Anda di halaman 1dari 18

MEROPLANKTON

(COELENTERATA, NEMATODA, CHAETOGNATHA, ANNELIDA)

1. Coelenterata
Pengertian Coelenterata
Coelenterata (dalam bahasa yunani, coelenteron = rongga)
adalah invertebrata yang memiliki rongga tubuh. Rongga tubuh
tersebut

berfungsi

sebagai

alat

pencernaan

(gastrovaskuler).

Coeleanterata disebut juga Cnidaria (dalam bahasa yunani, cnido =


penyengat) karena sesuai dengan cirinya yang memiliki sel
penyengat. Sel penyengat terletak pada tentakel yang terdapat
disekitar mulutnya.
Coelenterata memiliki struktur tubuh yang lebih kompleks.
Sel-sel Coelenterata sudah terorganisasi membentuk jaringan dan
fungsi dikoordinasi oleh saraf sederhana. Coelenterata (Cnidaria)
terdiri dari klas Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa. Hanya pada
kelas Hydrozoa, dimana Hydra juga termasuk dan terdiri dari
spesies-spesies berupa ubur-ubur kecil yang hidup sebagai plankton
(Sachlan, 1982).
Klasifikasi Coelenterata
Coelenterata dikelompokkan menjadi beberapa kelas, yaitu :
1. Kelas Hydrozoa ( Hydro = air ; zoa = hewan)
2. Kelas Scyphozoa (Skyphos = mangkok ; zoa = hewan)
3. Kelas Anthozoa ( Anthos = Bunga ; zoa = hewan)
Reproduksi Coelenterata

Reproduksi seksual dan aseksual adalah umum di antara


cnidaria, dan ada banyak spesies yang dapat mereproduksi melalui
kedua metode. Reproduksi aseksual terjadi dengan kloning dan
termasuk tunas, fragmentasi, dan pembelahan. Reproduksi seksual
terjadi dengan fertilisasi eksternal ketika dewasa - yang biasanya
gonochoric (jenis kelamin terpisah), walaupun beberapa takson
yang hermafrodit - bibit gamet masuk ke dalam air (Ruppert, Fox, &
Barnes 2004).
Reproduksi pada semua medusa adalah seksual. Telur dan
sperma terbentuk dari sel interstisial epidermis di bawah kanal,
adakalanya pada epidermis manubrium, Terdapat dua jenis
pembuahan pada medusa, yakni pembuahan eksternal dan internal.
Pembuahan eksternal terjadi di air laut, pembuahan internal terjadi
pada permukaan manubrium atau di gonad.
Telur yang sudah dibuahi menetas menjadi blastula, kemudian
menjadi gastrula, dan memanjang menjadi larva planula yang
bersilia. Setelah berenang bebas selama beberapa lama, larva
planula menempel pada benda atau substrat dan tumbuh menjadi
polip. Polip tersebut melakukan pertunasan sehingga menghasilkan
polip-polip baru yang tetap menempel pada polip induk, hingga
terbentuk suatu koloni hydroid.
Siklus Hidup Coelenterata
a. Kelas Hydrozoa

Siklus Hidup dari Kelas Hydrozoa

Larva di tiap tahap perkembangan Hydrozoa. Actinula Larva merupakan


larva dari kelas Hydrozoa

Contoh larva Obelia sp.

