Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KOMUNITAS PERAIRAN

OLEH :
KELOMPOK 2

1. ELEONORA ADELA SO’O (2013020009)


2. MARIA FEBRIANA VALENTINA ATOK (2013020019)
3. MARIA FRANSISKA ROMANA RABA BORO (2013020020)
4. MARLEN HEKE (2013020022)
5. VEROMINA FLORENSIA WONA (2013020033)
6. WIHELMUS VERANDY GRARTADIANO (2013020034)

Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan


Fakultas Kelautan Dan Perikanan
Universitas Nusa Cendana
Kupang
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Berkat dan Rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas Makalah dengan topik “Komunitas Perairan”.Makalah ini
dikerjakan sehubungan dengan tugas yang bpk berikan untuk memenuhi Matakuliah Ekologi
Perairan dan agar menambah wawasan kami tentang komunitas perairan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan pembuatan
makalah di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Kupang, 24 agustus 2021

2
DAFTAR ISI
Cover..........................................................................................................................1
Kata pengantar........................................................................................................... 2
Daftar isi.....................................................................................................................3

BAB I Pendahuluan....................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................4

BAB II Pembahasan...................................................................................................5
2.1 Defenisi Komunitas..............................................................................................5
2.2 Jenis Komunitas Perairan.....................................................................................5
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Komunitas Perairan................................................7
2.4 Kompetesi dan Predasi Dalam Komunitas...........................................................8
2.5 Diversitas..............................................................................................................9
2.6 Suksesi Populasi dan Komunitas.........................................................................13
2.7 Aplikasi Ekologi Komunitas................................................................................14

BAB III Penutup........................................................................................................16


3.1 Kesimpulan..........................................................................................................16
Pertanyaan..................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunitas merupakan kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan
daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas
memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan
populasi. Nama Komunitas. Nama komunitas harus dapat memberikan keterangan mengenai
sifat-sifat komunitas tersebut. Cara yang paling sederhana, memberi nama itu dengan
menggunakan kata-kata yang dapat menunjukkan bagaimana wujud komunitas seperti
padang rumput, padang pasir, hutan jati.Cara yang paling baik untuk menamakan komunitas
itu adalah dengan mengambil beberapa sifat yang jelas dan mantap, baik hidup maupun tidak.
Ringkasannya pemberian nama komunitas dapat berdasarkan :
1) Bentuk atau struktur utama seperti jenis dominan, bentuk hidup atau indikator lainnya
seperti hutan pinus, hutan agathis, hutan jati, atau hutan Dipterocarphaceae, dapat juga
berdasarkan sifat tumbuhan dominan seperti hutan sklerofil
2) Berdasarkan habitat fisik dari komunitas, seperti komunitas hamparan lumpur, komunitas
pantai pasir, komunitas lautan,dll,
3) Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional misalnya tipe metabolisme komunitas.
Berdasarkan sifat lingkungan alam seperti iklim, misalnya terdapat di daerah tropik dengan
curah hujan yang terbagi rata sepanjang tahun, maka disebut hutan hujan tropik. Macam-
macam Komunitas.
Di alam terdapat bermacam-macam komunitas yang secara garis besar dapat dibagi dalam
dua bagian yaitu
(1) Komunitas akuatik, komunitas ini misalnya yang terdapat di laut, di danau, disungai, di
parit atau di kolam,
(2) Komunitas terrestrial, yaitu kelompok organisme yang terdapat dipekarangan, di hutan, di
padang rumput, di padang pasir, dll.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan komunitas?
2. Apa saja jenis komunitas perairan?
3. Apa saja factor yang mempengaruhi komunitas perairan?
4. Bagaimana kompetisi dan predasi dalam komunitas?
5. Apa yang dimaksud dengan diversitas?
6. Apa saja suksesi metakomunitas?
7. Apa saja aplikasi ekologi komunitas?

