Anda di halaman 1dari 3

Nama

: Dicky Wijaya

NPM

: 230110150157

Kelompok

:3

Kepribadian Sayyidina Abu Utsman bin Affan dan Hal yang bisa diambil dan
diterapkan dalam dunia kuliah dari sikapnya tersebut
Diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Aisyah bertanya kepada Rasulullah Saw, Abu
Bakar masuk tapi engkau biasa saja dan tidak memberi perhatian khusus, lalu Umar masuk
engkau pun biasa saja dan tidak memberi perhatian khusus. Akan tetapi ketika Utsman masuk
engkau terus duduk dan membetulkan pakaian, mengapa? Rasullullah menjawab, Apakah
aku tidak malu terhadap orang yang malaikat saja malu kepadanya?
Ya, dialah Utsman bin Affan. Sejarah umat Islam telah mencatat bahwa ketika masa
kekhalifahan beliau selama kurang lebih 12 tahun, banyak kemajuan dan perkembangan yang
dialami oleh umat ini.
Apa pelajaran-pelajaran yang bisa kita peroleh dari sosok Kholifah ke-3 Umat Islam ini?
Banyak sekali, diantaranya sebagai berikut.
1. Dermawan yang Luar Biasa
Siapa bilang seorang Muslim yang zuhud tidak boleh kaya? Zuhud bukan berarti tidak boleh
kaya. Justru Islam menganjurkan pemeluknya untuk kaya. Tetapi ingat, jangan sampai karena
mengejar kekayaan dunia hingga melupakan kita beribadah dan mengingat ALLAH SWT.
Jangan sampai kita ditakhlukkan oleh harta dunia sehingga meninggalkan barisan jamaah
dakwah yang mulia ini. Seorang muslim yang zuhud justru sebaliknya. Dia menganggap
bahwa harta dunia adalah amanah dunia untuk memperjuangkan ketinggian kalimah ALLAH
SWT. Maka dari itu, dia bukan diperbudak harta dunia, tetapi malah memperbudak harta
dunia. Dia mempergunakan kekayaan yang dia miliki sebagai alat beribadah agar semakin
mendekatkan diri kepada ALLAH SWT.
2. Rasa Pemalu
Jadi umat Islam harus berani. Berani mengorbankan apa pun yang kita miliki untuk
memperjuangkan risalah suci ini. Tetapi, Islam juga mengajarkan kita agar memiliki sifat
malu. Seperti sabda Rasulullah SAW: Malu itu sebagian dari iman.
Utsman ini adalah sosok yang sangat pemalu hingga Malaikat penduduk langit pun sangat
malu terhadapnya.
3. Dzan Nuraini (Pemilik 2 Cahaya)
Hanya Utsman bin Affan yang memperoleh gelar mulia ini. Mengapa? Karena beliaulah satusatunya sahabat yang menikahi 2 putri Rasulullah SAW: Ruqoyyah dan Ummu Kultsum.

