DISUSUN OLEH :
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada ﷲSwt, atas semua kehendaknya, Shalawat dan
salam kepada Nabi ﷺ ﷴ. Semoga kita dapat menerima syafa’atnya di yaumil akhir
kelak. Kami berhasil menyelesaikan makalah dengan tepat waktu yang berjudul
"Kepemimpinan Dan Peta Politik Pada Masa Umar Ibn Khattab”.
Penulis berharap, pemaparan dalam isi makalah sederhana ini bisa mempermudah
pembaca untuk mengetahui sejarah kepemimpinan dan peta politik pada masa umar ibn
khattab.
Penulis menyadari bahwa hasil makalah yang dibuat masih jauh dari kata
sempurna, dan memiliki kekurangan dari berbagai aspek. Untuk itu, penulis menerima
kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan laporan penelitian ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kehidupan Umar
B. Pemilihan Umar
C. Pidato Umar
D. Meneruskan perjuangan Abu Bakar
E. Perluasan Wilayah
F. Mendirikan lembaga-lembaga
G. Musyawarah menjelang Umar Wafat
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Istianah Abu Bakar, Sejarah Peradaban Islam, cet ke I (Malang: UIN Press, 2008), hlm. 32-37.
masing bangsa, kemudian melahirkan peradaban dunia. Sistem pemerintahan
Umar bukanlah hasil pemikiran rasional, juga bukan hasil kerja para ahli hukum
dan anggota Dewan Legislatif yang mengadakan rapat dan membahasnya lalu
berakhir dengan di tuangkan ke dalam suatu keputusan. 2 Ketika Umar berbicara
tentang sesuatu, berpikir adalah cara nomor satu untuk mencapai titik keputusan.
Terkadang Umar juga menemui beberapa orang secara langsung di Masjid
Nabawi untuk mendengar keluh kesah kaumnya dan untuk mendapatkan nasehat
bagaimana mencari solusinya.
Kepemimpinan Umar bin Khattab selama lebih dari sepuluh tahun sebagai
pemimpin dan kepala pemerintahan yang sungguh unik. Umar sebagai khalifah
tidak hanya sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, tetapi juga sebagai
pemimpin rakyat. Dia dekat dengan rakyatnya, milik mereka dan peduli dengan
2
Muhammad Husain Haikal, Umar bin Khattab, terj. Ali Audah cet ke IV (Jakarta: PT Pustaka Litera
Antarnusa, 2003), hlm. 635-636.
3
Syaikh Muhammad Sa’id Mursi, Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, cet.ke-4 (Jakarta Timur:
Pustaka Al-Kautsar, 2008), hlm. 11-13.
4
Muhammad Husain Haikal, Umar bin Khattab, terj. Ali Audah cet ke IV (Jakarta: PT Pustaka Litera
Antarnusa, 2003), hlm. XXV.
kehidupan pribadi mereka. Perannya dalam masyarakat jahiliah sebelum masuk
Islam, kepribadiannya sebagai orang Arab dan kemudian sebagai seorang
Muslim. Sebagai murid dan sahabat Nabi, dengan dia sebagai nabi dan sahabat
lainnya dalam peran kepala negara, karakternya keras dan lembut, dengan segala
tanggung jawab dan kesederhanaan hidup pribadi dan kesederhanaannya adalah
contoh yang sulit ditemukan dalam sejarah.
Selain itu, umar tidak mau menunjuk pejabat yang tidak tahu mandat
karena memang ambisinya menjabat di posisi itu. Ia juga pelopor bahwa setiap
pejabat yang ditunjuk harus terlebih dahulu memeriksa kekayaan pribadinya,
tetapi juga setelah menyelesaikan tugasnya. Ada Khalifah Umar bin Khattab,
beliau rendah hati dalam urusan duniawi. Ia juga dikenal sebagai pemikir yang
cerdas, tangguh dan berani. Selama menjabat sebagai khalifah kedua, ia memiliki
banyak ide kreatif. Seringkali, ide-ide ini berbeda secara tekstual, bahkan
bertentangan dengan ketentuan normatif yang mapan dan diterima dengan baik di
masyarakat.5
Ke mana pun dia pergi, dia selalu disambut dengan teriakan: "Hidup Khalid,
hidup jenderal, hidup panglima perang, hidup pedang Tuhan yang terhunus."