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Komunitas


Komunitas merupakan kumpulan populasi yang terdiri dari berbagai spesies Yang menempati
suatu daerah tertentu. Menurut Odum (1994), komunitas Diklasifikasikan dengan melihat
bentuk atau sifat struktur utamanya seperti spesies Yang dominan, bentuk atau indikator
hidup, habitat fisik dari komunitas dan sifat Maupun tanda-tanda fungsional.Komunitas dapat
dikaji berdasarkan klasifikasi sifat strukturall (struktur Komunitas). Struktur komunitas
dipelajari melalui beberapa cara yaitu ukuran, Komposisi, dan keanekaragaman spesies.
Struktur komunitas juga berkaitan erat Dengan kondisi habitat. Perubahan pada habitat dapat
mempengaruhi tingkat Spesies sebagai komponen terkecil penyusunan populasi yang
membentuk Komunitas. Berdasarkan pendapat tersebut, dijelaskan bahwa komunitas
merupakan Kesatuan dinamik dari hubungan fungsional yang saling mempengaruhi
diantaranya Populasi, dimana komunitas berperan pada posisinya masing-masing dan
menyebar Dalam ruang serta tipe habit atnya (Odum, 1994).

2.2 Jenis Komunitas Perairan

Komunitas Perairan merupakan kumpulan populasi yang terdiri dari berbagai spesies Yang
menempati suatu perairan tertentu.

Komunitas perairan (akuatik) dibagi dalam dua kelompok, komunitas air tawar dan laut.

 Komunitas Air Tawar

5
Sungai dan Anak Sungai adalah badan air yang terus bergerak dalam satu arah. Keduanya
adalah komunitas yang berubah dengan cepat. Sumber sungai atau aliran biasanya berbeda
secara signifikan dari titik di mana sungai atau aliran tersebut bermuara. Beragam tumbuhan
dan hewan dapat ditemukan di komunitas air tawar ini, termasuk
trout, algae, cyanobacteria, fungi, dan tentunya berbagai spesies ikan.

Estuari adalah wilayah dimana aliran air tawar atau sungai bertemu dengan lautan. Daerah
yang sangat produktif ini memiliki kehidupan tumbuhan dan hewan yang sangat
beragam. Sungai atau aliran sungai biasanya membawa banyak nutrisi dari sumber
pedalaman, membuat muara mampu mendukung keragaman yang kaya dan produktivitas
yang tinggi. Muara adalah tempat makan dan berkembang biak bagi berbagai hewan,
termasuk unggas air, reptil , mamalia , dan amfibi.

Danau dan Telaga adalah genangan air. Banyak aliran dan sungai yang berakhir di danau dan
kolam. Fitoplankton biasanya ditemukan di lapisan atas. Karena cahaya hanya diserap sampai
kedalaman tertentu, fotosintesis biasa terjadi hanya di lapisan atas. Danau dan telaga juga
mendukung berbagai kehidupan tumbuhan dan hewan, termasuk ikan kecil, udang air asin,
serangga air, dan berbagai spesies tumbuhan.

6
 Komunitas Laut

Lautan menutupi sekitar 70% permukaan bumi. Komunitas laut sulit untuk dibagi menjadi
beberapa tipe, tetapi dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat penetrasi cahaya. Klasifikasi
paling sederhana terdiri dari dua zona berbeda: fotik dan apotikzona. Zona fotik adalah zona
cahaya atau area dari permukaan air hingga kedalaman yang intensitas cahayanya hanya
sekitar 1 persen dari yang ada di permukaan. Fotosintesis terjadi di zona ini. Sebagian besar
kehidupan laut ada di zona fotik. Zona afotik adalah area yang menerima sedikit atau tidak
ada sinar matahari. Lingkungan di zona ini sangat gelap dan dingin. Organisme yang hidup di
zona afotik sering bercahaya atau ekstremofil dan mahir hidup di lingkungan yang
ekstrem. Seperti komunitas lainnya, berbagai organisme hidup di lautan. Beberapa termasuk
jamur, spons, bintang laut, anemon laut, ikan, kepiting, dinoflagellata, ganggang
hijau, mamalia laut , dan rumput laut raksasa.

