Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“Meneledani Kepemimpinan Umar bin Khattab dalam Era Modern”


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kepemimpinan Pendidikan
Dosen Pengampu : H. Chairul Anwar, ST.MM

Disusun Oleh Kelompok 02:

1. Adina Mardiani (2111101101)


2. Amrina Rosyada (2111101135)
3. Asep Yudha Pratama (2111101114)
4. Maya Syaroh W.F (2111101099)
5. Mega Mutiara R. (2111101115)
6. Muhammad Luthfi A. (2111101139)
7. Puteri (2111101100)
8. Siti Mursyidah (2111101112)
9. Surya Ade Nugroho (2111101047)
10. Syekh Muhammad Fajar (2111101134)
11. Winda Meilinda (2111101144)
12. Yossi Purnamasari (2111101132)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNUVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS
SAMARINDA
2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada
junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita.

Makalah “Model Pengembangan Kurikulum” disusun guna memenuhi tugas Bapak


Dosen Chairul anwar pada mata kuliah Kepemimpinan Pendidikan di UINSI Samarinda. Selain
itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang
Kepemimpinan Umar Bin Khattab yang harus kita teladani dalam era modern seperti ini.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Chairul Anwar\ selaku dosen
mata kuliah Kepemimpinan Pendidikan. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni kami. Kami juga mengucapkan terima
kasih pada para saudara dan saudari yang telah menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah dan perbaikan makalah
selanjutnya.

Samarinda, 17 Oktober 2023


Kelompok 02

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I (PENDAHULUAN) 4
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penulisan 5

BAB II (PEMBAHASAN) 6
A. Biografi Umar Bin Khattab 6
B. Keteladan Umar Bin Khattab 9
C. Keseuaian Kepemimpinan Umar dengan Kepemimpinan Sekarang 12
BAB III (PEMBAHASAN) 15
A. Kesimpulan 15
B. Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Khulafaur Rasyidin adalah seseorang yang dianggap mampu untuk menggantikan
Rasulullah SAW dalam memimpin dan mengatur kehidupan kaum muslimin saat itu dan
penunjukkannya dilakukan bisa dengan cara musyawarah antar sahabat nabi ataupun
pemilihan pemimpin sebelumnya. Khulafaur rasyidin sendiri terdiri dari 4 sahabat nabi
yang terkenal bukan hanya karena kepemimpinannya tetapi juga karena banyak akhlak
yang dapat kita teladani dari beliau beliau tersebut. Adapun kali ini kita akan membahas
sahabat nabi yang mulia yaitu Umar bin Khattab yang menjadi khalifah kedua yang
ditunjuk melalui wasiat Abu Bakar Ash-Shiddiq sebagai khalifah pertama sekaligus
pemimpin sebelum Umar. Pemimpin yang berhati lembut namun dikenal dengan
ketegasan dan kebijaksanaan beliau, selain itu beliau juga cerdas dan juga berhati
dermawan. Walaupun beliau bukanlah islam sejak lahir tetapi keteguhan hati beliau
dalam membela islam dan juga rasulullah pada zaman itu sangatlah patut diacungi
jempol. Maka dari itu buah dari keteguhannya dalam membela islam pantaslah untuk
dirinya menjadi seorang pemimpin menggantikan Rasulullah dan pemimpin seblumnya
Abu Bakar Ash-Shiddiq yang dikenal jujur.
Dari kepemimpinan beliau yang luar biasa maka pantaslah untuk kita meneladani
akhlak beliau sebagai pemimpin, bagaimanapun juga kehidupan beliau yang masyaallah
serta kepemimpinan beliau yang cukup terkenal membuat rakyatnya sangat makmur ini
menunjukkan bahwasannya pemimpin sekarang harus memiliki sifat yang sama dengan
beliau. Bahkan seharusnya pemimpin sekarang malu dengan apa yang terjadi di masa lalu
dimana belum adanya teknologi yang lebih berkembang seperti sekarang tapi mereka
sangat mampu membuat rakyatnya sejahtera. Tamparan yang keras seharusnya buat
pemimpin sekarang yang hanya duduk diam di ruangan dan fasilitas yang lengkap tanpa
pernah memikirkan kehidupan rakyatnya yang bahkan rumah saja masih dibawah kolong
jembatan.
Begitu pula dengan para pemimpin pendidikan di Indonesia seharusnya mereka
juga meneladani Umar Bin Khattab yang punya banyak sekali sifat yang patut diteladani
terutama untuk menyamaratakan kemakmuran, maka pemimpin pendidikan juga
harusnya mampu menyamaratakan fasilitas dan juga kelayakan seluruh sekolah dan
pembelajaran di seluruh Indonesia, bukan hanya dikota besar tapi sampai ke desa desa.
Maka dari itu untuk meneladani semua sifat sifat beliau maka dibuatlah makalah kami
dengan judul “Meneladani Kepemimpinan Umar Bin Khattab dalam Era Digital”

