIALISASI
PENINGKATAN2 Menganalisis Capaian Pembelajaran (CP) untuk Menyusun
Tujuan Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran
MUTU PENDIDIKAN
3 Merencanakan Pembelajaran dan Penilaian (Asesmen)

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


4 Melaksanakan
DIREKTORAT JENDERAL
Pembelajaran dan Penilaian (Asesmen)
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
Sumber:KEMENTERIAN
Kepmendikbud No.56 TahunPENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
2022 tentang PEDOMAN PENERAPAN RISET, DAN TEKNOLOGI
KURIKULUM DALAM
RANGKA PEMULIHAN PEMBELAJARAN
Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran dan
Penilaian (Asesmen)

1 Memahami Capaian Pembelajaran (CP)


SOSIALISASI
PENINGKATAN2 Menganalisis Capaian Pembelajaran (CP) untuk Menyusun
Tujuan Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran
MUTU PENDIDIKAN
3 Merencanakan Pembelajaran dan Penilaian (Asesmen)

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


4 Melaksanakan
DIREKTORAT JENDERAL
Pembelajaran dan Penilaian (Asesmen)
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
Sumber:KEMENTERIAN
Kepmendikbud No.56 TahunPENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
2022 tentang PEDOMAN PENERAPAN RISET, DAN TEKNOLOGI
KURIKULUM DALAM
RANGKA PEMULIHAN PEMBELAJARAN
Sebelum melangkah pada strategi perencanaan dan pelaksanaan Pembelajaran dan Penilaian,
mari sejenak kita bahas Konsep Capaian Pembelajaran,

Konsep Capaian Pembelajaran

SOSIALISASI
“Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran
yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari Fase
PENINGKATANFondasi pada PAUD. Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP
MUTU PENDIDIKAN disusun untuk setiap mata pelajaran.”
Pemerintah hanya menetapkan tujuan akhir per fase (CP) dan waktu tempuhnya (fase). Satuan pendidikan
memiliki keleluasaan untuk menentukan strategi dan cara atau jalur untuk mencapainya. Agar bisa
menentukan strategi yang sesuai, kita perlu tau titik awal keberangkatan para peserta didik.

Fase Pondasi Fase A Fase B Fase C Fase D Fase E Fase F


Pembagian DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Fase PAUD/RA SD/MI/Paket A SD/MI/Paket A SD/MI/Paket A SMP/Mts/Paket B SMA/MA/Paket C SMA/MA/Paket C
DIREKTORAT JENDERALKelas PENDIDIKAN
1-2 ANAK Kelas
Kelas 3-4 USIA 5-6 DINI,Kelas
PENDIDIKAN
7-9 Kelas 10DASAR,
KelasDAN
11-12
PENDIDIKAN MENENGAH
Sumber:KEMENTERIAN
Kepmendikbud No.56 TahunPENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
2022 tentang PEDOMAN PENERAPAN RISET, DAN TEKNOLOGI
KURIKULUM DALAM
RANGKA PEMULIHAN PEMBELAJARAN
Perlu diketahui

Pemanfaatan fase Capaian Pembelajaran dalam


Perencanaan Pembelajaran
Pembelajaran yang fleksibel.
Pembelajaran yang sesuai dengan Pengembangan rencana
SOSIALISASI Ada kalanya proses belajar berjalan
kesiapan peserta didik.
lebih lambat pada suatu periode
pembelajaran yang kolaboratif.
Satu fase biasanya lintas kelas, misalnya CP
Fase belajar seorang peserta didik
PENINGKATAN (misalnya ketika pembelajaran di
menunjukkan kompetensinya,
masa pandemi COVID-19), sehingga
sementara kelas menunjukkan
Fase D yang berlaku untuk Kelas VII, VIII,
dan IX. Saat merencanakan pembelajaran di
awal tahun ajaran, guru kelas VIII perlu
MUTU PENDIDIKAN dibutuhkan waktu lebih panjang untuk
kelompok (cohort) berdasarkan
mempelajari suatu konsep. Ketika
usianya. Dengan demikian, ada
berkolaborasi dengan kelas VII untuk
mendapatkan informasi tentang sampai
harus “menggeser” waktu untuk
kemungkinan peserta didik berada di mana proses belajar sudah ditempuh
mengajarkan materi-materi pelajaran
Kelas III SD, namun belajar materi peserta didik di kelas VII. Selanjutnya ia juga
yang sudah dirancang, pendidik
pelajaran untuk Fase A (yang perlu berkolaborasi dengan guru kelas IX
memiliki waktu lebih panjang untuk untuk menyampaikan bahwa rencana
umumnya untuk kelas I dan II) karena
pembelajaran kelas VIII akan berakhir di
mengaturnya.ia belum tuntas mempelajarinya. Hal
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
ini berkaitan dengan Mekanisme
suatu topik atau materi tertentu, sehingga
guru kelas IX dapat merencanakan
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN Kenaikan
ANAKKelas. USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
pembelajaran berdasarkan informasi
PENDIDIKAN MENENGAH tersebut.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Komponen Capaian Pembelajaran

Rasional Mata Pelajaran Tujuan Mata Pelajaran Karakteristik Mata Pelajaran


SOSIALISASI ● Alasan mempelajari mapel
● Deskripsi umum tentang apa
yang dipelajari dalam mata

PENINGKATAN ●
tersebut
Keterkaitan antara Mapel
dengan salah satu (atau lebih)
Kemampuan yang perlu dicapai
peserta didik setelah mempelajari
mata pelajaran tersebut

pelajaran
Elemen-elemen (strands) atau
domain mata pelajaran serta

MUTU PENDIDIKAN Profil Pelajar Pancasila


deskripsinya

Capaian dalam Setiap Fase Capaian dalam Setiap


Secara Keseluruhan Fase menurut Elemen
Kompetensi pembelajaran yang
harus dicapai peserta didik pada Dibuat dalam bentuk matriks.
setiap fase. Dibuat dalam bentuk Setiap elemen dipetakan menurut
pernyataan yang disajikan dalam perkembangan peserta didik
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
paragraf yang utuh.
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN
Sumber: Keputusan PENDIDIKAN,
Kepala Badan Standar
Tahun 2022 tentang Capaian Pembelajaran
KEBUDAYAAN,
Kurikulum dan Asesmen RISET, DAN TEKNOLOGI
Pendidikan (BSKAP) No.8
Perlu diketahui

Bentuk “Pemahaman” dalam CP

Apabila merujuk pada Taksonomi


Bloom, pemahaman dianggap
SOSIALISASI
Prinsip penyusunan CP
menggunakan pendekatan
Konsep “Memahami” dalam CP
dalam konstruktivisme adalah
sebagai proses berpikir tahap yang
rendah (C2). Namun demikian,
PENINGKATAN
konstruktivisme yang membangun
pengetahuan dan berdasarkan
proses membangun pengetahuan
melalui pengalaman nyata.
konteks Taksonomi Bloom
sebenarnya digunakan untuk
pengalaman nyata dan kontekstual. Pemahaman tidak bersifat statis,
MUTU PENDIDIKAN
Menurut teori belajar tetapi berevolusi dan berubah
perancangan pembelajaran dan
asesmen kelas yang lebih
konstruktivisme (constructivist secara konstan sepanjang siswa
operasional, bukan untuk CP yang
learning theory), pengetahuan mengonstruksikan
lebih abstrak dan umum. Taksonomi
bukanlah kumpulan atau pengalaman-pengalaman baru yang
Bloom lebih sesuai digunakan untuk
seperangkat fakta-fakta, konsep, memodifikasi pemahaman
menurunkan/menerjemahkan CP ke
atau kaidah untuk diingat. sebelumnya.
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA tujuan pembelajaran yang lebih
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, konkret. DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Arti “Elemen” dalam CP

Elemen sebuah mata pelajaran


Setiap CP suatu mata pelajaran mungkin saja sama atau berbeda
memiliki beberapa elemen atau dengan mata pelajaran lainnya,
SOSIALISASI kelompok kompetensi esensial
yang berlaku sama untuk semua
hal tersebut disesuaikan dengan
karakteristik pada masing-masing
PENINGKATAN fase pada mata pelajaran
tersebut.
mata pelajaran.

MUTU PENDIDIKAN
Masing-masing elemen tersebut
Contoh:
● Dalam CP Matematika terdapat
elemen Bilangan, Aljabar, Perlu
Pengukuran, Geometri, dan
memiliki capaian per fasenya

Analisis Data dan Peluang
Dalam CP IPA terdapat elemen
diketahui
sendiri yang saling menunjang Pemahaman IPA dan Keterampilan
Proses
untuk mencapai pemahaman ● Dalam CP Bahasa Indonesia
terdapat elemen Menyimak,
yang dituju. Membaca dan Memirsa, Berbicara
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA dan Mempresentasikan, Menulis
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Capaian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fase D SMP/MTs/Paket B

Karakteristik Mata Pelajaran

Ada dua elemen utama dalam pendidikan IPA yakni pemahaman IPA dan keterampilan proses (inkuiri) untuk menerapkan sains dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap elemen berlaku untuk empat cakupan konten yaitu makhluk hidup, zat dan sifatnya, energi dan perubahannya, serta bumi dan antariksa.

SOSIALISASI
Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase D, peserta didik mampu melakukan klasifikasi makhluk hidup dan benda berdasarkan karakteristik yang diamati, mengidentifikasi sifat dan karakteristik zat,

PENINGKATAN membedakan perubahan fisik dan kimia serta memisahkan campuran sederhana.

Peserta didik dapat mendeskripsikan atom dan senyawa sebagai unit terkecil penyusun materi serta sel sebagai unit terkecil penyusun makhluk hidup, mengidentifikasi sistem
organisasi kehidupan serta melakukan analisis untuk menemukan keterkaitan sistem organ dengan fungsinya serta kelainan atau gangguan yang muncul pada sistem organ

MUTU PENDIDIKAN tertentu (sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem pernafasan dan sistem reproduksi). Peserta didik mengidentifikasi interaksi antar makhluk hidup dan
lingkungannya, serta dapat merancang upaya-upaya mencegah dan mengatasi pencemaran dan perubahan iklim. Peserta didik mengidentifikasi pewarisan sifat dan penerapan
bioteknologi dalam kehidupan sehari-hari.

Peserta didik mampu melakukan pengukuran terhadap aspek fisis yang mereka temui dan memanfaatkan ragam gerak dan gaya (force), memahami hubungan konsep usaha
dan energi, mengukur besaran suhu yang diakibatkan oleh energi kalor yang diberikan, sekaligus dapat membedakan isolator dan konduktor kalor.

Pemahaman Peserta didik memahami gerak, gaya dan tekanan, termasuk pesawat sederhana. Peserta didik memahami getaran dan gelombang, pemantulan dan pembiasan cahaya
termasuk alat- alat optik sederhana yang sering dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
IPA
Peserta didik dapat membuat rangkaian listrik sederhana, memahami gejala kemagnetan dan kelistrikan untuk menyelesaikan tantangan atau masalah yang dihadapi dalam
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
kehidupan sehari-hari.

DIREKTORAT JENDERAL
Peserta didik mengelaborasikan PENDIDIKAN
pemahamannya tentang posisi relatifANAK
fenomena alam yang terjadi dalam rangka mitigasi bencana.
USIAdalam
bumi-bulan-matahari DINI, PENDIDIKAN
sistem tata DASAR,
surya dan memahami struktur lapisan bumi DAN
untuk menjelaskan

Elemen CP
PENDIDIKAN MENENGAH
Peserta didik mengenal pH sebagai ukuran sifat keasaman suatu zat serta menggunakannya untuk mengelompokkan materi (asam-basa berdasarkan pH nya). Dengan
KEMENTERIAN
pemahaman PENDIDIKAN,
ini peserta didik mengenali sifat fisika dan kimia tanahKEBUDAYAAN, RISET,
serta hubungannya dengan organisme DAN lingkungan.
serta pelestarian TEKNOLOGI
Peserta didik memiliki keteguhan dalam mengambil keputusan yang benar untuk menghindari zat aditif dan adiktif yang membahayakan dirinya dan lingkungan.