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan komunitas

Struktur dalam komunitas dapat berubah dikarenakan sebagian besar dapat diganti dalam
ruang dan waktu tertentu. Meskipun secara fungsi komunitas hampir serupa tetapi memiliki
komposisi jenis yang berbeda. Komposisi komunitas merupakan jenis dan jumlah individu
penyusun komunitas disuatu tempat. Struktur komunitas memiliki karakteristik tersendiri
7
yang tidak dimiliki oleh setiap jenis komponen penyusunnya. Penyebaran jenis dan populasi
komunitas ditentukan oleh beberapaa faktor seperti sifat fisik, kimia dan biologi perairan.
Sifat fisik perairan seperti kecepatan arus, kekeruhana atau kecerahan, pasang surut,
kedalaman, substratadasar dan suhu. Sifat kimia seperti kandungan oksigen,
karbondioksidaaterlarut, pH, bahan organik, dan kandungan hara yang dapat mempengaruhi
hewan tersebut. Sifat-sifat fisika dan kimia secara langsung maupun tidak langsung dapat
berpengaruh bagi kehidupan. Perubahan kondisi fisika-kimia suatu perairan kemungkinan
akan berdampak buruk dan merugikan terhadap populasi yang hidup di ekosistem tersebut
(Juwita, 2017).

2.4 Predasi
Predasi adalah konsumsi semua atau sebagian dari satu organisme hidup oleh yang lain. Pre−
berkurang oleh interaksi kontrasi antara predator individu Dan mangsa, di mana predator
mendapat manfaat dari interaksi, sedangkan mangsa yang dimakan Ini interaksi mungkin
tidak berlaku untuk mangsa yang selamat, karena korban selamat Dapat manfaat dari
pengurangan kepadatan mangsa conspecifi, terutama jika mangsa adalah Cukup banyak
untuk bersaing untuk beberapa sumber daya. Interaksi antara pemangsa dan mangsanya
Melibatkan spesies yang berada di berbagai tingkatan trophic, termasuk dampak Herbivora
pada tanaman, karnivora pada herbivora, karnivora pada karnivora lainnya, parasit dan parasit
pada tuan rumah, dan penyakit pada korban.
2.4.1 Dampak Predator di Berbagai jenis komunitas
Dalam ulasannya tentang percobaan ekologi yang dilakukan dalam berbagai komunitas,
Nelson Hairston (1989) menyimpulkan bahwa sebagian besar generalisasi yang dapat
dilakukan Proses bahwa struktur masyarakat tetap valid hanya dalam konteks Beberapa
kategori luas masyarakat, seperti hutan, gurun, dan tempat tinggal, air tawar dan habitat laut
di bumi. Perbedaan penting dalam struktur habitat Dan, proses fisik di antara berbagai jenis
habitat tampaknya mengubah Pentingnya proses yang berbeda. Sesuai dengan analisis dari
Hairston, opini Beberapa contoh mengenai dampak dari kegemparan terhadap struktur
masyarakat dipisahkan Ke dalam penelitian yang dilakukan dalam tiga jenis habitat yang
luas: terestrial, air tawar, dan Marinir. Meskipun keengganan rambut ston untuk melakukan
generalisasi yang mencakup Jenis-jenis habitat utama ini, memang terdapat beberapa ciri
umum pemangsa Yang melampaui keunikan sistem bumi, air tawar, dan laut. itu Pola umum
diringkas setelah uraian studi kasus yang dipilih pada masing-masing Habitat.
2.4.2 contoh Pemangsa di komunitas laut
Robert Paine (1966, 1969a,b, 1971, 1974) mengadakan beberapa penelitian eksperimental
yang sangat mengejutkan tentang dampak dari predator pada struktur masyarakat. Pencarian
kuncinya Apakah predator itu kadang-kadang meningkatkan jumlah spesies yang berhasil
Hidup berdampingan di daerah terbatas. Predator meningkatkan kekayaan spesies karena
kemampuannya Untuk mencegah persaingan di antara mangsa. Para pemain penting dalam
komunitasnya mencakup sekitar 16 spesies alga dan binatang yang umum hidup dalam
pergaulan yang erat Di pantai berbatu terbuka dari pantai pasifik utara amerika serikat. Ruang
yang memadai Untuk penyetelan gelombang gelombang adalah sumber daya penting baik
untuk penyelesaian dan untuk pertumbuhan selanjutnya dari organisme ini. Banyak di