Khalid juga seorang ahli strategi militer, ahli semua senjata, terampil menunggang
kuda dan karismatik di antara prajuritnya. Dia tidak sombong dan berpikiran
terbuka bahkan ketika dia berada di puncaknya.
Pada masa pemerintahan Umar bin Khattab, terjadi peristiwa yang menjadi
perbincangan bangsa saat itu. Salah satu kebijakannya adalah mencopot Khalid
bin Walid sebagai panglima perang. Meskipun Khalid adalah pemimpin militer
tertinggi, dihormati oleh tentara dan musuhnya, dia tidak pernah kalah dalam satu
pertempuran pun. Harusnya ada pertimbangan dan hukuman yang tepat, bukan
pemecatan. Di bawah Khalifah abu bakar, Khalid melakukan kesalahan dengan
membunuh tanpa seizinnya, tetapi dia tidak dipecat. Namun, memang banyak
orang yang kagum dengan kegagahan Khalid di medan perang, sehingga
Khalifah Umar merasa resah ketika orang-orang tersebut jatuh dalam kesyirikan
karena mengharapkan menang sebab Khalid bin Walid. jadi kebijakan khalifah
harus memberhentikan Khalid.
B. Rumusan Masalah
6
Muhammad Husain Haikal, Umar bin Khattab, terj. Ali Audah, cet ke IV (Jakarta: PT Pustaka Litera
Antarnusa, 2003), hlm. Vii.
3. Apa isi pidato umar ibn khattab ?
4. Apa saja penerusan perjuangan abu bakar di masa umar ibn khattab ?
5. Bagaimana perluasan wilayah di masa umar ibn khattab ?
6. Lembaga apa saja yang dibagun oleh umar ?
7. Bagaimana proses musyawarah menjelang umar meninggal ?
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kehidupan Umar
Suatu hari dia berkata di depan umat Islam bahwa sebelumnya dia hanya
seorang penggembala kambing dan unta untuk melihat orang-orang di dunia Bani
Makhzum. Muhammad ibn Umar Al-Makhzumi berkata tentang ayahnya: “Suatu
hari Umar menyerukan adzan. Sementara orang-orang berkumpul dan berdoa di
komunitas, dia naik ke mimbar. Setelah mengucapkan syukur atas kehadiran dan
berkah Allah atas Nabi , beliau menyampaikan kepada hadirin: “Hai bapak ibu
sekalian, tadi malam saya bermimpi sedang menggembalakan kambing dan unta
milik beberapa bibi saya dari Bani Makhzum. Mereka memberi saya segenggam
kurma dan kismis. Saya masih ingat masa lalu saya,” ketika Umar turun dari
mimbar. “Wahai Amirul Mukminin, mengapa engkau menyalahkan dirimu sendiri?”
kata Abdurrahman bin 'Auf. Umar menjawab: “Celakalah kamu wahai bin’ ‘Auf, aku
benar-benar berusaha melupakan kenangan itu, tapi hati kecilku berkata
kepadaku: “Kamu adalah Amirul Mukmin, jadi siapakah orang yang paling hebat
7
Dhajanan adalah nama sebuah bukit yang berjarak sekitar 25 km dari makkah
8
Tarikh Ibnu ‘Asakir, 52/268 dan Ibnu sa’ad, Ath-Thabaqat Al-Kubra, 3/266
darimu?” Maka aku ingin persembahkan jiwaku, pada hakekatnya yang
sebenarnya. Tidak diragukan lagi bahwa penggembalaan kambing dan unta yang
dipraktikkan Umar di Mekkah sebelum masuk Islam memberinya beberapa sifat
positif seperti: . sifat tangguh, memikul beban dan keberanian menghadapi
sesuatu.