B. Rumusan Masalah
1. Siapa sih Umar Bin Khattab?
2. Apa saja hal hal dari Umar Bin Khattab yang perlu diteladani oleh para pemimpin?
3. Bagaimana kesesuaian kepemimpinan di era digital dengan kepemimpinan Umar Bin
Khattab?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui siapa Umar Bin Khattab
2. Untuk Mengetahui hal hal yang perlu diteladani oleh para pemimpin?
3. Untuk mengetahui kesesuaian kepemimpinan di era digital dengan kepemimpinan
Umar Bin Khattab?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Umar Bin Khattab
1. Sekilas Tentang Umar Bin Khattab
Nama lengkap Umar bin Khattab adalah Umar bin Khattab bin Nufail bin
Abdul Uzza bin Rabbahbin Qurth bin Razah bin Ady bin Ka‟ab Ibn Lu‟ay. Umar
berasal dari bani Adi bin Ka‟ab, salah satu rumpun suku Quraisy. Umar
dilahirkan tiga belas tahun setelah tahun Gajah.1 Umar bin Khattab lahir dari ayah
bernama Khattab bin Nufail Al Shimh Al Quraisyi dan ibunya bernama Hantamah
binti Hasyim. Umar bin Khattab lahir di kota Mekkah dari suku Bani Adi yang
merupakan salah satu rumpun suku Quraisy, suku terbesar di kota Mekkah saat
itu. Ayahnya Khattab bin Nufail Al Shimh Al Quraisyi dan ibunya Hantamah
binti Hasyim berasal dari marga Bani Makhzum.
Beliau diberi gelar oleh Nabi Muhammad sebagai Al-Faruq yang artinya
orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan.2 Umar menjadi
pemimpin bagi umat islam ketika berumur 15 tahun dimana dia masih memiliki
kematangan mental dan fisik yang kuat. Umar memiliki tubuh yang besar. Dia
terliahat paling tinggi ketika memimpin kompinya. Dia memiliki wajah yang
tampan. Umar mempunyai suara yang merdu. Rambut umar berbentuk sula. Gaya
jalannya menawan. Dia memiliki otot yang kuat pada lengan dan betisnya. Kedua
tangannya sangat kuat. Dengan keadaan fisik yang demikian membuatnya
menjadi penunggang kuda yang tangguh dan juara gulat. Dia juga dikenal sebagai
petarung yang hebat baik sebelum maupun sesudah memeluk islam.
Sebagai seorang pemimpin, keadaan fisik yang demikian berbalut dengan
karakteristik kepribadian. Kesemuanya ini beliau gunakan untuk membela umat
islam dan digunakan sebagai usaha untuk kepentingan umat islam. Umar juga
seseorang yang memiliki kecerdasan dan intuisi yang baik. Intuisi dan kecerdasan
1
As-Suyuti, Sejarah Khulafaur Rasyidin (Jakarta: Lintas Pustaka, 2003), hal. 121.
2
Andi Bastoni Hepi, Sejarah Para Khalifah (Jakarta: Pustaka al- Kautsar, 2008), hal. 156.
Umar terlihat pada pengungkapan konspirasi pembunuhan terhadap nabi
Muhammad SAW, penempatan dan pemberhentian gubernur, dan saran-saran
beliau terhadap nabi SAW. contoh lainnya: Menetapkan ka’bah sebagai kiblat
sholat, Perlakuan terhadap tahanan pada saat perang Badar, Menjaga istri-istri