CP ditulis dalam paragraf yang utuh dan mudah dipahami sebagai satu kesatuan.
Capaian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fase D SMP/MTs/Paket B

Capaian Pembelajaran

1. Mengamati
Menggunakan berbagai alat bantu dalam melakukan pengukuran dan pengamatan. Memperhatikan detail yang relevan dari objek yang diamati.

SOSIALISASI
2. Mempertanyakan dan memprediksi
Secara mandiri, peserta didik dapat mengajukan pertanyaan lebih lanjut untuk memperjelas hasil pengamatan dan membuat prediksi tentang penyelidikan
ilmiah.

PENINGKATAN
3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan
Peserta didik merencanakan dan melakukan langkah-langkah operasional berdasarkan referensi yang benar untuk menjawab pertanyaan. Dalam penyelidikan,

MUTU PENDIDIKAN
Keterampilan
peserta didik menggunakan berbagai jenis variabel untuk membuktikan prediksi.

4. Memproses, menganalisis data dan informasi


Proses Menyajikan data dalam bentuk tabel, grafik, dan model serta menjelaskan hasil pengamatan dan pola atau hubungan pada data secara digital atau non digital.
Mengumpulkan data dari penyelidikan yang dilakukannya, menggunakan data sekunder, serta menggunakan pemahaman sains untuk mengidentifikasi
hubungan dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti ilmiah.

5. Mengevaluasi dan refleksi


Mengevaluasi kesimpulan melalui perbandingan dengan teori yang ada. Menunjukkan kelebihan dan kekurangan proses penyelidikan dan efeknya pada data.
Menunjukkan permasalahan pada metodologi.
Elemen CP
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
6. Mengomunikasikan hasil
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
Mengomunikasikan hasil penyelidikan secara utuh yang ditunjang dengan argumen, bahasa serta konvensi sains yang sesuai konteks penyelidikan.
Menunjukkan pola berpikir sistematis sesuai format yang ditentukan.
PENDIDIKAN MENENGAH
CP ditulis dalam paragraf yang utuh dan mudah dipahami sebagai satu kesatuan.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran dan
Penilaian (Asesmen)

1 Memahami Capaian Pembelajaran (CP)


SOSIALISASI
PENINGKATAN2 Menganalisis Capaian Pembelajaran (CP) untuk Menyusun
Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran
MUTU PENDIDIKAN
3 Merencanakan Pembelajaran dan Penilaian (Asesmen)

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


4 Melaksanakan
DIREKTORAT JENDERAL
Pembelajaran dan Penilaian (Asesmen)
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
Sumber:KEMENTERIAN
Kepmendikbud No.56 TahunPENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
2022 tentang PEDOMAN PENERAPAN RISET, DAN TEKNOLOGI
KURIKULUM DALAM
RANGKA PEMULIHAN PEMBELAJARAN
Secara strategis, Proses Perancangan Kegiatan
Pembelajaran dapat dipahami melalui skema berikut:

Memahami Menyusun Menyusun Alur


Merancang
SOSIALISASI Capaian
Pembelajaran
Tujuan
Pembelajaran
Tujuan
Pembelajaran
Pembelajaran

PENINGKATAN Pemerintah menetapkan Capaian Pembelajaran (CP) sebagai kompetensi yang ditargetkan. Namun demikian, CP tidak

MUTU PENDIDIKAN cukup konkret untuk memandu kegiatan pembelajaran sehari-hari.

CP perlu diurai menjadi tujuan-tujuan pembelajaran yang lebih operasional dan konkret, yang dicapai satu persatu oleh
peserta didik hingga mereka mencapai akhir fase

(1) mengembangkan sepenuhnya alur tujuan pembelajaran


dan/atau perencanaan pembelajaran, Pendidik
Dalam menentukan
merancang DIREKTORAT SEKOLAH
(2) mengembangkan alur MENENGAH
tujuan pembelajaran dan/atau rencana PERTAMA
pilihan tersebut
pembelajaran pembelajaran berdasarkan contoh-contoh yang disediakan
DIREKTORAT JENDERAL
Pemerintah PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
berdasarkan
pendidik
PENDIDIKAN MENENGAH kemampuan
dapat
masing-masing
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
(3) menggunakan contoh yang disediakan.
Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan
Pembelajaran (ATP)

Merupakan rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis
menurut urutan dari awal hingga akhir fase.

SOSIALISASI Tujuan pembelajaran yang dikembangkan perlu dicapai peserta didik dalam satu atau lebih jam pelajaran, hingga akhirnya
pada penghujung Fase mereka dapat mencapai CP. Oleh karena itu, untuk CP dalam satu fase, pendidik perlu
mengembangkan beberapa tujuan pembelajaran.

PENINGKATAN
Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai strategi untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran.

MUTU PENDIDIKAN
Harus dipastikan tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran yang dipetakan memenuhi kriteria berikut ini:

Menggambarkan urutan pengembangan


kompetensi yang harus dikuasai secara utuh
Kompetensi
dalam satu fase.
kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
Tujuan keterampilan yang dapat didemonstrasikan oleh peserta didik
Kriteria
Pembelajaran yang menunjukkan telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Alur Tujuan ATP menggambarkan cakupan dan tahapan
pembelajaran yang linear dari awal hingga
(TP) DIREKTORAT SEKOLAH Pembelajaran
MENENGAH PERTAMA akhir fase.
Lingkup materi
terdiri atas: (ATP)
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu dipahami di ATP menggambarkan cakupan dan tahapan
akhir satu unit pembelajaran PENDIDIKAN MENENGAH pembelajaran yang menggambarkan tahapan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI perkembangan kompetensi dalam satu fase
Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Pendidik diberikan keleluasaan dalam
menggunakan rujukan teori untuk merumuskan
Pendidik diharapkan untuk
SOSIALISASI tujuan pembelajaran, diantaranya:
tidak fokus pada satu teori
saja, melainkan dapat
menggunakan teori atau
PENINGKATAN Taksonomi Bloom versi Revisi
Anderson dan Krathwohl pendekatan lain dalam
merancang tujuan
(2001)

MUTU PENDIDIKAN pembelajaran, selama teori


tersebut dinilai relevan
dengan karakteristik mata
6 Aspek Pemahaman
yang dikembangkan oleh pelajaran serta konsep/topik Perlu
Tighe dan Wiggins yang dipelajari, karakteristik diketahui
(2005) peserta didik, serta konteks
lingkungan pembelajaran.

DIREKTORAT SEKOLAH
6 Level Taksonomi Marzano MENENGAH PERTAMA
(2000)
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Perlu
Taksonomi Bloom versi Revisi diketahui
Anderson dan Krathwohl
(2001)

Anderson dan Krathwohl mengelompokkan kemampuan kognitif menjadi


tahapan-tahapan berikut ini, dengan urutan dari kemampuan yang paling dasar ke

SOSIALISASI yang paling tinggi sebagai berikut:

PENINGKATAN
(C1)
Mengingat
(C2)
Memahami
(C3)
Mengaplikasikan
(C4)
Menganalisis
(C5)
Mengevaluasi
(C6)
Menciptakan

MUTU PENDIDIKAN
mengingat kembali
informasi yang telah
dipelajari, termasuk
menjelaskan ide atau
konsep seperti
menjelaskan suatu
menggunakan
konsep,
pengetahuan, atau
memecah-mecah
informasi menjadi
beberapa bagian,
kemampuan untuk
membuat keputusan,
penilaian,
merangkaikan berbagai
elemen menjadi satu
hal baru yang utuh,
definisi, fakta-fakta, konsep informasi yang telah kemampuan untuk mengajukan kritik melalui proses
daftar urutan, atau menggunakan dipelajarinya pada mengeksplorasi dan rekomendasi pencarian ide, evaluasi
menyebutkan kalimat sendiri, situasi berbeda dan hubungan/korelasi yang sistematis terhadap hal/ide/benda
kembali suatu materi menginterpretasikan relevan atau membandingkan yang ada sehingga
kreasi yang diciptakan
yang pernah suatu informasi, antara dua hal atau
menjadi salah satu
diajarkan kepadanya. menyimpulkan, atau lebih, menentukan
solusi terhadap
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
membuat parafrasa
dari suatu bacaan.
keterkaitan antar
konsep, atau
masalah yang ada.
termasuk memberikan
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN mengorganisasikan nilai tambah terhadap
beberapa ide suatu produk yang
PENDIDIKAN MENENGAH dan/atau konsep. sudah ada.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
6 Aspek Pemahaman
Tighe dan Wiggins
(2005)
6 Aspek/Facet Pemahaman merupakan 6 Aspek/Facet Pemahaman ini
cara untuk mengkonfirmasi merupakan modal untuk
SOSIALISASI pemahaman peserta didik atas apa yang
telah mereka pelajari dan tidak
menentukan Tujuan Pembelajaran
(TP), menyusun Alur Tujuan
hirarkis/bukan merupakan siklus.
PENINGKATAN Jika peserta didik melakukan salah
Pembelajaran (ATP), menentukan
asesmen, dan instruksi yang

MUTU PENDIDIKAN satu dari keenam Aspek/Facet


Pemahaman (mampu menjelaskan,
tepat.
Perlu
diketahui
menginterpretasi,
menerapkan/mengaplikasikan,
berempati, memiliki sebuah sudut
pandang, atau memiliki pengenalan diri),
berarti mereka telah
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
mendemonstrasikan sebuah tingkat
DIREKTORAT JENDERAL
pemahaman. PENDIDIKAN ANAK
USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
6 Aspek Pemahaman (6 facet of understanding) (Wiggins and Tighe, 2005) Perlu
Merupakan bentuk-bentuk pemahaman yang digunakan dalam CP. Tidak harus hirarkis. diketahui

Mendeskripsikan suatu ide dengan kata-kata sendiri, membangun hubungan antar topik, mendemonstrasikan hasil kerja,
SOSIALISASI
Penjelasan
menjelaskan alasan/cara/prosedur , menjelaskan sebuah teori menggunakan data, berargumen dan mempertahankan
Explanation pendapatnya.

PENINGKATAN
Interpretasi
Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide, perasaan atau sebuah hasil
karya dari satu media ke media lain, dapat membuat analogi, anekdot, dan model. Melihat makna dari apa yang telah dipelajari

MUTU PENDIDIKAN
Interpretation dan relevansi dengan dirinya.

