Anda di halaman 1dari 48

MAKALAH PLANKTONOLOGI

MOLLUSKA, ECHINODERMATA, CHORDATA DAN CIRRIPEDIA


dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh nilai mata kuliah planktonologi

Oleh :
Kelompok 2
SHEILA USCHITA 230210140002
IRZAL RINALDI 230210140010
ZULFADHLY 230210140022
SRI HARYATI 230210140030
M. REYHAN AZIZ 230210140040
M. KEMAL PRATAMA 230210140045
LISMA MAHESHA AMANDA 230210140047
AJENG WULANDARI 230210140055

PRODI ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Makalah Planktonologi
Molluska, Echinodermata, Chordata dan Cirripedia sebagaimana yang telah ditugaskan
oleh dosen sebagai salah satu syarat untuk memperoleh nilai mata kuliah planktonologi.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak agar dapat melengkapi kekurangan
yang banyak terdapat pada makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi penulis, teman-teman, maupun bagi pembaca pada umumnya.

Jatinangor, 14 Mei 2015

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................i


DAFTAR ISI ............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................2
BAB II MATERI

2.1 Molluska

2.1.1 Pengertian Mollusca....................................................................3

2.1.2 Klasifikasi Mollusca ...................................................................3

2.1.3 Morfologi dan Anatomi Mollusca ..............................................8

2.1.5 Reproduksi dan Siklus Hidup Mollusca ...................................11

2.1.6 Ekologi Mollusca ......................................................................14

2.1.7 Peranan Mollusca ......................................................................14

2.2 Echinodermata

2.2.1 Pengertian Echinodermata ........................................................14

2.2.2 Klasifikasi Echinodermata ........................................................15

2.2.3 Morfologi dan Anatomi Echinodermata ...................................15

2.2.5 Reproduksi dan Siklus Hidup Echinodermata ..........................17

2.2.6 Ekologi Echinodermata ............................................................. 22

2.2.7 Peranan Echinodermata ............................................................ 23

2.3 Chordata

2.3.1 Pengertian Chordata .................................................................24


2.3.2 Klasifikasi Chordata.................................................................24

2.3.3 Morfologi dan Anatomi Chordata ............................................26

2.3.5 Reproduksi dan Siklus Hidup Chordata...................................30

2.3.6 Ekologi Chordata .....................................................................32

2.3.7 Peranan Chordata .....................................................................32

2.4 Cirripedia

2.4.1 Pengertian Cirripedia ............................................................... 33

2.4.2 Klasifikasi Cirripedia ............................................................... 33

2.4.3 Morfologi dan Anatomi Cirripedia ..........................................35

2.4.5 Reproduksi dan Siklus Hidup Cirripedia .................................38

2.4.6 Ekologi Cirripedia ....................................................................40

2.4.7 Peranan Cirripedia ...................................................................40


BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................42
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................45
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam perairan terdapat jasad-jasad hidup, dan salah satunya adalah plankton yang
merupakan organisme mikro yang melayang dalam air laut atau tawar. Pergerakannya secara
pasif tergantung pada angin dan arus. Plankton adalah suatu organisme yang terpenting dalam
ekosistem laut, kemudian dikatakan bahwa plankton merupakan salah satu organisme yang
berukuran kecil dimana hidupnya terombang-ambing oleh arus perairan laut (Hutabarat dan
Evans, 1988).

Plankton terdiri dari tumbuhan mikroskopis yang disebut fitoplankton dan hewan
mikroskopis yang disebut zooplankton (Herawati, 1989). Sedangkan berdasarkan siklus
hidupnya plankton dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu holoplankton yang seluruh
hidupnya merupakan plankton dan meroplankton yang hanya sebagian hidupnya ia jalani
sebagai plankton.

Plankton memiliki karakteristiknya masing - masing. Masing - masing plankton memiliki


morfologi, klasifikasi, fisiologi, reproduksi, ekologi, serta peranan yang berbeda-beda tiap
filum, kelas, hingga ordo , maka dari itu pada kesempatan ini kelompok kami ingin
membahas secara lengkap mengenai morfologi, klasifikasi, fisiologi, reproduksi, ekologi
serta peranan dari plankton dengan filum molluska, echinodermata, chordata dan cirripedia .

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana definisi, klasifikasi, morfologi, fisiologi, reproduksi, ekologi dan


peranan dari filum molluska?

1.2.2 Bagaimana definisi, klasifikasi, morfologi, fisiologi, reproduksi, ekologi dan


peranan dari filum echinodermata?

1.2.3 Bagaimana definisi, klasifikasi, morfologi, fisiologi, reproduksi, ekologi dan


peranan dari filum chordata?
1.2.4 Bagaimana definisi, klasifikasi, morfologi, fisiologi, reproduksi, ekologi dan
peranan dari filum cirripedia?
1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui definisi, klasifikasi, morfologi, fisiologi, reproduksi, ekologi dan


peranan dari filum molluska.

1.3.2 Mengetahui definisi, klasifikasi, morfologi, fisiologi, reproduksi, ekologi dan


peranan dari filum echinodermata.

1.3.3 Mengetahui definisi, klasifikasi, morfologi, fisiologi, reproduksi, ekologi dan


peranan dari filum chordata.

1.3.4 Mengetahui definisi, klasifikasi, morfologi, fisiologi, reproduksi, ekologi dan


peranan dari filum cirripedia.
BAB II

MATERI

2.1 Molluska

2.1.1 Pengertian Molluska

Mollusca, yang berarti bertubuh lunak, adalah salah satu phylum terbesar
dalam kerajaan animalia. Kata moluska (atau molusca) berasal dari kata Latin
mollis, yang berarti lunak. Ada sekitar 200.000 spesies moluska di seluruh dunia
selama hampir seperempat dari semua kehidupan laut. Spesies filum yang umum
dikenal termasuk siput, cumi-cumi, gurita, kerang dan tiram.

Molluska laut pada umumnya hanya menjalani sebagian hidupnya sebagai


plankton pada awal kehidupannya ( meroplankton). Tetapi ada pula molluska yang
seluruh hidupnya dijalani sebagai plankton (holoplankton) yang relatif melayang
dalam laut. Jumlah moluska plankton memang tidak banyak tetapi mereka merupakan
komponen yang berkontribusi besar dalam ekosistem laut. Moluska yang hidup sebagi
holoplankton sering pula disebut moluska plankton (planktonic mollusc) atau moluska
pelagis (pelagic mollusc).

2.1.2 Klasifikasi Molluska

Filum Moluska biasanya terdiri dari hewan-hewan bentik yang lambat.


Namun, terdapat pula bermacam moluska yang telah mengalami adaptasi khusus agar
dapat hidup sebagai holoplankton. Moluska planktonik yang telah mengalami
modifikasi tertinggi ialah ptepropoda dan heteropoda. Kedua kelompok ini secara
taksonomi dekat dengan siput dan termasuk kelas Gastropoda. Contoh genus dari
filum Moluska antara lain : Creseis, Limacina, Cavolina, Diacria, Squid (
Hutabaratdan Evans, 1986).

Phylum : Mollusca

Class : Gastropoda

Subclass : Prosobranchia

Ordo : Mesogastropoda

Subordo : Heteropoda

Genus : Atlanta, Carinaria,


Hydrobia, Janthina, Pterotrachea

Subclass : Opistobranchia

Ordo : Thecosomata ( Pteropoda)

Genus : Cavolina, Clio, Creseis,


Spiratella ( Limacina )

Ordo : Gymnosomata(Pteropoda)

Genus : Clione, Pneumoderma

Ordo : Nudibranchia

Genus : Glaucus

Subkelas : Ostracoda

Ordo : Myodocopida

Genus: Archiconchoecia, Conchoecia, Gygantocypris

2.1.3 Morfologi Molluska

Molluska memiliki beberapa karakterisktik yang menentukkan bentuk tubuh


mereka. Tubuh molluska terbagi atas kepala, kaki, dan massa viseral. Semua bagian
tubuh molluska ditutupi oleh mantel yang dikenal sebagai pallium. Pada beberapa
grup seperti gurita dan siput, mantel sekunder hilang, dan pada beberapa grup
digunakan sebagai alat respirasi.

Rongga bukal, pada anterior dari moluska tersebut, mengandung radula


(hilang dalam bivalvia) - pita gigi didukung oleh odontophore, struktur otot. Radula
yang umumnya digunakan untuk makan. Kaki ventral digunakan dalam gerak. Kaki
ini mendorong moluska dengan memanfaatkan gelombang otot dan / atau silia dalam
kombinasi dengan lendir.

Biasanya, setidaknya dalam anggota lebih primitif dari masing-masing


kelompok ada satu atau lebih pasang insang (ctenidia) yang terletak di rongga
posterior (rongga pallial) atau dalam alur posterolateral sekitar kaki. Rongga pallial
biasanya berisi sepasang osphradia sensorik dan ruang dalam yang ginjal, gonad, dan
anus terbuka.

Ciri-ciri Mollusca:

1. Merupakan hewan multiselular yang tidak mempunyai tulang belakang.


2. Habitatnya di ait maupun darat
3. Merupakan hewan triploblastik selomata.
4. Struktur tubuhnya simetri bilateral.
5. Tubuh terdiri dari kaki, massa viseral, dan mantel.
6. Memiliki sistem syaraf berupa cincin syaraf
7. Organ ekskresi berupa nefridia
8. Memiliki radula (lidah bergigi)
9. Hidup secara heterotrof
10. Reproduksi secara seksual
Molusca terdiri dari tiga bagian utama yaitu:

1. Kaki
Kaki merupakan perpanjangan/penjuluran dari bagian Ventral tubuh yang
berotot. Kaki berfungsi untuk bergerak. Pada sebagian mollusca kaki telah
termodifikasi menjadi tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa.

2. Massa Viseral
Massa viseral adalah bagian tubuh yang lunak dari mollusca. Di dalam massa
viseral terdapat organ-organ seperti organ pencernaan, ekskresi, dan reproduksi.
Massa viseral dilindungi oleh mantel.

3. Mantel
Mantel adalah jaringan tebal yang melindungi massa viseral. Mantel
membentuk suatu rongga yang disebut rongga mantel. Di dalam rongga mantel berisi
cairan. Cairan tersebut adalah tempat lubang insang, lubang ekskresi dan anus.

2.1.4 Reproduksi Mollusca

Molluska memiliki jenis kelamin yang terpisah serta memiliki alat reproduksi
(gonad) yang sederhana.Reprdoduksi aseksual yaitu secara parthenogenesis juga
ditemukan pada molluska dari sub kelas prosobranchiopoda. Tetapi, sebagian
besarnya bereproduksi secara seksual.Telur dan sperma yang dilepaskan ke air oleh
beberapa spesies, dan terjadi fertilisasi disana. Pada prosobranchiopoda, arus air dapat
mempermudah terjadinya fertilisasi internal dalam rongga mantel atau dengan
membuahi telur dengan kelamin jantan. Kedua alat kelamin jantan dan betina dapat
hadir dalam satu individu ( hemaphrodit) pada beberapa spesies, dan beberapa
kelompok menunjukkan adaptasi yang berbeda dengan bentuk tubuh ini. Sebagai
contoh, pada bvalvia hemaprodit, gonad jantan dan betina memiliki fungsinya masing
masing pada waktu tertentu dalam ritme yang berturut - turut. Sebaliknya, pada
sebagian besar molluska gonad jantan dan gonad betina memiliki fungsi pada waktu
yang bersmaan ( hemaprodit stimulan) pada solenogasters dan gastropoda lainnya.

Fertilisasi dengan transfer kapsul yang mengandung sperma (spermatophora)


terjadi pada chepalophodan dan beberapa gastropoda. Pada chepalopoda, transfer
spermatophora ini biasanya dikombinasi dengan kopulasi oleh lengan yang
termodifikasi atau hectocotylus. .

Telur yang disimpan secara tunggal atau dalam kelompok, sebagian pada
permukaan keras dan sering berada dalam masa jelly atau kapsul kasar. Cumi-cumi
dari sub ordo oegopsida dan beberapa gastropoda memiliki teur yang tersuspensi
dalam air. Pada telur yang dibuahi biasanya terjadi pembelahan spiral, seperti pada
annelida dan beberapa dari filum protoosomia.
Banyak moluska berkembang menjadi larva yang berenang bebas; larva ini
berupa makanan (planktotrophic) atau bukan makanan (lecithotrophic). Larva pada
bivalvia primitif adalah pericalymma (sel test), yaitu larva yang embrionya dilindungi
oleh 1-4 girdle silia di bawah penutup (test) dari selnya, dan di puncak yang
merupakan piring sensorik sel bersilia. Setelah remaja berkembang telah tumbuh
apikal dari tes, hewan berkembang menjadi dewasa. Tes di larva lecithotrophic
lainnya dibatasi untuk korset preoral sel bersilia (yang prototrochus) dan disebut larva
trochophore. Trochophores ditemui dalam pengembangan banyak spesies, yaitu
annelida laut (filum Annelida). Dalam lebih lanjut moluska (seperti pada gastropoda
laut dan bivalvia), larva trochophore berkembang menjadi larva veliger. Dalam larva
umumnya planktotrophic, ikat pinggang sel bersilia melebar untuk membentuk velum
yang menjebak makanan dan juga mendorong moluska mikroskopis melalui air.
Sebagai larva terus berkembang, shell, rongga mantel, tentakel, dan kaki muncul.
Dalam jumlah waktu tertentu, yang bervariasi sesuai dengan jenis dan kondisi
lingkungan, larva kehilangan velum dan bermetamorfosis menjadi dewasa. Perubahan
besar dalam morfologi shell biasanya menandai transisi ke bentuk dewasa.

Larva sekunder telah berkembang antara beberapa bivalvia air tawar dan
beberapa cumi. Perlindungan maternal pada telur yang berkembang tidak terkecuali
pada solenogasters, bivalvia, dan beberapa gastropoda dewasa. Pengembangan
langsung tanpa tahap larva dari hidup muda hingga telur yolky, atau keduanya, yang
khas dalam cumi dan pada gastropoda bukan air laut. Banyak spesies melalui dua
musim berkembang biak per tahun, sedangkan di beberapa spesies Cephalopoda
kawin atau peletakan telurnya diikuti oleh kematian dipengaruhi oleh hormon.
2.1.5 Ekologi Molluska

Moluska terdapat di hampir setiap habitat yang ditemukan di Bumi, di mana


mereka termasuk organisme yang paling mencolok. Sementara sebagian besar
ditemukan di lingkungan laut, membentang dari intertidal ke lautan terdalam,
beberapa clades gastropoda besar hidup terutama di air tawar. Banyak molluska laut
muncul dari telur mereka sebagai larva planktonik trochophore,Moluska laut terdapat
pada berbagai macam substrat termasuk pantai berbatu, terumbu karang, lumpur flat,
dan pantai berpasir.

2.1.6 Peranan Molluska

Secara ekologis peranan molluska adalah menjaga kestabilan organisme


perairan dan sebagai sumber pakan alami bagi organisme perairan. sedangkan peranan
ekonomisnya adalah digunakan sebagai bahan baku perhiasan, seperti mutiara yang
dihasilkan dari genus Pelecypoda dan sebagai sumber protein bagi manusia.
2.2 Echinodermata

2.2.1 Pengertian Echinodermata

Filum Echinodermata berasal dari kata echinos yang berarti landak/duri dan
derma berarti kulit. Jadi, Echinodermata berarti hewan yang kulitnya berduri. Hewan
ini habitatnya di laut, biasanya bersifat sesil atau menetap. Makanannya berupa sisa
organisme yang telah mati atau organisme lain yang lebih kecil.

Beberapa jenis Echinodermata mempunyai manfaat untuk makanan, misalnya


tripang dan telur bulu babi. Selain itu, banyak hewan ini yang bertindak sebagai
pembersih karena memakan bangkai atau sisa-sisa hewan lain yang terdapat di pantai.
Akan tetapi, ada jenis-jenis tertentu dari bintang laut yang dapat merusak binatang
karang sehingga banyak yang mati karena dimakan. Selain itu, ada bintang laut yang
memakan jenis-jenis tiram, di antaranya kerang mutiara.

Echinodermata adalah hewan triploblastik selomata. Seluruh echinodermata


memiliki sebuah kesamaan yaitu, simetri radial. Simetri radial berarti makhluk ini
memiliki konstruksi tubuh yang mengarah ke luar dari pusat tubuh, seperti jari-jari
sepeda. Konstruksi tubuh tersebut biasanya ada dalam kelipatan lima, meskipun
terdapat beberapa pengecualian. Rangka berupa keping-keping kapur terdapat di
dalam kulit dan pada umumnya mempunyai duri. Semua Echinodermata hidup di laut.
Gerakan Echinodermata lambat dan gerakannya menggunakan kaki pembuluh (kaki
ambulakral).

2.2.2 Klasifikasi Echinodermata

Klasifikasi Echinodermata didasarkan pada kondisi lengan, posisi oral dan


aboralnya serra habitatnya. Dibedakan menjadi lima kelas, yaitu Asteroidea,
Echinoidea, Ophiuroidea, Crinoidea dan Holothuroidea.
2.2.2.1 Asteroidea

1. Ordo Forcipulatida
Kingdom: Animalia

Phylum: Echinodermata

Class: Asteroidea

Order: Forcipulatida

Family: Asteriidae

Genus: Leptasterias

Species: Leptasterias hexactis

2. Ordo Notomyotida
Phylum: Echinodermata

Class: Asteroidea

Ordo: Notomyotida

Familia: Benthopectinidae

Genus: Benthopecten

Species: Benthopecten sp.

3. Ordo Paxillosida
Phylum: Echinodermata

Class: Asteroidea

Order: Paxillosida

Family: Astropectinidae

Genus: Astropecten

Species: Astropecten aranciacus

4. Ordo Spinulosida
Kingdom: Animalia

Phylum: Echinodermata

Class: Asteroidea

Order: Spinulosida

Family: Echinasteridae

Genus: Echinaster

Species: Echinaster sepositus

5. Ordo Valvatida
Kingdom: Animalia

Phylum: Echinodermata

Class: Asteroidea

Order: Valvatida

Family: Acanthasteridae

Genus: Acanthaster

Species: Acanthaster planci

6. Ordo Velatida
Kingdom: Animalia

Phylum: Echinodermata

Class: Asteroidea

Order: Velatida

Family: Caymanostellidae

Genus: Caymanostella

Species: Caymanostella sp.


7. Ordo Calliasterellidae (punah)
8. Ordo Trichasteropsida (punah)
2.2.2.2 Echinoidea

Phylum: Echinodermata

Class: Echinoidea

Order: Camarodonta

Family: Parechinidae

Genus: Paracentrotus

Species: Paracentrotus lividus

Phylum: Echinodermata

Class: Echinoidea

Order: Cidaroida

Family: Cidaridae

Genus: Phyllacanthus

Species: Phyllacanthus imperialis

Phylum: Echinodermata

Class: Echinoidea

Order: Clypeasteroida

Family: Mellitidae

Genus: Mellita

Species: Mellita longifissa


2.2.2.3 Ophiuroidea

Phylum: Echinodermata

Class: Ophiuroidea

Order: Oegophiurida

Family: Ophiocanopidae

Genus: Ophiocanops

Species: Ophiocanops fugiens

Phylum: Echinodermata

Class: Ophiuroidea

Order: Phrynophiurida

Family: Gorgonocephalidae

Genus: Astrophyton

Species: Astrophyton muricatum

2.2.2.4 Crinoidea

Phylum: Echinodermata

Class: Crinoidea

Order: Comatulida

Family: Comasteridae

Genus: Oxycomanthus

Species: Oxycomanthus bennetti


Phylum: Echinodermata

Class: Crinoidea

Order: Comatulida

Family: Tropiometridae

Genus: Tropiometra

Species: Tropiometra carinata

2.2.2.5 Holothuroidea

Kingdom :Animalia

Phylum :Echinodermata

Class :Holothuroidea

Order :Aspidochirotida

Family :Stichopodidae

Genus :Parastichopus

Species :Parastichopus californicus

2.2.3 Morfologi Echinodermata

Hewan ini disebut echinodermata karena mempunyai kulit berupa duri


(echinos = duri, dermal = kulit). Ciri-ciri hewan ini:

- tripoblastik selomata, yaitu mempunyai 3 lapisan embrional (ectoderm,


mesoderm, dan endoderm), sudah mempunyai rongga tubuh (selom) yang
sempurna. Selom dibatasi oleh peritoneum yang bersilia. Selom berisi cairan
yang banyak mengandung sel amoebosit. Selom bersatu dengan kaki
ambulakral.
- tubuhnya bersimetri bilateral pada masa larva. tetapi pada saat dewasa
bersimetri radial, berbentuk bulat dan dilengkapi dengan lengan-lengan yang
panjang.
- mempunyai rangka dalam (endoskeleton) dari zat kapur yang berbentuk
lempengan-lempengan yang berduri kecil.
- saluran pencernaannya lengkap, kecuali Ophiuroidea tidak beranus,
makanannya berupa sampah laut sehingga disebut sebagai organisme
pembersih laut.
- alat peredarannya merupakan sistem radial, tetapi mengalami reduksi sehingga
sulit diamati.
- alat pernafasannya berupa papula, insang, kaki tabung dan tentakel.
- mempunyai larvanya disebut bipinnaria.
- bergerak dengan kaki ambulakral.
- sistem syaraf dengan batang cincin (sirkum oral) yang bercapang-cabang ke
arah radial.
- berkembang biak secara kawin, alat kelamin terpisah (diosius) dengan
fertilisasi eksternal.
- secara evolusi hubungan kekerabatan dengan Chordata lebihh dibanding
hewan lainnya, karena mempunyai kesamaan antara lain adanya mesodermal
endoskeleton, pada blastofor embrio terdapat anus, mulut terbentuk dari
kantong ektoderm dan mesoderm berkembang membentuk kantung.
Alat geraknya berupa sistem ambulakral sering disebut sebagai sistem
pembuluh air karena pembuluh ini menjadi tempat mengalirnya air masuk dan keluar
sehingga dapat menimbulkan gerakan. Sistem ambulakral terdiri atas bagian-bagian
sebagai berikut.
1. Madreporit, bangunan berbentuk corong yang di dalamnya berlubang sebagai
pintu utama masuk dan keluarnya air.
2. Saluran batu, bangunan berbentuk pipa melengkung yang berfungsi
menghubungkan antara madreporit dan saluran cincin.
3. Saluran cincin, bangunan berbentuk pipa melingkari mulut, yang berfungsi
menghubungkan dan membagi air ke saluran radial yang berada pada setiap
lengan.
4. Saluran radial, bangunan berbentuk pipa dari saluran cincin, berfungsi
menghubungkan antara saluran cincin dengan saluran lateral.
5. Saluran lateral, bangunan seperti pipa yang tegak lurus ke samping dari
saluran radial, berfungsi menghubungkan saluran radial dengan kaki tabung.
6. Kaki tabung, bangunan berbentuk pipa yang tegak lurus kearah bawah dari
saluran lateral, berfungsi untuk menghubungkan saluran lateral dengan
ampula.
7. Ampula, bangunan yang berupa gelembung otot yang akan berisi air sehingga
dapat menimbulkan gerak.
8. Tiedemen body, bangunan setengah lingkaran yang menempel pada saluran
cincin bagian dalam yang berfungsi sebagai alat keseimbangan.
2.2.3.1 Asteroidea

Asteroidea disebut juga bintang laut karena bentuknya seperti bintang


(aster = bintang) dengan lima lengan yang besar. Ciri-ciri lainnya adalah
sebagai berikut:

a. hidup di dasar perairan laut.


b. tubuh permukaan bawah disebut permukaan oral karena mengandung
mulut. Permukaan atas disebut aboral karena mengandung anus,
madreporit, dan alat kelamin.
c. mempunyai osikulus sebagai penyokong tubuhnya yang berupa
lempengan zat kapur yang terikat oleh jaringan ikat.
d. permukaan tubuh aboral terdapat duri pendek dan tumpul, dan
diantaranya terdapat pediselaria, yaitu kaki penjepit yang berfungsi
untuk melindungi insang dermal, menangkap makanan dan
membersihkan permukaan tubuhnya dari pasir maupun serpihan benda
lainnya agar tidak mengendap di permukaan tubuhnya yang dapat
mengganggu kerja insang kulitnya.
e. sistem pencernaan lengkap, dimana pada setiap lengan terdapat cabang
usus yang berfungsi untuk mencerna makanan dan mengedarkan sari-
sari makanan.
f. ekskresi menggunakan sel amoebosit yang terdapat pada cairaan
coelom dan sisa metabolisme selanjutnya dikeluarkan melalui insang
dermal.
g. respirasi melalui insang kulit yang dilengkapi dengan silia dan terdapat
pada papulla.
h. alat reproduksi jantan dan betina terpisah, fertilisasi eksternal (di air)
dan akan terbentuk larva bipinnaria.
Gambar. Larva Asteroidea yang dinamakan bipinnaria dan brachiolaria
A) Larva bipinnaria tahap awal
B) Larva bipinnaria tahap akhir
C) Bipinnaria dari Luidia ciliaris
D) Larva brachiolaria tahap awal
E) Larva brachiolaria tahap akhir

2.2.3.2 Echinoidea

Echinoidea disebut juga sebagai landak laut, karena kulitnya


mempunyai duri yang panjang (echinos = duri) dan banyak seperti landak.
Ciri-cirinya antara lain adalah sebagai berikut:

a. habitatnya di sela-sela bebatuan dasar perairan laut, juga dapat


membenamkan diri dalam pasir.
b. bentuk tubuhnya bundar dan tidak mempunyai lengan, tetapi
mempunyai duri yang dapat digerakkan.
c. memiliki pediselaria, yaitu kaki penjepit.
d. mulut terletak di oral, yang di dalamnya terdapat 5 gigi yang tajam dan
runcing dan terbenam dalam rahang yang disebut lentera aristoteles,
berfungsi untuk mengambil makanan. Anus, madreporit dan alat
kelamin terletak pada bagian aboral.
e. bergerak dengan kaki ambulakral. Gerakan kaki ini sekaligus
mengeluarkan sisa metabolisme melalui anus.
i. alat kelamin terpisah, pembuahan terjadi eksternal (di air laut) dan
selanjutnya zigot hasil pembuahan akan tumbuh menjadi larva pluteus.

Gambar. Larva Echinoplutei


A) Echinopluteus
B) Echinopluteus tahap akhir
C) Echinopluteus tahap awal
D) Echinopluteus Spatangoida
E) Echinopluteus
F) Echinopluteus yang bermetamorfosis

2.2.3.3 Ophiuroidea

Ophiuroidea disebut bintang ular (Ophiuri = ular) karena bentuk


tubuhnya seperti bintang dengan lengan yang panjang dan gerakannya seperti
ular. Ciri-ciri lainnya adalah:

a. habitat dasar perairan laut.


b. tubuh terbentuk seperti bola cakram kecil dengan lengan berjumlah 5
atau kelipatannya dan beruas-ruas, mempunyai daya regenerasi cukup
tinggi, duri hanya terletak pada bagian tubuh lateral.
c. pada lengan terdapat kaki ambulakral dan alat isap yang disebut
ampulla.
d. memiliki mulut dan tidak mempunyai anus, sehingga makanan yang
tak tercerna dikeluarkan melalui mulut. Di sekitar mmulut terdapat 5
kantung yang berfungsi sebagai alat respirasi dan kantong saluran
gonad.
e. madreporit terdapat di dekat mulut.
f. alat reproduksi terpisah, fertilisasi eksternal (di air laut), zigot hasil
pembuahan selanjutnya tumbuh menjadi larva pluteus.

Gambar. Larva Ophioplutei


A) Ophiopluteus kurus
B) Ophiopluteus gemuk
C) Ophiopluteus dari Ophiura ophiura
D) Ophiopluteus yang bermetamorfosis
E) Ophiothrix fragilis yang bermetamorfosis

2.2.3.4 Crinoidea

Crinoidea disebut juga lili laut karena bentuk tubuhnya seperti bunga
lili/bakung (Crino = lili). Ciri-ciri lainnya adalah:

a. habitat laut dalam.


b. memiliki lengan panjang yang berbentuk seperti daun yang disebut
pinullae, yang berjumlah lima atau kelipatannya, dan daya
regenerasinya tinggi.
c. tubuh berwarna warni ada yang putih seperti berlian, kuning, coklat,
maupun hijau.
d. pada tubuh banyak terdapat parasit dan komendal, terutama dari
kelompok cacing polychaeta.
e. pada aboralnya terdapat stalk atau cirri (siri). Stalk berfungsi untuk
melekatkan diri dan cirri untuk memegang mangsa.
f. pada oral permukaan tubuh atas terdapat mulut yang dikelilingi oleh
cirri dan di sebelahnya terdapat anus.
g. sistem ambulakralnya tidak mempunyai madreporit.
h. pusat susunan sarafnya berbentuk cincin yang bercabang pada setiap
lengannya.
i. alat reproduksinya terpisah, fertilisasinya eksternal (di air laut), zigot
akan tumbuh menjadi larva yang tidak memiliki mulut.

Gambar. Larva Doliolaria


A) Larva Doliolaria Crinoidea
B) Larva Doliolaria Holothuroidea
C) Larva Doliolaria Holothuroidea

2.2.3.5 Holothuroidea

Holothuroidea disebut sebagai mentimun laut atau teripang karena


mempunyai bentuk tubuh seperti mentimun. Ciri-ciri lainnya adalah:

a. habitat di dasar atau terkubur di pasir.


b. tubuh memanjang dengan garis oral ke aboral sebagai sumbu tubuh,
struktur tubuhnya lunak.
c. kulit dilapisi kutikula, berduri halus (osikula), tidak bersilia.
d. tidak mempunyai lengan, mempunyai daya regenerasi yang cukup
tinggi.
e. di sekitar mulut terdapat 10-30 tentakel.
f. saluran pencernaan lengkap berbentuk tabung yang dilengkapi kloaka
dan anus. Saluran perluasan kloaka berfungsi untuk alat ekskresi dan
respirasi.
g. bergerak dengan sistem ambulakralnya, hanya terdiri atas madreporit,
saluran cincin dan saluran radial, kaki tabungnya digantikan oleh kaki
berotot. Sistem ini sekaligus sebagai alat respirasi sehingga disebut
paru-paru air.
h. sistem peredaran darah tertutup.
i. sistem saraf membentuk cincin dan bercabang ke saluran radial.
j. alat reproduksi terpisah atau hemaprodit, fertilisasi eksternal, dan
selanjutnya zigot akan berkembang menjadi larva Auricularia.

Gambar. Larva Holothuroidea yang disebut auricularia dan pentactula


A) Auricularia
B) Osikel roda
C) Pentacula tahap awal
D) Pentacula tahap akhir
2.2.4 Reproduksi Echinodermata

Echinodermata mempunyai jenis kelamin terpisah, sehingga ada yang jantan


dan betina. Fertilisasi terjadi di luar tubuh, yaitu di dalam air laut. Telur yang telah
dibuahi akan membelah secara cepat menghasilkan blastula, dan selanjutnya
berkembang menjadi gastrula. Gastrula ini berkembang menjadi larva. Larva atau
disebut juga bipinnaria, doliolaria, auricularia, ophiuroids berbentuk bilateral simetri.
Larva ini bersenang bebas di dalam air mencari tempat yang cocok hingga menjadi
branchidaria, lalu mengalami metamorfosis dan akhirnya menjadi dewasa. Setelah
dewasa bentuk tubuhnya berubah menjadi radial simetri.

Siklus Hidup Echinoidea


Siklus Hidup Ophiuroidea

Siklus Hidup Holothuroidea

Siklus Hidup Asteroidea


2.3 Chordata

2.3.1 Pengertian Chordata

Chordata berasal dari bahasa Yunani, Chorda berarti tali. Jadi, Chordata
berarti hewan yang mempunyai chorda di bagian punggung. Chordata merupakan
semua hewan yang memiliki penyokong tubuh dalam, mulai dari tingkat sederhana
berbentuk seperti cacing (Tunicata), ikan lancelet sampai mamalia. Chordata
tergolong ke dalam kelas hewan yang dikenal sebagai Deuterostomia.

Chordata memiliki ciri-ciri seperti mempunyai chorda dorsalis. Mempunyai


celah insang dan batang saraf dorsal. Bentuk tubuh simetri bilateral. Mempunyai
coelom. Mesoderm merupakan dinding coelom berasal dari entoderm primer,
sehingga Chordata termasuk enterodermata.

2.3.2 Klasifikasi Chordata

Chordata zooplankton terdiri atas Urochordata, Cephalochordata dan larva -


larva ikan veterbrata serta enteropneusta. Contoh genus dari filum Chordata antara
lain : Thalia, Oikopleura, dan Fritillaria (Hutabarat dan Evans, 1986)

2.3.2.1 Urochordata ( Tunicata )

Dua kelas dari subfilum Urochordata seluruh siklus hidupnya


merupakan pelagis ( holoplankton dan meroplankton ) . Yang pertama adalah
kelas Thaliacea (yang meliputi salps), kelas Larvacea (atau Appendicularia)
dan kelas ascidiacea. Semua urochordates adalah filter-feeders, tetapi individu
dari Larvacea tidak biasa dalam mensekresi rumah lendir yang kompleks oleh
dirinya sendiri .

2.3.2.1.1 Ascidiacea

Ascidian merupakan meroplankton, hanya pada saat mereka


larva sebagai plankton, sedangkan ascidian dewasa merupakan bentik.
Memiliki tahap larva yang disebut kecebong ascidian (karena secara
superfisial menyerupai berudu katak).
larva ascidian ( ascidian tedpole )

Ascidian dewasa

2.3.2.1.2 Larvaceae

Larvaceans, juga dikenal sebagai Appendicularia, memiliki


tubuh yang memanjang dan datar seperti kertas. Mereka memiliki
"kepala" yang biasanya tampak melekat pada tubuh dan sering patah
ketika dijadikan sampel. Mereka mengsekresi sebuah "rumah" seperti
jelly ditempat mereka tinggal, tapi rumah dan hewan umumnya akan
secara terpisah ketika mereka tertangkap
dalam jaring plankton.

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Subphylum : Tunicata

Class : Appendicularia

Family : Fritillaridae

Genus : Appendicularia

Species : Appendicularia sicula


Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Subphylum : Tunicata

Class : Appendicularia

Family : Oikopleuridae

Genus : Oikopleura

Species : Oikopleura dioica

2.3.2.1.3 Thaliacea

Terdapat dua kelompok utama dari


kelas thaliacea. Yang pertama ialah doliolida yang mempunyai bentuk
seperti barel dan terdapat delapan pita - pita otot ( muscle band ) yang
melingkari seluruh tubuhnya. Mereka mempunyai siklus hidup yang
kompleks yang terdiri atas tiga tahap selain tahap larva. Salah satu
tahap kehidupannya berupa bentuk yang terdisintegrasi dimana
individunya menjadi sangat lunak dan pita otot akan melebar sampai
mereka bisa menjadi beberapa
spesies.

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Subphylum : Tunicata

Class : Thaliacea

Order : Doliolida

Family : Doliolidae

Genus : Dolioletta

Species : Dolioletta gegenbauri


Kelompok yang kedua adalah adalah salpa, umumnya mereka
lebih besar dari doliolida dan mempunyai lebih banyak jelly dalam
tubuhnya. Pada salpa, beberapa pita - pita otot bergabung pada titik -
titik tertentu dan tidak melingkari seluruh tubuhnya contoh Thalia.
Salpa mempunya siklus hidup yang tidak sekompleks siklus hidup
doliolida. Individu aseksual hidup sendiri dan biasa disebut soliter.
Mereka bertunas dari individu-individu seksual dalam suatu rantai,
yang menyatu bersama-sama untuk beberapa saat, sehingga disebut
juga fasa agregat.

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Subphylum : Tunicata

Class : Thaliacea

Family : Salpidae

Genus : Thalia

Species : Thalia democratica

2.3.2.2 Cephalochordata

Satu - satunya anggota kelompok dari Cephalochordata adalah lancets,


yang pernah disebut sebagai Amphioxus. Genus yang umum dari
cephalochordata adalah branchiostoma. Mereka merupakan organisme dengan
tubuh yang ramping, kaku, dan mempunyai pita - pita otot yang tersegmentasi
dan celah insang. Mereka memiliki urat syaraf disepanjang tubuhnya. Mereka
umumnya hidup di dasar laut berpasir tetapi lebih sering menjadi plankton.

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Subphylum : Cephalochordata

Class : Amphioxiformes

Family : Branchiostomidae

Genus : Branchiostoma

Spesies : Branchiostoma sp

2.3.2.3 Larva Ikan

Dari semua zooplankton, ikan merupakan kerabat terdekat manusia.