8
antaranya Spesies-spesies dimakan oleh bintang predator besar, yakni Pisaster, sebagaimana
terlihat dalam jaring makanan Diuraikan dalam ara. 4.1. Beberapa spesies lain, termasuk
anemon besar (antopleura), Spons (Haliclona), nudibranch (Anisodoris), dan empat
macroalga umum Tidak dimakan oleh Pisaster tapi masih berjuang untuk ruang. Pada
pandangan pertama, koeksistensi Dari begitu banyak pesaing potensial untuk ruang
tampaknya bertentangan dengan kompetitif Prinsip eksklusi (lihat bab 2), karena setiap
spesies yang secara kompetitif harus unggul Segera mengecualikan pesaing yang tersisa
lemah. Paine mengatasi paradoks ini dengan menunjukkan bahwa prasangka intens oleh
Pisaster secara efektif mencegah pameran persaingan.

2.5 Diversitas

Diversitas adalah keanekaragaman organisme yang menunjukan beberapa variasi


bentuk,sifat, jumlah dan bentuk morfologi alam tingkatan gen, spesies dan ekosistem serta
dapat mempertahankan keberlanjutan ekosistem.

 Kelompok Utama Organisme Di Komunitas Perairan

1. Virus
Virus umumnya agen organisme kecil (sekitar 0,02 m) hanya terlihat dengan penggunaan
teknik khusus dan mikroskop elektron. Perannya dalam ekosistem perairan 6 Organisme dan
komunitas di ekosistem perairan pedalaman dan muara 145 masih belum jelas. Namun,
mereka dapat menyebabkan penyakit seperti hepatitis jika mereka bertahan hidup perairan
alami.

2. Bakteri dan jamur


Bakteri dan jamur memainkan peran penting dalam ekosistem, mendaur ulang bahan organik
dan anorganik. Mereka adalah perantara dalam sejumlah besar transformasi kimia di alam.
Bakteri heterotrof menguraikan bahan organik di sungai dan danau dan menyediakan
makanan untuk pemulung. Bakteri berperan dalam siklus nitrogen (nitrifikasi dan
denitrifikasi) dan dalam mineralisasi belerang dan karbon. Bakteri kemo litotrofik yang
ditemukan dalam sedimen atau partikel bertanggung jawab atas oksidasi Fe2 menjadi Fe3 ,
oksidasi amonia menjadi nitrit dan nitrat, dan H2S menjadi SO4

3. Alga
Menurut Reynolds (1984), istilah 'alga' umumnya digunakan untuk menggambarkan
organisme foto-autotrofik (selain bakteri tertentu) dan tidak memiliki taksonomi pembatalan
yang signifikan.'Alga' dapat menjadi bagian dari fitoplankton atau mungkin didukung pada
substratum. Ganggang mendiami berbagai ekosistem air tawar dan laut. Alga adalah
produsen utama bahan organik yang penting; namun, di daerah yang diterangi cahaya
dangkal, terbenam atau makrofita terendam dapat menjadi produsen primer yang paling

9
penting. Alga adalah kelompok yang beragam, dan mungkin uniseluler atau kolonial atau
multiseluler; banyak yang filamen tous.