Aplikasi Menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mengenai suatu dalam situasi yang nyata dalam kehidupan
Application sehari-hari atau sebuah simulasi (menyerupai kenyataan)

Perspektif Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari sebuah situasi, melihat gambaran
Perspective besar, melihat asumsi yang mendasari suatu hal dan memberikan kritik.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


Empati Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain dan/atau memahami pikiran yang berbeda
DIREKTORAT JENDERAL
Empathy dengan PENDIDIKAN
dirinya. Menemukan ANAK
nilai (value) dari sesuatuUSIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN

PENDIDIKAN
Pengenalan diri Memahami diri sendiri; yang menjadi kekuatan,MENENGAH
area yang perlu dikembangkan serta proses berpikir dan emosi yang terjadi
KEMENTERIAN
Self-Knowledge secara internal.PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP Bahasa Indonesia Fase D Perlu
elemen Menyimak diketahui

SOSIALISASI Interpretasi Mendeskripsikan makna dari puisi serta emosi yang ditangkap dari

PENINGKATAN
Peserta didik memahami
informasi berupa
Interpretation puisi tersebut

gagasan, pikiran,
MUTU
pandangan,PENDIDIKAN
arahan atau
pesan dari teks deskripsi,
Aplikasi Membacakan/mendeklamasikan atau membuat karya untuk merespons
Application puisi
narasi, puisi, eksplanasi
dan eksposisi dari teks
visual dan audiovisual Perspektif Melakukan bedah puisi melalui diskusi dari sudut pandang yang
untuk menemukan Perspective berbeda.
makna yang tersurat dan
tersirat.DIREKTORAT Empati
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Menaruh diri di posisi penulis puisi dan mencoba merasakan emosi
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
Empathy yang dirasakan penulis dan dituangkan dalam media yang berbeda.
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Perlu
diketahui
6 Level Taksonomi Marzano
(2000)

Marzano menggunakan tiga sistem dalam domain pengetahuan yaitu sistem


kognitif, sistem metakognitif, dan sistem diri (self-system). Terdapat 6 level

SOSIALISASI taksonomi yaitu:

PENINGKATAN
Tingkat 1:
mengenali dan Tingkat 2: Tingkat 3:
Tingkat 4:
Tingkat 5: Tingkat 6:
pemanfaatan

MUTU PENDIDIKAN
mengingat kembali
(retrieval)
pemahaman analisis
pengetahuan
metakognisi sistem diri

mengingat kembali Pemahaman yang Cakupan analisis disini Pemanfaatan Sistem metakognisi Menentukan apakah
(retrieval) informasi dimaksud melibatkan berupa kemampuan pengetahuan berfungsi untuk seseorang akan
menggenerasi digunakan saat memantau, melakukan atau tidak
dalam batas dua proses seseorang ingin mengevaluasi melakukan sesuatu
mengidentifikasi yang saling berkaitan informasi baru yang
menyelesaikan tugas dan mengatur fungsi dari tugas.
sebuah informasi yaitu integrasikan belum diproses oleh tertentu. semua jenis
secara dan seseorang. pemikiran lainnya. Ada empat jenis dari
umum. simbolisasi. Ada lima proses Ada empat kategori sistem diri:
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
analisis:
Ada empat fungsi dari
metakognisi:
(1) mencocokan,
umum pemanfaatan
pengetahuan:
(1) memeriksa
kepentingan,
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN
(1) menetapkan tujuan,DASAR, DAN
(2) mengklasifikasikan,
(2) memantau proses,
(1) pengambilan
keputusan,
(2) memeriksa
kemanjuran,
(3) menganalisis
PENDIDIKAN MENENGAH (3) memantau kejelasan,
kesalahan,
(4) memantau ketepatan.
(2) penyelesaian
masalah,
(3) memeriksa respon
emosional,
(4) menyamaratakan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
(5) menspesifikasikan.
(3) percobaan,
(4) penyelidikan.
(4) memeriksa motivasi
secara keseluruhan.
Bagaimana strategi menyusun tujuan pembelajaran dalam alur tujuan
pembelajaran yang efektif?

Pendidik harus melakukan analisis Capaian Pembelajaran (CP) untuk kemudian disusun menjadi
Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (TP). Merumuskan tujuan pembelajaran dari
CP dapat dilakukan melalui beberapa alternatif:

SOSIALISASIAlternatif 1
PENINGKATAN Merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung dari CP

MUTU PENDIDIKAN
Alternatif 2
Merumuskan TP dengan Menganalisis ‘Kompetensi’ dan ‘Lingkup
Materi’ pada CP.

Alternatif 3
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
DIREKTORAT JENDERAL Merumuskan TP Lintas ANAK
PENDIDIKAN Elemen USIA
CP DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN
Sumber: Panduan PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Pembelajaran dan Asesmen
Alternatif 1

Merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung dari CP

SOSIALISASI
PENINGKATAN
MUTU PENDIDIKAN

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN
Sumber: Panduan PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Pembelajaran dan Asesmen
Alternatif 2
Merumuskan TP dengan Menganalisis ‘Kompetensi’ dan ‘Lingkup
Materi’ pada CP.

Capaian Pembelajaran Tujuan Pembelajaran

SOSIALISASI
PENINGKATAN Elemen Pengukuran
Pada akhir Fase B, peserta didik dapat mengukur panjang dan berat
benda menggunakan satuan baku. Mereka dapat menentukan
1.

2.
Menentukan hubungan antarsatuan baku
panjang (cm, m).
Menjelaskan cara mengukur panjang benda
hubungan antar-satuan baku panjang (cm, m). Mereka dapat menggunakan satuan baku.

MUTU PENDIDIKANmengukur dan mengestimasi luas dan volume menggunakan satuan


tidak baku dan satuan baku berupa bilangan cacah.
3.

4.
Menjelaskan ciri berbagai bentuk bangun datar
(segiempat, segitiga, segi banyak).
Menentukan ciri bagian-bagian dari bangun
Elemen Geometri datar (segiempat, segitiga, segi banyak).
Peserta didik dapat mendeskripsikan ciri berbagai bentuk bangun 5. Mengukur bangun datar (segiempat, segitiga,
datar (segiempat, segitiga, segi banyak). Mereka dapat menyusun segi banyak) menggunakan satuan baku
(komposisi) dan mengurai (dekomposisi) berbagai bangun datar
dengan lebih dari satu cara jika memungkinkan

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH


Pembelajaran PERTAMA
Penting untuk diperhatikan: dapat mengembangkan dengan cara lain selama Capaian
di akhir fase tercapai
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN
Sumber: Panduan PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Pembelajaran dan Asesmen
Alternatif 3

Merumuskan TP Lintas Elemen CP

Elemen Kompetensi Lingkup Materi

SOSIALISASI Bilangan
Pada akhir Fase B, peserta didik
1.
2.
Memahami
Menentukan
1.
2.
Bilangan cacah sampai 10.000
Nilai tempat
menunjukkan pemahaman dan intuisi 3. Membandingkan 3. Komposisi dan dekomposisi

PENINGKATAN bilangan (number sense) pada bilangan


cacah sampai 10.000. Mereka dapat
membaca, menulis, menentukan nilai
4.
5.
6.
Mengurutkan
Mengidentifikasi
Melakukan
4.
bilangan
Menggunakan ribuan sebagai
satuan

MUTU PENDIDIKAN
tempat, membandingkan, mengurutkan, 7. Menyelesaikan masalah 5. Operasi penjumlahan dan
menggunakan nilai tempat, melakukan pengurangan bilangan cacah
komposisi, dan dekomposisi bilangan sampai 1.000
tersebut. Mereka juga dapat
menyelesaikan masalah berkaitan
dengan uang menggunakan ribuan
sebagai satuan.peserta didik dapat
melakukan operasi penjumlahan dan
pengurangan bilangan cacah sampai
1.000, dan seterusnya.

DIREKTORAT
Tujuan Pembelajaran: SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
B1.1 Menyajikan nilai tempat dan urutan pada bilangan cacah sampai 1.000.
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
B1.2 Melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai dengan 1.000.
PENDIDIKAN
B1.3 Menghubungkan gambar MENENGAH
dengan nilai pecahan
Dan seterusnya
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Sumber: Panduan Pembelajaran dan Asesmen
Bagaimana strategi menyusun tujuan pembelajaran dalam alur tujuan
pembelajaran yang efektif?

Alur strategi yang dapat dilakukan,guna menyusun alur tujuan pembelajaran sebagai berikut:

Perhatikan kompetensi serta materi yang hendak dicapai pada CP Perhatikan hal berikut:

SOSIALISASI 1 tersebut.


CP berlaku untuk 1
FASE.
Lihat karakteristik

PENINGKATAN
2
Rumuskan tujuan pembelajaran dengan mempertimbangkan
kompetensi dan lingkup materinya. Pastikan kompetensi utama yang
termuat dalam CP tercapai.
masing-masing mata
pelajaran, karena
terdapat CP berbasis
konten (PP, Matematika),
MUTU PENDIDIKAN Pertimbangkan beban jam pelajaran yang digunakan untuk mencapai
sintaks (Seni), bahkan
terdapat pula yang
berbasis kompetensi
3 tujuan pembelajaran, agar selaras dengan beban JP pada mata
(Bahasa).
pelajaran. ● Kalimat dalam tujuan
pembelajaran dapat
mengambil dari berbagai
Susun tujuan pembelajaran secara linear dari awal fase hingga akhir referensi, poin utamanya
4 fase. Dalam menyusun alur, perhatikan kesesuaian tujuan adalah “operasional”
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
pembelajaran terhadap kompleksitas dan perkembangan peserta didik. (kompetensinya terukur).

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN


PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN
Sumber: Panduan PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Pembelajaran dan Asesmen
Bagaimana cara menyusun alur tujuan pembelajaran yang efektif?

Pendidik yang merancang alur tujuan pembelajarannya sendiri, tujuan-tujuan pembelajaran yang telah dikembangkan dalam tahap
sebelumnya akan disusun sebagai satu alur (sequence) yang berurutan secara sistematis, dan logis awal hingga akhir fase.
Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, pendidik dapat mengacu pada berbagai cara yang diuraikan pada tabel di bawah ini:

SOSIALISASI
Pengurutan dari yang Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten yang lebih abstrak dan simbolis. Contoh : memulai
Konkret ke yang pengajaran dengan menjelaskan tentang benda geometris (konkret) terlebih dahulu sebelum mengajarkan aturan teori objek
Abstrak geometris tersebut (abstrak).

PENINGKATAN
Pengurutan Deduktif
Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang spesifik. Contoh : mengajarkan konsep database terlebih dahulu
sebelum mengajarkan tentang tipe database, seperti hierarki atau relasional.

MUTU PENDIDIKAN
Pengurutan dari Mudah
ke yang lebih Sulit
Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit. Contoh: mengajarkan cara mengeja kata-kata pendek
dalam kelas bahasa sebelum mengajarkan kata yang lebih panjang.

Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum
Pengurutan Hierarki mengajarkan keterampilan yang lebih kompleks. Contoh : siswa perlu belajar tentang penjumlahan sebelum mereka dapat
memahami konsep perkalian.

Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari sebuah prosedur, kemudian membantu siswa untuk
menyelesaikan tahapan selanjutnya. Contoh : dalam mengajarkan cara menggunakan t-test dalam sebuah pertanyaan
Pengurutan Prosedural
penelitian, ada beberapa tahap prosedur yang harus dilalui, seperti menulis hipotesis, menentukan tipe tes yang akan
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
digunakan, memeriksa asumsi, dan menjalankan tes dalam sebuah perangkat lunak statistik.
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus mengurangi bantuan secara bertahap. Contoh : dalam
Scaffolding PENDIDIKAN
mengajarkan berenang, guru MENENGAH
perlu menunjukkan cara mengapung, dan ketika siswa mencobanya, guru hanya butuh
membantu. Setelah ini, bantuan yang diberikan akan berkurang secara bertahap. Pada akhirnya, siswa dapat berenang sendiri.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
(Creating Learning Materials for Open and Distance Learning, 2005; Doolittle, 2001; Morrison, Ross, & Kemp, 2007; Reigeluth & Keller, 2009)
Inspirasi Penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan
pembelajaran (ATP)

SOSIALISASI ●
Keterangan:
lingkup materi diperoleh berdasarkan
analisis yang terdapat dalam capaian

PENINGKATAN Lingkup
Materi
pembelajaran masing-masing elemen,
kemudian merumuskan tujuan
pembelajaran berdasarkan analisis dari
capaian pembelajaran.