B. Pemilihan Umar
Umar menjadi Khulafaur Rashidun melalui wasiat yang dibuat oleh Khalifah
Abu Bakar sebelum wafatnya pada 8 Jumadil Akhir 13H. Sebelum meninggal, Abu
Bakar jatuh sakit di kediamannya. Dia kemudian memanggil beberapa sahabat
untuk menentukan raja yang akan memimpin komunitas Muslim berikutnya.
Padahal, Abu Bakar yakin akan memilih Umar sebagai penggantinya. Namun, ia
9
Al-faruq ma’a An-Nabi, hal. 6.
10
Ali Hasan Ibrahim, At-Tarikh Al-Islam Al-A’m, hal. 226 dan Faruq Majdalawi, Al-Idarah Al-Islamiyah fi ‘Ahd
Umar bin Al-Khathab, hal. 90.
11
Ali Ahmad Al-Khatib, Umar bin Al-Khathab: Hayatuh, ‘Ilmuh, wa Adabuh, hal. 153.
12
Muhammad Ahmad Abi An-Nashr, Umar bin Al-khathab, hal. 17.
tetap menuntut perhatian dari para sahabatnya, seperti Abdurrahman bin Auf,
Utsman bin Affan dan Thalhah bin Ubaidillah. Setelah bermusyawarah, semua
sahabat sepakat Umar bin Khattab diangkat sebagai raja berikutnya menggantikan
Abu Bakar. Sidang Prima Abu Bakar kemudian meminta Utsman bin Affan untuk
menulis surat wasiat atas pengangkatan Umar, yang selanjutnya disegel dan
disimpan sebagai dokumen negara. Sebelum disegel dan disimpan sebagai
dokumen negara, Khalifah Abu Bakar juga meminta wasiatnya dibacakan di
hadapan umat Islam.
Umar bin Khattab adalah Khulafaur Rashidin kedua, penguasa setelah Abu
Bakar.Di bawah kepemimpinannya, umat Islam muncul sebagai kekuatan baru di
Timur Tengah. Umar bin Khattab menjadi khalifah selama sepuluh tahun, yaitu
dari tahun 634 sampai 644.
C. Pidato Umar
ّ L وإ ّني بخيل فس، وإ ّني ضعيف فقوّ ني،" الله ّم إ ّني شديد فلي ّنيSaudara-saudara! Aku hanya
خنيL
salah seorang dari kalian. Kalau tidak karena segan menolak tawaran Khalifah
Rasulullah (Abu Bakar) aku enggan memikul tanggung jawab ini. Ya Allah, aku ini
sungguh keras, kasar, maka lunakkanlah hatiku. Ya Allah aku sangat lemah, maka
berikanlah kekuatan. Ya Allah aku ini kikir, jadikanlah aku dermawan bermurah
hati."