4. Protozoa
Protozoa ditemukan di hampir semua sistem perairan, dan banyak spesies tersebar luas
karena bentuk resisten yang mudah tersebar. Protozoa memakan detritus, bakteri, dan alga,
dan bergerak dengan menggunakan flagella atau silia. Beberapa spesies dari genus Stentor
memiliki pigmen stentorin (radikal kuinon), dan mengandung sel Chlorella hidup yang
berperan aktif dalam metabolisme.

5. Cnidaria
Filum Cnidaria terutama laut dengan beberapa spesies air tawar di kelas Hidrozoa. Fase
medusa (reproduksi seksual) menghasilkan dispersi. Di sana dekat dengan 30 hingga 45
spesies cnidaria air tawar. Penabur Craspedacusta medusa telah menjajah semua benua
kecuali Antartika Limnocnida adalah genus luas umum lainnya yang ditemukan di Afrika
(Williams dkk., 1991).

6. Annelida
Annelida mencakup dua kelas utama: Polychaeta dan Oligochaeta. Polychaeta adalah hampir
secara eksklusif laut dengan hanya beberapa spesies air tawar. Oligochaeta adalah terwakili
dengan baik di lingkungan air tawar dan laut. Ada tentang 133 Spesies neotropis. Di Danau
Baikal, 164 dari total 194 spesies yang teridentifikasi adalah endemis. Ada sekitar 600
spesies oligochaeta di dunia. Di Brasil, ada hampir 70 spesies, dan 46 spesies telah
dilaporkan di negara bagian São Paulo (Righi, 1984, 1999). Kelas Hirudinea termasuk fauna
laut dan air tawar. Lintah bisa memangsa makroinvertebrata atau merupakan ektoparasit pada
ikan, burung air atau mamalia.

7. Dekapoda
Sekitar 10.000 spesies dekapoda telah diidentifikasi di dunia, 116 di antaranya adalah di
Brazil. Negara bagian São Paulo memiliki 33 spesies yang diketahui.

10
Dekapoda dominan di perairan tropis dan subtropis di Tengah dan Amerika Selatan, Eropa
dan Asia Tenggara. Dekapoda krustasea termasuk udang dan kepiting (Branchiura dan
aeglids) yang penting secara ekonomi dan ekologis. NS genera dan spesies paling terkenal di
Brasil, terutama di negara bagian São Paulo.

8. Crustacea
Crustacea adalah organisme bentik atau planktonik dan berperan penting dalam struktur dan
fungsi danau, sungai, waduk (perairan tawar pada umumnya), muara dan perairan laut.
Semua krustasea memiliki kerangka luar berkitin, yang beberapa kasus juga dapat diperkaya
dengan kalsium karbonat. Crustacea terklasifikasi berdasarkan fitur dan desain exoskeleton,
serta jumlah segmen dan pelengkap.

9. Serangga air
Di sungai, danau, waduk, lahan basah dan sekitarnya, serangga air dan mereka larva banyak
ditemukan. Banyak larva mampu bertahan hidup di arus yang bergerak cepat, dengan ciri
morfologi khusus untuk menahan air yang bergerak. Bentuk dewasa sebagian besar serangga
11
air ini terbawa udara dan berumur pendek. Larva serangga bisa menjadi predator. Orang
dewasa dari keluarga Belostomaticea (kecoa air) rakus predator yang dapat menangkap ikan-
ikan kecil. Larva chironomid adalah komponen penting zoobenthos. Di beberapa daerah
tropis, larva lalat hitam penting dan dapat menularkan onchocer ciasis. Larva Chaoborus
adalah satu-satunya contoh larva serangga air di antara plankton. Sebagian besar larva
serangga ditemukan di benthos. menyajikan perkiraan jumlah serangga air menurut benua
dan wilayah biogeografis utama.