MUTU PENDIDIKAN ● Kode TP merupakan pengkodean agar


mudah dalam pemetaan alur tujuan
pembelajaran. Arti kode TP, misal: B.7.1,
dimana “B” merupakan elemen Bilangan,
“7” merupakan perencanaan di Kelas 7,
dan “1” merupakan tujuan pembelajaran.
“A” elemen Aljabar, “P” elemen
Pengukuran, “G” elemen Geometri, dan
“D” elemen Analisis Data dan Peluang.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


● Urutan elemen, capaian pembelajaran,
tujuan pembelajaran, dan kode tidak
menggambarkan urutan alur tujuan
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
pembelajaran.

PENDIDIKAN MENENGAH ● Alokasi Waktu merupakan perencanaan


jumlah jam pelajaran berdasarkan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
masing-masing tujuan pembelajaran.
Inspirasi Penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan
pembelajaran (ATP)

Lingkup
Materi

SOSIALISASI ●
Keterangan:
lingkup materi diperoleh berdasarkan
analisis yang terdapat dalam capaian

PENINGKATAN pembelajaran masing-masing elemen,


kemudian merumuskan tujuan
pembelajaran berdasarkan analisis dari
capaian pembelajaran.

MUTU PENDIDIKAN ● Kode TP merupakan pengkodean agar


mudah dalam pemetaan alur tujuan
pembelajaran. Arti kode TP, misal: B.7.1,
dimana “B” merupakan elemen Bilangan,
“7” merupakan perencanaan di Kelas 7,
dan “1” merupakan tujuan pembelajaran.
“A” elemen Aljabar, “P” elemen
Pengukuran, “G” elemen Geometri, dan
“D” elemen Analisis Data dan Peluang.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


● Urutan elemen, capaian pembelajaran,
tujuan pembelajaran, dan kode tidak
menggambarkan urutan alur tujuan
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
pembelajaran.

PENDIDIKAN MENENGAH ● Alokasi Waktu merupakan perencanaan


jumlah jam pelajaran berdasarkan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
masing-masing tujuan pembelajaran.
Inspirasi Penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan
pembelajaran (ATP)

Lingkup
Materi

SOSIALISASI ●
Keterangan:
lingkup materi diperoleh berdasarkan
analisis yang terdapat dalam capaian

PENINGKATAN pembelajaran masing-masing elemen,


kemudian merumuskan tujuan
pembelajaran berdasarkan analisis dari
capaian pembelajaran.

MUTU PENDIDIKAN ● Kode TP merupakan pengkodean agar


mudah dalam pemetaan alur tujuan
pembelajaran. Arti kode TP, misal: B.7.1,
dimana “B” merupakan elemen Bilangan,
“7” merupakan perencanaan di Kelas 7,
dan “1” merupakan tujuan pembelajaran.
“A” elemen Aljabar, “P” elemen
Pengukuran, “G” elemen Geometri, dan
“D” elemen Analisis Data dan Peluang.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


● Urutan elemen, capaian pembelajaran,
tujuan pembelajaran, dan kode tidak
menggambarkan urutan alur tujuan
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
pembelajaran.

PENDIDIKAN MENENGAH ● Alokasi Waktu merupakan perencanaan


jumlah jam pelajaran berdasarkan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
masing-masing tujuan pembelajaran.
Inspirasi Penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan
pembelajaran (ATP)

Lingkup
Materi

SOSIALISASI ●
Keterangan:
lingkup materi diperoleh berdasarkan
analisis yang terdapat dalam capaian

PENINGKATAN pembelajaran masing-masing elemen,


kemudian merumuskan tujuan
pembelajaran berdasarkan analisis dari
capaian pembelajaran.

MUTU PENDIDIKAN ● Kode TP merupakan pengkodean agar


mudah dalam pemetaan alur tujuan
pembelajaran. Arti kode TP, misal: B.7.1,
dimana “B” merupakan elemen Bilangan,
“7” merupakan perencanaan di Kelas 7,
dan “1” merupakan tujuan pembelajaran.
“A” elemen Aljabar, “P” elemen
Pengukuran, “G” elemen Geometri, dan
“D” elemen Analisis Data dan Peluang.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


● Urutan elemen, capaian pembelajaran,
tujuan pembelajaran, dan kode tidak
menggambarkan urutan alur tujuan
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
pembelajaran.

PENDIDIKAN MENENGAH ● Alokasi Waktu merupakan perencanaan


jumlah jam pelajaran berdasarkan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
masing-masing tujuan pembelajaran.
Inspirasi Penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan
pembelajaran (ATP)

SOSIALISASI ●
Keterangan:
lingkup materi diperoleh berdasarkan
analisis yang terdapat dalam capaian

PENINGKATAN pembelajaran masing-masing elemen,


kemudian merumuskan tujuan
pembelajaran berdasarkan analisis dari
capaian pembelajaran.

MUTU PENDIDIKAN ● Kode TP merupakan pengkodean agar


mudah dalam pemetaan alur tujuan
pembelajaran. Arti kode TP, misal: B.7.1,
dimana “B” merupakan elemen Bilangan,
“7” merupakan perencanaan di Kelas 7,
dan “1” merupakan tujuan pembelajaran.
“A” elemen Aljabar, “P” elemen
Pengukuran, “G” elemen Geometri, dan
“D” elemen Analisis Data dan Peluang.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


● Urutan elemen, capaian pembelajaran,
tujuan pembelajaran, dan kode tidak
menggambarkan urutan alur tujuan
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
pembelajaran.

PENDIDIKAN MENENGAH ● Alokasi Waktu merupakan perencanaan


jumlah jam pelajaran berdasarkan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
masing-masing tujuan pembelajaran.
Inspirasi Penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan
pembelajaran (ATP)

SOSIALISASI ●
Keterangan:
Konten (materi) diperoleh berdasarkan
analisis yang terdapat dalam capaian

PENINGKATAN pembelajaran masing-masing elemen,


kemudian merumuskan tujuan
pembelajaran berdasarkan analisis dari
capaian pembelajaran.

MUTU PENDIDIKAN ● Kode TP merupakan pengkodean agar


mudah dalam pemetaan alur tujuan
pembelajaran. Arti kode TP, misal: B.7.1,
dimana “B” merupakan elemen Bilangan,
“7” merupakan perencanaan di Kelas 7,
dan “1” merupakan tujuan pembelajaran.
“A” elemen Aljabar, “P” elemen
Pengukuran, “G” elemen Geometri, dan
“D” elemen Analisis Data dan Peluang.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


● Urutan elemen, capaian pembelajaran,
tujuan pembelajaran, dan kode tidak
menggambarkan urutan alur tujuan
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
pembelajaran.

PENDIDIKAN MENENGAH ● Alokasi Waktu merupakan perencanaan


jumlah jam pelajaran berdasarkan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
masing-masing tujuan pembelajaran.
Inspirasi Penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan
pembelajaran (ATP)

SOSIALISASI ●
Keterangan:
Konten (materi) diperoleh berdasarkan
analisis yang terdapat dalam capaian

PENINGKATAN pembelajaran masing-masing elemen,


kemudian merumuskan tujuan
pembelajaran berdasarkan analisis dari
capaian pembelajaran.

MUTU PENDIDIKAN ● Kode TP merupakan pengkodean agar


mudah dalam pemetaan alur tujuan
pembelajaran. Arti kode TP, misal: B.7.1,
dimana “B” merupakan elemen Bilangan,
“7” merupakan perencanaan di Kelas 7,
dan “1” merupakan tujuan pembelajaran.
“A” elemen Aljabar, “P” elemen
Pengukuran, “G” elemen Geometri, dan
“D” elemen Analisis Data dan Peluang.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


● Urutan elemen, capaian pembelajaran,
tujuan pembelajaran, dan kode tidak
menggambarkan urutan alur tujuan
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
pembelajaran.

PENDIDIKAN MENENGAH ● Alokasi Waktu merupakan perencanaan


jumlah jam pelajaran berdasarkan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
masing-masing tujuan pembelajaran.
Inspirasi Penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan
pembelajaran (ATP)

ini bukanlah format utama,


satuan pendidikan dapat
menggunakan berbagai format
Selengkapnya, pindai QR code berikut melalui gawai asal mencakup poin-poin
penting yang termuat dalam TP
SOSIALISASI maupun ATP

PENINGKATAN
MUTU PENDIDIKAN

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN
atau akses melalui MENENGAH
link bit.ly/ATP_PP_SMP
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran dan
Penilaian (Asesmen)

1 Memahami Capaian Pembelajaran (CP)


SOSIALISASI
PENINGKATAN2 Menganalisis Capaian Pembelajaran (CP) untuk Menyusun
Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran
MUTU PENDIDIKAN
3 Merencanakan Pembelajaran dan Penilaian (Asesmen)

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


4 Melaksanakan
DIREKTORAT JENDERAL
Pembelajaran dan Penilaian (Asesmen)
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
Sumber:KEMENTERIAN
Kepmendikbud No.56 TahunPENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
2022 tentang PEDOMAN PENERAPAN RISET, DAN TEKNOLOGI
KURIKULUM DALAM
RANGKA PEMULIHAN PEMBELAJARAN
Mari Mulai dari Diri Kita

1. Bagaimana pendidik di lingkungan Bapak/Ibu


menyusun dan melaksanakan pembelajaran dan
SOSIALISASI asesmen di kelas?

PENINGKATAN 2. Bagaimana penerapan asesmen awal dan


diferensiasi dalam kegiatan pembelajaran yang

MUTU PENDIDIKAN telah dilakukan?

3. Bagaimana komposisi asesmen formatif dan sumatif


yang telah Bapak/Ibu laksanakan?

4. Apa bentuk asesmen yang selama ini Bapak/Ibu


lakukan?
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Perencanaan Pembelajaran

Perlu Merupakan merupakan aktivitas untuk merumuskan:


diketahui
a. capaian pembelajaran yang menjadi tujuan belajar dari suatu unit pembelajaran;
b. cara untuk mencapai tujuan belajar; dan
SOSIALISASI c. cara menilai ketercapaian tujuan belajar.

PENINGKATAN
“Setiap pendidik perlu memiliki rencana pembelajaran untuk membantu mengarahkan proses pembelajaran mencapai CP.”