ومLLبر يLLرض األكLوا للعLL وتزين،واLLل أن توزنLLكم قبLLوا أنفسLL وزن،هLLوا من أهلLL واعملوا به تكون،اقرءوا القرآن تعرفوا به
ي منLLزلت نفسLL أال وإ ّني أن،ية هللاLLاع في معصLLق أن يطL ّ إ ّنه لم يبلغ،تعرضون على هللا ال تخفى منكم خافية
ّ Lحق ذي ح
وإن افتقرت أكلت بالمعروف، إن استغنيت عففت،مال هللا بمنزلة ولي اليتيم
"Bacalah Alquran, dalami, dan bekerjalah dengannya. Jadilah salah satu
umatnya. Timbang dirimu sebelum menimbang, hiasi dirimu untuk persembahan
terbesar pada hari ketika kamu akan dipersembahkan kepada Allah SWT. Bukan
aku menurunkan diriku dari kekayaan Allah SWT dalam status sebagai wali yatim
piatu. Jika kalian puas, maka akan diampuni, jika kalian miskin, maka akan makan
enak." Selanjutnya, Umar bin Khattab menyampaikan:
آلوLL وال يتغيّب ع ّني ف، فوهللا ال يحضرني شيء من أمركم فيليه أحد دوني، صاحبيL وابتالني بكم بعد،إنّ هللا ابتالكم بي
عLL ويمكن الجم،)اؤوا ألنكلنّ بهمLL ولئن أس،نن إليهمLLنوا ألحسLL وهللا لئن أحس، واألمانة-يعني الكفاية- فيه عن أهل الجزء
وأنّ الرواة كان نقلهم لِما حفظوه منها،بين ك ّل ما جاء عن خطبته األولى بالخالفة
"Allah telah menguji kalian dengan diriku dan menguji diriku lewat kalian.
Sepeninggal sahabat-sahabatku, sekarang aku ada di tengah-tengah kalian. Tidak
ada persoalan kalian yang harus aku hadapi lalu diwakilkan kepada orang lain
kecuali kepadaku. Dan tak ada yang tak hadir di sini lalu meninggalkan perbuatan
terpuji dan amanat. Kalau berbuat baik, akan kubalas dengan kebaikan, tetapi
kalau berbuat jahat, terimalah bencana yang akan kutimpakan.".
"Aku telah dipilih menjadi Khalifah kerendahan hati Abu Bakar sejalan dengan
jiwanya yang terbaik di antara kalian dan lebih kuat dari kalian serta juga lebih
mampu memikul urusan-urusan kamu yang penting. Aku diangkat menjadi khalifah
tidak sama dengan beliau. Seandainya aku tahu ada orang yang lebih kuat untuk
memikul jabatan ini dari padaku, maka aku lebih suka memilih memberikan
leherku dipenggal daripada memikul jabatan ini."
a. Perluasan Wilayah
Perang berakhir ketika Abu Bakar al-Siddiq memerintahkan Khalid bin Walid untuk
pergi ke Suriah. Ia bertugas membantu pasukan muslimin yang kesulitan
menghadapi pasukan Byzantium yang jumlahnya sangat banyak. Musanna bin
Haritsah memimpin tim. Kekaisaran Bizantium menjadikan kota Damaskus di
Suriah sebagai pusat pemerintahan wilayah Arab dan sekitarnya. untuk
menghadapi mereka.
Jumlah pasukan muslimin saat itu 18.000 orang, tentara Romawi 240.000 orang.
Itu sulit bagi pasukan Muslim. Khalifah Abu Bakar segera memerintahkan Khalid
bin Walid untuk pergi ke Syam. Perjalanan 18 hari melalui 2 lembah gurun yang
belum pernah dilalui. Pertempuran kemudian pecah di tepi Sungai Yarmuk, yang
menjadi Perang Yarmuk. Saat perang ada kabar bahwa Abu Bakar telah
meninggal. Ia digantikan oleh Umar bin Khattab. Khalid bin Walid kemudian
digantikan oleh Abu Ubaidah bin Jarrah. Perang ini dimenangkan oleh pasukan
muslimin dan menjadi kunci utama runtuhnya kekuasaan Bizantium di negara-
negara Arab.
Melihat situasi di atas, Umar bin Khattab RA merasa was-was dan terdorong untuk
merenungkan keabadian Al-Qur'an. Jika para penghafal Al-Qur'an satu persatu
berguguran, bukan tidak mungkin Al-Qur'an akan musnah dari muka bumi.
Akhirnya Umar menyarankan kepada khalifah Abu Bakar RA untuk menjaga
mushaf Al-Qur'an yang berserakan di tangan semua sahabat.
