Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konselling

Dosen Pengampu : Ifan Munif Fajriawan, M. Pd

Disusun Oleh Kelompok 04:

1. Adina Mardiani (2111101101)

2. Akhmad Syaifuddin (2111101207)

3. Siti Mursyidah (2111101112)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNUVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS

SAMARINDA

2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada
junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita.

Makalah “Model Pengembangan Kurikulum” disusun guna memenuhi tugas Bapak


Dosen Ifan Munif Fajriawan pada mata kuliah Telaah dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan
Agama Islam di UINSI Samarinda. Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang Model Pengembangan Kurikulum.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Ifan Munif Fajriawan, M.Pd
selaku dosen mata kuliah Telaah dan Pengembangan Kurikulum PAI. Tugas yang telah diberikan
ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni kami. Kami juga
mengucapkan terima kasih pada para saudara dan saudari yang telah menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah dan perbaikan makalah
selanjutnya.

Samarinda, 17 Oktober 2023

Kelompok 04
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I (PENDAHULUAN) 4
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penulisan 4

BAB II (PEMBAHASAN) 5
A. Model Tyler 5
B. Model Hilda Taba 6
C. Model Harold B. Alberty 7
D. Model David Warwick 8
E. Model Beauchamp 9
F. Model Roger 10

BAB III (PEMBAHASAN) 13


A. Kesimpulan 13
B. Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia tak luput dari yang namanya pembelajaran dan kurikulum,
dimana keduanya menjadi 2 hal yang saling berkaitan. Pembelajaran sendiri adalah suatu
kegiatan dalam satuan pendidikan formal yang menjadikan guru sebagai pengajar dan
siswa sebagai yang diajar dalam suatu ruangan yang dinamakan kelas. Pembelajaran
sendiri bisa mengutamakan guru saja yang mengambil alih seluruh hal di dalam kelas
tetapi bisa juga murid ikut andil bahkan lebih aktif daripada gurunya.
Adapun yang namanya pembelajaran pasti ada kurikulum dimana kurikulum sendiri
adalah Seperangkat program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk
mencapai tujuan dilaksanakan untuk mencapai tujuan--tujuan pendidikan. Kurikulum pun
terus berkembang baik itu dalam segi pengetahuan maupun kebijakannya, disesuaikan
pula dengan fasilitas dan juga menyesuaikan pada daaerahnya masing masing.
Harapannya pengembangan yang dilakukan sudah sesuai dengan apa yang dibutuhkan
oleh siswa, guru maupun masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Model Kurikulum Tyler?
2. Apa yang dimaksud dengan Model Hilda Taba?
3. Apa yang dimaksud Model Harold B. Alberty ?
4. Apa yang dimaksud Model David Warwick ?
5. Apa yang dimaksud Model Beauchamp ?
6. Apa yang dimaksud Model Roger?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Model Kurikulum Tyler
2. Untuk Mengetahui Model Hilda Taba
3. Untuk Mengetahui Harold B. Alberty
4. Untuk Mengetahui Model David Warwick
5. Untuk Mengetahui Model Beauchamp
6. Untuk Mengetahui Model Roger
BAB II
PEMBAHASAN
A. Model Kurikulum Tyler
Model pengembangan kurikulum Tyler terdapat dalam bukunya yang berjudul Basic
Principal Of Curriculum and Instruction yaitu pengembangan kurikulum yang bersifat
bagaimana kurikulum dirancang sesuai dengan tujuan dan misi suatu institusi pendidikan
sehingga model ini tidak menguraikan pengembangan yang konkrit atau tahapan yang
rinci, Tyler hanya memberikan dasar pengembangannya saja. Menurut beliau ada 4 hal
fundamental untuk mengembangkan kurikulum:
1. Menentukan Tujuan
Dalam penyusunan kurikulum langkah pertama dan utama adalah merumuskan tujuan
sebagai arah atau sasaran pendidikan. Sumber perumusan sendiri dapat berasal dari
siswa, studi kehidupan masa kini, disiplin ilmu, filosofis, dan psikologi belajar.
Adapun beberapa perumusan yaitu bersifat “discipline oriented” atau menekankan
pada penguasaan teori dan ilmu sesuai disiplin ilmu, yang kedua ada “child centered”
atau kutikulum yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian siswa, dan yang
terakhir ada “society centered” yaitu sekolah bertujuan untuk memperbaiki kehidupan
masyarakat seperti kebutuhan dan masalah sosial kemasyarakatan.
2. Menentukan Pengalaman Belajar
Pengalaman belajar adalah segala aktivitas siswa dalam berinteraksi dengan
lingkungan, ada beberapa prinsip dalam menentukan pengalaman belajar siswa
a. Pengalaman siswa harus sesuai dengan tujuan yang diinginkan tercapai
b. Setiap pengalaman belajar harus memuaskan siswa
c. Setiap rancangan pengalaman siswa belajar sebaiknya melibatkan siswa
d. Satu pengalaman belajar dapat mencapai tujuan yang berbeda
3. Mengorganisasi Pengalaman Belajar
Dalam merancang kurikulum langkah selanjutnya adalah mengorganisasikan
pengalaman belajar baik dalam bentuk mata pelajaran maupun dalam bentuk
program. Ada dua jenis pengorganisasian pengalaman belajar yaitu secara vertikal
dan horizontal dengan prinsip kontinuitas horizontal, vertikal dan urutan isi.
4. Evaluasi
Evaluasi adalah informasi tentang tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, untuk
menentukan seberapa sesuai kurikulum yang ada di sekolah tersebut dalam
keberhasilan pembelajaran, adapun beberapa aspek evaluasi yang perlu diperhatikan
dan juga fungsi fungsi penting dari evaluasi itu sendiri1
B. Model Kurikulum Hilda Taba
Model terbalik ini dikembangkan oleh Hilda Tada atas dasar data induktif yang disebut
model terbalik, karena biasanya pengembangan kurikulum didahului oleh konsep-konsep
yang datanganya dari atas secara deduktif. Lima acuan dalam perubahan kurikulum
pendidikan menurut Hilda Taba adalah :
1. Membuat tes Langkah ini digunakan untuk mewakili peringkat kelas atau mata
pelajaran pada teori maupun praktek
2. Ujian untuk pengetesan Ujian ini diperlukan untuk menentukan batas nilai atas dan
bawah dari kamampuan yang diharapkan serta untuk menilai keabsahan dan
kemudahan dari siswa.
3. Perbaikan Kurikulum disesuaikan untuk mengakomodasi semua jenis kelas
dengan memodifikasi unit pembelajaran untuk mempertimbangkan keragaman
kebutuhan dan keterampilan siswa, sumber-sumber yang tersedia, dan beragam
gaya mengajar.
4. Pengembangan Setelah dibuat perencanaan kemudian disusun pengembangan
kurikulum yang menentukan apakah cakupan sudah cukup dan urutannya cocok.
5. Pelatihan memberikan pelatihan sehingga guru dapat mengelola pembelajaran di
dalam kelas mereka dengan berhasil (El-syrief, 2018).Model pengembangan Hilda
Taba dilaksanakan dengan eksperimen, klasifikasi, dan implementasi. Kegiatan
Ini dilakukan untuk menyamakan teori dan penerapannya serta
menggeneralisasikan kurikulum.
Untuk menyatukan teori dan praktik, pembuatan model Hilda Taba ini dimulai dengan
pengumpulan data, eksperimental dan teoritis formulasi, dan kemudian diikuti dengan
proses implementasi. Langkah-langkah awal yaitu :
1. Mengidentifikasi kebutuhan, menciptakan tujuan, memilih pokok bahasan,