Fleksibel

MUTU PENDIDIKAN dokumen tidak terikat pada bentuk tertentu


dan dapat disesuaikan dengan konteks
pembelajaran

Perencanaan
Pembelajaran Jelas
dituangkan dalam dokumen mudah dipahami
bentuk yang:
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK Sederhana
USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
dokumen yang berisi hal pokok dan penting
PENDIDIKAN MENENGAHsebagai acuan pelaksanaan pembelajaran

Sumber: KEMENTERIAN
Kepmendikbud No 16 Tahun PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
2022 tentang Standar Proses
Pilihan Dokumen Perencanaan
Pembelajaran

Komponen minimum dalam Komponen minimum dalam

SOSIALISASI ●
rencana pelaksanaan pembelajaran

Tujuan pembelajaran (salah satu dari ●


modul ajar

Tujuan pembelajaran (salah satu dari

PENINGKATAN
Dokumen Perencanaan pembelajaran ini dapat
berupa: ●
tujuan dalam alur tujuan pembelajaran)
Langkah-langkah atau kegiatan
pembelajaran. Biasanya untuk satu atau
tujuan dalam alur tujuan pembelajaran)
● Langkah-langkah atau kegiatan
pembelajaran. Biasanya untuk satu
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
1
MUTU PENDIDIKAN
2 Modul Ajar

lebih pertemuan.
Asesmen pembelajaran: Rencana
asesmen untuk di awal pembelajaran dan
tujuan pembelajaran yang dicapai dalam
satu atau lebih pertemuan.
● Rencana asesmen untuk di awal
rencana asesmen di akhir pembelajaran pembelajaran beserta instrumen dan
untuk mengecek ketercapaian tujuan cara penilaiannya
pembelajaran ● Rencana asesmen di akhir pembelajaran
Apabila pendidik menggunakan modul untuk mengecek ketercapaian tujuan
ajar, maka ia tidak perlu membuat RPP pembelajaran beserta instrumen dan
karena komponen-komponen dalam cara penilaiannya
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
modul ajar meliputi ● Media pembelajaran yang digunakan,
komponen-komponen dalam RPP. termasuk misalnya bahan bacaan yang
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
digunakan, lembar kegiatan, video, atau
PENDIDIKAN MENENGAH tautan situs web yang perlu dipelajari
peserta didik
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Komponen Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
Perlu
diketahui
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PALING SEDIKIT memuat:

SOSIALISASI
PENINGKATAN Tujuan
Langkah/
Kegiatan
Penilaian/
Asesmen
Pembelajaran
MUTU PENDIDIKAN
“Komponen dalam
Pembelajaran Pembelajaran

Perencanaan
Pembelajaran ditentukan Kegiatan belajar sesuai
● Proses pengumpulan dan
oleh pendidik dengan kemampuan dan pengolahan informasi untuk
Memuat kompetensi dan
berdasarkan tahapan perkembangan mengetahui kesiapan dan
lingkup materi pembelajaran
peserta didik hasil belajar peserta didik
kebutuhannya” yang sesuai dengan kurikulum
● Menunjukkan bagaimana
(untuk pendidikan khusus
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
satuan pendidikan
media pembelajaran
memperhatikan kebutuhan peserta
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK digunakanUSIA DINI, PENDIDIKAN
didik) DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH Pendidik dapat mengembangkan lebih dari 3 komponen tersebut, asalkan relevan dengan
kebutuhannya. Penyederhanaan ini berfokus agar pendidik dapat lebih menyelaraskan dan
Sumber: KEMENTERIAN
Kepmendikbud No 16 Tahun PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
2022 tentang Standar Proses RISET, aktivitas
mengembangkan DANpembelajaran
TEKNOLOGI dan penilaian (asesmen)
Komponen Lengkap Modul Ajar

Perlu
diketahui

SOSIALISASI
PENINGKATAN
MUTU PENDIDIKAN
“Komponen dalam
Perencanaan
Pembelajaran ditentukan
oleh pendidik
berdasarkan
kebutuhannya”
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Tips Memodifikasi Perencanaan Pembelajaran
Pendidik memiliki kemerdekaan Dalam menyusun Perencanaan
untuk: Pembelajaran, Pendidik harus
● memilih atau memodifikasi memperhatikan suasana belajar
perencanaan pembelajaran yang:
SOSIALISASI yang sudah disediakan
pemerintah untuk disesuaikan
interaktif

PENINGKATAN dengan karakteristik peserta


didik.
inspiratif

MUTU PENDIDIKAN ● menyusun sendiri perangkat


pembelajaran sesuai dengan
menyenangkan

karakteristik peserta didik. Perlu


menantang
diketahui
Ketika memodifikasi/menyusun
memotivasi Peserta Didik untuk berpartisipasi
perencanaan pembelajaran, aktif
Pendidik dapat menggunakan
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
berbagai teknik dan/atau instrumen memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat,
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN
penilaian (asesmen) yang sesuai ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR,
minat, dan perkembangan fisik, serta
DAN
dengan tujuan pembelajaran.
PENDIDIKAN MENENGAH psikologis Peserta Didik.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Sumber: Kepmendikbud No 16 Tahun 2022 tentang Standar Proses
Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
Melakukan Asemen Awal Guna Pembelajaran terdiferensiasi
Mengidentifikasi Kebutuhan didasarkan pada hasil asesmen
Belajar Peserta Didik awal pembelajaran pada lingkup
materi tertentu.
SOSIALISASI Asesmen di awal pembelajaran dilakukan
hanya terkait kesiapan peserta didik Hasil asesmen awal pembelajaran
PENINGKATAN pada kompetensi yang akan
dituju/dipelajari.
ini memberikan informasi kesiapan
belajar peserta didik (readiness),
MUTU PENDIDIKAN Hasilnya digunakan untuk
menyesuaikan rencana pembelajaran
yaitu informasi kesesuaian
pengetahuan atau keterampilan Perlu
yang dibuat agar sesuai dengan tahap yang dimiliki peserta didik saat ini, diketahui
pembelajaran peserta didik. dengan pengetahuan atau
keterampilan baru yang akan
Asesmen pada awal pembelajaran dipelajari.
diharapkan dapat dilakukan secara
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
natural, seperti diskusi ringan
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN Melakukan Diferesiasi
pemantik di awal kegiatan, permainan,ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
kuis, atau sederhana. Pembelajaran
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Diferensiasi Pembelajaran
Perlu diketahui
Pendidik dapat mendesain pembelajaran berdiferensiasi meliputi :

Diferensiasi Konten (Materi) Diferensiasi Proses (Metode/Strategi) Diferensiasi Produk

SOSIALISASI
Materi pembelajaran disesuaikan dengan Proses Pembelajaran disesuaikan Penyesuaian hasil dari kegiatan
kesiapan peserta didik berdasarkan dengan kemampuan pembelajaran berdasarkan peminatan
PENINGKATAN
kompleksitasnya. penerimaan/keterampilan peserta didik. peserta didik

MUTU PENDIDIKAN
Misal:
Kompetensi yang akan dicapai yaitu
mengurutkan dan membandingkan bilangan
Misal:
Kompetensi memahami gaya dan tekanan.
Misal:
Menceritakan ulang nilai-nilai luhur yang
didapatkan dalam teks narasi (dongeng
bulat terkait dalam keseharian Pendidik dapat melakukan diferensiasi nusantara)
berupa:
Pendidik dapat melakukan diferensiasi ● pendampingan pada praktik yang Pendidik dapat melakukan diferensiasi
terhadap pemahaman konsep bilangan dilakukan peserta didik secara produk hasil belajar peserta didik berupa:
bulat peserta didik di kelas langsung ● Bahan tayang visual (poster, slide
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
● Modeling-praktik-kerja mandiri-review
● Memberi pertanyaan pemantik untuk
paparan, dan sejenisnya)
● Podcast
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN
belajar mandiri ANAK USIA DINI, ● PENDIDIKAN DASAR,
Review berbasis media DAN
Audio-visual
PENDIDIKAN MENENGAH ● Pagelaran drama
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Perubahan Paradigma Penilaian
(Asesmen)

SOSIALISASI
Selama ini pelaksanaan asesmen cenderung berfokus
pada asesmen sumatif yang dijadikan acuan untuk

PENINGKATAN
mengisi laporan hasil belajar. Hasil asesmen belum
dimanfaatkan sebagai umpan balik untuk perbaikan
pembelajaran.
MUTU PENDIDIKAN
Pada kurikulum merdeka, pendidik diharapkan lebih
berfokus pada asesmen formatif dibandingkan sumatif
Asesmen SEBAGAI Asesmen UNTUK Proses Asesmen PADA AKHIR
dan menggunakan hasil asesmen formatif untuk Proses Pembelajaran Pembelajaran Proses Pembelajaran
perbaikan proses pembelajaran yang berkelanjutan, (Assessment AS Learning) (Assessment FOR Learning) (Assessment OF Learning)
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar berikut ini: ● Asesmen untuk evaluasi
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
● Asesmen untuk refleksi
proses pembelajaran
● Asesmen untuk perbaikan
proses pembelajaran pada akhir proses
pembelajaran
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN
● ANAK USIA ●DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
Berfungsi sebagai

Berfungsi sebagai
Berfungsi sebagai
asesmen formatif asesmen formatif
Perlu diketahui PENDIDIKAN MENENGAH asesmen sumatif

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


Formatif Sumatif


Terpadu dengan proses pembelajaran, ● Merupakan alat ukur untuk
Karakteristik sehingga asesmen formatif dan mengetahui pencapaian hasil
Asesmen Formatif dan Sumatif pembelajaran menjadi suatu kesatuan. belajar peserta didik dalam satu
Perencanaan asesmen formatif dibuat lingkup materi atau periode tertentu,
SOSIALISASI menyatu dengan perencanaan
pembelajaran;
misalnya satu lingkup materi, akhir
semester, atau akhir tahun ajaran;
PENINGKATAN ● Melibatkan peserta didik dalam
pelaksanaannya (misalnya melalui
● Capaian hasil belajar untuk
dibandingkan dengan kriteria

MUTU PENDIDIKAN
“Pendidik dan satuan
penilaian diri, penilaian antarteman, dan
refleksi metakognitif terhadap proses
capaian yang telah ditetapkan
● Digunakan pendidik atau satuan
pendidikan diberikan belajarnya); pendidikan untuk mengevaluasi
keleluasaan untuk ● Memperhatikan kemajuan efektivitas program pembelajaran.
mengatur pelaksanaan penguasaan dalam berbagai ranah,
asesmen formatif meliputi sikap, pengetahuan, dan
maupun sumatif melalui keterampilan, sehingga dibutuhkan
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
berbagai teknik guna
metode/strategi pembelajaran dan
mengukur dan
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
mengintervensi capaian
teknik/instrumen.
yang dilakukan dalam PENDIDIKAN MENENGAH
Kedua memiliki kesamaan yaitu adanya umpan balik untuk pemberian intervensi kepada
KEMENTERIAN
pembelajaran” PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET,
peserta didik maupun perbaikanDAN
prosesTEKNOLOGI
pembelajaran berikutnya;
Pelaksanaan Asesmen Formatif dan Sumatif
Hal yang harus diperhatikan ● Dilakukan untuk mengonfirmasi
dalam melaksanakan Formatif capaian pembelajaran peserta
didik pada periode tertentu (akhir
● Dilakukan secara terus menerus lingkup materi, semester atau
SOSIALISASIbersamaan dengan proses
pembelajaran ●
akhir jenjang)
Hasilnya akan digunakan sebagai

PENINGKATAN
● menggunakan berbagai teknik
asesmen sesuai dengan target
bahan pengolah laporan hasil
belajar
pada tujuan pembelajaran ● Pemberian umpan balik tetap
MUTU PENDIDIKAN
● memberikan umpan balik baik
untuk peserta didik maupun
dilakukan walaupun data hasil
pengukuran capaian telah didapat Perlu
pendidik ● Menggunakan berbagai teknik diketahui
● berorientasi pada perubahan, asesmen
bukan sekadar memenuhi
kuantitas nilai yang termuat dalam
rapor

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
bersifat informatif
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,
Hal yang PENDIDIKAN
harus diperhatikan DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
dalam melaksanakan Sumatif
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Observasi

Peserta didik diamati secara berkala, dengan fokus secara


keseluruhan maupun individu. Observasi bisa dilakukan dalam
tugas atau aktivitas rutin/harian.
Teknik dan Instrumen Asesmen

Penilaian Kinerja (Performance Test)

SOSIALISASI Asesmen performa dapat berupa praktik, menghasilkan produk,


melakukan projek, dan membuat portofolio.