Khalifah Abu Bakar RA dan Umar Bin Khattab menaruh kepercayaan kepada Zaid
bin Thabit RA yang bertugas mengumpulkan mushaf Al-Qur'an. Karya Zaid bin
Thabit didukung oleh para sahabatnya dan diselesaikan dalam waktu singkat,
sekitar satu tahun. Pekerjaan ini membutuhkan ketelitian yang dalam, keyakinan
yang besar, dan tekad yang besar. Sedikit kecerobohan bisa berakibat fatal.
Pada masa Khalifah Umar bin Khattab RA, tulisan-tulisan Zaid terpelihara dengan
baik. Pada masa pemerintahannya, Umar bin Khattab fokus pada pengajaran Al-
Qur'an. Khalifah Umar mengutus para sahabat ke setiap daerah baru untuk
mengajarkan Al-Qur'an. Karena halaman Al-Qur'an tidak terbagi, maka proses
pengajaran dengan sistem hafalan berada di bawah kendali para sahabat
penghafal Al-Qur'an. Ketika Khalifah Umar RA ditikam sampai mati oleh penjahat,
halaman Alquran diberikan kepada putrinya, yang juga istri Nabi SAW, Hafshah
RA. Penyerahan kepada Hafshah dianggap lebih aman daripada siapapun
yang belum tentu menjadi kepala negara. Penerus umar sebagai kepala negara
diangkat melalui konsultasi dengan para mitra. Oleh karena itu khalifah Umar
sendiri tidak mengetahui secara pasti siapa yang akan menjadi penggantinya dan
tidak ingin mempengaruhi hasil perundingan dengan menyerahkannya kepada
salah satu temannya.
E. Perluasan Wilayah
Adapun rangkaian penaklukan besar yang terjadi pada masa Umar bin Khattab
antara lain:
1. Penaklukan Damaskus
Damaskus adalah kota yang sangat istimewa dengan tanah yang hijau,
tanaman yang subur, kebun yang menghasilkan banyak buah, air yang jernih dan
banyak keindahan lainnya. Pasukan muslim berhasil menaklukan kota tersebut di
bawah pimpinan Abu Ubaidah Amir bin Jarrah, Khalid bin Walid. , Amr bin al Ash,
Syurahbil bin Hasanah dan Yazid bin Abi Sufyan ra. Sebelum kota itu ditaklukkan,
serangkaian pertempuran terjadi di gerbang kota antara pasukan Muslim dan
Romawi untuk melihat siapa yang akan selamat. Kemudian orang Romawi
mencoba meminta perlindungan dari penguasa Tuma, dengan mengatakan:
"Haruskah kami berdamai dengan Muslim, atau apakah Anda akan menawarkan
kami jalan keluar?" kemudian penguasa Tuma pun berjanji akan berperang
melawan pasukan muslimin.
2. Penaklukan Mada'in
13
Muhammad Ashraf Lahore, terjemahan Karsidjo Djojosuwarno, Umar yang Agung, hal. 147.
14
Muhammad Ashraf Lahore, terjemahan Karsidjo Djojosuwarno, Umar yang Agung, hal. 152.
Dari Al Jabiyah, Khalifah Umar bin Khattab kemudian bergerak menuju
Baitul Maqdis untuk membuat perjanjian damai dengan orang-orang Nashrani.