1
Wina Sanjaya, “Kurikulum dan Pembelajaran”, (Kencana Prenada Media Corp : Jakarta) Hal 82-87
mengevaluasi, mencatat kedalaman dan luasnya pokok bahasan, dan akhirnya
merancang unit kurikulum.
2. Menjalankan tes.
3. Meninjau ulang revisi
4. Kerangka Kerja
5. Mengumumkan implementasi kurikulum baru.2
C. Model Kurikulum Harold B. Alberty
Harold B Alberty berpendapat kurikulum adalah all of the activities that are provided for
the students by the school atau bisa dibilang kurikulum adalah seluruh aktivitas yang
disediakan dari sekolah untuk para siswanya.3 Harold B. Alberty mengemukakan sebagai
unsur penting dalam pengembangan kurikulum adalah sumber belajar yang disebut
dengan istilah resource unit yaitu pendekatan pembelajaran dalam bentuk unit, 4 yang
terdiri dari:
1. Falsafah dan tujuan
2. Scope
Berisi konsep, prinsip atau masalah serta batasan unit, harus cukup luas dan meliputi
semua aspek masalah sebagai hasil analisis pokok atau judul unit sumber.
a. Kegiatan belajar
Di bagian ini diberikan sebanyak–banyaknya saran tentang kegiatan yang dapat
dilakukan oleh siswa, secara individual maupun dalam kelompok serta harus
dilakukan dengan banyak ragam. Contohnya melakukan kegiatan kreatif dan
konstruktif, forum dan diskusi, permainan peranan, psiko dan sosiodrama,
sandiwara kelas, menggambar, melihat video atau film, mendengarkan rekaman,
melakukan karyawisata, membentuk kumpulan sosial, ekonomi, dan sebagainya.
b. Bibliografi dan alat belajar
Tiap unit sumber harus berisi bahan referensi serta alat – alat belajar yang luas
serta beraneka ragam dengan catatan agar sumber dan alat itu dapat digunakan