PENINGKATAN Tes Tertulis

MUTU PENDIDIKAN
“Terdapat berbagai teknik
Teknik Asesmen Tes dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis.

dalam melakukan
asesmen, pendidik Tes Lisan
diberikan keleluasaan
memilih teknik dan Pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik
menjawab secara lisan, dan dapat diberikan secara klasikal
instrumen agar asesmen ketika pembelajaran
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
selaras dengan kegiatan
pembelajaran. Sehingga
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIAPortofolio
DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
hasil belajar peserta didik
valid dan dapat ditindak PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN
lanjuti” PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET,
Kumpulan DAN
dokumen TEKNOLOGI
hasil penilaian, penghargaan, dan karya
peserta didik dalam bidang tertentu yang mencerminkan
perkembangan (reflektif-integratif) dalam kurun waktu tertentu.
Rubrik
Teknik dan Instrumen Asesmen Pedoman yang dibuat untuk menilai dan mengevaluasi kualitas
capaian kinerja peserta didik. Capaian kinerja dituangkan dalam
bentuk kriteria atau dimensi yang akan dinilai yang dibuat
secara bertingkat dari kurang sampai terbaik.

SOSIALISASI
Ceklist
PENINGKATAN Daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik atau elemen yang
dituju.

MUTU PENDIDIKAN
“Terdapat berbagai teknik
Instrumen Asesmen

dalam melakukan Catatan Anekdotal


asesmen, pendidik
Catatan singkat hasil observasi pada peserta didik. Berisi
diberikan keleluasaan catatan performa dan perilaku peserta didik yang penting,
memilih teknik dan disertai latar belakang kejadian dan hasil analisa dari observasi
instrumen agar asesmen yang telah dilakukan.
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
selaras dengan kegiatan
pembelajaran. Sehingga
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA Grafik
DINI,Perkembangan
PENDIDIKAN DASAR, DAN
hasil belajar peserta didik
valid dan dapat ditindak PENDIDIKAN MENENGAH Grafik atau infografik yang menggambarkan tahap
KEMENTERIAN
lanjuti” PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET,
perkembangan DAN TEKNOLOGI
belajar peserta didik.
Kesalahan dalam belajar itu wajar. Jika diterima, dikomunikasikan, dan dicarikan
jalan keluar, maka kesalahan akan menstimulasi perkembangan otak peserta didik.

Penerapan Pola Pikir Bertumbuh Belajar bukan tentang kecepatan, tetapi tentang pemahaman, penalaran,
penerapan, serta kemampuan menilai dan berkarya secara mendalam.

SOSIALISASI Ekspektasi pendidik yang positif tentang kemampuan peserta didik akan sangat
mempengaruhi performa peserta didik.

PENINGKATAN Setiap peserta didik unik, memiliki peta jalan belajar yang berbeda, dan tidak perlu
dibandingkan dengan teman-temannya.

MUTU PENDIDIKAN
Penerapan pola pikir
Pengondisian lingkungan belajar (fisik dan psikis) di sekolah dan rumah akan
bertumbuh dalam asesmen mempengaruhi pencapaian hasil belajar.
diharapkan membangun
kesadaran bahwa proses
pencapaian tujuan Melatih dan membiasakan peserta didik untuk melakukan asesmen diri (self
assessment), asesmen antarteman (peer assessment), refleksi diri, dan pemberian
pembelajaran, lebih umpan balik antarteman (peer feedback).
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
penting daripada sebatas
hasil akhir. JENDERAL
DIREKTORAT PENDIDIKANApresiasi/pesan/umpan
ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
balik yang tepat berpengaruh pada motivasi belajar peserta
Pendidik diharapkan mampu menerapkan ide penerapan PENDIDIKAN
didik. MENENGAH
pola pikir bertumbuh, sebagaimana uraian di berikut ini:
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Berikut acuan dalam memberikan umpan balik kepada peserta didik
melalui tangga umpan balik (Ladder of Feedback)

SOSIALISASI
PENINGKATAN
MUTU PENDIDIKAN

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Penerapan Tangga Umpan Balik Berorientasi Pola Pikir Bertumbuh
(Growth Mindset)
Contoh Mengidentifikasi Unsur-unsur Bangun Ruang (Jaring-jaring Kubus) - Fase C

SOSIALISASI Apresiasi
“Selamat Nak, telah menunjukkan usaha yang sungguh-sungguh dalam
mengerjakan tugas ini. Ibu juga senang karena kamu mengumpulkan
tugas tepat waktu.”

PENINGKATAN Saran
“Jika tugas membuat jaring-jaring bangun ruang akan kita laksanakan
kembali, pada bagian yang mana Ananda akan melakukan perbaikan?”

MUTU PENDIDIKAN Perhatian


“Ibu melihat Ananda menarik garis secara langsung. Bagaimana jika
menggunakan penggaris agar garisnya lebih lurus?”

“Bentuk kotak-kotak yang Ananda gambar, hampir sama sehingga mudah


Nilai
jika disusun menjadi bentuk kubus.”

Klarifikasi “Bagaimana Ananda mengetahui gambar ini akan membentuk kubus?”


DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Merencanakan Pembelajaran dan Asesmen

Rencana pembelajaran dirancang untuk memandu guru melaksanakan pembelajaran


sehari-hari untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.

“Setiap pendidik perlu memiliki Komponen minimum dalam Komponen minimum dalam

SOSIALISASI
rencana pembelajaran untuk
membantu mengarahkan

rencana pelaksanaan pembelajaran

Tujuan pembelajaran (salah satu dari ●


modul ajar

Tujuan pembelajaran (salah satu dari


proses pembelajaran
PENINGKATAN
mencapai CP.”

tujuan dalam alur tujuan pembelajaran)
Langkah-langkah atau kegiatan
pembelajaran. Biasanya untuk satu atau
tujuan dalam alur tujuan pembelajaran)
● Langkah-langkah atau kegiatan
pembelajaran. Biasanya untuk satu

1
MUTU PENDIDIKAN
Rencana pembelajaran ini dapat berupa:

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran



lebih pertemuan.
Asesmen pembelajaran: Rencana
asesmen untuk di awal pembelajaran dan
tujuan pembelajaran yang dicapai dalam
satu atau lebih pertemuan.
● Rencana asesmen untuk di awal
rencana asesmen di akhir pembelajaran pembelajaran beserta instrumen dan
untuk mengecek ketercapaian tujuan cara penilaiannya
2 Modul Ajar
pembelajaran ● Rencana asesmen di akhir pembelajaran
untuk mengecek ketercapaian tujuan
pembelajaran beserta instrumen dan
Apabila pendidik menggunakan modul cara penilaiannya
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
ajar, maka ia tidak perlu membuat RPP ● Media pembelajaran yang digunakan,
karena komponen-komponen dalam termasuk misalnya bahan bacaan yang
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,
modul ajar meliputi PENDIDIKAN DASAR, DAN
digunakan, lembar kegiatan, video, atau
komponen-komponen dalam RPP.PENDIDIKAN MENENGAH tautan situs web yang perlu dipelajari
peserta didik
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
ini bukanlah format utama,
satuan pendidikan dapat
menggunakan berbagai
format asal mencakup
poin-poin penting yang
termuat dalam modul ajar

SOSIALISASI
PENINGKATAN
MUTU PENDIDIKAN

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
Inspirasi
KEMENTERIAN Penyusunan KEBUDAYAAN,
PENDIDIKAN, Modul Ajar RISET, DAN TEKNOLOGI
ini bukanlah format utama,
satuan pendidikan dapat
menggunakan berbagai
format asal mencakup
poin-poin penting yang
termuat dalam modul ajar

SOSIALISASI
PENINGKATAN
MUTU PENDIDIKAN

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
Inspirasi
KEMENTERIAN Penyusunan KEBUDAYAAN,
PENDIDIKAN, Modul Ajar RISET, DAN TEKNOLOGI
ini bukanlah format utama,
satuan pendidikan dapat
menggunakan berbagai
format asal mencakup
poin-poin penting yang
termuat dalam modul ajar

SOSIALISASI
PENINGKATAN
MUTU PENDIDIKAN

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
Inspirasi
KEMENTERIAN Penyusunan KEBUDAYAAN,
PENDIDIKAN, Modul Ajar RISET, DAN TEKNOLOGI
ini bukanlah format utama,
satuan pendidikan dapat
menggunakan berbagai
format asal mencakup
poin-poin penting yang
termuat dalam modul ajar

SOSIALISASI
PENINGKATAN
MUTU PENDIDIKAN

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
Inspirasi
KEMENTERIAN Penyusunan KEBUDAYAAN,
PENDIDIKAN, Modul Ajar RISET, DAN TEKNOLOGI
ini bukanlah format utama,
satuan pendidikan dapat
menggunakan berbagai
format asal mencakup
poin-poin penting yang
termuat dalam modul ajar

SOSIALISASI
PENINGKATAN
MUTU PENDIDIKAN

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
Inspirasi
KEMENTERIAN Penyusunan KEBUDAYAAN,
PENDIDIKAN, Modul Ajar RISET, DAN TEKNOLOGI
Mari
Mencoba!

SOSIALISASI
● Buatlah kelompok yang melibatkan perwakilan tiap
Kabupaten/Kota (Kepala Bidang SMP, Pengawas Sekolah,
Selanjutnya, pindai QR code berikut melalui
gawai untuk menuju ke Lembar Kerja
Kepala Sekolah)
PENINGKATAN
● Pilih contoh dokumen rencana pembelajaran yang telah
disediakan, lalu analisis dokumen tersebut mengacu pada
pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
MUTU PENDIDIKAN

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET,
atau aksesDAN TEKNOLOGI
melalui link bit.ly/LK_PA_SMP
Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran dan
Penilaian (Asesmen)

1 Memahami Capaian Pembelajaran (CP)


SOSIALISASI
PENINGKATAN2 Menganalisis Capaian Pembelajaran (CP) untuk Menyusun
Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran
MUTU PENDIDIKAN
3 Merencanakan Pembelajaran dan Penilaian (Asesmen)

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


4 Melaksanakan
DIREKTORAT JENDERAL
Pembelajaran dan Penilaian (Asesmen)
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
Sumber:KEMENTERIAN
Kepmendikbud No.56 TahunPENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
2022 tentang PEDOMAN PENERAPAN RISET, DAN TEKNOLOGI
KURIKULUM DALAM
RANGKA PEMULIHAN PEMBELAJARAN
Pendidik menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran termasuk di dalamnya rencana
asesmen formatif yang akan dilakukan di awal
pembelajaran dan asesmen di akhir
pembelajaran

SOSIALISASI
PENINGKATAN 5
Melaksanakan asesmen Sumatif untuk
mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran.
Asesmen ini dapat digunakan sebagai asesmen Siklus 2
Pendidik melakukan asesmen di awal
pembelajaran untuk menilai kesiapan setiap
individu peserta didik untuk mempelajari materi
perencanaan
MUTU PENDIDIKAN
awal pada pembelajaran berikutnya.
dan
pelaksanaan
yang telah dirancang

pembelajaran
dan asesmen

4 3
Berdasarkan hasil asesmen, pendidik
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Melaksanakan pembelajaran dan
menggunakan berbagai metode asesmen
memodifikasi rencana yang dibuatnya dan/atau
DIREKTORAT membuat penyesuaian untuk sebagian peserta
formatif untuk JENDERAL PENDIDIKAN
memonitor kemajuan belajar ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
didik
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN
Sumber: Panduan PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Pembelajaran dan Asesmen
Instrumen asesmen awal pembelajaran yang digunakan adalah soal isian singkat dan soal
cerita yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari terkait keliling segiempat, segitiga,
dan lingkaran.
Atas jawaban peserta didik, pendidik mengidentifikasi kesiapan peserta didik di kelasnya, yaitu:

1. Mayoritas peserta didik telah memahami konsep keliling dan dapat menghitung keliling
bangun datar.
SOSIALISASI 2. Beberapa peserta didik dapat memahami konsep keliling, namun belum lancar dalam
menghitung keliling bangun datar.
3. Beberapa peserta didik belum memahami konsep keliling.
PENINGKATAN Berdasarkan data tersebut, pendidik melakukan pembelajaran berdiferensiasi sebagai berikut:

MUTU PENDIDIKAN Kesiapan Belajar


(readiness)
Mayoritas peserta didik telah
memahami konsep keliling dan
dapat menghitung keliling bangun
Beberapa peserta didik dapat
memahami konsep keliling, namun
belum lancar dalam menghitung
Beberapa peserta didik belum
memahami konsep keliling.
datar. keliling bangun datar

Pembelajaran ● Peserta didik mengerjakan Pendidik menjelaskan cara menghitung keliling bangun datar
soal yang lebih menantang Peserta didik diberi latihan untuk berkelompok menghitung keliling
Terdiferensiasi yang mengaplikasikan bangun datar dengan menggunakan bantuan benda-benda konkret.
konsep keliling dalam
kehidupan sehari-hari. Jika mengalami kesulian, peserta didik diminta mengajukan
DIREKTORAT SEKOLAH

MENENGAH PERTAMA Peserta didik bekerja secara
mandiri dan saling
pertanyaan kepada 3 teman sebelum bertanya langsung kepada
pendidik. Pendidik akan sesekali mendampingi kelompok untuk
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
memeriksa pekerjaan
masing-masing.
memastikan agar tidak terjadi miskonsepsi.