Saat itu, Umar bin Khattab mengajukan syarat agar seluruh elemen kekuatan
Romawi segera keluar dari Baitul Maqdis dalam waktu tiga hari sebelum Umar bin
Khattab memasuki Masjidil Aqsa melalui pintu yang dimasuki Nabi SAW pada
malam Isra. Umar bin Khattab kemudian salat tahiyatul masjid, dilanjutkan dengan
salat subuh bersama umat Islam lainnya.15
Pada rakaat pertama, Umar bin Khattab membacakan Surat Shad yang
didalamnya terdapat ayat sajdah, dan pada rakaat kedua Umar bin Khattab
membacakan surah al Isra', setelah shalat Umar bin Khattab bertanya kepada
Ka'ab bin Ahbar tentang letak Shakhra dan Ka'ab bin Ahbar langsung menunjuk
sebuah batu khusus. Umar bin Khattab r.a menanyakan hal ini karena terjadi
perselisihan yang panjang dan sengit antara Yahudi dan Nasrani, setiap kali
Yahudi menang, Nasrani berusaha melenyapkan tempat Shakhra, mengubahnya
menjadi tempat pembuangan sampah. Bahkan sangat umum wanita Kristen
membuang popok mereka di tempat ini. Umat Kristiani melakukan semua kegiatan
tersebut karena Shakhrah adalah kiblat bagi umat Yahudi, sedangkan bagian yang
digunakan umat Nasrani sebagai tempat pembuangan sampah adalah dari
Shakhrah hingga Mihrab Dawud.
Maka pada saat itu Umar bin Khattab tidak dapat mengetahui letak Shakhra
karena batu tertentu itu tertutup kotoran dan kotoran, maka Umar bin Khattab
memerintahkan penduduk Yordania untuk membersihkan semua kotoran dan
puing-puing yang menumpuk di Shakhra.
15
Al-Hafizh Ibnu Katsir, Perjalanan Hidup Empat Khalifah Rasul yang Agung (Jakarta: Darul Haq, 2014), hal.
286.
mengubah gereja menjadi masjid hanya karena Umar bin Khattab berdoa di
dalamnya.16
Kekhawatiran ini juga yang membuat Umar bin Khattab selalu menolak
untuk berdoa di semua gereja lain agar orang-orang Kristen saat itu benar-benar
percaya bahwa Umar bin Khattab dan umat Islam akan memenuhi semua peluang
perjanjian damai yang mereka miliki dengan orang-orang Kristen. Umar bin
Khattab kemudian melanjutkan perjalanannya dengan Sephronius ke gereja
tempat kelahiran Yesus di Bethlehem, waktu sholat datang lagi saat berada di
gereja, Umar bin Khattab langsung sholat di tempat itu, namun setelah sholat
masalah Umar bin Khattab kembali lagi muncul, dia kemudian menambahkan
klausul dalam perjanjian damai bahwa Gereja Kelahiran Yesus tidak boleh diubah
menjadi masjid hanya karena dia berdoa di gereja.
Menurut Muhammad Sayyid wakil, tindakan Umar bin Khattab yang ingin
salat di gereja tempat Yesus dilahirkan, namun menolak salat di Gereja Makam
Suci dan Gereja Constantine, menunjukkan bahwa bagi umat Islam secara
keseluruhan. permukaan bumi adalah masjid, dan selain itu, mungkin ada kesan di
hati Sephronius bahwa Umar bin Khattab membenci gereja karena tidak
mengatakannya.17
Hal ini dilaporkan kepada pasukan hanya setelah perang berakhir, agar
konsentrasi pasukan melawan musuh tidak rusak. Damaskus jatuh ke tangan
Muslim setelah pengepungan tujuh hari. Pasukan Muslim yang dipimpin oleh Abu
Ubaidah bin al Jarrh terus merebut Hamah, Qinisrun, Laziqiyah dan Aleppo.
Surahbil dan 'Amru bin al Ash melanjutkan dengan kekuatan mereka untuk
menaklukkan Baysan dan Yerusalem di Palestina. Kota suci umat Islam dan kiblat
pertama dikepung oleh pasukan Muslim selama empat bulan. Kota itu kemudian
direbut dengan syarat Khalifah Umar bin Khattab sendiri menerima "kunci kota"
dari Uskup Agung Sephronius, karena khawatir gereja-gereja akan dihancurkan
oleh pasukan Muslim.
