Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Khulafaur Rasyidin merupakan pimpinan ummat islam setelah Nabi
Muhammad SAW wafat, yaitu pada masa pemerintahan Abu Bakar, Umar bin
Khatab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Dimana sistem
pemerintahan yang diterapkan adalah pemerintahan yang Islami karena
berundang-undangkan dengan Al-Qur’an dan as-Sunnah.
Nabi muhammad SAW wafat pada tanggal 12 Rabiulawal tahun 11 H
atau tanggal 8 juni 632 M. Sesaat setelah beliau wafat, situasi di kalangan
umat islam sempat kacau. Hal ini disebabkan Nabi Muammad SAW tidak
menunjuk calon penggantinya secara pasti. Dua kelompok yang merasa paling
berhak untuk dicalonkan sebagai pengganti Nabi Muhammad SAW adalah
kaum Muhajirin dan Anshar. Terdapat perbedaan pendapat antara kaum
Muhajirin dan Anshar karena kaum Anshar mengusulkan Sa’ad bin Ubadah
sebagai pengganti Nabi Muhammad SAW, sedangkan kaum Muhajirin
mengusulkan Abu Bakar As-Sidiq.
Perbedaan pendapat antara dua kelompok tersebut akhirnya dapat
diselesaikan secara damai setelah Umar bin Khatab mengemukakan
pendapatnya. Selanjutnya Umar menegaskan bahwa yang paling berhak
memegang pimpinan sepeninggal Rasulullah adalah orang-orang Quraisy.
Alasan tersebut dapat diterima oleh kedua belah pihak.
Pada masa pemerintahan empat khalifah tersebut sangat banyak pelajaran
yang dapat dicontoh. Pada setiap masa kepemimpinan empat khalifah tersebut,
terdapat perbedaan dalam hal kepemimpinannya. Baik ditilik pada sistem
pemerintahannya, masalah yang dihadapinya, sikap atau kepribadiannya dan
budaya yang dihasilkan dari masing-masing khalifah tersebut.

Sejarah Dakwah Masa Khulafaur Rasyidin 1


B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas penulis akan menjelaskan
tulisan ini melalui beberapa rumusan masalah sebagai berikut
1. Apa saja problematika atau kondisi umat pasca Rasulullah wafat ?
2. Bagaiman sistem pengangkatan atau pemilihan pada setiap khalifah ?
3. Bagaimana kepemimpinan dan kebijakan Khulafaur rasyidin ?
4. Bagaimana futuhat pada masa khulafaur rasyidin ?

C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari pembuatan makalah sejarah dakwah masa
Khulafaur Rasyidin ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan memahami problematika atau kondisi umat pasca
Rasulullah wafat.
2. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana perkembangan dakwah pada
setiap khalifah.
3. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana kepemimpinan dan
kebijakan dari khulafaur rasyidin.
4. Untuk mengetahui dan memahami hikmah atau pelajaran yang dapat
diambil dari setiap kepemimpinan empat khalifah.

D. Manfaat
Manfaat dari laporan ini terbagi menjadi dua yaitu :
1. Manfaat teoritis
Yaitu untuk memberikan informasi serta dapat menjadi pengetahuan
yang cukup penting tentang bagaimana seorang Khulafaur Rasyidin
menyebarkan islam dengan cara berdakwah pada masanya.
2. Manfaat praktis
Yaitu untuk memenuhi tugas terstruktur pada mata kuliah Sejarah
Dakwah di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.

Sejarah Dakwah Masa Khulafaur Rasyidin 2


BAB II
PEMBAHASAN

A. Problematika Ummat Pasca Rasulullah Wafat


Setelah Rasul wafat , Dakwah Islamiyah menghadapi berbagai masalah
berat dan besar, dan itulah yang harus ditangani oleh Khulafaur Rasyidin; oleh
Abu Bakar , oleh Umar bin Khattab, Ustman bin Affan , dan Ali bin Abi
Thalib. Tantangan-Tantangan berat dan besar yang harus dihadapi Dakwah
Islamiyah antara lain yaitu waktu :
1. Munculnya para bandit yang menamakan dirinya nabi.
2. Mengembangkangnya segolongan orang yang masih tipis iman nya;
mereka menantang zakat.
3. Masyarakat Islam tambah meluas, sehingga membutuhkan pembinaannya
yang lebih lanjut.
4. Perluasan wilayah Dakwah ISlamiyah ke daerah-daerah kerajaan Rumawi
Timur dan kerajaan Persia, yang telah dimulai Rasul dengan penguasaan
Tabuk, harus dilanjutkan.
5. Terjadinya peristiwa-peristiwa berdarah dalam tubuh masyarakat Islam
sendiri pada bagian kedua dari mada Khulafaurrasyidin.
6. Bahaya Yahudi yang telah mengundurkan diri dari Madinah dan
sekitarnya, masih merupakan bahaya yang mengancam jalannya Dakwah
Islamiyah.

B. Sistem Pemilihan Khalifah


Persoalan pertama yang muncul ke permukaan setelah Nabi
Muhammad SAW wafat adalah persoalan sukesi. Siapa yang akan
menggantikan kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai pimpinan politik
dan pemerintahan di Madinah, tidak pernah sedikitpun beliau membicarakan
siapa yang berhak menjadi penggantinya, apalagi menunjuk penggantinya
kelak. Bahkan dalam menjalankan dalam menjalankan sistem pemerintahan,,
Rasulullah menyerahkannya kepada umat Islam. Tetapi, ada suatu prinsip
dasar yang diajarkan Nabi dalam bermasyarakat dan bernegara, yaitu

Sejarah Dakwah Masa Khulafaur Rasyidin 3


musyawarah atau syura. Prinsip ini sesuai ajaran Islam. Prinsip musyawarah
ini dapat dibuktikan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi setiap pergantian
pemimpin Islam, yaitu Khulafaur Rasyidin.

1. Abu Bakar Ash-Shiddiq


Beliau memangku jabatan khalifah berdasarkan pilihan yang berlangsung
secara demokratis dalam pertemuan di Tsaqifah (balairung) Bani Sa’idah. Tata
cara tersebut sesuai dengan sistem perundingan yang dipergunakan dalam
jaman modern seperti sekarang ini. Kaum Anshar menekankan pada
persyaratan jasa yang mereka telah berikan bagi umat Islam dan
pengembangan Islam di Makkah dan Madinah.
Dalam pertemuan di Saqifah itu tampilah Sa’ad bin Ubadah berpidato
memajukan argumen keutamaan dan peranan golongan Anshar dalam
membela perjuangan Rasulullah, sehingga beliau berhasil menaklukan
Mekkah dan menyebarkan Islam di seluruh semenanjang Arabia yang tiada
lain berkat pertolongan kaum Anshar. Karena itu, kekhalifahan menjadi hak
golongan ini. Mendengar pidato ini, orang-orang Anshar mengusulkan
Sa'ad’bin Ubadah menjadi khalifah.
Kaum muhajirin pun mengajukan argumentasi mereka, yakni karena
merekalah yang pertama tama mendukung dakwah rosulallah sehingga islam
berkembang dari jumlah yang sangat kecil, lama kelamaan bertambah besar.
Argumentasi muhajirin dengan menghubungkan kepada nabi SAW, berhasil
bukan saja menutup kesempatan golongan Anshor, tetapi akhirnya diterima
sebagai ajaran politik islam hingga beberapa abad kemudian. Salah satu dari
Anshar mengusulkan supaya dari kelompok Muhajirin dan Anshar, masing-
masing seorang pemimpin. Umar menolak dan mengatakan bahwa tidak
mungkin dalam satu sarung ada dua pedang. Pada saat keritis ini Umar tetap
mencalonkan Abu Bakar dan Abu Bakar pun menerimanya.
Abu Bakar kemudian mengulurkan tangannya. Umar r.a diikuti oleh
orang-orang yang hadir di saqifah itu melakukan bai’at pada Abu Bakar dan
bai’at ini disebut bai’at khassah. Hari berikutnya Abu Bakar di bai’at oleh
umat di masjid Nabi dan bai’at ini disebut bai’at ammah. Sewaktu Abu Bkar

Sejarah Dakwah Masa Khulafaur Rasyidin 4


diangkat menjadi khalifah sebagai pengganti Nabi mengepalai Madinah,
belaiu berkata dalam pidatonya antara lain : “ Aku baru saja diangkat untuk
menjadi pemimpin bagi kamu sekalian sedang aku bukanlah yang terbaik
diantara kamu. Apabila aku berjalan lurus bantulah aku, tetapi jika aku salah
jalan, luruskanlah aku”.

2. Umar Bin Khattab


Umar bin khattab diangkat menjadi khalifah melalui penunjukan sesudah
memusyawarahkan dengan kaum muslimin. Abu bakar menunjuk umar
sebabagi pengganti walaupun Nabi SAW, tidak melakukan hal tersebut
menjelang wafat. Apabila abu bakar membiarkan kursi khalifah kosong ketika
ia meninggal, maka umat islam diperkirakan akan kembali pada perdebatan
seperti terjadi di saqifah bani sa’idah; bahkan Jalal al-Din al-suyuthi
menjelaskan bahwa kekosangan kepemimpinan akan melahirkan fitnah yang
lebih parah dan lebih dahsyat dibandingkan dengan adanya fitnah dari orang-
orang murtad. Sementara itu kaum muslimin sedang melakukan peperangan
melawan Persia dan Rumawi.
Dalam rangka menjaga stabilitas negara, agar umat islam terhindar dari
perpecahan maka penunjukan Umar menjadi khalifah dilakukan Abu Bakar
dan piagam penunjukan itu dibuat sebelum beliau wafat. Kebijaksanaan Abu
Bakar diterima masyarakat dan segera membaiatnya secara beramai – ramai.
Umar menyebut dirinya Khalifah Khalifati Rasulullah ( Pengganti dari
Pengganti Rasululah ). Beliau juga memperkenalkan istilah Amir Al-
Mu’minin (Komandan orang-orang beriman) dan tetap menjadikan Madinah
sebagai pusat pemerintahannya.

3. Ustman Bin Affan


Sebelum wafat, akibat ditikam oleh Abu Lu’luah ( Feroz ) , Umar bin
Khattab membentuk tim formatur yang terdiri enam sahabat terkemuka, Ahl
al-Hall wa al-‘aqd pertama dalam Islam yaitu Utsman bin Affan, Ali bin Abi
Thalib, Talhah bin Ubaidillah, Zubair Bin Awwam, “Abdurrahman bin Auf,
dan Sa’ad bin Abi Waqas. Untuk menghindari draw (suara sama) dalam

Sejarah Dakwah Masa Khulafaur Rasyidin 5


pemilihan, umar mengankat anaknya, Abdullah bin Umar , sebagai anggota
formatur yang hanya mempunyai hak pilih tanpa berhak untuk dipilih. Pada
akhir musyawarahnya, dewan formatur mengangkat Ustman bin Affan sebagai
khalifahketiga setelah Umar Bin Khattab wafat.

4. Ali Bin Abi Thalib


Setelah terjadinya pembunuhan yang menyebabkan Utsman bin affan
wafat, penduduk ibukota Madinah yang didukung tiga pasukan dari Mesir,
Bashrah, dan kufah memaksa Ali menjadi khalifah keempat. Menurut
Mahmudunnasir bahwa yang peratama membai’at Ali menjadi khalifah adalah
Abdullah bin Saba. Pada awalnya Ali menolak di bai’at, namun setelah
didesak massa dan memikirkan akibat anarki tanpa pemimpin serta tidak ada
sahabat lain yang bersedia menjadi khalifah. Akhirnya ia menerima dibai’at di
masjid Nabawi pada tanggal 25 Dzulhijjah 35 H/ 24 Juni 656 M dalam suasan
yang masih kacau. Pembai’atan Ali dilakukan sebagaimana pemba’iatan
khalifah-khalifah pendahulunya, dimulai dari Talhah bin Ubaidillah, Zubair
bin Awwam, Sa’ad bin abi Waqqas dan para sahabat lainnya diikuti oleh
rakyat banyak.
Terhadap pengangkatan Ali menjadi khalifah, ada sekelompok kecil
masyarakat yang tidak menerimanya, mereka adalah Bani Umayyah. Hal ini
disebabkan karena adanya dendam masa lalu antara Bani Umayyah dan Bani
Hasyim sebelum datangnya Islam, dan ketika Nabi dan sahabt hijrah ke
Madinah untuk menyebarkan Islam, banyak pemuda-pemuda dan keluarga
Umayyah yang tewas dalam peperangan melawan Islam. Di samping itu,
mereka juga takut dengan keadilan yang akan dijalankan oleh Ali, akan
melenyapkan kesenangan mereka.

C. FUTUHAT PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN


1. Abu Bakar Ash-Shiddiq
a. Memerangi tiga golongan yang mengacaukan Islam
Pada masa awal kepemimpinanya, Abu Bakar banyak
mengahadapi gangguan dari berbagai golongan antara lain: orang-

Sejarah Dakwah Masa Khulafaur Rasyidin 6


orang murtad, golongan yang tidak membayar zakat, dan golongan
orang-orang yang mengaku menjadi Nabi. Adanya orang-orang murtad
karena mereka belum memahami Islam secara mendalam. Mereka baru
taraf pengakuan atau masuk Islam karena terpaksa. Golongan yang
tidak membayar zakat kebanyakan berasal dari kabilah yang tinggal di
Madinah seperti Bani Qathfah, Bani Bakr. Mereka beranggapan bahwa
membayar zakat hanya kepada Rasulullah, apabila Rasullulah
meninggal maka tidak ada lagi kewajiban membayar zakat. Sedangkan
orang-orang yang mengaku sebagai nabi telah muncul hari-hari
terakhir kehidupan Rasulullah.[3]Mereka semakin berani melakukan
kekacauan atas nama agama. Diantara orang yang mengaku Nabi
adalah:
1) Musailamah Al Kadzab dari Bani Hanifah
2) Thulaikha Bin Khuwailid dari Bani As’ad
3) Saj’ah Tamimiyah dari Bani Tamim
4) Aswad Al Ansi dari Yaman.

b. Pengumpulan Mushaf Al-Qur’an


Perang Yamamah merupakan perang dalam menumpas orang-
orang murtad yang mengkhawatirkan Umar Bin Khattab. Dalam
perang Yamamah terdapat 1200 tentara Islam yang gugur syahid dan
diantaranya adalah sahabat yang hafal Al-Qur’an. Kekhawatiran Umar
mendorong untuk mengusulkan kepada kholifah Abu Bakar agar
mengumpulkan Al-Qur’an dengan alasan agar Al-Qur’an tidak hilang
dan tetap lestari. Perdebatan terjadi antara Umar dan Abu Bakar. Abu
Bakar menolak karena Rasulullah tidak pernah memerintahkan
sebelumnya. Tetapi atas penjelasan Umar bin Khattab yang rasional
maka Abu Bakar menerima usul itu dan mengumpulkan lembaran-
lembaran Al-Qur’an yang dihimpun oleh Zaid Bin
Tsabit. Pengumpulan Al-Qur’an dilakukan dengan cara
mengumpulkan Al Qur’an yang di tulis di tulang, pelepah (kulit) kayu,
lempengan batu kemudian disalin oleh Zaid Bin Tsabit di atas kulit

Sejarah Dakwah Masa Khulafaur Rasyidin 7


hewan yang sudah di samak.Lembaran-lembaran yang berisi tulisan Al
Qur’an yang telah dikumpulkan, disimpan dirumah Abu Bakar hingga
meninggal. Kemudian disimpan oleh Umar hingga meninggal dunia,
dan akhirnya disimpan dirumah hafsah Binti Umar.
Pada tahun ke 12 setelah hijroh Abu Bakar mengirim pasukan
ke Irak yang dipimpin oleh Khalid Bin Walid dan dibantu oleh Al
Mustsanna Bin Haritsah dan Qa’qak Bin Amr, Irak pada waktu itu
jajahan kerajaan Persia, sebelumnya Khalid Bin Walid telah mengirim
surat kepada Harmuz panglima perang Persia agar masuk Islam. Tetapi
Hoymuz menolak dan lebih baik berperang melawan pasukan Islam
dari pada masuk Islam. Dalam peperangan ini pasukan Islam mendapat
kemenangan. Daerah-daerah yang berhasil dikuasai oleh pasukan
Islam adalah Mazar, Walajah, Allis, Hirrah, Anbar, Annuttamar, dan
Daumatul Jandal. Untuk menaklukkan Syiria, Abu Bakar mengirim
pasukan yang dipimpin oleh Usman Bin Zaid Bin Haritsah. Pasukan
islam berhasil mengusai negeri Qudha’ah, sedangkan untuk
memperluas wilayah Islam Ke Syria lainnya, Abu Bakar
mengirimpasukan lainnya. Kedaerah Palestina dipimpin oleh Amr Bin
Ash, ke Roma oleh Ubaid Bin Jarrah, ke Damaskus dipimpin oleh
Yazid Bin Mu’awiyah, ke Yordania dipimpin Syurahbil Bin
Hasanah.[4] Untuk menghadapi pasukan Islam, pasukan Romawi yang
dipimpin oleh Heraklius mempersiapkan pasukan yang cukup
besar. Pasukan Islam juga bersatu dalam satu front besar. Kedua
pasukan tersebut bertenu di salah satu tenmpat bernama Yarmuk.
Peperangan Yarmuk baru berakhir pada masa pemerintahan Umar Bin
Khattab.

2. Umar Bin Khattab


a. Perluasan Wilayah
Pada zaman Umar Bin Khattab, ekspansi dilakukan secara
bertahap. Dasmaskus ibu kota Syiria jatuh dan dapat dikuasai oleh
umat islam pada tahun 635 M. Setahun kemudian Byzantium

Sejarah Dakwah Masa Khulafaur Rasyidin 8


dikalahkan oleh tentara islam. Dari Syiria ekspansi dilanjutkan ke
Mesir di bawah pimpinan Amr Bin ash dan ke Iraq dibawah pimpin
Sa’ad Bin Abi Waqash. Niskandariyah ibu kota Mesir ditaklukkan
pada tahun 641 M. Al-Qadisiyah sebuah kota dekat hijrah di Iraq
berhasil dikuasai oleh tentara islam pada tahun 637 M. Dari Hirah
serangan dilanjutkan ke ibu kota Persia. Al- Madain dan ibu kota itu
berhasil dikuasai oleh tentara islam, pada tahun 641 M. Mosul juga
berhasil dikuasai oleh tentara Islam. Jadi pada zaman Umar Bin
Khattab kekuasaan wilayah Islam meliputi Jazirah Arabia, Palestina,
Syria, dan sebagian wilayah Persia dan Mesir.

b. Meletakkan prinsip keadilan


Umar Bin Khattab mengirim surat kepada Abu Musa Al-
Asy’ari (Hakim Kufah) yang isinya mengandung prinsip-prinsip
perkara di persidangan dalam lingkungan peradilan. Isi surat surat
tersebut adalah:
1) Memutuskan perkara dipengadilan adalah kewajiban yang harus di
kokohkan dan sunah yang harus diikuti.
2) Sebelum sebuah perkara di putuskan, ia harus dipahami terlebih
dahulu agar (hakim) dapat bertindak adil.
3) Pihak-pihak yang berperkara harus diperlakukan sama, baik dalam
persidangan maupun dalam menerapkan keputusan, sehingga
pejabat tidak berharap menang dan orang-orang lemah tidak putus
asa dalam memperjuangkan keadilan.
4) Alat bukti di bebankan pada penggugat, sedangkan sumpah di
berikan pada pihak tergugat.
5) Damai sebagai alternative dalam memperseketaan dibolehkan
selama tidak menghalalkan yang haram dan tidak mengharamkan
yang halal.
6) Berilah waktu kepada penggugat untuk mengumpulkan alat-alat
bukti dan persengketaan di putuskan harus berdasarkan alat-alat
bukti.

Sejarah Dakwah Masa Khulafaur Rasyidin 9


7) Hakim harus mengakui kesalahan apabila ternyata dalam
keputusannya terdapat kekeliruan.
8) Kesaksian seorang muslim dapat diterma kecusli muslim yang
pernah memberikan kesaksian palsu, pernah di jatuhi hukuman.
9) Seorang hakim di benarkan melakukan analogi dalam memutuskan
perkara apabila perkara yang hendak di selesaikan tidak terdapat
dalam Al-Qur’an dan Hadits.
10) Dalam proses menyelesaikan dan memutuskan perkara, hakim
tidak boleh dalam keadaan marah, berfikiran kacau, jemu, bersikap
keras, dan hendaklah memutuskan perkara dilakukan dengan hati
yang tulus berharap ridho Allah.

Surat Umar Bin Khattab yang berisi tentang prinsip-prinsip


peradilan merupakan peradaban yang tinggi, karena prinsip peradilan
itu masih di pergunakan hingga sekarang. Meskipun telah dilakukan
beberapa perubahan. Gagasan tentang peradilan ini dapat dijadikan
dasar untuk menjadikan Umar Bin Khattab sebagai bapak peradilan.

3. Utsman Bin Affan


a. Perluasan wilayah Islam.
Pada saat perluasan wilayah ke Khurasan Usman Bin Affan
mengirim pasukan yang di pimpin oleh Saad Bin Al-Ash dan
Hudzaifah bin Yaman melalui ertempuran yang sengit akirnya daerah
itu dapat dikuasaimoleh tentara islam. Dalam prtluasan wilayah ke
Armenia tentara islam dipimpin Salman Rabi’ah Al-Bahy. Afriks
Utara sebelum kedatangan islam telah dijajah oleh bangsa Romawi.
Rakyatnya hidup menderita akibat tekanan dari bangsa Romawi.
Untuk membebaskan rakyat Afrika Utara (Tunisia). Usman mengirim
pasukan dipimpin oleh Abdullah Bin Saad Bin Abi Saad Bin Abi
Sarah. Tentara islam berhasil membebaskan bangsa Afrika Utara dari
penjajah bangsa Romawi. Dari Afrika Utra tentara islam menuju ke
daerah Raid an Azerbaijan serta ke Amuriah dan Cyprus.[9] Dengan

Sejarah Dakwah Masa Khulafaur Rasyidin 10


demikian pada masa pemerintahan Usman Bin Affan telah meluas
kesebelah timur himgga ke Armenia dan Azerbaijan, sedangkan ke
sebelah Barat wilayah islam telah sampai ke Tripoli.

b. Kodifikasi Al-qur’an
Pekerjaan yang paling berat yang dirasakan oleh Usman Bin
Affan pada masa pemerintahannya adalah oengumppulan Al-Qur’an
(Kodifikasi Al-Qur’an)yang merupakan lanjutan kerja yang diawali
oleh Abu Bakar As Siddiq atas inisiatif Umar Bin Khottob. Sebai mana
yang telah disinggung sebelumnya bahwa pengumpulan Al-Qur’an
pada zaman Abu Bakar dilatarbelakangi oleh Syahidnya 70 sahabat
Rasulullah yang hafal Al-Qur’an pada saat perang
Zamamah. Sedangkan yang melatar belakangi pengumpulan Al-
Qur’an pada zaman Usman Bin Affan adalah berbedaan qiraat (baca)
Al-qur’an yang menimbulkan percecokan antara murid dan gurunya.
Pada saat penyalinan Al-Qur’an yang ke dua kalinya panitia (Lajnah)
penyusunan mushaf Al-Qur’an yang di bentuk oleh Usman Bin
Affan melakukan pengecekan ulang dengan meneliti kembali mushaf
yang sudah disimpan di rumah Hafsah dan membanding
bandingkannya denga mushaf-mushf yang lain. Selain itu tugas utama
panitia adalah menyalin mushaf Al-Qur’an yang di simpan di rumah
Hafsah dan menyeragamkan Qiroat atau bacaannya, yaitu dialek
Quraidi.
Setelah behasil membuat salinannya, Zain Bin Tsabit
mengembalikan nafkah yang di salinnya kepada Hafsah. Khalifah
Usman memerintahkan kepada Ziad Bin Tsabit agar membuat
sejumlah salinan mushaf dan dikirim kr Mekah, Madiah, Basroh,
Kufah, dan Syri’a dan salah satunya di simpan di rumah Usman Bin
Affan yang kemudian disebut dengan Mshaf Al Imam. Sedangkan
mushaf lain selain mushaf yang di susun oleh panitia yang dipimpin
oleh Zaid Bin Tsabit diperintahksn untuk di bakar. Penyusunan

Sejarah Dakwah Masa Khulafaur Rasyidin 11


Mushaf Usmani telah berhasil menyelamatkan dan mengeluarkan umat
islam dari kemelut karena perbedaan qiraat.

c. Otonomi daerah
Pada zaman khalifah Abu Bakar dan Umar, wilayahnya
dibedakan menjadi dua yaitunwilayah yang pemimpinnya memiliki
otonomi penuh dan pemimpinanya di sebut Amir, dan wilayah yang
tidak memiliki otonomi penuh yang pemimpinannya disebut
Wali. Pada zaman Usman bin Affan dilakukn perubahan setatus
wilayah sehingga semua wilayah memiliki otonomi penuh. Oleh
karena itu seluruh pemimpin wilayah bergelar Amin.

d. Membentuk angkatan laut


Pada masa pemerintahan Usman bin Affan, daerah islam telah
sampaike Afrika, Mesir, Cyprus, dan Konstantinopel daerah-daerah ini
banyak di kelilingi lautan. Atas usul Muawiyah bin Abi Sufyan,
gubernur Damaskus, Usman menyetujui pembentukan armada laut
yang dilengkapi personil dan sarana yang memadahi

e. Merehab Masjid Nabawi di Madinah


Pada zaman Usman bin Affan, masjid nabawi dibongkar,
kemudian di bangun kembali dengan ukuran yang lebih luas. Bentuk
dan corak bangunannya di perindah. Tiang-tiangnya terbuat dari beton
dan sebagian dindingnya dihiasidengan ukiran-ukiran yang indah.

4. Ali Bin Abi Thalib


Pada masa pemerintahan Ali wilayah islam sudah sangat luas, tidak
hanya Jazirah Arab tetapi sudah sampai Tunisia bahkan sampai ke Indus
India. Masyarakat muslim yang bukan berasal dari Jazirah Arab banyak
ditemukan kesulitan dalam membaca teks Al-Qur’an dan Hadits, sebagai
sumber hukum islam.[11] Ali berfikir bahwa kesulitan masyarakat muslim
untuk membaca Al-Qur’an dan Hadits menjadi kendala dalam memaham

Sejarah Dakwah Masa Khulafaur Rasyidin 12


ajaran islam. Sangat perlu adanya perbaikan bacaan masyarakat muslim
non Arab dalam mempelajari ajaran Islam yang kebanyakan berbahasa
Arab. Secara mayoritas umat islam memilih Ali sebagai pengganti Usman.
Begitu besar keinginan Ali untuk memulihkan keadaan umat islam agar
segera selamat dari krisis yang melanda umat islam. Tetapi kondisi
semakin memprihatikan. Orang –orang islam yang dulu bersatu padu
dalam ikatan Ukhuwah Islamiyah untuk menegakkan Islam telah hilang
berubah menjadi permusuhan, akibat dari hasutan orang-orang munafiq
yang tidak ingin Islam berkembang. Orang-orang dulu dekat dengan Ali
telah menjadi lawan politik. Seorang Jalal-Din Al-Suyuti mengatakan
bahawa Thalhah, Zubair dan A’isyah telah berangkat ke Basrah untuk
mengajukan tuntutan kepada Ali agar menangkap pembunuh Usmman Bin
Affan.Akibat dari tuntutan itu Ali menyiapkan pasukan bereperang dengan
pasukan Thalhah, Zubair, dan A’isyah. Perang ini dalam sejarah dikenal
dengan perang Jamal (Unta). Thalhah, Zubair terbunuh dalam peperangan
itu sedangkan A’isyah dapat diselamatkan.
Di lain pihak, pembangkangan yang dilakukan oleh Mu’awiyah
Bin Abi Sofyan telaj melahirkan konflik senjata antara pasukan Ali dengan
pasukan Mu’awiyah yang dipimpin oleh Amr Bin Ash. Perang ini
kemudian dikenal dengan perang shiffin. Dalam perang ini disebutkan
bahwa pasukan Ali telah berhasil mematahan pertahanan pasukan
Mu’awiyah. Dalam situasi yang demikian pasukan Mu’awiyah yang
dipimpin oleh Amr Bin Ash mengangkat mushaf Al-Quran di atas tenbok
pertanda perang dihentikan dengan melakukan perdamaian.Perintiwa ini
disebut dengan peristiwa tahkim.
Akibat dari peristiwa Tahkim ini kubu Ali terpecah menjadi dua
yaitu golongan yang keluar dari Ali disebut golongan Khawarij dan
golongan yang setia kepada Ali disebut golongan Syiah. Di luar golongan
ini masih ada golongan umat Islam yang lain yaitu golongan yang
mendukung Mu’awiyah dan golongan Murji’ah. Adanya friksi-friksi ini
semakin memperkeruh kondosi umat islam, sampai pada akhirnya Ali Bin

Sejarah Dakwah Masa Khulafaur Rasyidin 13


Abi Thalib terbunuh oleh seorang Khawarij yang bernama Abdur Rahman
Bin Muljam pada tanggal 17 Ramadhan tahun 40 H.

D. PERKEMBANGAN ILMU

Disamping mengumpulkan Al-Qur’an menjadi satu buku, pada masa


Khulafaur Rasyidin juga dilakukan usaha-usaha mengembangkan dan
membukukan ilmu pengetahuan yang kemudian menjadi landasan dakwah
islam. Sekalipun pada masa itu perkembangan ilmu belum mencapai
kemajuan yang luas, tetapi usasha ini telah meletakkan dasar-dasar upaya
mengembangkan ilmu pengetahuan pada zaman berikutnya.

Ilmu – ilmu yang telah mulai dikembangkan pada masa khulafaur rasyidin
antara lain :
1. Ilmu Qiraah
Ilmu Qiraah pada tahap pertama dimaksudkan memberikan
patokan cara membaca dan menafsirkan al- qur’an sekaligus sebagai cikal
bakal lahirnya Ilmu AL-Qur’an ( Ulumul Qur’an ).

2. Ilmu Tafsir
Ilmu Tafsir adalah ilmu yang membantu untuk memahami arti dari
ayat-ayat al-qur’an. Pada zaman Rasulullah, ayat-ayat al-qur’an ditafsirkan
oleh ayat-ayat yang disampaikan atau diajarkan Malaikat Jibril Kepada
Rasul. Pada masa khulafaur rasyidin , para sahabat menafsirkan ayat-ayat
al-qur’an dengan hadis-hadis Nabi, sebagaimana yang dilakukan Ali Bin
Abi Thalib, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Mas’ud, dan Abi Ka’ab.
Disamping itu, mereka juga menafsirkan Al-Qur’an dengan pendapat
mereka sendiri. Mereka dipandang oleh para mufasir kontemporer sebagai
peletak batu pertama bagi lahirnya Ilmu Tafsir Al-Qur’an.

3. Ilmu Hadis
Al-Hadis merupakan sumber materi dakwah Islam setelah al-
qur’an, namun diperlukan penelitian yang seksama melalui takhrij hadis,
baik dari segi matan maupun sanadnya, agar kemurnian hadis tetap terjaga,

Sejarah Dakwah Masa Khulafaur Rasyidin 14


tidak terkotori oleh tangan-tangan jahil. Walaupun pada masa khulafaur
rasyidin hadis masih belum dibukukan, usaha-usaha usaha-usaha ke arah
itu sudah dimulai. Dengan demikian, peletakan batu pertama bagi lahirnya
Ilmu AHadis di kemudian hari, yakni pada abad kedua hijrah.

4. Ilmu Nahwu
Pada masa khulafaur rasyidin, dakwah telah berhasil
menyosialisasikan ajaran Islam kepada orang-orang non-Arab. Dengan
demikian, percampuran, asimilasi budaya, dan penetrasinya terhadap
kebudayaan Islam tidak bisa dielakkan. Walaupun demikian , sebagaimana
seharusnya, umat Islam dari manapun mereka tinggal, harus mampu
membaca al-qur’an sebagai sumber ajaran Islam dan sekaligus menjadi
panduan hidup seorang muslim. Oleh karenya, setiap muslim wajib
mempelajarinya paling tidak mampu membacanya.
Salah satu ilmu (alat) yang paling mudah untuk mempelajari al-Qur’an
bagi orang yang ajam atau bukan non-Arab adalah Nahwu (Ilmu tata
bahasa Arab). Yang merintis jalan dan meletakkan dasar-dasar lahirnya
ilmu tersebut adalah Ali Bin Abi Thalib. Oleh karena itu, menurut para
sejarawan keilmuan Islam, Ali dipandang sebagai perintis dan penggagas
lahirnya dasar-dasar ilmu Nahwu.

5. Ilmu Adab
Ilmu Adab yang juga populer disebut Adabul Lughah adalah ilmu
yang membahas tentang keindahan bahasa atau kesastraan. Pada masa
khulafaur rasyidin, ilmu keastraan belum berkembang, hanya baru dirintis.

Sejarah Dakwah Masa Khulafaur Rasyidin 15


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Abu Bakar adalah seorang figur pemimpin yang memiliki jiwa bersih,
jujur, dan sangat demokratis. Siap dikritik dan diberi saran, peduli
terhadap keselamatan dan kesejahteraan umat. Apabila sosok pemimpin
seperti Abu Bakar ada pada masa kini, pastilah kemakmuran dan
keadilan akan merata pada setiap lapisan masyarakat.
2. Umar bin Khattab adalah seorang pemimpin yang pemberani terhadap
yang benar, tegas menghadapi kebatilan dan pandai berdiplomasi.
Beliau telah merubah anak-anak padang pasir yang liar menjadi bangsa
pejuang yang gagah berani, tangguh, disiplin tinggi serta mampu
menghancurkan Persia dan Byzantium. Beliau juga mampu
membangun imperium yang cukup kuat dan luas meliputi Persia, Irak,
Kaldea, Syria, Palestina, dan Mesir. Apabila para pemimpin pada masa
sekarang mau meneladani kepribadian Umar bin Khattab, tentulah akan
terwujud stabilitas bangsa dan Negara yang ampuh.
3. Usman bin Affan adalah seorang pemimpin yang berjuang meneruskan
perjuangan para Khalifah pendahulunya. Beliau mampu melakukan
perluasan wilayah kekuasaan yang patut dikenang. Beliau mampu
membentuk Angkatan Laut Arab. Corak kepemimpinan beliau yang
patut dicontoh dan diterapkan yaitu sifat keterbukaan dan demokratis.
4. Ali bin Abi Thalib adalah seorang pemimpin yang ‘alim, gagah berani,
tangkas, dan pandai bermain pedang. Seluruh potensinya dipergunakan
untuk mengatasi perpecahan dan kekacauan dalam negeri. Beliau
dilantik menjadi khalifah dalam situasi dan kondisi yang kacau balau,
akan tetapi ia mampu menjalankan roda pemerintahan dengan baik.
Perjuangan beliau senantiasa untuk keutuhan umat. Apabila para
pemimpin zaman sekarang mau meniru kepemimpinan Ali bin Abi
Thalib, pasti perpecahan dan kekacauan dapat diatasi dengan mudah.

Sejarah Dakwah Masa Khulafaur Rasyidin 16


B. Saran

Orang yang bermanfaat adalah orang yang mengamalkan apa yang


telah diketahui semoga dengan pemaparan materi diatas kita dapat
mengetahui dan memahami bagaimana susahnya dakwah pada zaman dulu
beda halnya dengan zaman sekarang, sekarang lebih mudah untuk
berdakwah selain dengan secara langsung kita berdakwah kita juga bisa
menggunakan sosal media dengan bantuan alat teknologi untuk media
dakwah, semoga kita bisa memetik pelajaran dari penyajian materi diatas.

Dan hal yang perlu ingat adalah jadilah manusia yang bermanfaat
bukan hanya untuk manusia sendiri tapi untuk di sekeliling kita, dan tanpa
ada pamrih untuk mengerjakan kebajikan mengajak untuk ke jalan yang
lurus dengan suka rela dan penuh kesadaran.