PENDIDIKAN MENENGAH
Inspirasi Pelaksanaan
KEMENTERIAN Pembelajaran
PENDIDIKAN, Terdiferensiasi
KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
SOSIALISASI
PENINGKATAN
PENGOLAHAN HASIL ASESMEN
MUTU PENDIDIKAN

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Mari Mulai dari Diri Kita

1. Bagaimana Bapak/Ibu mengolah hasil asesmen?

SOSIALISASI 2. Apa yang selama ini menjadi permasalahan dalam


pengolahan hasil asesmen?
PENINGKATAN 3. Seperti apa laporan hasil belajar yang selama ini

MUTU PENDIDIKAN disajikan?

4. Bagaimana rapor yang pendidik harapkan?

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
Pengolahan hasil penilaian dapat dilakukan dengan menganalisis secara kuantitatif dan/atau kualitatif terhadap data hasil pelaksanaan
penilaian yang berupa angka dan/atau deskripsi. Pendidik perlu menentukan kriteria untuk memetakan ketercapaian tujuan pembelajaran.

Dalam menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran, ada


Untuk mengetahui apakah
SOSIALISASIpeserta didik telah berhasil
mencapai tujuan pembelajaran,
beberapa hal penting yang perlu diperhatikan:
Tidak disarankan untuk menggunakan angka mutlak (misalnya 75, 80, dan
sebagainya) sebagai kriteria. Yang paling disarankan adalah menggunakan
pendidik perlu menetapkan
PENINGKATAN kriteria atau indikator
ketercapaian tujuan
deskripsi, namun jika dibutuhkan, pendidik diperkenankan untuk
menggunakan interval nilai (misalnya 70 - 85, 85 - 100, dan sebagainya).

pembelajaran.
MUTU PENDIDIKAN
Kriteria ini dikembangkan saat
Kriteria yang
digunakan untuk
menentukan apakah
1. Menggunakan deskripsi kriteria
pendidik merencanakan asesmen, peserta didik telah
yang dilakukan saat pendidik mencapai tujuan
menyusun perencanaan pembelajaran dapat 2. Menggunakan rubrik
pembelajaran, baik dalam bentuk dikembangkan
rencana pelaksanaan menggunakan
pembelajaran ataupun modul
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH3. Menggunakan
ajar.
PERTAMA interval nilai
beberapa
pendekatan,
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Contoh Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
Contoh salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia Fase C: “peserta didik
mampu menulis laporan hasil pengamatan dan wawancara”

SOSIALISASI 1. Menggunakan deskripsi kriteria

PENINGKATAN Kriteria:
Laporan peserta didik menunjukkan kemampuannya menulis teks eksplanasi,
MUTU PENDIDIKAN hasil pengamatan, dan pengalaman secara jelas. Laporan menjelaskan hubungan
kausalitas yang logis disertai dengan argumen yang logis sehingga dapat
meyakinkan pembaca.

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Contoh Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
Contoh salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia Fase C: “peserta didik
mampu menulis laporan hasil pengamatan dan wawancara”

2. Menggunakan rubrik
SOSIALISASI
PENINGKATAN
MUTU PENDIDIKAN

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Contoh Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
Contoh salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia Fase C: “peserta didik
mampu menulis laporan hasil pengamatan dan wawancara”

3. Menggunakan interval
SOSIALISASI
PENINGKATAN
MUTU PENDIDIKAN

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Pengolahan Hasil Asesmen

1 Mengolah Hasil Asesmen dalam Satu Tujuan Pembelajaran

Pendidik telah melaksanakan asesmen untuk salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran
Asesmen sumatif dilaksanakan

SOSIALISASI
IPAS Fase C: secara periodik setiap selesai satu
Menyelidiki ragam sumber energi yang dapat dimanfaatkan di lingkungan sekitar atau lebih tujuan pembelajaran.

rubrik penilaiannya dapat dibuat sebagai berikut: Hasil asesmen perlu diolah
PENINGKATAN
Bukti Tujuan Perlu Bimbingan Cukup Baik Sangat Baik
menjadi capaian dari tujuan
pembelajaran
setiap peserta didik. Pendidik

MUTU PENDIDIKAN
1.
Pembelajaran

Mampu
(0-60)

Belum mampu
(61-70)

Menguraikan
(71-80)

Menguraikan
(81-100)

Menguraikan
dapat
menggunakan data kualitatif
sebagai hasil asesmen tujuan
menguraikan menguraikan 1 contoh 2 contoh lebih dari
manfaat manfaat manfaat 2 contoh pembelajaran peserta didik.
manfaat
sumber energi sumber energi sumber energi sumber energi manfaat
sumber energi Namun, dapat juga menggunakan
data kuantitatif dan
2. Mampu Memerlukan Melakukan Melakukan Mampu mendeskripsikannya secara
melakukan bimbingan prosedur prosedur mengarahkan kualitatif. Pendidik diberi
pengamatan
sesuai
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
dalam
melakukan
pengamatan
secara mandiri,
pengamatan
secara mandiri
teman yang
lain dalam
keleluasaan untuk mengolah data
kuantitatif, baik secara rerata
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
prosedur prosedur
pengamatan
namun masih
ditemukan
dengan tepat melakukan
prosedur
maupun proporsional.

PENDIDIKAN MENENGAH 1 atau 2 kali pengamatan


kesalahan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Pendidik menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran pada kualitas yang diyakininya, misalkan pada kualitas CUKUP,
peserta didik dianggap telah mencapai kriteria ketercapaian kompetensi.
Pengolahan Hasil Asesmen

Berdasarkan hasil asesmen TES untuk indikator 1 dan UNJUK KERJA untuk indikator 2 yang telah dilaksanakan pendidik, untuk pengolahan hasil
asesmen tujuan pembelajaran dapat disajikan seperti dalam tabel berikut ini

SOSIALISASI
Nama
Kualitas
Bukti
(Indikator 1)
Kualitas
Bukti
(Indikator 2)
Deskripsi
Nilai
(rerata)

PENINGKATAN
Amar Baik
(75)
Cukup
(69)
Mampu menguraikan 2 contoh manfaat sumber energi dan
dapat melakukan prosedur pengamatan secara mandiri
72

MUTU PENDIDIKAN meskipun masih ditemukan 1 atau 2 kali kesalahan

Badu Perlu Cukup Belum mampu menguraikan manfaat sumber energi tetapi 59*
Bimbingan (63) dapat melakukan prosedur pengamatan secara mandiri
(55) meskipun masih ditemukan 1 atau 2 kali kesalahan

Candra Sangat Baik Baik Mampu menguraikan lebih dari 2 contoh manfaat sumber 87,5
(95) (80) energi serta dapat melakukan prosedur pengamatan secara
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
mandiri dengan tepat
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
* peserta didik belum memenuhi kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Pendidik menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran pada kualitas yang diyakininya, misalkan pada kualitas CUKUP,
peserta didik dianggap telah mencapai kriteria ketercapaian kompetensi.
Pengolahan Hasil Asesmen
Penting untuk Diperhatikan
2 Mengolah Capaian Tujuan Pembelajaran menjadi Nilai Akhir
Pendidik tidak mencampur
Untuk mendapatkan nilai akhir mata pelajaran tersebut, data kuantitatif langsung diolah, penghitungan dari hasil asesmen

SOSIALISASI
sedangkan untuk deskripsi, pendidik dapat memberikan penjelasan mengenai formatif dan sumatif karena asesmen
kompetensi yang sudah dikuasai peserta didik, mana kompetensi yang belum dikuasai, formatif dan sumatif memiliki fungsi
dan dapat ditambahkan tindak lanjut secara ringkas bila ada. yang berbeda.
Asesmen formatif bertujuan untuk

PENINGKATAN
Contoh Pengolahan Tujuan Pembelajaran menjadi Nilai Akhir dapat dilakukan
memberikan umpan balik pada
proses sehingga asesmen formatif
bukan menjadi penentu atau

MUTU PENDIDIKAN
melalui 2 cara berdasarkan bentuk datanya: pembagi untuk nilai akhir

Cara 1 Dalam mengolah dan menentukan


hasil akhir asesmen sumatif, pendidik
perlu membagi asesmennya ke
Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan dalam beberapa kegiatan asesmen
pembelajaran dengan data kuantitatif (angka pencapaian) sumatif agar peserta didik dapat
menyelesaikan asesmen sumatifnya
dalam kondisi yang optimal (tidak

Cara 2 DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA terburu-buru atau tidak terlalu


padat). Untuk situasi ini, nilai akhir
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN merupakan gabungan dari beberapa
Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan kegiatan asesmen tersebut
PENDIDIKAN MENENGAH
pembelajaran dengan data kualitatif (skala dengan deskriptor)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Pengolahan Hasil Asesmen

Cara 1 Perlu
diketahui
Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan
pembelajaran dengan data kuantitatif (angka pencapaian) Misalnya, dalam 1 semester ada 6 tujuan

SOSIALISASI pembelajaran untuk mapel IPA, 7 tujuan


pembelajaran untuk B.Indonesia, dan 5 tujuan
pembelajaran untuk mapel Agama (contoh
hanya 3 mapel, namun cara ini dapat berlaku
PENINGKATAN untuk semua mapel).

MUTU PENDIDIKAN
Asumsi: satuan pendidikan menggunakan
rentang nilai untuk ketercapaian tujuan
pembelajaran. Rentang ini bisa sama untuk
setiap mapel atau berbeda, tergantung
kesepakatan para pendidik di satuan pendidikan.

Ketuntasan ditentukan untuk setiap tujuan


pembelajaran, bukan hasil akhir pengolahan
nilai sumatif per mata pelajaran.
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Ketidaktuntasan ditandai (*) di tujuan
pembelajaran tertentu saja. Hal ini bertujuan
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN untuk mengkomunikasikan kepada orang tua
dan peserta didik tentang tujuan pembelajaran
PENDIDIKAN MENENGAH mana yang belum dituntaskan oleh peserta
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI didik.