nabi Muhammad SAW, Pelarangan pengkonsumsian alcohol, Pelarangan
terhadap mensholatkan orang munafik dan ikut serta pada pemakaman mereka
dan Penetapan perlunya mengucapkan salam ketika hendak masuk kedalam
rumah. Umar telah mewarisi sifat keras ayahnya, yang kemudian didukung pula
oleh kekuatan badannya.3
2. Keislaman Umar Bin Khattab
Umar bin Khattab dahulunya mempercayai agama nenek moyang bahkan
bisa dikatakan Umar adalah orang yang paling tidak menyukai Rasulullah
sebelum keislamannya, Umar bin Khattab sendiri yang ingin pergi menghunus
pedang pada nabi karena menggantikan agama nenek moyangnya, namun belum
sempat itu terjadi Nu’aim membuatnya berpindah haluan ketika ia diberitahu
bahwa adik nya tercinta juga iparnya telah masuk islam. Betapa marahnya beliau
dengan hal itu sampai dikatakan Umar yang dalam keadaan marah itu menampar
adiknya yang saat itu sedang membaca mushaf al quran ada juga yang
berpendapat ditonjok dan ada juga yang berkata menyakiti adiknya. Namun saat
itu Fatimah sang adik tetap teguh pada agamanya sehingga pada akhirnya Umar
berpikir dan saat itu meminta Fatimah untuk membacakan ayat suci Al-Quran dan
membuat Umar saat itu luluh dengan ayat Al-Qur’an dan tak berselang lama
Umar sendiri yang pergi ke rumah Rasulullah untuk memeluk agama islam.4
Umar masuk Islam dengan semangat yang sama seperti ketika dulu
memusuhi Islam. Begitu ia berada dalam keluarga Islam, ia lebih cenderung
mengumumkan keislamannya itu terang-terangan kepada semua orang Quraisy.
Sebelum itu kaum Muslimin tidak dapat melaksanakan shalat di Ka‟bah, tetapi
dengan kegigihan Umar yang mulanya dilakukan dengan sembunyi-sembunyi,
setelah Umar masuk Islam dakwah dilakukan secara terang-terangan. Memang
3
Sopian Lubis, “Pemikiran Pendidikan Islam Khalifah Umar Bin Khattab”, Jurnal Ilmiah dalam Pendidikan Islam,
Vol. 3 No. 2 Juli 2020, Hal 71-72
4
Redaksi Dalam Islam, Kisah Umar Bin Khattab Masuk Islam : Penyebab dan Kronologinya”, Kisah Umar Bin
Khaththab Masuk Islam: Penyebab dan Kronologinya - DalamIslam.com, Diakses 7 November 2023 jam 12.24
ada perbedaan mengenai sebab Umar masuk Islam, Berita yang paling terkenal
menyebutkan bahwa Umar sudah tidak tahan lagi melihat seruan Muhammad itu
ternyata memecah belah keutuhan Quraisy, dan mendorong orang semacam dia
menyiksa orang-orang yang masuk Islam agar keluar dan meninggalkan agama itu
dan memaksa kembali pada agama lama.
Perlawanan Umar bin Khattab terhadap Nabi Muhammad SAW dan
dakwahnya bukan karena fanatik atau karena tidak mengerti. Tetapi Umar bin
Khattab beranggapan bahwa dengan adanya agama baru yaitu Islam, dapat
merusak dan menghancurkan tatanan hidup di Mekkah. Umar beranggapan Islam-