Sejarah Dakwah Masa Khulafaur Rasyidin 17


Unsur-unsur pendekatan dakwah pada masa khulafa’urrasyidin

Kekuasaan khulaf’urrasyidin berumur kurang lebih 30 tahun.


Srtuktur dakwah pada masa khulafa’urrasyidin meliputi unsur-unsur
dakwah sebagai berikut:

a. Da’i

Pengganti Rasulullah saw. adalah Khulafa’ur rasyidin,


mereka adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar Bin Khattab, Usman
Bin Affan, dan Ali Bin Abi Thalib. Ke empat sahabat Nabi ini
berperan sebagai ulama yang menyebarkan Agama Islam sekaligus
berperan sebagai seorang Khalifah (pemimpin). Para da’i pada masa
khulafa’urrasyidin ini adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar Bin
Khattab, Usman Bin Afan, dan Ali Bin Abi Thalib. Mereka lah yang
berperan dalam dakwah pada masa khulafa’urrasyidin dan mereka
lah yang menggantikan Nabi dalam menjadi seorang kepala negara.
Sehingga corak Da’i pada masa Khulafa’ur rasyidin ini adalah Al-
Ulama wa Al-Umara’.

b. Mad’u

Kondisi mad’u pada masa khulafa’urrasyidin adalah


bersifat ijabah, karena pada masa Rasulullah sudah banyak orang
yang memeluk Agama Islam. Khulafa’urrasyidin hanya tinggal
meneruskan perjuangan dakwah Rasulullah, namun masih banyak
umat yang belum menerima Islam sebagai Agamanya, seperti orang-
orang Qurasyi dan Yahudi, sehingga mad’u pada masa
Kulafaurrasyidin bercorak ijabah dan ummah.

c. Materi

Materi yang diterapkan pada masa khulafa’urrasyidin


adalah aqidah, syari’ah dan mu’amalah. Adapun aqidah dengan cara

Sejarah Dakwah Masa Khulafaur Rasyidin 18


mentauhidkan atau meng- Esakan Allah, sedangkan syari’ah dengan
diajarkannya tata cara tentang berwudhu, sholat dan mambaca Al-
Qur’an, adapun mu’amalah yaitu dengan ditetapkannya zakat bagi
orang-orang muslim yang diserahkan kepada baitul maal dan pajak
bagi orang-orang non-muslim.

d. Metode

Secara umum, metode pengembangan dakwah yang dilakukakan


khulafa’urraasyidin adalah[4] ; pertama, konsolidasi dalam
pembinaan dan peninggkatan kualitas sumber daya kaum muslim.
Hal ini dilakukan melalui pengiriman dan penyebaran para
cendekiawan sahabat (qurra huffadz dan fuqaha) dikalangan para
sahabat besar (Akabir Ash-shahabah) ke wilayah-wilayah kekuasan
yang semakin luas.

Kedua, melalui upaya futuhat, yakni proses penyebaran,


penghadiran dan penyampaian risalah-risalah islam ke daerah-
daerah tertentu dengan tidak memaksa masyarakat (mad’u.).
Dengan demikian, banyak daerah yang mengakui dan memasuki
islam tanpa paksaan melainkan atas dasar kebebasan, kesadaran, dan
pilihan nuraninya. Kedua langkah pengembangan metode dakwah
strategis khulafa’urrasyidin ini, secara lebih terperinci, dapat dikaji
dalam sejarah peradaban muslim. Adapun secara khusus langkah-
langkah metode pengembangan dakwah yang dijalankan oleh
khulafa’urrasyidin, dapat dilihat dari spesifikasi kebijakan dan
perjuangannya masing-masing.

1) Abu Bakar Ash-Shiddiq (632-634)

Beberapa langkah strategis yang dilakukan Abu Bakar dalam


upaya mengembangkan dakwah islam, diantaranya adalah :

a) Menciptakan stabilitas melalui pembinaan, pembenahan,


dan penyelesaian persoalan intern dikalangan kaum muslimin, yakni

Sejarah Dakwah Masa Khulafaur Rasyidin 19


menumpas dan meluruskan situasi anarkis dalam negeri yang timbul
akibat pemberontakan kaum munafik dan gerakan penentang
kewajiban zakat yang lahir dari fanatisme kesukuan, dan munculnya
pengakuan nabi palsu.

b) Mengalihkan perhatian pada upaya melakukan futuhat,


ekspedisi ke Syiria demi pengembangan wilayah Islam.

c) Merintis majelis Syura.

d) Upaya memelihara dan mengumpulkan ayat-ayat Al-qur’an


sebagai rujukan dasar dakwah

2) Umar ibn Al-Khattab (13-24 H / 634-644 M)

Berikut adalah beberapa langkah dakwah yang dilakukan Umar


ibn Al-khattab.

a) Pembenahan manajemen dan admimistrasi kepemerintahan

b) Pembenahan dan pembentukan pranata hukum dan sistem


pengadilan

c) Penetapan sistem kalender hijriah

d) Memperkokoh majelis syura dan sistem konstitusi negara


berdasarkan sistem teo demokratis

e) Upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, dengan


dibangunnya beberapa sarana umum, seperti irigasi pertanian, sistem
keuangan negara, bait al-maal dan sebagainya

f) Pembinaan masyarakat dan upaya futuhat keberbagai


wilayah strategis bagi pengembangan dakwah

3) Ustman ibn Affan (24-36 H / 644-656 M)

Berikut adalah beberapa langkah dakwah yang dilakukan oleh


Khalifah Usman ibn Affan.

Sejarah Dakwah Masa Khulafaur Rasyidin 20


a) Mengadakan pembenahan dan menyelesaikan gerakan
pembangkang, berupaya memelihara stabilitas wilayah yang semakin
luas.

b) Menyebarkan para cendekiawan ke wilayah-wilayah


kekuasan Islam.

c) Upaya menyeragamkan naskah mushaf Al-Qur’an, semi


keutuhan dan kepentingan dakwah.

d) Mempertahankan dan memelihara sistem pemerintahan


dengan memelihara majelis syura’

e) Mengadakan pembinaan dan futuhat ke wilayah Timur dan


Barat

4) Ali ibn Abi Thalib (36-41 H / 656-661)

Berikut adalah beberapa langkah dakwah yang dilakukan oleh


Khalifah Ali ibn Abi Thalib.

a) Berupaya menyelesaikan persoalan intern diantara laum


muslimin

b) Mengadakan kompromi politis dengan elit politisi

c) Berusaha menjadikan mesjid sebagai tempat menyelesaikan


persoalan (sentral kegiatan)

d) Menampilkan sosok kepemimpinan yang tidak ambisius.