2
Widia Indah Rahayu, Maratun Najiah, Lukmanul Hakim, “Komponen dan Model Pengembangan
Kurikulum Pendidikan”, Jurnal Pendidikan dan Konseling, Vol. 6, No. 4 Tahun 2022, Hal 9061
3
Dwi Harmita dan Hery Noer Aly, “Implementasi Pengembangan dan Tujuan Kurikulum”, Jurnal
Multilingual Vol. 3 No. 1, Januari 2023, hal 116
4
Lativi, “Teori Pengembangan Kurikulum”, Teori Pengembangan Kurikulum - Catatan Pak Lativi,Gr,
Diakses 23 Oktober 2023 jam 21.30
efektif.
c. Evaluasi
Prosedur dan alat evaluasi dipilih berkenaan dengan tujuan yang dirumuskan dan
menjadi bagian yang integral dari unit sumber.
Alat evaluasi yang dapat digunakan antara lain:
 Test
 Catatan tentang observasi kelakuan siswa
 Catatan, buku harian, hasil penilaian diri oleh siswa,
 Analisis pekerjaan dan proyek yang dilakukan siswa
 Catatan oleh guru dan staf administrasi sekolah
 Analisis pekerjaan tertulis dan lisan
 Laporan tentang observasi oleh orang tua
d. Saran–saran tentang cara menggunakan unit sumber
Unit sumber harus memuat petunjuk–petunjuk dan saran–saran tentang cara
penggunaan unit itu. Namun saran–saran itu tidak boleh mengikat berupa
patokan–patokan yang harus diikuti.5
D. Model Kurikulum David Warwick
Model Kurikulum David Warcwick David Warwick mengemukakan model
pengembangan kurikulum yang bersifat deduktif. Langkah-langkah pengembangan
kurikulum dalam model David Warwick prosesnya relatif singkat. Akan tetapi upaya
untuk mendapatkan rancangan kurikulum yang betul-betul sesuai dengan kondisi setiap
lembaga pendidikan di setiap wilayah untuk yang setingkat dan sejenispun tidak mudah.
Langkah-langkahnya yaitu:
1. Menysun suatu kurikulum ideal secara umum tentang apa yang ingin dicapai oleh
lembaga/sekolah.
2. Mempertimbangkan segala sumber yang tersedia yang dapat mendukung berhasilnya
program itu pada tingkat nasional, local, maupum lembaga pendidikan/sekolah seperti
fasilitas sekolah, staf pengajar, kemampuan dan latar belakang peserta didik, alat-alat
pengajaran., dan sumber belajar yang tersedia.
3. Melaksanakan kegiatan pembelajaran, dengan memperhatikan adanya macam-macam

Bimba Aueio Bekasi, “Model-Model Kurikulum”, https://miskino.wordpress.com/2013/05/22/model-


5

model-kurikulum/ , di akses pada tanggal 18-oktober-2023, pada jam 05:25


hambatan atau kendala seperti system ujian, keterbatasan biaya dan fasilitas,
kemampuan guru, dan sebagainya agar dapat menghindari dan menghadapinyaumum
kurikulum yang lebih rill, dengan mengadakan modifikasi kurikulum yang ideal.
4. Membuat desain kurikulum dengan mememperhatikan berbagai aspeknya.
5. Mengadakan rincian yang lebih lanjut tentang bahan pelajaran yang sudah dipilih
dalam berbagai bidang pengetahuan dalam forum pleno sehingga dapat diketahui
adanya overlap (tumpang tindih) dan kekosomgan diantaranya.
6. Menentukan strategi proses pembelajaran yang efektif untuk mencapai tujuan
pengajaran.
7. Menentukan alokasi waktu bagi masing-masing pokok bahasan atau sub pokok
bahasan yang terdapat dalam kurikulum.6