Amru bin al Ash meminta izin Khalifah Umar bin Khattab untuk menyerang
daerah tersebut, namun Khalifah Umar bin Khattab tetap ragu karena pasukan
muslimin masih terpencar di beberapa front pertempuran. Akhirnya khalifah
19
Muhammad Ashraf Lahore, terjemahan Karsidjo Djojosuwarno. Umar yang Agung, hal. 146.
20
Muhammad Ashraf Lahore, terjemahan Karsidjo Djojosuwarno. Umar yang Agung, hal. 147.
mengabulkan permintaan tersebut dengan mengirimkan 4.000 tentara ke Mesir
untuk membantu ekspedisi tersebut.
Pada tahun 18 H, pasukan Islam mencapai kota Aris dan merebutnya tanpa
perlawanan, kemudian merebut Poelisium (AlFarama), sebuah pelabuhan di
pantai Laut Tengah yang merupakan pintu gerbang ke Mesir. Selama sebulan,
pasukan Muslim mengepung kota dan merebutnya pada tahun 19 H. 21 Pasukan
Muslim merebut kota-kota Mesir satu per satu. Kota Babilonia juga dikalahkan
pada tahun 20 H setelah pengepungan selama tujuh bulan. Alexandria (ibukota
Mesir) dikepung selama empat bulan sebelum direbut oleh pasukan Muslim yang
dipimpin oleh Ubaidah bin Samit, yang dikirim khalifah dari Madinah untuk
membantu pasukan Amru bin al Ash yang sudah berada di garis depan. Perang
Mesir. Cyrus menyimpulkan perjanjian damai dengan Muslim. Dengan jatuhnya
Aleksandria, penaklukan Mesir selesai. Ibu kota negara dipindahkan ke kota
Fusthat, yang dibangun oleh Amru bin al Ash pada tahun 20 H. Berkat pangkalan
di Suriah, kemajuan pasukan dibuka ke Armenia, Mesopotamia utara, Georgia,
dan Azerbaijan.
Begitu pula dengan invasi Asia Kecil selama bertahun-tahun. Sama seperti
perang Yarmuk yang menentukan nasib Suriah, perang qadisiah terjadi pada
tahun 637 M. Khalifah Umar bin Khattab mengirim saad bin abi waqash untuk
menaklukkan kota tersebut. Kemenangan di daerah itu membuka jalan bagi
kemajuan tentara Muslim ke dataran Efrat dan Tigris. Raja Persia Yazdagrid III
melarikan diri setelah pengepungan selama dua bulan. Pasukan Muslim kemudian
mengepung Nahawan dan merebut Ahwaz pada 22 H. 22
21
Imam Fuadi, Sejarah Peradaban Islam (Yogyakarta: Teras, 2000), hal. 130.
22
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, hal. 157.
F. Mendirikan lembaga-lembaga
3. Dapartemen keamanan
4. Kementerian Kehakiman
6. Majelis Syura
Di akhir masa jabatan Umar bin Khattab, melewati fase yang cukup
panjang. Utsman dipilih atas persetujuan dewan syura yang dibentuk oleh Umar.