10. Ikan
Ikan adalah bagian dari komunitas nektonic (perenang bebas) dan secara ekonomi, evolusi
dan ekologi penting. Interaksi ikan dengan ekosistem perairan dan biota terjadi melalui
hubungan antar jaring makan dan pengaruhnya terhadap komposisi kimia air (respirasi dan
ekskresi) dan sedimen (penghilangan organisme lain, gangguan sedimen). Ikan juga

12
mengangkut bahan organik vertikal dan horizontal, karena kapasitasnya yang besar untuk
bergerak (termasuk dislokasi), dan, dalam beberapa kasus, migrasi ekstensif terjadi antara
laut dan lingkungan air tawar. Banyak spesies ikan memiliki regulasi osmotik yang
kompleks, yang memfasilitasi kemampuan mereka untuk menjajah perairan pedalaman
dengan berbagai konsentrasi garam, dan migrasi antara perairan pedalaman dan laut
(samudera dan muara). Di hampir semua sistem perairan, ikan secara ekologis dan ekonomis
penting untuk banyak populasi manusia, karena penangkapan ikan intensif dan, baru-baru ini,
pedalaman atau budidaya laut. Ikan ini disebut diadromous. Mereka yang berkembang biak di
air tawar dan hidup di perairan laut, seperti salmon, disebut anadromous. Mereka yang
berkembang biak di perairan laut dan hidup di perairan tawar, seperti belut famili
Anguillidae, disebut katadromus. Tantangan dispersi dan toleransi terhadap kondisi
kekeringan merupakan proses penting dalam distribusi ikan di perairan pedalaman. Kuantitas
spesies terkait dengan proses sejarah penyebaran dan koneksi pedalaman perairan cekungan
drainase.

2.6 Suksesi Populasi Dan Komunitas

Populasi dan komunitas di perairan pedalaman terus berinteraksi, karena fluktuasi ekosistem
dan fungsi kekuatan yang mengontrol dan membatasi reproduksi dan perkembangan
organisme akuatik. Perbedaan hidrologi musiman siklus, misalnya, dapat mengubah
komposisi spesies, struktur komunitas, dan proporsi relatif telur, larva dan dewasa.

Sklala waktu dalam suksesi populasi dan komunitas bervariasi dari yang sangat singkat
untuk periode yang sangat lama, tergantung pada kapasitas reproduksi organisme, fluktuasi
suhu air, nutrisi dan cahaya, di samping pengendalian faktor yang dihasilkan dari interaksi
organisme. Tentu saja, skala waktu ini juga bervariasi berdasarkan ukuran organisme, tingkat
reproduksi dan kapasitas responsnya terhadap faktor abiotik, seperti efek suhu, kecepatan dan
arah angin, dan tingkat nutrisi. Kronologi proses suksesi di perairan pedalaman Sistem ini
kompleks dan klasifikasi serta studinya bergantung pada kapasitas untuk mengumpulkan data
dan spesimen, dan untuk memperoleh informasi sinoptik dan terkini secara berurutan. untuk
menganalisis organisasi dan suksesi dan menentukan kondisi untuk kuantitatif dan analisis
kualitatif. Sulit untuk membuat generalisasi tertentu, tetapi seperti yang diamati Margalef
(1983), beberapa aspek dasar dapat dikenali: minimalisasi pertukaran energi per unit
informasi, menjaga reproduksi/koefisien biomassa tren evolusi dalam ekosistem dan,
khususnya, dalam komunitas, untuk mengurangi pertukaran energi dengan 'peningkatan
entropi per unit organisasi yang dilestarikan. Selain efek langsung, penting untuk
mempertimbangkan efek tidak langsung yang mempengaruhi suksesi. Misalnya, suhu air,
nutrisi, parasitisme, dan pemangsaan dapat mempengaruhi tahapan suksesi dalam spesies,
populasi dan komunitas. Suksesi, menurut Odum (1969) dan Reynolds (1997), adalah
prinsipnya manifestasinya dalam pengembangan ekosistem. Clements (1916)
menggambarkan dasarnya studi dan klasifikasi suksesi ekologi, menunjukkan kemungkinan
kontrol biogeofisik lingkungan oleh masyarakat, yang akan mampu mempertahankan proses
pengendalian internal. Teori tentang pengendalian internal suksesi dan lintasan menuju
klimaks (Tansley, 1939) ditantang oleh ketidakteraturan dalam proses (gangguan seperti
kebakaran, kekeringan, banjir, atau angin topan). Rekonsiliasi dari kecenderungan ini –