b. Kelas Scyphozoa

Siklus Hidup dari Kelas Scyphozoa

Larva Planula yang merupakan larva dari Kelas Scyphozoa

c. Kelas Anthozoa

Siklus Hidup dari Kelas Anthozoa

Larva Anthozoa

Habitat Coelenterata
Habitat umumnya di laut, kecuali Hydra sp. (di air tawar).
Peranan Larva Coelenterata
Larva dari Coelenterata bermanfaat sebagai pakan alami hewan-hewan di sekitarnya
2. Nematoda
Pengertian Nematoda
Kata Nematoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu nematos yang berarti
benang,gilik atau tambang. Cacing ini berukuran kecil (mm) sampai satu meter atau
lebih, telur mikroskopis.
Filum nematoda termasuk meroplankton. Plankton dari golongan ini
menjalani kehidupannya sebagai plankton hanya pada tahap awal dari daur hidupnya,
yakni pada tahap sebagai telur dan larva saja. Nematoda adalah hewan sederhana.
Tubuh yang menyerupai tabung dalam tabung dengan kepala, mulut, ekor, dan anus.
Tabung luar terdiri dari kutikula, hipodermis, dan otot, dan tabung dalam berisi faring
dan usus.
Nematoda memiliki beberapa ratus sel saraf dan sistem reproduksi produktif.
Nematoda berukuran kecil, biasanya mikroskopik, cacing gelang tidak tersegmen
dengan tubuh silinder yang sempit. Nematoda sangat banyak di tanah, air, dan di
dalam hewan dan tumbuhan di seluruh dunia. Sekitar 10.000 spesies yang dikenal.

Spesies dari filum ini sering terdapat diantara periphyton air tawar. Specimen
specimen nematoda yang mikoskopis kecil diberi nama anguillula.
Klasifikasi Nematoda
Terdapat sekitar 80 ribu spesies Nemthelminthes yang telah diidentifikasi, dan
yang belum teridentifikasi juga sangat banyak. Nemathelminthes dibagi menjadi dua
kelas yaitu nematoda, dan nematophora. Nematoda terdiri dari 3 kelas yakni:

Kelas Chromadorea

Kelas Enoplea

Kelas Secernentea

Kelas Dorylaimea

Reproduksi Nematoda
Nematoda bereproduksi secara generatif. Pada umumnya diesis atau
gonokoris, yaitu organ kelamin jantan dan betina terdapat pada individu yang
berbeda. Fertilisasi terjadi secara internal di namatoda jantan dan betina dalam tubuh
cacing betina. Telur yang sudah dibuahi memiliki cangkang yang tebal dan keras.
Permukaan cangkang memiliki pola yang spesifik sehingga sering digunakan
untuk proses identifikasi jenis cacing yang menginfeksi manusia melalui pengamatan
telur cacing pada tinja. Telur menetas menjadi larva yang berbentuk mirip induknya.
Larva mengalami molting atau pergantian kulit hingga empat kali. Cacing dewasa
tidak mengalami pergantian kulit, tetapi tubuhnya tumbuh membesar.

Siklus Hidup Nematoda

Dalam daur hidupnya, Nematoda memerlukan satu inang atau lebih, misalnya
Wuchereria bancrofti (cacing filaria) memiliki inang utama manusia dan inang
perantara nyamuk. Oxyuris vermicularis (cacing kremi) hanya memerlukan satu
inang manusia dan tidak memerlukan inang perantara.

Pertumbuhan spesies dari Filum Nematoda

Berikut siklus hidup dari beberapa spesies:

Ascaris lumbricoides

Cacing Ascaris dewasa hidup di dalam usus halus manusia dan menyerap zat-zat
makanan dari usus tersebut. Cacing ini dapat keluar dari tubuh bersama feses. Apabila
orang tersebut sakit panas maka cacing yang tidak tahan berada dalam usus akan
bergerak ke kerongkongan kemudian keluar melalui mulut atau jidung penderita.

Ukuran cacing jantan biasanya lebih kecil dengan ekor membentuk kait atau
bengkok, sedangkan cacing betina lebih besar dengan ekor lurus. Daur ulang hidup
ini cacing dapat dilihat pada gambar berikut.

Siklus Hidup Ascaris lumbricoides

Ancylostoma duodenale

Umumnya, cacing Ancylostoma disebut cacing tambang karena penderita cacing


ini biasanya orang-orang yang bekerja di pertambangan. Cacing ini dapat masuk ke
tubuh manusia melalui kulit kaki. Ancylostoma biasanya hidup di dalam usus
manusia. Dengan kait yang ada pada ekornya, cacing ini dapat mencengkeram
dinding usus kemudian mengisap darah penderita. Daur hidup cacing ini dapat dilihat
pada gambar berikut ini.

Siklus Hidup Ancylostoma duodenale

Trichinella spiralis

Cacing Trichinella biasanya hidup di usus manusia dan karnivora lainnya. Di dalam
usus, cacing betina dewasa menghasilkan larva yang dapat menembus dinding usus
sehingga masuk ke aliran darah. Di dalam aliran darah, cacing kemudian menuju otot.
Di otot larva membentuk sista dan dapat melanjutkan daur hidupnya bila otot
termakan hewan atau manusia. Penyakit yang disebabkan oleh cacing ini disebut
trichinosis. Daur hidup Trichinella secara lengkap dapat dilihat pada gambar berikut.

Siklus Hidup Trichinella spiralis

Larva dari Filum Nematoda


(a) Ternidens sp., (b) Anatrichosoma sp., (c) Subulura sp., (d) Ancylostoma sp., (e)
Oesophagostomum sp., (f) Chitwoodspirura sp., (g) Strongyloides sp., (h) Dicrocoelium sp., (i)
Trichuris sp., (j) Capillariidae Gen. sp. 1, (k) Protospirura muricola, (l) Trichostrongylus sp., (m)
Capillariidae Gen. sp. 2, (n) Strongyloides stercoralis (rhabditoid larva).

Habitat Nematoda
Nematoda banyak hidup bebas di alam dan mempunyai daerah penyebaran
yang luas, mulai daerah kutub yang dingin sampai ke laut yang dalam. Nematoda
sangat mudah ditemukan di laut, air tawar, maupun air payau. Nematoda hidup bebas
dengan memakan bangkai, kotoran hewan, tanaman yang membusuk, ganggang, dan
hewan kecil lainnya. Tetapi banyak juga yang hidup parasit pada hewan, manusia,
bahkan tumbuhan. Nematoda hidup parasit manusia ditemukan di sejumlah organ,
seperti anus, usus halus, paru-paru, mata, pembuluh darah, dan pembuluh limfah.
Peranan Larva Nematoda
Karena pertumbuhannya yang membutuhkan satu inang atau lebih yang
dimana melakukan perkembang biakannya di dalam tubuh manusia atau hewan, maka
larva dari filum Nematoda yang bersifat sebagai parasit ini hanya bisa merugikan
makhluk hidup.

3. Chaetognatha
Pengertian Chaetognatha
Chaetognatha (umumnya dikenal sebagai "cacing panah ") merupakan
predator, bentuknya seperti panah, berwarna transparan, memiliki sepasang sirip.
Chaetognatha adalah predator laut yang biasanya mencari mangsanya dengan
mendeteksi getaran yang dihasilkan oleh copepoda dan zooplankton lainnya,
kemudian menggunakan kait dan gigi yang tajam di depan tubuh untuk
mengambil korban mereka dan melumpuhkan mereka dengan neurotoksin.
Chaetognatha yang sebagian besar adalah jelas transparan, adalah predator
penting dalam banyak jaring makanan laut. Sekitar 120-125 spesies chaetognaths
diketahui. Kebanyakan planktonik, tetapi sejumlah kecil spesies bentik atau
tinggal di atas dasar laut. Meskipun keanekaragaman jenis rendah, chaetognatha

bisa sangat melimpah, kadang-kadang mendominasi biomassa di tengah laut


tempat pengambilan sampel plankton.
Chaetognatha banyak menjalani harian vertikal, naik ke permukaan air di
malam hari dan tenggelam kebawah pada siang hari, mungkin untuk
menghindari predator. Gerakan-gerakan fertikal yang difasilitasi oleh amonia
yang dipenuhi sel vacuolated di bagasi yang mengatur daya tampung (Brusca
dan Brusca 2003; Margulis dan Chepman 2010; Jennings et al 2010). Setidaknya
satu spesies Chaetogntha (yang Caecosagitta kosmopolitan Macrocephala, yang
umumnya ditemukan dibawah 700 meter) adalah bercahaya (haddock dan kasus
1994).
Seringkali, mereka dapat menjadi kelompok paling dominan kedua dari
zooplankton. Mereka telah ditemukan untuk menjadi jenis yang paling berlimpah
hadir hewan di beberapa lingkungan laut dalam. Mereka adalah predator pada
copeoda dan crustacea kecil lainnya, ikan dan larva Chaetognatha lainnya.
Mereka adalah makanan untuk ikan, cumi-cumi dan beberapa burung laut.

Klasifikasi Chaetognatha
Hanya ada satu kelas pada filum chaetognatha, yaitu sagittoidea. Kelas ini
memiliki tubuh yang transaparan dan berbentuk seperti anak panah.
Reproduksi Chaetognatha
Semua spesies hermaphroditic , membawa kedua telur dan sperma. Setiap
hewan memiliki sepasang testis dalam ekor, dan sepasang ovarium di daerah posterior
rongga tubuh utama. Belum menghasilkan sperma dilepaskan dari testis untuk dewasa
di dalam rongga ekor, dan kemudian berenang melalui saluran pendek ke vesikula
seminalis di mana mereka dikemas ke dalam spermatophore.
Saat kawin, setiap individu menempatkan sebuah spermatophore ke leher
pasangan setelah pecahnya vesikula seminalis. Sperma cepat melarikan diri dari
spermatophore dan berenang sepanjang garis tengah dari binatang sampai mereka

mencapai sepasang pori-pori kecil di depan ekor. Pori-pori terhubung ke saluran telur,
di mana telur berkembang telah lulus dari ovarium, dan di sini pembuahan yang
terjadi. Telur adalah plankton, atau melekat pada terdeka ganggang , dan menetas
menjadi versi miniatur dari orang dewasa, tanpa didefinisikan dengan baik larva
tahap.
Siklus Hidup Chaetognatha

Siklus Hidup dari Filum Chaetognatha

Habitat Chaetognatha
Chaetognatha, yang berarti rambut rahang, dan umumnya dikenal sebagai
cacing panah, adalah filum cacing predator laut yang merupakan komponen utama
plankton di seluruh dunia. Sekitar 20% dari spesies yang dikenal adalah bentik , dan
dapat menempel pada ganggang dan batu.. Mereka ditemukan di seluruh perairan
laut, dari permukaan air tropis dan kolam pasang dangkal sampai laut dalam dan
wilayah kutub. Chaetognaths Kebanyakan transparan dan torpedo berbentuk, tetapi
beberapa laut spesies.
Peranan Larva Chaetognatha

Larva Chaetognatha ini merupakan makanan bagi ikan yang memakan


zooplankton (Sachlan,1982). Selain itu juga dapat dijadikan indikator hidrologi dari
arus air laut.

4. Annelida
Pengertian Annelida
Annelida adalah kelompok hewan dengan bentuk tubuh seperti susunan
cincin, gelang-gelang atau ruas-ruas. Istilah kata Annelida berasal dari bahasa Yunani
dari kata annulus yang berarti cincin, dan oidos yang berarti bentuk. Annelida
merupakan cacing dengan tubuh bersegmen, tripoblastik dengan rongga tubuh sejati
(hewan selomata) dan bernapas melalui kulitnya. Terdapat sekitar 15.000 spesies
annelida dengan panjang tubuh mulai dari 1 mm-3 m. Filum Annelida hidup di air
tawar, air laut, dan di tanah. Umumnya annelida hidup secara bebas, meskipun ada
yang bersifat parasit.

Annelida ini cukup banyak terdapat sebagai meroplankton di laut. Di perairan


air tawar jenis Annelida ini hanya terdapat lintah (ordo Hirudinae) dan dapat menjadi
parasit pada ikan-ikan yang dipelihara di kolam. Banyak meroplankton dari Annelida
ini terdapat di pantai-pantai yang subur, seperti halnya meroplankton dari Crustacea.
Klasifikasi Annelida
Berdasarkan ciri-ciri rambut (seta) pada tubuhnya, filum Annelida dibedakan menjadi
tiga kelas, yaitu:

Kelas Polychaeta

Polychaeta (Yunani, poly = banyak, chaetae = rambut kaku) merupakan Annelida


yang memiliki banyak seta (rambut). Sebagian besar Polychaeta hidup di laut,
namun beberapa jenis hidup di air payau dan air tawar. Ada Polychaeta yang
hidup sebagai karnivor dengan memakan invertebrata kecil, sebagai herbivor
dengan memakan ganggang, dan pemakan endapan dengan cara menelan lumpur
yang mengandung bahan organik.

Kelas Oligochaeta

Oligochaeta (Yunani, oligos = sedikit, chaetae = rambut kaku) merupakan


Annelida yang memiliki sedikit seta (rambut). Sebagian besar Oligochaeta hidup
di air tawar, namun ada pula yang hidup di air laut, dan air payau.

Kelas Hirudinea

Hirudinea biasa disebut lintah. Tubuh lintah tidak memiliki parapodia maupun
seta. Lintah memiliki dua buah alat pengisap yang terletak di bagian anterior dan
posterior untuk menempel pada inangnya. Lintah hidup secara ektoparasit
sementara pada tubuh inang
Reproduksi Annelida
Reproduksi Annelida terjadi secara seksual atau aseksual. Reproduksi secara
aseksual dengan cara fragmentasi (pemutusan sebagian tubuhnya).namun sebagian

besar Annelida bereproduksi secara seksual. Meskipun cacing bersifat hermafrodit,


tetapi

individu

tetap

melakukan

perkawinan

silang

dengan

cara

saling

mempertukarkan spermanya untuk membuahi sel telur pasangan.


Larva- larva Annelida bernama trochophore larva, jika baru keluar dari telur,
berbentuk bulat atau oval, besilia dan mempunyai tractus digesvitus agar di lautan
bebas dapat memakan nanoplankton dan detritus yang halus ( Sachlan, 1982).
Trochophore adalah jenis larva laut planktonik yang berenang bebas dengan
beberapa lingkaran silia.

Dengan pergerakan silia yang cepat, pusaran arus air

terbentuk. Dengan cara ini mereka dapat mengendalikan arah gerakan mereka. Selain
itu, dengan cara in imereka juga dapat membawa makanan mereka lebih dekat,
dengan mempermudah penjaringan makanan. Pada umumnya, larva ini bersifat
planktotrophic, yaitu pemakan plankton.

Siklus Hidup Annelida

Siklus Hidup Kelas Polychaeta dari Filum Annelida

Perkembangan Larva Trocophore dari Filum Annelida

Habitat Annelida
Sebagian besar annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang parasit
dengan menempel pada vertebrata, termasuk manusia. Habitat annelida umumnya
berada di dasar laut dan perairan tawar. Annelida hidup diberbagai tempat dengan
membuat liang sendiri.
Peranan Larva Annelida

Menguntungkannya ialah cacing palolo karena dapat dijadikan pakan ikan.


Merugikannya ialah genus nereis yang bisa meracuni ikan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, Denden. 2008. BIOLOGI Kelompok Pertanian dan Kesehatan


Kelas X SMK. Bandung : Grafindo Media Pratama.
Amin , Hasan Drs . 1982. Mahluk Hidup Hewan. Jakarta : PN BALAI
PUSTAKA.
Aryulina, Diah, dkk. 2007. BIOLOGI 2 SMA dan MA kelas X. Jakarta :
ESIS/Erlangga.
Iraningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Kelompok Peminatan
Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga. Hal: 331-335.
Jasin, Maskoeri. 1987. Sistematik Hewan (Invertebrata dan Vertebrata). Surabaya:
Sinar Wijaya.
Karmana, Oman. 2007. Cerdas Belajar BIOLOGI. Bandung : GRAFINDO Media
Pratama.
Neil. A Champbell, dkk. 2003. BIOLOGI. Jakarta : Erlangga.
Susilowarno, R. Gunawan. 2009. Siap Menghadapi UN SMA 2010 BIOLOGI.
Jakarta : Grasindo.
Wijarni. 1990. Diklat Kuliah Avertebrata Air I (Bagian: Protozoa, Porifera,
Cnidaria,Ctenophora).Universitas Brawijaya Malang.
Santoso, Imam. 2007. Biologi - Pelajaran Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Bekasi
: Interplus

Anda mungkin juga menyukai