Ini karena tidak ada yang lebih baik di antara teman-teman lainnya. Pada awalnya,
Umar melakukan hal yang sama seperti Abu Bakar, yaitu mengangkat salah
seorang sahabatnya sebagai penggantinya, namun sahabat tersebut meninggal
sebelum menjadi khalifah. Ketika Amr bin Maimun meriwayatkan bahwa ketika
umat jatuh sakit karena wabah, Umar ditanya: “Wahai Amirul Mukminin, apakah
kamu sudah memilih penggantimu? jadi siapa itu?" Umar menjawab: "Seandainya
Abu Ubaidah masih hidup, aku akan memanggilnya khalifah. Ketika Allah
mempertanyakan, saya mendengar Rasulullah berkata: "Dia (Abu Ubaidah)
memang orang yang paling dapat dipercaya di antara umatku." Jika itu Salim,
budak Abu Hudzaifa, saya akan memilihnya. Ketika Allah menanyakan hal ini, aku
mendengar Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya Salim adalah orang yang paling
dicintai Allah." 23
Ketika seorang pria bertanya kepada Umar mengapa dia tidak mengangkat
23
Al-Jazari, Al-Kamil fi Al-Tarikh, jilid II, (Libanon: Darul Kutub,1987), hlm: 459
putranya sendiri Abdullah bin Umar sebagai penggantinya sebagai khalifah,
Umar marah dan mencukupkan menjadi khalifah di keluarganya sendiri. 24 Namun,
jika Umar tidak segera menentukan siapa penggantinya, dikhawatirkan konflik
seperti pada masa Abu Bakar akan kembali mengemuka. Maka para sahabat
mendesak Umar untuk segera menunjuk penggantinya. umar tidak bisa lepas dari
tekanan. Umar tidak menunjuk penggantinya tetapi membentuk tim pembentukan
atau yang dikenal dengan dewan syura. Mereka terdiri dari enam orang sahabat
yaitu: Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin
'Awwam, Sa'ad bin Abi Waqash, Abdurrahman bin 'Auf dan Abdullah bin Umar.
Namun umar bersikeras agar Abdullah tidak bisa terpilih.
Dari keenam tokoh tersebut, semuanya Muhajirin dan tidak ada yang
Ansar. Itu didasarkan pada enam teman yang berteman baik dengan teman-teman
lain. Keputusan ini diterima dengan baik kaum Ansar dan orang Arab lainnya.
Kepercayaan kepada Umar membuat mereka tetap patuh terhadap keputusan
yang diambil oleh Umar hingga mendekati ajalnya dan hingga pergantian khalifah
berikutnya. Zuhri mengatakan bahwa sepeninggal Umar bin Khattab berkumpul
para ulama Syura, maka Abdurrahman bin 'auf berkata kepada hadirin:
"Jika kalian mau, saya akan memilihkan untuk Anda dari kelompok Anda, jadi
saya serahkan padanya," dan Miswar berkata bahwa dia tidak menemukan yang
seperti Abdurrahman, demi Allah, tidak ada kelompok Muhajirin dan Anshor dan
lainnya, kecuali mereka yang berkonsultasi. . (istasyara) malam itu. Saat itu
Thalhah sedang tidak berada di Madinah, maka Abdurrahman mengusulkan agar
salah satu dari mereka mundur dari pencalonan agar jumlahnya ganjil. Namun
mereka tetap bertahan dan tidak menyerah. Perdebatan ini muncul dari ambisi
24
Al-Jazari, Loc. Cit
untuk mengontrol kekuatan Islam. Karena sepeninggal Umar, Islam mencapai
kejayaannya di wilayah yang sangat luas dan kekayaan Islam yang sangat
melimpah. Selain itu, persoalan fanatisme etnis kembali mengemuka. Persaingan
antara suku Bani Hasyim dan Bani Umayyah yang masing-masing menginginkan
khilafah dari fraksinya. Maka Abdurrahman mengalah dan mengundurkan diri,
diikuti oleh Zubair dan Sa'ad. Jadi hanya tinggal Ali dan Utsman. Selain itu,
Abdurrahman yang kepadanya Umar mempercayakan kepemimpinan Syura
mengunjungi beberapa sahabat Nabi dan kepada Utsman. penduduk Madinah.
Abdurrahman bertanya kepada Utsman siapa yang pantas menjadi Khalifah,
kemudian dia menjawab Ali. Pertanyaan yang sama diajukan kepada Ali, Zubair
dan Sa'ad secara terpisah, kemudian mereka menjawab Utsman. Jadi suara
Utsman lebih banyak dari suara Ali. Abdurrahman kemudian mengumpulkan umat
Islam untuk membaiat utsman.
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA