Anda di halaman 1dari 13

GERAKAN IKHWANUL MUSLIMIN

OLEH:
Muhammad Hasybi Rabbani (190501062)

Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. H. Misri A. Muchsin, M.Ag.

PROGRAM STUDI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

BANDA ACEH
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat petunjuk
dan hidayah Nya makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

Salawat dan salam marilah kita hadiahkan ke baginda alam nabi kita Muhammad
SAW, karena beliaulah kita dapat membedakan antara yang haq dan yang bathil.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Apa Itu Gerakan Ikhwanul Muslimin

B. Sejarah Dan Perkembangan Ikhwanul Muslimin

C. Prinsip Dan Pemikiran Ikhwanul Muslimin

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gerakan Ikhwanul Muslimin adalah salah satu gerakan yang sangat berpengaruh
dalam dunia keIslaman, terutama di negara-negara Timur Tengah. Oleh karenanya, perlu dan
sangat penting bagi mahasiswa Sejarah dan Kebudayan Islam untuk mengenal, mengetahui
serta mempelajari bagaimana sejarah serta sepak terjang gerakan ini dalam dunia intelektual
dan perkembangan Islam. Dalam makalah ini, penyusun membahas serba sedikit tentang apa
itu gerakan Ikhwanul Muslimin, sejarah, perkembangan serta pemikiran dan prinsip yang
mereka pegang.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu gerakan Ikhwanul Muslimin?


2. Bagaimana sejarah Ikhwanul Muslimin?
3. Apa saja prinsip yang dipegang oleh Ikhwanul Muslimin?

C. Tujuan

1. Mengenal apa itu gerakan Ikhwanul Muslimin.


2. Mengetahui bagaimana sejarah Ikhwanul Muslimin.
3. Mengetahui apa saja prinsip yang dipegang oleh Ikhwanul Muslimin.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Apa Itu Gerakan Ikhwanul Muslimin

Ikhwanul Muslimin adalah salah satu jamaah dari umat Islam, mengajak dan
menuntut ditegakkannya syariat Allah, bekerja dengan-Nya dan untuk-Nya, keyakinan yang
bersih menghujam dalam sanubari, pemahaman yang benar yang merasuk kedalam akal dan
fikrah, syariah yang mengatur al-jawarih (anggota tubuh), perilaku dan politik. Dikemudian
hari, gerakan Ikhwanul Muslimin tersebar ke seluruh dunia.

B. Sejarah Dan Perkembangan Ikhwanul Muslimin

Jamaah Ikhwanul Muslimin berdiri di kota Ismailia, Mesir pada Maret 1928 dengan
pendiri Hassan al-Banna, bersama keenam tokoh lainnya, yaitu Hafiz Abdul Hamid, Ahmad
al-khusairi, Fuad Ibrahim, Abdurrahman Hasbullah, Ismail Izz, dan Zaki al-Maghribi.

Ikhwanul Muslimin pada saat itu dipimpin oleh Hassan al-Banna. Dimasa-masa
awal tersebut, orang-orang Al-Ikhwan langsung menyebarkan pemikirannya menuju utara
dan selatan Mesir. Pada tahun 1930, Anggaran Dasar Ikhwanul Muslimin dibuat dan
disahkan pada Rapat Umum Ikhwanul Muslimin pada 24 September 1930. Pada tahun 1932,
struktur administrasi Ikhwanul Muslimin disusun dan pada tahun itu pula, Ikhwanul
Muslimin membuka cabang di Suez, Abu Soweir dan Al-Mahmoudiya. Pada tahun 1933,
Ikhwanul Muslimin menerbitkan majalah mingguan yang dipimpin oleh Muhibuddin Khatib.

Kemudian pada tahun 1934, Ikhwanul Muslimin membentuk divisi Persaudaraan


Muslimah. Divisi ini ditujukan untuk para wanita yang ingin bergabung ke Ikhwanul
Muslimin. Walaupun begitu, pada tahun 1941 gerakan Ikhwanul Muslimin masih
beranggotakan 100 orang, hasil seleksi dari Hassan al-Banna. Pada tahun 1948, Ikhwanul
Muslimin turut serta dalam perang melawan Israel di Palestina. Saat organisasi ini sedang
berkembang pesat, Ikhwanul Muslimin justru dibekukan oleh Muhammad Fahmi Naqrasyi,
Perdana Menteri Mesir tahun 1948. Berita penculikan Naqrasyi di media massa tak lama
setelah pembekuan Ikhwanul Muslimin membuat semua orang curiga pada gerakan Ikhwanul
Muslimin.
Secara misterius, pendiri Ikhwanul Muslimin, Hassan al-Banna meninggal dunia
karena dibunuh pada 12 Februari 1949. Kemudian, tahun 1950, pemerintah Mesir
merehabilitasi organisasi Ikhwanul Muslimin. Pada saat itu, parlemen Mesir dipimpin oleh
Mustafa an-Nuhas Pasha. Parlemen Mesir menganggap bahwa pembekun Ikhwanul Muslimin
tidak sah dan inkonstitusional. Ikhwanul Muslimin pada tahun 1950 dipimpin oleh Hassan al-
Hudhaibi. Kemudian, tanggal 23 Juli 1952, Mesir dibawah pimpinan Muhammad Najib
bekerjasama dengan Ikhwanul Muslimin dalam rencana menggulingkan kekuasaan monarki
Raja Faruk pada Revolusi Juli. Tapi, Ikhwanul Muslimin menolak rencana ini, dikarenakan
tujuan Revolusi Juli adalah untuk membentuk Republik Mesir yang dikuasai oleh militer
sepenuhnya, dan tidak berpihak pada rakyat. Karena hal ini, Jamal Abdul Nasir menganggap
gerakan Ikhwanul Muslimin menolak mandat revolusi. Sejak saat ini, Ikhwanul Muslimin
kembali dibenci oleh pemerintah.

Ketika Anwar Sadat mulai berkuasa, anggota Ikhwanul Muslimin yang dipenjara
mulai dilepaskan. Menggantikan Hudhaibi yang telah meninggal pada tahun 1973, Umar
Tilmisani memimpin organisasi Ikhwanul Muslimin. Rezim Hosni Mubarak saat itu juga
menekan Ikhwanul Muslimin, dimana posisi mereka sebagai oposisi di Parlemen Mesir.

C. Prinsip Dan Pemikiran Ikhwanul Muslimin

Ikhwanul Muslimin merupakan induk dan sumber inspirasi bagi banyak organisasi
Islamis di Mesir dan di beberapa negara Arab lainnya, dan sebagian Afrika Utara. Organisasi
ini semula dinyatakan sebagai suatu jamaah murni filantropis, yang bertujuan menyebarkan
moral Islam dan amal baik. Ikhwanul Muslimin mejadi media yang efektif bagi perubahan
sosial dan politik, dengan mendorong kemerdekaan Mesir dari penajajahan asing,
mengembangkan lembaga-lembaga sosial ekonomi alternatif dan berpartisipasi dalam proses
politik.

Jaringan kelembagaan mereka yang mencakup masjid, rumah sakit, panti asuhan,
organisasi pemuda, lembaga bantuan hukum, sekolah, bank, penerbitan dan program lainnya
menjadi sarana yang efektif untuk merealisasikan peran Ikhwanul Muslimin. Sasaran utama
Al-Ikhwan bersifat sosial dan politik; di satu sisi menganjurkan perbuatan baik, sedekah dan
pembangunan, dan di sisi lain memperjuangkan nasionalisme, kemerdekaan, dan negara
Islam. Untuk mencapai target sasaran tersebut, Al-Ikhwan menggunakan strategi yang
beragam dari berbagai kelompoknya, dari aktivis dan akomodasi politik pro pemerintah
sampai militansi dan pembunuhan, serta kekerasan anti rezim; dari pembangunan lembaga
filantropis dan ekonomi sampai akomodis dengan partai-partai politik oposisi.

Walaupun beberapa pemikir mengatakan bahwa Islam dan nasionalisme secara


teoristis dipandang sebagai sesuatu yang terpisah, kenyataannya Al-Ikhwan menjalankannya
secara bersamaan. Menurut mereka, Mesir adalah bagian dari Arab (wathan) secara
keseluruhan, dan mereka yakin ketika bertindak demi Mesir, juga bertindak demi Arab,
Timur dan Islam.

Di berbagai media khususnya media negara-negara Barat, Ikhwanul Muslimin sering


dikait-kaitkan dengan Al-Qaeda. Pada faktanya, Ikhwanul Muslimin berbeda jauh dengan Al-
Qaeda. Ideologi, sarana dan aksi yang dilakukan oleh Al-Qaeda secara tegas ditolak oleh
pimpinan Ikhwanul Muslimin. Ikhwanul Muslimin lebih mendukung ide-ide perubahan dan
reformasi melalui jalan damai dan dialog yang konstruktif yang bersandarkan pada al-hujjah
(alasan), al-mantiq (logika), al-bayyinah(jelas), dan ad-dalil(dalil).

Kekerasan atau radikalisme bukan jalan perjuangan Al-Ikhwan, kecuali jika negara
tempat mereka berada terancam penajajahan dari bangsa lain. Kekerasan disini lebih tepat
disebut perjuangan dan perlawanan, bukan radikalisme atau kekerasan sebagaimana yang
dilakukan oleh kelompok teroris. Sebagai contoh adalah Hamas yang merupakan
perpanjangan tangan dari Ikhwanul Muslimin di Palestina. Syekh Ahmad Yassin, pendiri
Hamas adalah tokoh Ikhwanul Muslimin.

Ikhwanul Muslimin mengutuk segala bentuk kriminaltas yang disebut dengan


terorisme di seluruh belahan bumi di dunia Arab dan Islam, sebagaimana belahan negara
lainnya di dunia, seperti yang telah terjadi di New York dan Washington DC pada Serangan
11 September 2001. Begitu juga Al-Ikhwan sangat mengecam peristiwa anarkisme yang
terjadi di Riyadh, Bali, Madrid dan lainnya. Dengan sangat jelas Al-Ikhwan mengumumkan
bahwa tindakan-tindakan kriminalitas seperti itu sama sekali tidak didukung oleh syariat,
agama, dan undang-undang manapun.

Ikhwanul Muslimin juga sering dikait-kaitkan dengan Gerakan Wahabi. Pada


faktanya, antara Al-Ikhwan dengan Wahabi berbeda jauh. Pengkait-kaitan Al-Ikhwan dengan
Wahabi pada dasarnya disebabkan adanya kesamaan nama. Di dalam sejarah Wahabi di Arab
Saudi, mereka memang pernah memiliki pasukan tempur yang bernama Al-Ikhwan, nama
yang sama dengan Al-Ikhwan yang ada di Mesir.

Secara pemikiran pun antara Ikhwanul Muslimin dengan Wahabi saling bertolak
belakang. Al-Ikhwan masuk kedalam wilayah politik dalam perjuangannya (bahkan
membentuk partai politik), sedangkan Wahabi sebaliknya, yaitu antipati terhadap partai
politik.

Ikhwanul Muslimin memiliki landasan berupa:

1. Allah Tujuan Kami (Allahu Ghayatuna)


2. Rasulullah Teladan Kami (Ar-Rasul Qudwatuna)
3. Al-Qur’an Landasan Hukum Kami (Al-Qur’an Dusturuna)
4. Jihad Jalan Kami (Al-Jihad Sabiluna)
5. Mati Syahid Di Jalan Allah Cita-Cita Kami Yang Tertinggi (Syahid Fi Sabilillah
Asma Amanina)

Walaupun begitu, Al-Ikhwan tetap mengikuti perkembanan teknologi dan tidak


meninggalkannya. Sebagai organisasi Islam moderat, Ikhwanul Muslimin diterima oleh
segala lapisan dan pergerakan. Al-Ikhwan menekankan adaptasi Islam terhadap era
globalisasi. Pemikiran dan pergerakan Ikhwanul Muslimin mencakup delapan aspek yang
mencerminkan luasnya cakupan Islam sebagai ideologi yang mereka anut, yaitu:

1) Da’wah Salafiah (Dakwah Salaf)


2) Thariqah Sunniyah (Jalan Sunnah)
3) Haqiqat Shufiyah (Hakikat Sufi)
4) Hai’ah Siyasiyah (Lembaga Politik)
5) Jama’ah Riyadhiyah (Kelompok Olahraga)
6) Rabithah ‘Ilmiyah Tsaqafiah (Ikatan Ilmiah Berwawasan)
7) Syirkah Iqtishadiyah (Perserikatan Ekonomi)
8) Fikrah Ijtima’iyah (Pemikiran Sosial)

Imam Hassan al-Banna meletakkan Ushul Isyrin (Prinsip 20) sebagai asas acuan
bagi para pengikutnya. Didalamnya terdapat:

 Kebenaran yang diterima,


 Kebathilan yang pasti kebathilannya,
 Ketetapan yang masih perlu dibahas.

Terjemahan teks Ushul Isyrin Hassan al-Banna salah satunya sebagaimana


tercantum dibawah ini:

1. Islam adalah sistem yang menyeluruh,yang menyentuh seluruh segi kehidupan.


2. Al-Qur’an yang mulia dan Sunnah Rasul yang suci adalah tempat kembali setiap
muslim untuk memahami hukum-hukum Islam.
3. Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah (kesungguhan dalam beribadah)
adalah cahaya dan kenikmatan yang ditanamkan Allah dihati hamba-Nya yang Dia
kehendaki.
4. Jimat, mantera, guna-guna, ramalan, perdukunan, penyingkapan perkara ghaib, dan
semisalnya, adalah kemungkaran yang harus diperangi. Kecuali mantera dari ayat
Qur’an atau ada riwayat dari Rasulullah SAW.
5. Pendapat imam atau wakilnya tentang sesuatu yang tidak ada teks hukumnya,
tentang sesuatu yang mengandung ragam interpretasi, dan tentang sesuatu yang
membawa kemaslahatan umum, bisa diamalkan sepanjang tidak bertentangan
dengan kaidah-kaidah umum syari’at.
6. Setiap orang boleh diambil atau ditolak kata-katanya, kecuali Al-Ma’shum
(Rasulullah SAW).
7. Setiap muslim yang belum mencapai kemampuan telaah terhadap dalil-dalil hukum
furu’ (cabang), hendaklah mengikuti pemimpin agama.
8. Khilaf dalam masalah fiqih furu’ (cabang) hendaknya tidak menjadi faktor pemecah
belah dalam agama, tidak menyebabkan permusuhan dan tidak juga kebencian.
Setiap mujtahid mendapatkan pahalanya.
9. Setiap masalah yang amal tidak dibangun di atasnya sehinga menimbulkan
perbincangan yang tidak perlu-adalah kegiatan yang dilarang secara syar’i.
10. Ma’rifah kepada Allah dengan sikap tauhid dan penyucian (dzat)-Nya adalah
setinggi-tinggi tingkatan aqidah Islam.
11. Setiap bid’ah dalam agama Allah yang tidak ada pijakannya tetapi dianggap baik
oleh hawa nafsu manusia, baik berupa penambahan maupun pengurangan, adalah
kesesatan yang wajib diperangi.
12. Perbedaan pendapat dalam masalah bid’ah idhafiyah, bid’ah tarkiyah, dan iltizam
terhadap ibadah mutlaqah (yang tidak diterapkan, baik cara maupun waktunya)
adalah perbedaan dalam masalah fiqih.
13. Cinta kepada orang-orang yang shalih, memberikan penghormatan kepadanya, dan
memuji karena perilaku baiknya adalah bagian dari taqarrub kepada Allah SWT.
14. Ziarah kubur-kubur siapa pun adalah sunah yang disyariatkan dengan cara-cara yang
diajarkan Rasulullah SAW.
15. Doa, apabila diiringi tawasul kepada Allah dengan salah satu makhluk-Nya adalah
persilisihan furu’ menyangkut tata cara berdoa, bukan termasuk masalah aqidah.
16. Istilah ‘(keliru) yang sudah mentradisi’ tidak mengubah hakekat hukum syar’inya.
17. Aqidah adalah pondasi aktivitas, aktivitas hati lebih penting daripada aktivitas fisik.
18. Islam itu membebaskan akal pikiran, menghimbaunya untuk melakukan telaah
terhadap alam, mengangkat derajat ilmu dan ulamanya sekaligus, dan menyambut
hadirnya segala sesuatu yang melahirkan maslahat dan manfaat.
19. Pandangan syar’i dan pandangan logika memiliki wilayahnya masing-masing yang
tidak dapat saling memasuki secara sempurna. Namun demikian, keduanya tidak
pernah berbeda (selalu bersisian) dalam masalah yang qath’i (absolut).
20. Kita tidak mengkafirkan seorang muslim, yang telah mengikrarkan dua kalimat
syahadat, mengamalkan kandungannya, dan menunaikan kewajiban-kewajibannya.

Struktur Ikhwanul Muslimin berdasarkan anggaran dasar dan anggaran rumah


tangga yang dikeluarkan pada tanggal 21 Mei 1948 terdiri dari:

a. Dewan Pimpinan Pusat Ikhwanul Muslimin terdiri dari, pertama, Pimpinan Umum.
Pimpinan Umum dijabat oleh ketua umum dewan dan pimpinan pusat serta dewan
pendiri. Kedua, Pimpinan Pusat, pimpinan ini merupakan dewan kepengurusan
tertinggi Ikhwanul Muslimin yang bertindak sebagai supervisor terhadap kegiatan
dakwah baik dalam kebijakan maupun administrasi. Ketiga, Dewan Pendiri, dewan
ini merupakan majelis permusyawaratan umum Ikhwanul Muslimin, dan majelis
umum bagi pimpinan pusat.
b. Dewan Pengurus Cabang dan Wilayah, Ikhwanul Muslimin disetiap tempat
merupakan organisasi integral yang diikat oleh dakwah. Ikhwanul Muslimin terbagi
menurut wilayah, menjadi beberapa cabang. Setiap cabang memiliki kesatuan
administrasi sendiri yang dilaksanakan oleh anggota pengurus yang dipilih oleh
majelis umum yang ada diwilayah tersebut.
c. Majelis Umum. Anggota majelis umum cabang terdiri dari anggota tetap yang
membayar iuran sampai bulan terakhir diadakan sidang. Majelis Umum mengadakan
pertemuan secara berkala.
d. Dewan Pengurus. Dewan Pengurus terdiri dari seorang ketua yang dipilih oleh
markas pusat, dua orang wakil, seorang sekretaris dan seorang bendahara yang
dipilih oleh majelis umum dari kalangan anggotanya melalui voting rahasia.
e. Wilayah. Kantor Administrasi dan Cabang Luar Negeri, kantor pusat membagi
cabang-cabang Ikhwanul Muslimin yang ada di wilayah Mesir menjadi beberapa
wilayah, serta mendirikan beberapa cabang organisasi berbagai Negara Arab dan
tempat lain.
f. Sasaran Keuangan. Keuangan kantor pusat berasal dari iuran anggota, anggota
dewan pendiri, anggota cabang dan wilayah serta dari sumbangan, wakaf, wasiat
Ikhwanul Muslimin secara khusus dan sumber lain yang disetujui kantor pusat.
g. Divisi dan Komite yang berada dibawah pimpinan pusat, Divisi Dakwah, Buruh,
Tani, Keluarga, Pelajar, Komunikasi Dengan Dunia Islam, Pendidikan Jasmani, Pers
dan Terjemahan, Profesi, dan Muslimah. Sedangkan komite-komite yaitu; Komite
Keuangan, Hukum, Politik, Jasa, Fatwa, dan Penelitian.