lah yang ternyata memecah belah persatuan Quraisy dan menginjak injak
kedudukan tanah suci itu. Membiarkan dakwah ini berarti akan menambah
perpecahan di kalangan Quraisy dan kedudukan Mekkah pun akan semakin hina.
Sesudah Muhammad memberi isyarat kepada sahabat-sahabatnya untuk
berlindung kepada Allah dengan hijrah ke Habasyah, ia merasa sangat terharu dan
merasa kesepian dengan mereka. Sumber lain menyebutkan bahwa Umar memang
sangat sedih karena sesama anggota masyarakatnya telah pergi meninggalkan
tanah air, sesudah mereka disiksa dan dianiaya.
Ketika Nabi Muhammad SAW diangkat Allah SWT sebagai Rasul terakhir
untuk menyampaikan Islam kepada seluruh manusia, Nabi berdo‟a untuk Umar
dan Allah menghendaki dan memberinya hidayah. Nabi SAW berdo‟a: “Ya
Allah, jayakanlah Islam dengan salah satu dari dua orang yang lebih Engkau
cintai: Abu Jahl dan Umar bin Khattab. Maka salah satu dari keduanya yang lebih
dicintai Allah adalah Umar bin Khattab.” Umar menyatakan keislamannya pada
tahun ke-6 dari kenabian, keislaman Umar memiliki pengaruh yang besar bagi
kaum muslimin. Abdullah bin Mas‟ud r.a berkata “kami selalu sangat mulia sejak
Umar masuk Islam.” Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Ibnu Mas‟ud berkata,
“sesungguhnya keislaman Umar adalah penaklukan, hijrahnya kemenangan, dan
kepemimpinannya rahmat.” Umar bin Khattab adalah sahabat dekat Nabi
Muhammad, Umar bin Khattab rela berkorban untuk melindungi Nabi
Muhammad dan agama Islam, serta ikut berperang dalam peperangan yang besar
di masa Nabi saw. Umar bin Khattab juga dijadikan sebagai tempat rujukan oleh
Rasulullah saw mengenai hal-hal yang penting.5
3. Julukan Umar Bin Khattab
Umar bin Khattab Ra. memiliki sifat-sifat sangat menonjol sebagai berikut:
a. Dijuluki sebagai Al-Faruq (Pemberani)
Karena berani bersikap tegas membedakan antara kebaikan dan kebatilan.
Siapa yang ingin menyerang Islam dan menghina Rasulullah Saw. beliau
hadapi dengan tegas. Julukan ini diberikan oleh Rasulullah Saw.
b. Dijuluki sebagai Abu Faiz (Orang yang memiliki kecerdasan)
Umar bin Khattab ra. tidak hanya cerdas dalam mengatur pemerntahan dan
mengatur strategi perang beliau sangat cerdas. Julukan ini juga diberikan oleh
Rasulullah Saw.
c. Dijuluki sebagai Abu Hafaas (Tegas dalam pendirian)
Selain memiliki postur tubuh yang tinggi-besar, Umar bin Khattab dalam
gaya memimpin beliau sangat tegas dan teguh pendirian. Julukan ini juga
diberikan Raulullah Saw.
d. Di kalangan kaum muslimin Umar bin Khattab ra. dikenal sebagai figur yang
rela berkorban jiwa raga demi Hal ini dapat dilihat dari sikap beliau yang
menyerahkan kekayaan beliau untuk Islam dan hidup sederhana. Selain itu
saat menjadi khalifah rela berkorban untukkemajuan Islam.6