Meskipun ikan meninggalkan fasa zooplankton saat mereka masuk ke dalam
masa dewasa dan menjadi free-swimmers, larva dan telur mereka hanyut
dengan arus dan menjadikan mereka sebagai komponen penting dari
zooplankton.

Telur ikan dengan embrio dan kuning telur. Merupakan bentuk telur
ikan secara umum..
Larva ikan dengan kantung kuning telur. Beberapa larva spesies ikan
mempunyai bentuk seperti itu..

Larva ikan pada umumnya.

2.3.3 Morfologi Chordata

1 = bulge in spinal cord ("brain")

2 = notochord

3 = dorsal nerve cord

4 = post-anal tail

5 = anus

6 = digestive canal

7 = circulatory system

8 = atriopore

9 = space above pharynx


10 = pharyngeal slit (gill)

11 = pharynx

12 = vestibule

13 = oral cirri

14 = mouth opening

15 = gonads (ovary / testicle)

16 = light sensor

17 = nerves

18 = metapleural fold

19 = hepatic caecum (liver-like sack)

ciri khususnya dari chordata:

1. Mempunyai chorda dorsalis, yaitu tali sumbu tubuh yang kemudian dapat
berkembang menjadi columna vertebralis (tulang belakang)
2. Tubuh berbentuk simetris bilateral dan triploblastik selomata
3. Adanya sistem susunan saraf berbentuk pembuluh yang terdapat di sebelah
dorsal dari notochord (kerangka berbentuk batangan keras tetapi
lentur.Notokord terletak di antara saluran pencernaan dan tali saraf,
memanjang sepanjang tubuh membentuk sumbu kerangka.)
4. Adanya celah faring
5. Pada dinding faring ada sulci pada keadaan embrio, atau lubang-lubang pada
keadaan larva atau seumur hidup. Lubang-lubang ini ialah celah-celah insang.
6. Di dalam pusat susunan saraf ada rongga, seumur hidup atau hanya pada
keadaan larva. Rongga ini disebut neuroceia
7. Terdapat segmentasi pada susunan saraf dan otot
8. Ada yang memiliki kranium dan ada yang tidak memiliki kranium (tidak
bertengkorak)
9. Memiliki sistem organ yang sangat kompleks.
2.3.4 Reproduksi Chordata

Alat kelamin hewan ini menyatu, artinya ovarium dan testis masih bersama-
sama terletak pada sebelah kanan kiri dalam tubuh. Lanjutan dari gonad (ovarium
dam testis) berupa saluran oviduct atau sperma yang akhirnya terbuka dekat anus.
Bila sel kelamin dihasilkan dari hewan yang berbeda akan dimasukan ke dalam mulut,
kemudian mengikuti aliran air akan tertambat di suatu saluran dalam tubuh bersilia.
Diduga bahwa kelenjar thereupon mengeluarkan sekresi yang mirip dengan hormonn
gonadrophic yang dihasilkan oleh bagian anterior dari kelenjar pituitaria
(hyphophysa).

Siklus Hidup Urochordata

Telur yang telah dibuahi berkebang menjadi larva taclopole yang mana stadia
larva ini urochordata hidup sebagai plankton yang mengalami metamorphosis. Larva
awal mempunyai ciri seperti Chordata lainnya artinya berchorda dorsalis pada ekor,
yang selanjutnya mengalami rudimentasi, sehingga hewan yang dewasa tidak
mempunyai chorda dorsalis lagi.

Reproduksi Kelas Enteropteneusta


Reproduksi pada kelas enteropneusta dapat terjadi secara seksual dan aseksual.
Secara aseksual dapat dengan cara fragmentasi bagian tubuh yang dewas.
Enteropteneusta bersifat dioecious , memiliki jenis kelamin biologis yang terpisah ,
meskipun setidaknya beberapa spesies juga mampu reproduksi aseksual . Mereka
telah dipasangkan gonad , yang terletak dekat dengan faring dan melepaskan gamet
melalui pori kecil dekat ke celah insang . Betina meletakkan sejumlah besar telur
tertanam dalam massa agar-agar lendir , yang kemudian dibuahi secara eksternal oleh
jantan sebelum arus air memecah massa dan membubarkan telur individu.

Pada sebagian besar spesies , telur menetas menjadi larva planktonik yang
disebut dengan larva tornaria yang hidup sebagai plankton.dengan tubuh memanjang
ditutupi silia . Pada beberapa spesies , ini berke mbang secara langsung menjadi
dewasa , tetapi di lain , ada tahap peralihan berenang bebas disebut sebagai larva
tornaria . Ini sangat mirip dalam penampilan dengan larva bipinnaria dari starfishes ,
dengan band-band berbelit-belit silia berlarian tubuh . Karena perkembangan embrio
dari blastula dalam telur juga sangat mirip dengan echinodermata , ini menunjukkan
hubungan dekat filogenetik antara kedua kelompok .

Setelah beberapa hari atau minggu , alur mulai terbentuk di sekitar bagian
tengah tubuh larva , dengan bagian anterior akhirnya ditakdirkan untuk menjadi
belalai , sementara sisanya membentuk kerah dan batang . Larva akhirnya menetap
dan berubah menjadi orang dewasa kecil untuk mengambil gaya hidup menggali .
Beberapa spesies , seperti Saccoglossus kowalevskii , kekurangan bahkan tahap larva
planktonik , menetas langsung sebagai miniatur orang dewasa.
Larva Tornaria

2.3.5 Peranan

Sebagai zooplankton, chordata planktonik mempunyai peran sebagai pakan


ikan. Salah satu zooplankton chordata Salpa, dapat memberikan respon pada
blooming fitoplankton. Ketika makanan berlimpah, salpa dengan cepat melepaskan
tunasnya yang akan menggiring fitoplankton dan menyingkirkan fitoplankton dari
permukaan air laut. Tetapi jika jumlah fitoplankton sangat banyak makan salpa akan
tenggelam ke dasar laut.

Tubuh salpa membawa karbon ke dasar laut, dan dengan jumlah yang
berlimpah salpa memiliki efek pada pompa biologis laut. Akibatnya, perubahan besar
dalam kelimpahan atau distribusi mereka dapat mengubah siklus karbon laut, dan
berpotensi memainkan peran dalam perubahan iklim.
2.4 Cirripedia

2.4.1 Pengertian Cirripedia

Cirripedia berasal dari bahasa Latin yang berarti kaki bergulung merupakan
satu-satunya hewan kelompok Crustacea yang hidup sesil (selain Crustacea parasit)
sehingga membentuk suatu kelompok yang sangat menyimpang dari kelompok-
kelompok Crustacea lainnya. Selain itu, sebagian besar anggotanya bercangkang
mirip Pelecypoda, sehingga pernah dianggap sebagai anggota filum Mollusca. Baru
dalam tahun 1830, ketika stadium-stadium larvanya ditemukan, dapat diketahui
hubungan antara teritip dengan hewan Crustacea lainnya, sehingga teritip kemudian
dikeluarkan dari filum Mollusca. Hewan-hewan teritip semua hidup di laut, dua
pertiga dari 900 jenis yang dikenal hidup bebas, melekatkan diri pada bebatuan,
cangkang moluska, karang, kayu terapung, dan benda-benda lain. Beberapa jenis
hidup komensal pada ikan paus, penyu, ikan dan hewan lain, sedangkan sejumlah
besar lainnya parasitik.