13
suksesi yang teratur sebagai lawan dari tanggapan stokastik (kebetulan) dihasilkan dari
interupsi dalam proses - dibuat dengan mempertimbangkan kekuatan eksternal, fungsi
kekuatan dan masing-masing komposisi dan respon biota.

Menurut Reynolds (1997), proses suksesi tidak dapat dipandang sebagai: teratur dan dapat
diprediksi. Odum (1969) dan Margalef (1991, 1993), bagaimanapun, menggambarkan
singularitas tertentu secara berurutan, yang menurut Reynolds (1984a, 1984b,1986, 1995),
berlaku untuk suksesi di komunitas pelagis, yang merespons berbeda kekuatan eksternal yang
mendorong populasi dan komunitas yang berbeda di ruang angkasa dan terutama pada
waktunya. Prinsip-prinsip umum model suksesi ekologis yang dikemukakan oleh
Odum(1969), masih bertahan dengan informasi lebih lanjut yang ditambahkan. Sebagian
besar karakteristik dan atribut komunitas akuatik dalam proses suksesi ditentukan oleh
beberapa studi tidak hanya komunitas pelagis tetapi juga komunitas bentik, perifit dan
nektonik (Margalef, 1991). Interaksi antara komponen komunitas yang berbeda dan aliran
energi dapat diklasifikasikan dan diidentifikasi dalam berbagai tahap suksesi. Pengetahuan
teoretis dan identifikasi proses yang terlibat dalam suksesi juga memiliki aplikasi praktis
yang penting. Mereka memungkinkan untuk mengontrol, sampai batas tertentu, suksesi
populasi dan komunitas, terutama di ekosistem perairan, di mana terdapat peluang untuk
memanipulasi fungsi kekuatan eksternal, misalnya, kontrol itu periode retensi dan
pencampuran vertikal dan stratifikasi (Reynolds, 1997; Tundisi dkk., 2004).

2.7 Aplikasi Ekologi Komunitas

1. Remora dengan ikan hiu

14
Ikan remora mempunyai semacam alat pengisap yang memungkinkannya dapat menempel
pada ikan hiu atau ikan Iainnya yang lebih besar. Dengan menempel seperti itu, sisa makanan
hiu yang berupa remah-remah dimanfaatkan oleh ikan remora. lkan remora juga diuntungkan
karena terhindar dari predator-nya. Sementara itu, kehadiran ikan remora tidak mengganggu
ikan hiu. Ikan Hiu tidak diuntungkan, tidak juga dirugikan.

2. Udang dengan timun laut

Hubungan antara udang dan mentimun laut juga merupakan salah satu contoh simbiosis
komensalisme. Ini lantaran udang memiliki kebiasaan untuk menunggangi mentimun laut,
dengan tujuan memperoleh sisa-sisa makanan dari mahkluk laut tersebut. Bagi udang, ini
menguntungkan karena memungkinkannya mendapatkan sisa-sisa makanan, sementara
mentimun laut interaksi ini tidak berpengaruh. Tidak menguntungkan, tidak juga merugikan.