B. Keteladanan Umar Bin Khattab


1. Karakter Kepribadian Umar Bin Khattab:
a. Umar dan Rasa Tanggung Jawabnya
Umar sebagaimana pemimpin besar lainnya memiliki rasa tanggung jawab.
Dia merasa bahwa Allah SWT akan menghitung segala hartanya. Rasa
tanggung jawab umar tercermin dengan kebijakan pintu terbuka, yaitu
menerima setiap orang baik secara formal maupun informal. Umar
mengadakan acara perkumpulan tahunan umat islam dari seluruh wilayah

5
Fita Love Risa, “Peradaban Islam Pada Masa Khalifah Umar Bin Khattab”, BAB I-V_Edit.pdf
(iainbengkulu.ac.id), Diakses 6 November 2023 jam 21.15
6
Tim Humas, “Kisah Keteladanan Sahabat Umar Bin Khattab Ra”, https://an-nur.ac.id/kisah-keteladanan-sahabat-
umar-bin-khattab ra/#:~:text=Perjuangan%2Dperjuangan%20beliau%20setelah%20sebagai,dan%20membenci
%20Nabi%20Muhammad%20Saw. 16 Nov 2022, diakses pada 6 Nov 2023 pada jam 15.20.
Pada saat musim haji untuk mengkritisi beliau. Dia juga membuat kantor
pengaduan. Kemudian, dia juga selalu merubah tampilannya agar dapat
mendapatkan informasi di Madinah. Dia selalu menyelesaikan permasalahan
yang dia dapatkan.
b. Umar dan Manajemen Partisipatif
Manajemen partisipatif adalah pembuatan keputusan yang mewakili seluruh
orang. Ini lebih bersifat budaya ketimbang sebuah program. Partisipasi adalah
keharusan di dalam islam. Hal ini dapat diraih melalui konsultasi,
membenarkan yang salah, dan nasihat, yang kesemuanya ini merupakan
bagian dari islam. Partisipasi adalah budaya yang berkembang pada masa
Rasulullah SAW. Umar melanjutkan hal ini, dimana dia tidak akan membuat
keputusan tanpa menanyakan terlebih dahulu kepada warganya.
c. Umar dan Manajemen Kualitas Menyeluruh
Manajemen kualitas menyeluruh dapat diartikan sebagai komitmen strategis
untuk meningkatkan kualitas dengan mengkombinasikan program dan metode
dengan tujuan meningkatkan produksifitas dan mengurangi biaya. Manajemen
kualitas menyeluruh juga bertujuan meningkatkan harapan pelanggan.
Dilworth menekankan Manajemen kualitas menyeluruh adalah sebuah budaya
yang tidak sama seperti program. Dia juga menekankan bahwa manajemen
kualitas menyeluruh mempunyai waktu Penuh, sehingga tidak memiliki akhir
dan tidak ada istilah cukup baik sebagai tingkatan pencapaiannya.
d. Umar dan Proses Pengawasan
Pengawasan adalah satu dari empat komponen dari proses manajemen
(perencanaan, pengaturan, pemimpinan). Pengawasan dapat diartikan sebagai
proses penyesuaian aktifitas yang sedang berjalan dengan aktifitas yang
direncanakan. Proses pengawasan juga menyediakan beberapa pengukuran
terhadap proses pencapaian kualitas perencanaan, pengaturan, pemimpinan.
Menurut Terry pengawasan adalah penentuan apakah rencana telah
diselesaikan yaitu hasil penilaian dari unjuk kerja dengan menerapkan ukuran-
ukuran pemeriksaan sehingga unjuk kerja itu sesuai dengan rencana.7
7
Deprizon, jurnal ISLAMIKA, kepemimpinan umar bin khattab dalam bidang pendidikan islam, universitas
muhammadiyah Riau, vol. 3, No. 1 (2020), hal. 184-187
2. Dari bentuk pendidikan yang dimiliki oleh Khalifah Umar Bin Khattab, beliau
melakukan kemajuan pendidikan pada masyarakatnya yaitu:
a. Khalifah Umar bin Khattab mendidik anaknya. Abdullah r.a. adalah tokoh
tauladan umat dalam kezuhudan, kesalehan dan ketaqwaan, ia selalu
mengikuti langkah bapaknya dan sama sekali tidak mau tergoda tipu daya