Dari beberapa macam langkah dan metode yang telah dipaparkan


diatas, dapat kita ketahui bahwa metode yang telah dilakukan
khulafa’arrasyidin dalam berdakwah adalah melalui tiga cara
berikut.

1) Lisan

Sejarah Dakwah Masa Khulafaur Rasyidin 21


Cara berdakwah yang dilakukan khulafa’urrasyidin dengan lisan
atau ucapan antara lain adalah :

a) Metode Ceramah

Metode ceramah metode yang dilakukan untuk menyampaikan


pesan-pesan dakwah dengan cara ceramah yang dilakukan di masjid-
masjid.

b) Metode Tanya-jawab

Metode Tanya-jawab adalah metode yang dilakukan dengan


menggunakan Tanya-jawab untuk mengetahui sejauh mana ingatan
atau pikiran seseorang dalam memahami atau menguasai materi
dakwah, disamping itu juga untuk merangsang perhatian mad’u.
Seorang mad’u juga dapat mengajukan pertanyaan kepada seorang
da’i tentang materi yang belum dikuasai oleh mad’u, sehingga akan
terjadi suatu hubungan timbal balik antara da’i dan ,mad’u.

c) Metode Konseling

Pada masa khulafaurrasyidin, para Khalifah mengajarkan secara


langsung cara membaca Al-quran, tata cara berwudhu’, shalat dan
cara-cara yang lainya dalam hal apapun yang di rasa belum di
ketahui oleh ummat.

d) Metode Diskusi

Misalnya, Abu Bakar, beliau berdiskusi dengan Chyrus,


pemimipin Romawi dan terjadi kesempatan untuk berdamai .

e) Metode Propaganda

Didalam proses dakwah pasti terdapat unsur propaganda, guna


untuk mempengaruhi seorang mad’u.

Sejarah Dakwah Masa Khulafaur Rasyidin 22


2) Tulisan

Cara berdakwah yang dilakukan khulafa’urrasyidin dengan


tulisan antara lain adalah :

a) Metode Karya Tulis

Metode karya tulis dengan dikumpulkannya lembaran-lembaran


sebagai mushaf, dan pada masa khalifah Utsman bin Affan
dibukukan menjadi sebuah Al-Qur’an.

b) Metode Korespondensi

Sebelum para da’i dikirim ke daerah-daerah yang akan di


dakwahi, terlebih dahulu dikirim surat sebagai pengantar.

3) Perbuatan

Cara berdakwah yang dilakukan khulafa’urrasyidin dengan


perbuatan antara lain adalah :

a) Metode Missi(Bi’tsah)

Penyebaran Agama Islam ke berbagai wilayah dilakukan dengan


cara mengutus para da’i. Apabila ada yang menentang atau
memberontak maka dilakukan peperangan atau jihad.

b) Metode Ekspansi

Penyebaran Agama Islam dilakukan dengan cara ekspansi atau


perluasan wilayah. Ekspansi yang dilakukan meliputi kawasan Syiria
dan Palestina, Irak dan Persia, Mesir, Khurasan, Armenia, Afrika
Utara.

c) Metode Kelembagaan

Sejarah Dakwah Masa Khulafaur Rasyidin 23


Pada masa khalifah umar bin khatab sudah mampu mengatur
dalam sebuah kelembagaan yang di sebut Baitul Mal yang berfungsi
sebagai tempat penyimpanan harta kekayaan Negara.

d) Metode Keteladanan

Para khulafa’urrasyidin memiliki sifat yang cerdik, pandai, adil,


dermawan dan bijaksana dalam mengambil keputusan.

e) Metode Silaturahim

Pada masa khulafa’urrasyidin, para khalifah berkunjung ke


daerah-daerah kekuasaanya untuk mengetahui perkembangannya.

e. Media

Media yang digunakan pada masa khulafaurrasyidin


diantaranya adalah :

1) Media Masjid

Masjid di jadikannya sebagai tempat atau sasaran utama oleh


para Khulafa’ur Rasyidin, selain itu dijadikan sebagai tempat
pengajaran Al-Quran dan Al-Hadits.

2) Media Cetak

Khulafaurrasyidin mengumpulkan Al-Qur’an dan


membukukannya, kemudian di sebarkannaya ke seluruh wilayah
kekuasaan Islam, yang terjadi pada masa Usman Bin Affan.

3) Lembaga Pendidikan

Pada masa khalifah Umar bin Khatab, Abu Sofyan mengajarkan


Al-Qur’an kepada penduduk perkampungan. Barang siapa yang buta
huruf Al Quran akan dikenakan sanksi cambuk.[5]

4) Lembaga Kantor / pemerintahan

Fungsi dari Lembaga Kantor / pemerintahan yaitu bisa juga


digunakan sebagai pusat segala aktivitas pemerintahan, seperti

Sejarah Dakwah Masa Khulafaur Rasyidin 24


gedung-gedung DPR atau istana Negara. Dan pemerintahan pada
masa Khulafa’urrasyidin ini pemerintahannya dijalankan sesuai
dengan nilai-nilai keislaman, misalnya pada masa Umar Bin Khattab
dibuat sebuah kebijakan untuk membuat sebuah badan yang
mengurus zakat. Ini dilakukan agar pembagian zakat bisa diantar
dengan baik dan bisa membantu orang miskin. Pada aktivitas
beginilah lembaga Kantor / pemerintahan digunakan atau
dibutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA

Khoiriyah, Reorientasi Wawasan Sejarah Islam, Yogyakarta: Teras, 2012.

Syamsudin, Sejarah Dakwah, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2017.

Suntiah, Ratu , Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Interes Media


Foundation, 2014.

Hasjmy, Dustur Da’wah, Jakarta: Bulan Bintang, 1974.

Sejarah Dakwah Masa Khulafaur Rasyidin 25

Anda mungkin juga menyukai