2.4.2 Klasifikasi Cirripedia

Dewasa bertangkai atau tidak, menempel pada substrat atau sebagai parasit,

menempel dengan perekat pada antena pertama, karapas menjadi mantel yang

menyelubungi tubuh, biasanya tertutup beberapa keping cangkang kapur, 6 pasang

apendik thorax biramus bersetae untuk mengumpulkan makanan umumnya

monooecious, larva berenang bebas, 1000 spesies, semua di laut.

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Subfilum : Crustacea

Kelas : Maxillopoda

Subkelas : Thecostraca

Infrakelas : Cirripedia

Burmeister, 1834
Ordo 1. Thoracica

Ordo ini terdiri dari teritip (barnacle) dan hidup di laut. Tubuhnya
ditutupi oleh cangkang kapur. Ada enam pasang embelan dada bercabang dua.
Teritip adalah hermafrodit, mereka tidak membuahi telurnya sendiri tetapi
menyampaikan spermanya kepada teritip lain terdekat melalui penisnya yang
dapat dijulurkan sampai beberapa inci. Telur yang dibuahi menetas menjadi
nauplius planktonik, setelah ganti kulit beberapa kali menjadi sipris (cypris)
yang bercangkang dan mempunyai tetesan minyak dalam cangkang sehingga
masih dapat mengapung di air (planktonik).

Ada dua bentuk umum, (a) cangkangnya dibangun langsung menempel


pada substrat yang dinamakan teritip baran (acorn barnacle), contoh Bala-
nuslty menempel dengan tangkai seperti kulit yang menempel pada substrat
yang dinamakan teritip angsa atau teritip bertangkai (goose barnacle).

Mereka pemakan menyaring (filter feeder). Cara makan dengan mem-


buka cangkangnya dan mendepakkan kakinya untuk menangkap makanan.
Mereka makan. plankton. Kelompok hewan ini banyak hidup di perairan
pantai pada benda-benda melekat di bawah atau di atas permukaan laut atau
pada benda-benda terapung.

Ordo 2. Acrothoracica

Hewan parasit, tidak mempunyai cangkang kapur dan tubuhnya


ditutupi oleh mantel besar. Contoh Alcippe lampas, jantan kecil, tak berkaki
dan melekat pada betina, melubang ke dalam cangkang Natica yang berisi
kelomang.

Ordo 3. Rhizocephala

Hewan parasit, tidak ada embelan tubuh, saluran pencernaan, atau pun
peruasan pada hewan dewasa; melekat dengan tangkai, dengan akar-akarnya
menembus ke jaringan inangnya. Contohnya Sacculina (carcini), parasit pada
Crustacea Decapoda yang mendegenerasi menjadi sebuah kantung melekat
pada permukaan ventral antara dada dan abdomen.

Ordo 4. Ascothoracica
Merupakan parasit pada echinodermata dan koral coelenterata,
biasanya mempunyai antena pertama yang prehensil dan abdomen. Laura
parasit pada anthipatbaria (black coral) coelenterata

2.4.3 Morfologi Cirripedia

Teritip dewasa non parasit dapat dikatakan tidak mempunyai kepala,


kebanyakan tidak mempunyai abdomen, dan ruas-ruas tubuh tidak jelas. Bagian tubuh
yang utama ialah kepala dan baian anterior badan (thorax). Antena pertama hanya
tampak bekasnya saja berupa kelenjar perekat dan antena kedua tumbuh menyatu.
Yang tampak sangat jelas dan khas adalah adanya 6 pasang apendik thorax. Eksopodit
dan endopodit tiap apendik tersebut sangat panjang, beruas-ruas dan dilengkapi setae,
disebut cirri darimana asal nama cirripedia. Cirri berfungsi untuk menangkap
makanan. Dari 5 ordo hanya Thoracica yang buka parasit. Jenis Thoracica ada dua
macam, bertangkai dan tidak bertangkai. Barnacle bertangkai mempunyai tangkai
panjang (peduncle, stalk), ujung yang satu menempel pada substrat dan diujung yang
lain terletak bagian tubuh yang utama (capitulum). Capitulum adalah bagian preoral.
Capitulum dibungkus karapas (mantel). Pada permukaan mantel paling sedikit
terdapat 5 keping penutup. Bentuk barnacle sessile mirip bentuk buah kelapa yang
masih sebesar kelereng. Beberapa keping cangkang tersusun seperti genteng, terletak
didasar capitulum merupakan dinding, dan dibagian atas terdapat operkulum yang
terbentuk dari erga dan scuta yang dapat digerakkan. Branacle bertangkai berukuran
beberapa milimeter sampai 7 cm, termasuk tangkai. Spesies tanpa tangkai umumnya
berdiameter beberapa cm, kecuali beberapa spesies seperti Balanus psittatus di pantai
Amerika Selatan mencapai 23 cm dan berdiameter 8 cm, spesies terkecil hanya
beberapa milimeter. Sebenarnya banyak tertitip yang berwarna warni, merah, jingga,
putih, kesumba, ungu atau bergaris-garis bila tidak tertutup oleh organisme sessile
yang lain.

2.4.4 Reproduksi Cirripedia

Teritip seperti kebanyakan binatang penempel lainnya berkembang biak secara


hermaprodit, yaitu tidak membuahi telurnya sendiri tetapi menyemprotkan spermanya
kepada teritip lain yang terdekat. Teritip melakukan fertilisasi (pembuahan) secara
internal yang terjadi dalam rongga tubuh. Pembuahan dapat berlangsung apabila
sperma membuahi sel telur. Telur yang telah dibuahi dieramkan dalam rongga tubuh
sampai menjadi larva naupli. Larva naupli dicurahkan ke laut sebulan setelah
penetasan.

Costow dan Bookhout (1957) dalam Ermaitis (1984) menyatakan stadium


larva terdiri dari naupli, enam stadium yakni naupli I-VI . Lama waktu untuk
melewati stadium naupli berbeda-beda. Naupli I membutuhkan waktu 15 menit
sampai 4 jam. Naupli II berkisar antara 1-2 hari, naupli III berkisar antara 1-4 hari,
stadium IV berkisar antara 1-2 hari, stadium V membutuhkan waktu 2-4 hari dan
untuk menyelesaikan stadium VI membutuhkan 2 sampai 3 minggu. Larva naupli
berkembang menjadi larva cypris melalui pergantian kulit yang terjadi satu sampai
tiga kali dalam seminggu. Pada pergantian kulit selanjutnya akan terbentuk larva
cypris. Cypris kemudian melata dan menetap menjadi teritip muda dan akhirnya
membentuk cangkang yang keras.
(a) Teritip dewasa. (b) Embrio. (c) nauplii yang baru menetas (hari 0). (d) Nauplius
II (day 0). (e) Nauplius IV (hari 4). (f) Nauplius VI (hari 6). (g) Cyprid (hari 7). (h)
Juvenile setelah metamorphosis dari cyprid (hari 12). (i) Juvenile (hari 14). (j)
Tahap awal juvenile (hari 14). (k) Juvenile (hari 15). (l) Juvenile (day 18). (a) Scale
bar, 10mm; (bl) scale bars, 100m.
2.4.5 Peranan
Cirripedia mempunya fase hidup sebagai zooplankton, cyprid dan nauplius
merupakan zooplankton. Mereka mempunyai peranan sebagai pakan ikan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Filum Moluska biasanya terdiri dari hewan-hewan bentik yang lambat. Namun,
terdapat pula bermacam moluska yang telah mengalami adaptasi khusus agar dapat hidup
sebagai holoplankton. Moluska planktonik yang telah mengalami modifikasi tertinggi ialah
ptepropoda dan heteropoda. Tubuh molluska terbagi atas kepala, kaki, dan massa viseral.
Semua bagian tubuh molluska ditutupi oleh mantel yang dikenal sebagai pallium. Pada
beberapa grup seperti gurita dan siput, mantel sekunder hilang, dan pada beberapa grup
digunakan sebagai alat respirasi.