Nama-nama pengurus berdasarkan Munas I yang diadakan di Ismailiyah tanggal 22


Shafar 1350 H sebagai berikut:

1) Pimpinan Umum : Hassan Al-Banna


2) Sekretaris Pimpinan Pusat : Muhammad As’ad Hakim
3) Kepala Administrasi : Mustafa Muhammad Ath-Thahir
4) Kepala Cabang Syubrahid : Hamid Askariah
5) Kepala Cabang Al-Arba’in dan Suez : Afifi Asy-Syafi’i
6) Kepala Cabang Mahmudiah : Ahmad Afandi As-Sukari
7) Pejabat Keuangan : Muhammad Afandi
Mereke semua merupakan wakil-wakil anggota kantor pusat Ikhwanul Muslimin.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ikhwanul Muslimin adalah salah satu jamaah dari umat Islam, mengajak dan
menuntut ditegakkannya syariat Allah, bekerja dengan-Nya dan untuk-Nya, keyakinan yang
bersih menghujam dalam sanubari, pemahaman yang benar yang merasuk kedalam akal dan
fikrah, syariah yang mengatur al-jawarih (anggota tubuh), perilaku dan politik. Dikemudian
hari, gerakan Ikhwanul Muslimin tersebar ke seluruh dunia.

Jamaah Ikhwanul Muslimin berdiri di kota Ismailia, Mesir pada Maret 1928 dengan
pendiri Hassan al-Banna, bersama keenam tokoh lainnya, yaitu Hafiz Abdul Hamid, Ahmad
al-khusairi, Fuad Ibrahim, Abdurrahman Hasbullah, Ismail Izz, dan Zaki al-Maghribi.

Ikhwanul Muslimin merupakan induk dan sumber inspirasi bagi banyak organisasi
Islamis di Mesir dan di beberapa negara Arab lainnya, dan sebagian Afrika Utara. Organisasi
ini semula dinyatakan sebagai suatu jamaah murni filantropis, yang bertujuan menyebarkan
moral Islam dan amal baik. Ikhwanul Muslimin mejadi media yang efektif bagi perubahan
sosial dan politik, dengan mendorong kemerdekaan Mesir dari penajajahan asing,
mengembangkan lembaga-lembaga sosial ekonomi alternatif dan berpartisipasi dalam proses
politik.

Ikhwanul Muslimin mengutuk segala bentuk kriminaltas yang disebut dengan


terorisme di seluruh belahan bumi di dunia Arab dan Islam, sebagaimana belahan negara
lainnya di dunia, seperti yang telah terjadi di New York dan Washington DC pada Serangan
11 September 2001. Begitu juga Al-Ikhwan sangat mengecam peristiwa anarkisme yang
terjadi di Riyadh, Bali, Madrid dan lainnya. Dengan sangat jelas Al-Ikhwan mengumumkan
bahwa tindakan-tindakan kriminalitas seperti itu sama sekali tidak didukung oleh syariat,
agama, dan undang-undang manapun.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Kinaliy, Ismail; Suhardi, Kathur(Penerjemah). 1992. Sekularisme: Upaya Memisahkan


Agama dari Negara. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Syamakh, Amer. 2011. Al-Ikhwan Al-Muslimun. Era Adicitra Intermedia.

Al-Banna, Hasan. 2005. Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin (Buku ke-1). Cetakan ke-12.
Solo: Era Intermedia.

Al-Banna, Hasan. 1984. 20 Prinsip Ikhwanul Muslimin. Bandung: Penerbit Pustaka.

Rodiyah. SEJARAH PERKEMBANGAN IKHWANUL MUSLIMIN DAN KONSTRIBUSINYA


DALAM DAKWAH ISLAM. UIN Raden Intan Lampung.

Farida, Umma. PERAN IKHWANUL MUSLIMIN DALAM PERUBAHAN SOSIAL POLITIK


DI MESIR. STAIN Kudus, Jawa Tengah, Indonesia.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ikhwanul_Muslimin

Anda mungkin juga menyukai