 interaksi di antara spesies dalam komunitas pada banyak skala spasial (ruang) dan temporal
(waktu), termasuk distribusi, struktur, kelimpahan, demografi, dan interaksi antara populasi
yang hidup berdampingan. Fokus utama ekologi komunitas adalah pada interaksi
antarpopulasi sebagaimana ditentukan oleh karakteristik genotipe dan fenotipe tertentu.
Interaksi ini tidak selamanya menguntungkan, salah satu jenis interaksi yang merugikan
adalah kompetisi.  Untuk meminimalisir kerugian yang didapatkan, semua makhluk hidup
melakukan berbagai cara adaptasi untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Komunitas merupakan kumpulan populasi yang terdiri dari berbagai spesies Yang
menempati suatu daerah tertentu. Menurut Odum (1994), komunitas Diklasifikasikan
dengan melihat bentuk atau sifat struktur utamanya seperti spesies Yang dominan,
bentuk atau indikator hidup, habitat fisik dari komunitas dan sifat Maupun tanda-
tanda fungsional.Komunitas dapat dikaji berdasarkan klasifikasi sifat strukturall
(struktur Komunitas).
 Jenis Komunitas Perairan
1. Komunitas Air Tawar
2. Komunitas Laut
 Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan komunitas
Struktur dalam komunitas dapat berubah dikarenakan sebagian besar dapat diganti
dalam ruang dan waktu tertentu.
 Predasi adalah konsumsi semua atau sebagian dari satu organisme hidup oleh yang
lain. berkurang oleh interaksi kontrasi antara predator individu Dan mangsa, di mana
predator mendapat manfaat dari interaksi bertambah , sedangkan mangsa yang
dimakan tidak berkurang.
 Diversitas adalah keanekaragaman organisme yang menunjukan beberapa variasi
bentuk,sifat, jumlah dan bentuk morfologi alam tingkatan gen, spesies dan ekosistem
serta dapat mempertahankan keberlanjutan ekosistem.
 Kelompok Utama Organisme Di Komunitas Perairan
1. Virus
2. Bakteri dan jamur
3. Alga
4. Protozoa
5. Cnidaria
6. Annelida
7. Dekapoda
8. Crustacea
9. Serangga air
10. Ikan
 Populasi dan komunitas di perairan pedalaman terus berinteraksi, karena fluktuasi
ekosistem dan fungsi kekuatan yang mengontrol dan membatasi reproduksi dan
perkembangan organisme akuatik. Perbedaan hidrologi musiman siklus, misalnya,
dapat mengubah komposisi spesies, struktur komunitas, dan proporsi relatif telur,
larva dan dewasa.
Sklala waktu dalam suksesi populasi dan komunitas bervariasi dari yang sangat
singkat untuk periode yang sangat lama, tergantung pada kapasitas reproduksi
organisme, fluktuasi suhu air, nutrisi dan cahaya, di samping pengendalian faktor
yang dihasilkan dari interaksi organisme.

16
Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan komunitas menurut odum,1994 ?
2. Sebutkan jenis komunitas perairan ?
3. Apa yang didukung danau dan telaga ?
4. Apa yang dimaksud dengan zona fotik dan afotik ?
5. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi perubahan komunitas ?
6. Apa yang dimaksud dengan predasi ?
7. Apa yang dimaksud dengan diversitas ?
8. Sebutkan apa saja kelompok utama organisme di komunitas perairan ?
9. Mengapa komunitas diperairan pedalaman terus berinteraksi ?
10. Sebutkan apa saja aplikasi ekologi perairan ?

DAFTAR PUSTAKA

Barmes RSK, Mann KH.1991. Fundamental of Aquatik Ecology. Black well Science Oxford.
220 hlm.
Morin PJ.2011.Comunity. Ecology. Wiley-Black well. Oxford. 407 hlm.
O’sullivan PE, Reynolds cs. 2004. The Lake Hand book Volume 1 : Limnology and Limnetic
Ecology. Black well Science Ltd. 699 hml.
Tundisi JG, Matsumura-Tundisi T. 2011. Limnology. Trailor & Francis Group Boca Rotan.
864 hlm.

17

Anda mungkin juga menyukai