Molusca terdiri dari tiga bagian utama yaitu: Kaki,Massa Viseral, Mantel. Molluska
memiliki jenis kelamin yang terpisah serta memiliki alat reproduksi (gonad) yang
sederhana.Reprdoduksi aseksual yaitu secara parthenogenesis juga ditemukan pada molluska
dari sub kelas prosobranchiopoda. Tetapi, sebagian besarnya bereproduksi secara
seksual.Telur dan sperma yang dilepaskan ke air oleh beberapa spesies, dan terjadi fertilisasi
disana. Moluska terdapat di hampir setiap habitat yang ditemukan di Bumi, di mana mereka
termasuk organisme yang paling mencolok. Secara ekologis peranan molluska adalah
menjaga kestabilan organisme perairan dan sebagai sumber pakan alami bagi organisme
perairan.

Filum Echinodermata berasal dari kata echinos yang berarti landak/duri dan derma
berarti kulit. Jadi, Echinodermata berarti hewan yang kulitnya berduri. Hewan ini habitatnya
di laut, biasanya bersifat sesil atau menetap. Hewan ini disebut echinodermata karena
mempunyai kulit berupa duri (echinos = duri, dermal = kulit). Alat geraknya berupa sistem
ambulakral sering disebut sebagai sistem pembuluh air karena pembuluh ini menjadi tempat
mengalirnya air masuk dan keluar sehingga dapat menimbulkan gerakan. Echinodermata
terdapat 5 kelas yaitu Asteroidea, Echinoidea, Ophiuroidea, Crinoidea dan Holothuroidea.
Echinodermata mempunyai jenis kelamin terpisah, sehingga ada yang jantan dan betina.
Fertilisasi terjadi di luar tubuh, yaitu di dalam air laut. Telur yang telah dibuahi akan
membelah secara cepat menghasilkan blastula, dan selanjutnya berkembang menjadi gastrula.

Chordata berasal dari bahasa Yunani, Chorda berarti tali. Jadi, Chordata berarti hewan
yang mempunyai chorda di bagian punggung. Chordata merupakan semua hewan yang
memiliki penyokong tubuh dalam, mulai dari tingkat sederhana berbentuk seperti cacing
(Tunicata), ikan lancelet sampai mamalia. Genus dari filum Chordata antara lain : Thalia,
Oikopleura, dan Fritillaria (Hutabarat dan Evans, 1986). ciri khususnya dari chordata:
Mempunyai chorda dorsalis, Tubuh berbentuk simetris bilateral dan triploblastik selomata,
Adanya sistem susunan saraf berbentuk pembuluh yang terdapat di sebelah dorsal dari
notochord, Adanya celah faring dan lain lain.

Alat kelamin hewan ini menyatu, artinya ovarium dan testis masih bersama-sama
terletak pada sebelah kanan kiri dalam tubuh. Lanjutan dari gonad (ovarium dam testis)
berupa saluran oviduct atau sperma yang akhirnya terbuka dekat anus. Bila sel kelamin
dihasilkan dari hewan yang berbeda akan dimasukan ke dalam mulut, kemudian mengikuti
aliran air akan tertambat di suatu saluran dalam tubuh bersilia. chordata planktonik
mempunyai peran sebagai pakan ikan. Salah satu zooplankton chordata Salpa, dapat
memberikan respon pada blooming fitoplankton.

Cirripedia berasal dari bahasa Latin yang berarti kaki bergulung merupakan satu-
satunya hewan kelompok Crustacea yang hidup sesil (selain Crustacea parasit) sehingga
membentuk suatu kelompok yang sangat menyimpang dari kelompok-kelompok Crustacea
lainnya. Cirripedia memiliki 4 ordo yaitu Thoracica, Acrothoracica, Rhizocephala,
Ascothoracica. Teritip dewasa non parasit dapat dikatakan tidak mempunyai kepala,
kebanyakan tidak mempunyai abdomen, dan ruas-ruas tubuh tidak jelas. Bagian tubuh yang
utama ialah kepala dan baian anterior badan (thorax). Antena pertama hanya tampak
bekasnya saja berupa kelenjar perekat dan antena kedua tumbuh menyatu. Yang tampak
sangat jelas dan khas adalah adanya 6 pasang apendik thorax.

Teritip seperti kebanyakan binatang penempel lainnya berkembang biak secara


hermaprodit, yaitu tidak membuahi telurnya sendiri tetapi menyemprotkan spermanya kepada
teritip lain yang terdekat. Teritip melakukan fertilisasi (pembuahan) secara internal yang
terjadi dalam rongga tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

C. D. Todd,M. S. Laverack,Geoff Boxshall. 1996. Coastal Marine Zooplankton: A Practical


Manual for Students. Cambridge University Press

Gwilliam GF & Cole ES. 1979. The morphology of the central nervous system of the
barnacle, Semibalanus cariosus (Pallas). Journal of Morphology 159, 297-310.

Marie V. Lebour,.1933. The Importance of Larval Mollusca in the Plankton. Oxford Journals.

Prabowo, Romanus E. Biologi Laut Special lecture. Jurusan Biologi, FMIPA Universitas
Soedirman.

Semmler H, Heg JT, Scholtz G & Wanninger A. 2009. Three-dimensional reconstruction of


the naupliar musculature and a scanning electron microscopy atlas of nauplius
development of Balanus improvisus (Crustacea: Cirripedia: Thoracica). Arthropod
Structure & Development 38, 135-145.

Susilowarno, Gunawan. dkk. Biologi SMA Kelas X. Jakarta: DIKNAS

William A. Newman, Arnold Ross. 1971. Antarctic Cirripedia: Monographic Account Based
on Specimens ..., Volume 14. Amazon Press.

Yasuyuki Nogata, Kiyotaka Matsumura.2006. Larval development and settlement of a whale


barnacle. Royal Society Publishing.

Sumber Internet :

https://scholarsbank.uoregon.edu/xmlui/bitstream/handle/1794/6123/12.pdf

https://depts.washington.edu/fhl/zoo432/plankton/plmollusca/Molluscs.html

http://192.171.193.133/detail.php?sp=MOLLUSCA

http://www.waterencyclopedia.com/Oc-Po/Plankton.html

http://www.natureatlas.org/zooplankton/midatlantic/chordata.php

http://www.ices.dk/sites/pub/Publication%20Reports/Plankton%20leaflets/SHEET111.PDF
http://www.mba.ac.uk/nmbl/publications/occpub/guide/section17.pdf

http://media.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090023_2_6643.pdf

https://snowbio.wikispaces.com/Barnacle+(crustacean)

http://www.ucmp.berkeley.edu/taxa/inverts/mollusca/mollusca.php ( diaksses tanggal 17 mei


2015 jam 20:47)

http://rsbl.royalsocietypublishing.org/content/2/1/92

http://www.ucmp.berkeley.edu/taxa/inverts/mollusca/mollusca.php (diakses pada tanggal 18


mei 2015 pukul 16:40)

http://192.171.193.133/detail.php?sp=ECHINODERMATA (diakses pada tanggal 18 mei


2015 pukul 18:54)

Anda mungkin juga menyukai