Lalu apakah yang harus kita contoh dari hal ini? Apakah kita nantinya harus memiliki 2 istri?
Tentu tidak. Utsman bisa menikahi putri Rasulullah SAW. Tentu hal itu adalah suatu
kemuliaan yang luar biasa. Nabi SAW pun tidak sembarangan memilih Utsman sebagai
menantunya. Perlu beberapa lama untuk mengenal Utsman lebih jauh bagi Rasulullah SAW.
Setelah yakin, barulah beliau menikahkan putrinya dengan Utsman bin Affan.
Nah, begitu juga dengan kita. Memperoleh jodoh yang solih/solihah tentu adalah sebuah
kemuliaan yang sangat berharga, terlebih lagi di zaman sekarang. Lalu bagaimana untuk bisa
memperolehnya? Ya, tentu dimulai dari diri sendiri. Laki-laki yang baik adalah untuk wanita
yang baik dan wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik. Bagi sahabat yang belum
menikah, mari kita perbaiki akhlak dan perilaku kita mulai detik ini.
Mari menjaga perilaku dengan yang bukan muhrim. Jika kita bisa menjadi Muslim terbaik,
insyaALLAH nanti jodoh terbaik pun telah dipersiapkan oleh ALLAH SWT. Semoga dari
diri kita dan pasangan kita yang baik tersebut nantinya lahir generasi-generasi unggul yang
siap meneruskan estafet perjuangan dakwah ini. Generasi keturunan solih/solihah itulah
insyaALLAH yang akan investasi besar kita, di dunia hingga akhirat. Amin.
4. Rendah Hati
Beliau memiliki kerendah hatian yang begitu besar. Hal itu bisa terbukti ketika pergantian
khalifah saat itu. Ketika bermusyawarah, beliau sama sekali tidak memiliki ambisi untuk
menjadi khalifah. Bahkan, beliau sempat memilih Ali bin Abi Thalib. Akan tetapi, akhirnya
sebagian besar rakyat Madinah memilih Utsman yang menjadi dasar terpilihnya beliau
menjadi khalifah. Dan Ali bin Abi Thalib pun menjadi orang kedua yang membaiat beliau
setelah penentu keputusan, Abdurrahman bin Auf.
Inilah bukti bahwa beliau bukanlah orang yang sangat berambisi mengejar kedudukan. Beliau
menganggap kedudukan khalifah adalah sebuah amanah besar yang harus ditunaikan dengan
sungguh-sungguh dan penuh tangggung jawab.
5. Tidak ingin Orang Lain Berkorban Untuknya
Ketika rumah beliau dikepung oleh sekelompok pemberontak, banyak di antara sahabat yang
menawarkan bantuan untuk menjaga rumah beliau dan siap berperang menjaga keselamatan
beliau. Namun, beliau menolak semua bantuan itu. Bahkan, beliau telah merelakan nyawanya
sendiri demi menjaga umat dari terpecah-belah. Akhirnya, beliau pun wafat di tangan
pemberontak ketika sedang membaca Al Quran. Subhanalloh.
6. Kecintaan yang Luar Biasa terhadap Al Quran.
Kalau hati kita suci, niscaya kita tidak akan pernah puas dengan firman Tuhan. Aku benci
bila sehari saja tidak melihat mushaf
Itulah kata-kata Utsman yang dikenang selalu oleh Abdurrahman at-Taimi. Kesaksian serupa
diungkapkan pula oleh Hassan yang menyebutkan Utsman rajin mengkhatamkan al-Quran
dalam satu rakaat. Bahkan ar-Rawi pernah melihat mushaf al-Quran milik Utsman banyak
yang robek karena terlalu sering dibaca.
Dari rasa kecintaannya yang begitu besar terhadap al-Quran inilah kemudian di masa ia
menjadi khalifah ketiga kaum muslimin, Utsman menyusun al-Quran dalam bentuk Mushaf
yang di masa sebelumnya masih berupa tumpukan Shuhuf-shuhuf dan sekaligus menyatukan
gaya bahasanya (Qiraat).

Sikap yang dapat diambil dan diterapkan dalam dunia kuliah:


-Luruskan niat untuk kuliah, yaitu kuliah untuk mencari ilmu yang digunakan agar
bermanfaat bagi nusa, bangsa, dan agama.
-Harus memiliki rasa malu, malu dalam artian memiliki rasa malu dan takut untuk melakukan
hal-hal yang melenceng dari agama.
-Harus memiliki sikap rendah hati, baik ketika bersikap kepada teman sebaya maupun ketia
mendapatkan prestasi tertinggi ketika kuliah.
-Harus memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan tugas, baik tugas jasmani maupun
rohani yang telah diberikan.
-Harus memiliki rasa kecintaan yang tinggi terhadap Al-Quranul karim, karena melalui AlQuran kita diajarkan sikap-sikap akhlakul karimah dan larangan-larangan yang sudah Allah
ridhoi.
-Harus memiliki sikap kepedulian yang tinggi terhadap sesama.

Anda mungkin juga menyukai