nafsu untuk melakukan sesuatu perbuatan walaupun perbuatan tersebut bukan
perbuatan haram atau subhat sekalipun
b. Berkaitan dengan bidang pendidikan, Khalifah Umar bin khattab merupakan
seorang pendidik yang melakukan penyuluhan pendidikan di kota madinah,
beliau juga menerapkan pendidikan di mesjid mesjid dn pasar-pasar serta
mengangkat dan menunjuk guru guru untuk tiap-tipa daerah di taklukkan itu,
mereka bertugas mengajarkan isi al-Qur’an dan ajaran Islam Lainnya. Seperti
Fiqih kepada penduduk yang baru masuk Islam.
3. Ada pun pola kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab berupa strategi-strategi
sebagai berikut:
a. Khalifah Umar bin Khattab memberikan cara pandang peri kehidupan yang
penuh dengan kederhanaan terhadap bawahannya yang pada akhirnya menjadi
teladan bagi seluruh lapisan masyarakatnya.
b. Khalifah Umar bin Khattab membentuk kemiliteran yang kuat untuk
ketahanan dan menjaga marwah pemerintahannya, dengan tujuan terus
melakukan perluasan kekuasaan terhadap wilayah-wilayah yang belum di
kuasai. Namun setiap wilayah yang telah di kuasai para perajurit
kemiliterannya tidak mengantui masyarakat akan tetapi menjadi sahabat
masyarakat.
c. Khalifah Umar bin Khattab siap siaga menjadi pelayan masyarakat yang tidak
mengenal waktu, ini menandakan bahwa bertanggung rakyatnya.
d. Beliau jawab beliau terhadap menjunjung tinggi rasa terbuka (Transparansi)
baik dikalangan pemerintahan maupun terhadap masyarakat, sehingga terasa
ketentraman yang menghilangkan kejurigaan.
e. Beliau komunikasi mampu aktif melakukan terhadap bawahannya begitu juga
dengan rakyatnya. Sehingga mempermudah beliau dalam mengatur cara
menyelasaikan gejala-gejala sosial yang terjadi.
4. Gaya kepemimpinan Kontinum dalam model kepemimpinan Umar Bin Khattab:
a. Khalifah Umar Bin Khattab dalam melakukan keputusan otoritas penuh dari
kekuasaannya sebagai seorang pemimpin. Umar Bin Khattab menghukum
rakyatnya sesuai dengan undang-undang berupa Kitabullah (Al-qur’an), Al-
qur’an adalah undang-undang yang diketahui oleh setiap hakim yang
menjatuhkan hukuman, setiap orang yang kena hukuman, setiap orang yang
menyaksikannya dan orang mengakuinya.
b. Secara Kerangka Demokratis. Dalam bentuk keputusan pemimpin;
1). Pemimpin memberikan pemikiran pemikiran atau ide-ide dan
mengundang pertanyaan-pertanyaan. Dalam model ini pemimpin sudah
menunjukkan kemajuan, karena membatasi penggunaan otoritas dan
memberi kesempatan pada bawahan untuk mengajukan pertanyaan
pertanyaan. Bawahan sudah sedikit terlibat dalam pembuatan keputusan.
2). Pemimpin memberikan keputusan bersifat sementara yang
kemungkinan dapat diubah. Bawahan sudah mulai banyak terlibat dalam
rangka pembuatan keputusan, sementara otoritas pemimpin sudah mulai
dikurangi penggunaannya.
3). Pemimpin memberikan persoalan, meminta saran-saran, dan membuat
keputusan. Model ini sudah jelas, otoritas pimpinan digunakan sedikit
mungkin, sebaliknya kebebasan bawahan dalam berpartisipasi membauat
keputusan sudah banyak digunakan.
4). Pemimpin merumuskan batas-batasnya, dan meminta kelompok
bawahan untuk membuat keputusan. Partisipasi bawahan dalam
kesempatan ini lebih besar dibandingkan dalam model kelima di atas.
5). Pemimpin Mengizinkan bawahan melakukan fungsi-fungsinya dalam
batas-batas yang telah dirumuskan oleh pemimpin.