E. Model Kurikulum Beauchamp


Model ini dikembangkan oleh seorang ilmuwan asal Amerika, yaitu George Beauchamp.
Adalah Tahap perkembangan kurikulum model beauchamps’s menurut (Bisri, t.t., 109)
yaitu memutuskan arena atau lingkup wilayah pengembangan kurikulum, suatu
keputusan yang menjabarkan ruang lingkup upaya pengembangan suatu gagasan
pengembangan kurikulum yang telah dilaksanakan di kelas diperluas di sekolah-sekolah
di daerah tertentu baik bersekala regional atau nasional yang disebut arena, menetapkan
personalia atau tim para ahli kurikulum, yaitu siapa-siapa saja yang ikut terlibat dalam
pengembangan kurikulum, tim menyusun tujuan pengajaran kurikulum dan pelaksanaan
proses belajar mengajar, untuk tugas tersebut perlu dibentuk dewan kurikulum sebagai
koordinator yang bertugas juga sebagai penilai pelaksanaan kurikulum, memilih materi
pelajaran baru, menentukan berbagai kriteria untuk memilih kurikulum mana yang akan
dipakai dan menulis secara menyeluruh mengenai kurikulum yang akan dikembangkan,
implementasi kurikulum, yakni kegiatan untuk menerapkan kurikulum seperti yang sudah
diputuskan dalam ruang lingkup pengembangan kurikulum, dan evaluasi kurikulum.7
Menurutnya pengembangan kurikulum harus mengacu pada beberapa tahapan berikut:
1. Menentukan cakupan wilayah kurikulum
Cakupan wilayah kurikulum ini ditentukan oleh pihak pembuat kebijakan yang diberi
6
Faizal Djabidi, “MODEL-MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI DI MADRASAH DAN
SEKOLAH UMUM”, https://abihilfira1975.blogspot.com/p/blog-page_95.html, Diakses 23 Oktober 2023
jam 21.37
7
Rosnaeni, Sukiman, Apriliyanti Muzayanati, Yani Pratiwi, “Model Model Pengembangan Kurikulum di
Sekolah”, Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 4, No. 1 Tahun 2022, Hal 471-472
tugas sebagai pengembang kurikulum. Cakupan wilayah yang dimaksud meliputi
sekolah, kecamatan, kabupaten, provinsi, hingga tingkat negara.
2. Menentukan pihak-pihak ikut terlibat di dalamnya
Setelah mendapatkan cakupan wilayah yang sesuai, selanjutnya dilakukan pemilihan
pihak-pihak yang nantinya terlibat dalam kegiatan pengembangan seperti ahli
kurikulum di tingkat pusat, perguruan tinggi, para praktisi pendidikan, hingga tokoh
masyarakat yang berperan di bidang pendidikan.
3. Organisasi dan prosedur pengembangan
Pada tahapan ini dilakukan perumusan tujuan umum dan tujuan khusus, pemilihan isi
serta pengalaman belajar, evaluasi, dan penentuan desain kurikulum secara
menyeluruh.
4. Implementasi dan penerapan kurikulum
Setelah semua tahapan dilalui, barulah kurikulum bisa diterapkan dan harus disertai
evaluasi secara berkala.8
5. Evaluasi kurikulum, yang mencakup 4 aspek, yaitu evaluasi pelaksanaan kurikulum
oleh guru, evaluasi desain kurikulum, evaluasi hasil belajar siswa, dan evaluasi dari
keseluruhan sistem kurikulum. Data yang diperoleh dari hasil kegiatan evaluasi itu
digunakan untuk menyempurnakan sistem dan desain kurikulum, serta prinsip prinsip
dasar untuk melaksanakannva.9
F. Model Kurikulum Roger
Rogers mengemukakan model pengembangan kurikulum mulai dari model yang
sederhana sampai model yang paling sempurna. . Berdasarkan pandangan tentang
manusia maka rogers mengemukakan model pengembangan kurikulum yang disebut
dengan model Relasi Interpersonal Rogers.Ada empat model dalam pengembangan
kurikulum ini:(Hamid Syarif 1996: 97)
1. Model I (paling sederhana)
Menjelaskan bahwa pendidikan hanyalah meliputi informasi (isi pelajaran/Materi
Pelajaran) dan ujian (Evaluasi). Hal ini didasarkan pada asumsi, bahwa:
8
Wilman Juniardi, “Macam-Macam Model Pengembangan Kurikulum Lengkap dengan Penjelasannya”,
Macam-macam Model Pengembangan Kurikulum Lengkap dengan Penjelasannya - Quipper Blog,
Diakses 23 Oktober 2023 jam 22.49
9
Joko Suratno, Diah Prawitha Sari, Asmar Bani, “Kurikulum dan Model-Model Pengembangannya”,
Jurnal Pendidikan Guru Matematika, Vol. 2 No. 1 Januari 2022, Hal 71
a. Pendidikan adalah evaluasi dan evaluasi adalah pendidikan.
b. Pengetahuan merupakan akumulasi bagian-bagian materi daninformasi.
2. Model II
Model ini merupakan penyempurnaan dari model I, dimana dalam pengembangannya
disamping pengembangan materi dan evaluasi juga dipikirkan pemilihan metode dan
penyusunan organisasi bahamnpelajaran secara sistematis. Dapat digambarkan seperti
bagan berikut ini:Akan tetapi model ini masih mengabaikan pertanyaan-pertanyaan
sebagai berikut:
a. Buku-buku pelajaran apakah yang harus dipergunakan dalam suatumata
pelajaran?
b. Alat atau media pengakaran apa yang dapat dipergunakan dalam matapelajaran
tertentu.
3. Model III
Model ketiga merupakan penyempurnaan model II, yaitu dengan memasukkan unsur
teknologi pendidikan sebagai media/alat dan soft ware (perangkat lunak) yang
mempunyai peranan penting dalam prosesbelajar mengajar.
4. Model IV
Model ini merupakan model pengembangan kurikulum yang paling sempurna. Sebab
tujuan atau sasaran pada model ini sebagai bagian dari salah satu komponennya.

Tujuan dari model Rogers ini adalah untuk berkumpulnya berbagai orang yang
merasa terlibat dalam pendidikan dengan harapan memberikan bermacam kontibusi
dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan kualitas pendidikan.
Langkah–langkah dalam model ini adalah :
1. Memilih suatu sasaran administrator dalam system pendidikan dengan syarat
bahwa individu yang terlibat hendaknya ikut aktif berpartisipasi dalam kegiatan
kelompok secara intensif agar mereka dapat berkenalan secara akrab.
2. Mengikutsertakan guru-guru dalam pengalaman kelompok secara intensif.
3. Mengikutsertakan unit kelas dalam pertemuan lima hari. Pertemuan ini
diharapkan menghasilkan pertemuan intensif antara guru dengan peserta didik
lainnya secara akrab dalam suasana bebas berekspresi.
4. Menyelenggarakan pertemuan secara interpersonal antara administrator, guru dan
orang tua peserta didik. Tujuan utamanya adalah agar orang tua, guru dan kepala
sekolah bias saling mengenal secara pribadi sehingga memudahkan pemecahan
masalah di sekolah.
5. Pertemuan vertical yang mendobrak hirarki, birokrasi, dan status social. Melalui
cara ini diharapkan keputusan-keputusan dalam pengembangan kurikulum akan
lebih baik mendekati realitas karena diselenggarakan dalam suasana bebas tanpa
tekanan.10

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Wina Sanjaya, “Kurikulum dan Pembelajaran”, (Kencana Prenada Media Corp : Jakarta)
Widia Indah Rahayu, Maratun Najiah, Lukmanul Hakim, “Komponen dan Model Pengembangan
Kurikulum Pendidikan”, Jurnal Pendidikan dan Konseling, Vol. 6, No. 4 Tahun 2022,
Dwi Harmita dan Hery Noer Aly, “Implementasi Pengembangan dan Tujuan Kurikulum”, Jurnal
Multilingual Vol. 3 No. 1, Januari 2023,
Lativi, “Teori Pengembangan Kurikulum”, Teori Pengembangan Kurikulum - Catatan Pak
Lativi,Gr
Bimba Aueio Bekasi, “Model-Model Kurikulum”,
https://miskino.wordpress.com/2013/05/22/model-model-kurikulum/ ,
Faizal Djabidi, “MODEL-MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI DI MADRASAH
DAN SEKOLAH UMUM”, https://abihilfira1975.blogspot.com/p/blog-page_95.html,
Rosnaeni, Sukiman, Apriliyanti Muzayanati, Yani Pratiwi, “Model Model Pengembangan
Kurikulum di Sekolah”, Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 4, No. 1 Tahun 2022,
Wilman Juniardi, “Macam-Macam Model Pengembangan Kurikulum Lengkap dengan
Penjelasannya”, Macam-macam Model Pengembangan Kurikulum Lengkap dengan
Penjelasannya - Quipper Blog
Joko Suratno, Diah Prawitha Sari, Asmar Bani, “Kurikulum dan Model-Model
Pengembangannya”, Jurnal Pendidikan Guru Matematika, Vol. 2 No. 1 Januari 2022,

Anda mungkin juga menyukai