Pada contoh ini pendidik menyepakati bahwa rentang nilai 0-55 belum mencapai ketuntasan dan 56- 100 sudah mencapai ketuntasan.
Pengolahan Hasil Asesmen

Cara 2 Perlu
diketahui
Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan
pembelajaran dengan data kualitatif (skala dengan deskriptor)
SOSIALISASI Asumsi:
Penilaian tujuan pembelajaran ini dilakukan
dengan menggunakan rubrik 4 kategori yaitu:
● Perlu bimbingan (1)
PENINGKATAN
Tanda centang iberikan
peserta didik masih kesulitan dan
sangat bergantung pada bimbingan
● Cukup (2)

MUTU PENDIDIKAN
sesuai dengan rubrik
ketercapaian yang ada
pada masing-masing tujuan
peserta didik masih kesulitan dalam
mencapai sebagian tujuan
pembelajaran
pembelajaran ● Baik (3)
peserta didik sudah menuntaskan
sebagian besar indikator tujuan
deskriptor tertera pada pembelajaran
rubrik penilaian yang telah ● Sangat Baik (4)
disusun. peserta didik mengikuti pembelajaran
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA selanjutnya dan dilibatkan diberikan
pengayaan
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Pengolahan Hasil Asesmen untuk Nilai Rapor
Contoh Data Kuantitatif

SOSIALISASI
PENINGKATAN
MUTU PENDIDIKAN

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Pengolahan Hasil Asesmen untuk Nilai Rapor
Contoh Data Kualitatif

SOSIALISASI
PENINGKATAN
MUTU PENDIDIKAN

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Penyusunan Deskripsi berdasarkan Capaian Pembelajaran

Terdapat 3 opsi dalam menyusun deskripsi capaian kompetensi pada rapor, ketiga opsi tersebut sebagai berikut:

Dalam penyusunan deskripsi

SOSIALISASI capaian kompetensi,


pendidik harus
mengidentifikasi capaian

PENINGKATAN kompetensi tertinggi dan


terendah. Untuk melihat
capaian kompetensi tertinggi

MUTU PENDIDIKAN ditandai dengan warna hijau


dan capaian kompetensi
terendah ditandai dengan
warna merah

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
Opsi 1 : Deskripsi Berdasarkan CP
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 1
Penyusunan Deskripsi berdasarkan Capaian Pembelajaran

Dalam penyusunan deskripsi


capaian kompetensi,
pendidik harus
mengidentifikasi capaian
kompetensi tertinggi dan
SOSIALISASI terendah. Untuk melihat
capaian kompetensi tertinggi

PENINGKATAN ditandai dengan warna hijau


dan capaian kompetensi
terendah ditandai dengan

MUTU PENDIDIKAN warna merah

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
Opsi 2 : Deskripsi Berdasarkan ATP
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 2
Penyusunan Deskripsi berdasarkan Capaian Pembelajaran

Dalam penyusunan deskripsi


capaian kompetensi,
pendidik harus
mengidentifikasi capaian
SOSIALISASI kompetensi tertinggi dan
terendah. Untuk melihat
capaian kompetensi tertinggi
PENINGKATAN ditandai dengan warna hijau
dan capaian kompetensi

MUTU PENDIDIKAN terendah ditandai dengan


warna merah

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
Opsi 3 : Deskripsi mengambil dari poin-poin
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET,
penting DANyang
dari materi TEKNOLOGI
sudah diberikan 2
SOSIALISASI
PENINGKATAN
MUTU PELAPORAN KEMAJUAN BELAJAR
PENDIDIKAN

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Pengolahan Hasil Asesmen
Pelaporan hasil penilaian (asesmen) dituangkan dalam bentuk laporan kemajuan belajar. Laporan
hasil belajar merupakan dokumen yang disusun berdasarkan pengolahan hasil Penilaian.

Bentuk-bentuk laporan hasil belajar diantaranya:`

SOSIALISASI1 Rapor

PENINGKATAN
2
MUTU PENDIDIKAN Portofolio

3 Diskusi/Konferensi

4 Diskusi/Konferensi
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Bentuk Laporan Hasil Belajar

1 Rapor

Sebagaimana diuraikan pada prinsip asesme, laporan


SOSIALISASI
hasil belajar hendaknya bersifat sederhana dan
informatif. Dapat memberikan informasi yang bermanfaat
tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta
PENINGKATAN
strategi tindak lanjut bagi pendidik, satuan pendidikan dan
orang tua untuk mendukung capaian pembelajaran.

MUTU PENDIDIKAN
Komponen pada Rapor DIKDASMEN

1. Identitas peserta didik


2. Nama satuan pendidikan
3. Kelas Catatan:
Format dapat disesuaikan berdasarkan
4. Semester struktur kurikulum masing-masing
5. Mata pelajaran jenjang.
6. Nilai DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Deskripsi capaian kompetensi peserta
7. Deskripsi
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKANkompetensi ANAK USIA
didik berisi DINI,
informasi tentang PENDIDIKAN DASAR, DAN
8. Catatan guru yang sudah dicapai dan
9. Presensi PENDIDIKAN MENENGAH
kompetensi yang perlu ditingkatkan.
Deskripsi menggunakan kalimat positif
10. KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
Kegiatan ekstrakurikuler. RISET, DAN TEKNOLOGI
dan memotivasi.
Bentuk Laporan Hasil Belajar

2 Portofolio

SOSIALISASI
Tujuan dari portofolio adalah kumpulan dokumen dari hasil
karya peserta didik. Isi portofolio adalah hasil karya peserta
didik yang dipilih oleh peserta didik, berdasarkan hasil diskusi
dengan pendidik. Portfolio bisa berupa foto, video, infografis,
PENINGKATAN
poster atau karya apapun yang bukan berupa lembar soal -
jawaban.

MUTU PENDIDIKAN

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Bentuk Laporan Hasil Belajar

3 Diskusi/Konferensi

SOSIALISASI
Tujuan diskusi adalah berbagi informasi antara pendidik,
peserta didik dan orang tua. Sekolah perlu menentukan fungsi
dari suatu diskusi untuk dapat mengembangkan struktur, dan

PENINGKATAN
kegiatannya melibatkan menentukan target belajar. Diskusi atau
konferensi bisa dalam struktur formal maupun informal.

MUTU PENDIDIKAN

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Bentuk Laporan Hasil Belajar

4 Pameran Karya

Tujuan dari pameran karya adalah sebagai perayaan proses

SOSIALISASI
belajar peserta didik dan juga sebagai asesmen sumatif.
Pameran karya berisi proses dari pembelajaran hingga produk
dari sebuah proyek belajar. Pameran karya bisa mengundang

PENINGKATAN
orang tua peserta didik, komunitas sekolah maupun
mengundang peserta didik dan pendidik dari sekolah lain untuk
saling belajar dan mendapatkan umpan balik dari audiens yang

MUTU PENDIDIKAN
lebih luas selain pendidik kelas

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Mekanisme Kenaikan Kelas

Dalam Kurikulum Merdeka penggunaan fase dalam Perlu


Pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,
SMK/MAK, atau sederajat, kenaikan kelas
Capaian Pembelajaran adalah salah satu alasan diperhatikan
mengapa peserta didik dapat terus naik kelas
mempertimbangkan pencapaian peserta Apabila terdapat tujuan
bersama teman-teman sebayanya meskipun ia
SOSIALISASI
didik pada semua mata pelajaran dan
ekstrakurikuler serta prestasi lain selama 1
dinilai belum sepenuhnya mencapai kompetensi
yang ditetapkan dalam Capaian Pembelajaran di
pembelajaran pada mata
pelajaran tertentu yang tidak
tercapai sampai saatnya
(satu) tahun ajaran fase sebelumnya atau tujuan pembelajaran yang
PENINGKATAN ditargetkan untuk dicapai pada kelas tersebut.
kenaikan kelas, maka pada
rapor peserta didik tersebut
dituangkan nilai aktual yang
Satuan pendidikan tidak perlu menentukan kriteria dan

MUTU PENDIDIKAN mekanisme kenaikan kelas. Kenaikan kelas dilaksanakan


secara otomatis (automatic promotion). Pembelajaran
dicapai dan dideskripsikan
bahwa peserta didik tersebut
masih memiliki tujuan
dilaksanakan menggunakan prinsip mastery learning
yang sangat sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi
pembelajaran yang perlu
atau pembelajaran sesuai tahap capaian (teaching at the
ditindaklanjuti di kelas
right level). berikutnya

Setiap peserta didik mempelajari tujuan pembelajaran Dalam proses penentuan peserta
yang sama dalam setiap pertemuan, namun bagi peserta didik tidak naik kelas, perlu
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
didik yang tidak dapat mencapai kriteria ketercapaian dilakukan musyawarah dan
tujuan pembelajaran perlu ditindaklanjuti dengan pertimbangan yang matang sehingga
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
memberikan perlakukan khusus agar dapat opsi tidak naik kelas menjadi
PENDIDIKAN MENENGAH mencapainya. Dengan kata lain, tindakan untuk peserta pilihan paling akhir apabila seluruh
didik yang berisiko tidak seharusnya menunggu hingga pertimbangan dan perlakuan telah
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
tahun ajaran, tetapi perlu segera diberikan. dilaksanakan.
Isu-isu terkait Kenaikan Kelas

Contoh Isu Pertimbangan yang Diambil Sekolah

SOSIALISASI
Peserta didik mempunyai tujuan
pembelajaran yang belum tuntas
Peserta didik dapat dipertimbangkan naik di kelas berikutnya dengan
pendampingan tambahan untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran yang belum
(ada tujuan-tujuan pembelajaran tercapai/tuntas.
PENINGKATAN
yang hasilnya belum memenuhi
pencapaian minimum).

MUTU PENDIDIKAN
Peserta didik mempunyai Dapat dipertimbangkan dengan mengetahui alasan ketidakhadiran. Jika peserta
masalah presensi/ketidakhadiran didik tidak hadir karena kondisi keluarga (siswa yang membantu orang tua bekerja
yang banyak (Banyaknya jumlah karena alasan ekonomi) atau masalah kesehatan peserta didik, maka dapat
ketidakhadiran disepakati oleh dipertimbangkan naik dengan catatan khusus. Jika alasan ketidakhadiran karena
satuan pendidikan) “malas”, meskipun kecil kemungkinan untuk naik kelas; peserta didik tetap dapat
dipertimbangkan naik dengan catatan di rapor bagian sikap yang perlu
ditindaklanjuti di kelas berikutnya. Misalnya, permasalahan ketidakhadiran harus
DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
diselesaikan dalam jangka waktu satu tahun dengan cara konseling atau behavior
treatment lain. Khusus permasalahan ketidakhadiran, wali kelas harus dapat
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
mendeteksi permasalahan ini sedini mungkin, sehingga tidak terjadi penumpukan
jumlah ketidakhadiran dari peserta didik di akhir semester.
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Mekanisme Kelulusan

Penentuan kelulusan dari satuan pendidikan


dilakukan dengan mempertimbangkan laporan
kemajuan belajar yang mencerminkan pencapaian

SOSIALISASI peserta didik pada semua mata pelajaran dan


ekstrakurikuler serta prestasi lain pada

PENINGKATAN a. kelas V dan kelas VI untuk sekolah dasar atau bentuk


lain yang sederajat; dan
b. setiap tingkatan kelas untuk sekolah menengah pertama

MUTU PENDIDIKAN atau bentuk lain yang sederajat dan sekolah menengah
atas atau bentuk lain yang sederajat.

Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan


pendidikan/program pendidikan setelah:
Menyelesaikan Seluruh Program
1
Pembelajaran

mengikuti penilaian sumatif yang


DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH
2 PERTAMA
diselenggarakan oleh satuan pendidikan.

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN


PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
SOSIALISASI
PENINGKATAN
MUTU PENDIDIKAN

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


Terima Kasih
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN DASAR, DAN
PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

Anda mungkin juga menyukai