C. Kesesuaian Kepemimpinan Umar dengan Kepemimpinan Sekarang


Kepemimpinan Umar Bin Khattab rasanya belum ada yang bisa menandingi
dengan pemimpin zaman sekarang, bisa dibilang kepemimpinan Umar Bin Khattab
adalah kepemimpinan yang luar biasa, semua rakyatnya yang makmur dengan
ekonomi yang sejahtera bahkan beliau sendiri yang akan turun tangan jika ada
rakyatnya yang kekurangan, sedangkan di zaman sekarang miris sekali pemimpin kita
bahkan tidak tahu apa yang diderita rakyatnya, yang harus kehujanan karena tak
punya rumah, yang harus makan dengan mengais sampah, yang harus mengorbankan
semua hal demi bertahan hidup. Sedangkan pemimpin bisa foya foya sana sini, huru
hara menikmati makanan enak di restoran bahkan tak jarang mengkorupsi uang
rakyat.
Belum lagi dalam dunia pendidikan kita, Umar bin Khattab dahulu kala bahkan
terjun langsung menjadi pengajar sedangkan sekarang pemimpin kita belum tentu
mau melakukannya, memberikan fasilitas yang layak saja tidak mampu, mengunjungi
dan memperhatikan bagaimana kehidupan setiap sekolah saja masih tidak mampu,
apalagi disuruh mengajar bahkan itu mustahil terjadi. Pemimpin pendidikan pun
masih belum mampu memberikan gaji yang cukup untuk para pengajar yang
senantiasa tulus dan ikhlas mencerdaskan kehidupan bangsa, bahkan tak jarang guru
menjadi hal yang dipandang sebelah mata karena gajinya yang tidak seberapa padahal
di zaman dahulu guru sama seperti orangtua bahkan menjadi orang yang dihormati
melebihi pemimpinnya. Maka dari itu baiknya para pemimpin meneladani apa yang
sudah diajarkan dan contolah Kepemimpinan seorang dapat berpengaruh terhadap
cara berfikir umatnya, dialah Umar bin Khattab contohnya. Seseorang yang disegani
oleh kaum Quraisy karena keberanian dan ketegasannya. Tatkala Umar masuk Islam,
kaum Quraisy tidak bisa mencegah dan melawannya. Tetapi disaat Umar dipilih
menjadi khalifah, Umar dapat menjadi pemimpin yang adil, bijaksana dan tegas.
(Rosyidi, 2017) sebagaimana Rasulullah SAW Bersabda:
“Orang yang paling pengasih di antara umatku yaitu Abu Bakar, yang paling tegas
dalam meluruskan agama Allah yaitu Umar.” (HR. At-Tirmidzi)(Ibnu Katsir, 2014)
Kepemimpinan menurut pandangan Islam merupakan tindakan mengarahkan,
membimbing, Menuntun agar mendapatkan jalan yang diridhai Allah SWT.
Sedangkan esensi pemimpin menurut tinjauan Islam ialah sebagai Khodimul Ummah
atau pelayan bagi umat yang dipimpinnya. Berpegang pada pandangan Diatas, maka
seorang pemimpin berkewajiban atas rakyatnya mengayomi dengan penuh kasih
sayang dan keikhlasan. Bahkan amanah yang mereka pikul sangatlah berat, karena
semua kebijakan kelak pasti akan diminta pertanggung jawabannya dihadapan Allah
SWT.(Hadits, n.d.) sehubungan hal tersebut Allah SWT Berfirman:
‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا َأِط يُعوا َهَّللا َو َأِط يُع وا الَّرُس وَل َو ُأوِلي\اَأْلْم ِر ِم ْنُك ْم ۖ َف ِإْن َتَن اَز ْعُتْم ِفي َش ْي ٍء َف ُر ُّد وُه ِإَلى ِهَّللا َو الَّرُس وِل ِإْن ُكْنُتْم‬
‫ُتْؤ ِم ُنوَن ِباِهَّلل َو اْلَيْو ِم اآْل ِخ ِرۚ َٰذ ِلَك َخْيٌر َو َأْح َس ُن َتْأِو ياًل‬
“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nabi Muhammad) serta
ululamri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu,
kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunahnya) jika kamu beriman kepada Allah
dan hari Akhir. Yang demikian itu lebih baik (bagimu) dan lebih bagus akibatnya (di dunia dan
di akhirat).”(QS, An-Nisa’: 59)
Setiap fase kepemimpinan tentunya memiliki kemajuan-kemajuan (peradaban)
serta kebijakan yang Berbeda, baik sebelum maupun setelahnya. Karena karakter dan
sikap setiap pemimpin menentukan sukses tidaknya suatu organisasi atau
pemerintahan. Fungsi kepemimpinan seringkali menjadi penentu bahkan menjadi tolak
ukur dalam mencari lantaran jatuh bangunnya suatu pemerintahan. Dalam mengamati
makna dan esensi kepemimpinan, sesungguhnya aspek kepemimpinan memiliki
perspektif yang amat luas , dan merupakan sesuatu sistem yang menyertakan
bermacam elemen di dalamnya serta saling mempengaruhi Satu sama lain. Jika kita
dengar kata kepemimpinan dalam pandangan Islam biasanya asosiasi pertama tertuju
pada “Kepemimpinan tertinggi bagi umat Islam” yang dikenal dengan julukan
Imaratul Mukminin, Imamah dan Khalifah dan sebagainya. Deskripsi yang terkemuka
tentang khalifah yakni pemimpin tertinggi dalam hal dunia serta akhirat menggantikan
Rasulullah SAW.8

8
Halimatun nabila dkk, kepemimpinan khalifah umar bin khattab dalam mengelola lembaga keuangan negara
prespektif, jurnal pendidikan dan konseling, vol. 4 No. 4 tahun 2002, hal
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
As-Suyuti, Sejarah Khulafaur Rasyidin (Jakarta: Lintas Pustaka, 2003), hal. 121.
Andi Bastoni Hepi, Sejarah Para Khalifah (Jakarta: Pustaka al- Kautsar, 2008), hal. 156.
Sopian Lubis, “Pemikiran Pendidikan Islam Khalifah Umar Bin Khattab”, Jurnal Ilmiah dalam
Pendidikan Islam, Vol. 3 No. 2 Juli 2020, Hal 71-72
Redaksi Dalam Islam, Kisah Umar Bin Khattab Masuk Islam : Penyebab dan Kronologinya”,
Kisah Umar Bin Khaththab Masuk Islam: Penyebab dan Kronologinya - DalamIslam.com,
Diakses 7 November 2023 jam 12.24
Fita Love Risa, “Peradaban Islam Pada Masa Khalifah Umar Bin Khattab”, BAB I-V_Edit.pdf
(iainbengkulu.ac.id), Diakses 6 November 2023 jam 21.15
Tim Humas, “Kisah Keteladanan Sahabat Umar Bin Khattab Ra”, https://an-nur.ac.id/kisah-
keteladanan-sahabat-umar-bin-khattab ra/#:~:text=Perjuangan%2Dperjuangan%20beliau
%20setelah%20sebagai,dan%20membenci%20Nabi%20Muhammad%20Saw. 16 Nov
2022, diakses pada 6 Nov 2023 pada jam 15.20.
Deprizon, jurnal ISLAMIKA, kepemimpinan umar bin khattab dalam bidang pendidikan islam,
universitas muhammadiyah Riau, vol. 3, No. 1 (2020), hal. 184-187
Halimatun nabila dkk, kepemimpinan khalifah umar bin khattab dalam mengelola lembaga
keuangan negara prespektif, jurnal pendidikan dan konseling, vol. 4 No. 4 tahun 2002, hal

Anda mungkin juga menyukai