DESAIN PEMBELAJARAN
Untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran Bahasa Dan Sastra
Indonesia
Disusun Oleh:
Kelompok 3
UNIVERSITAS ASAHAN
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah.Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunianya. shalawat
serta salam tak lupa tercurahkan kepada Baginda Nabi besar Muhammad SAW, karena dengan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah DESAIN PEMBELAJARAN , sehingga
makalah ini dapat kami susun hingga selesai.
Dalam pembuatan Makalah ini selain sebagai kewajiban yang telah diberikan oleh dosen, juga
bisa sebagai bahan acuan dalam pembelajaran.
Dalam menyusun makalah ini,kami tidak mengalami kesulitan dan hambatan. Untuk itu, kami
mengucapkan terima kasih kepada Allah dan semua pihak yang bersangkutan dalam pembuatan
makalah ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini sangatlah jauh dari kata
sempurna oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah
ini.
Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada kesalahan dalam proses penulisan
makalah ini.penulis berharap terbuka kepada kritik dan saran sebagai bagian dari revisi makalah
bahasa Indonesia ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. Kesimpulan 8
B. Saran 8
DAFTAR PUSTAKA 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan proses pembelajaran diselenggarakan sebagai suatu usaha sadar dan terencana
sebagai suatu upaya meningkatkan kuualitas sumber daya manusia sehingga dapat menjangkau
ranah-ranah hasil pembelajaran, baik secara peningkatan dalam ranah kognisi, afeksi dan ranah
psikomotorik dalam bentuk perubahan sikap dan prilaku. Sehingga setiap lembaga pendidikan
perlu dikelola oleh mereka yang memiliki kompetensi dalam membuat desain atau pola
pembelajaran, sehingga dapat dilakukan perubahan dan penyesuaian dan adanya inovasi dalam
proses pembelajaran.
Dalam menyusun sebuah desain pembelajaran, konsep interaksi merupakan sesuatu cukup
dijadikan yang penting untuk diperhitungkan. Oleh karena hal itu desain pembelajaran tidak
dapat digantikan dengan desain informasi. Interaksi sangat berkaitan dengan keberagaman
peserta didik. Hal inilah yang menuntut designer pembelajaran untuk dapat memunculkan
bermacam-macam desain-desain pembelajaran yang bervariasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian desain pembelajaran?
2. Apa-apa saja komponen utama desain pembelajaran?
3. Apa-apa saja model-model desain pembelajaran?
C. Tujuan Penulisan
Disain dan rancangan pembelajaran adalah untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan, tujuan dari pembelajaran adalah untuk memenuhi atau mencapai kompetensi
tertentu. Rumusan tujuan pembelajaran dikembangkan berdasarkan kompetensi yang harus
dimiliki oleh peserta didik jika ia selesai belajar. Disain pembelajaran perlu memadukan
kebutuhan peserta didik dengan kompetensi yang harus dia kuasai nanti setelah selesai belajar.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
C. Model-Model Desain Pembelajaran
1. Model Dick and Carrey
Salah satu model desain pembelajaran adalah model Dick and Carey (1985). Model ini
termasuk ke dalam model prosedural. Langkah–langkah Desain Pembelajaran menurut Dick
and Carey adalah:
Langkah awal pada model Dick and Carey adalah mengidentifikasi tujuan pembelajaran.
Langkah ini sangat sesuai dengan kurikulum perguruan tinggi maupun sekolah menengah dan
sekolah dasar, khususnya dalam mata pelajaran tertentu di mana tujuan pembelajaran pada
kurikulum agar dapat melahirkan suatu rancangan pembangunan.
Penggunaan model Dick and Carey dalam pengembangan suatu mata pelajaran
dimaksudkan agar (1) pada awal proses pembelajaran anak didik atau siswa dapat mengetahui
dan mampu melakukan hal–hal yang berkaitan dengan materi pada akhir pembelajaran, (2)
adanya pertautan antara tiap komponen khususnya strategi pembelajaran dan hasil pembelajaran
yang dikehendaki, (3) menerangkan langkah–langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan
perencanaan desain pembelajaran.
3
2. Model Kemp
Model Kemp termasuk ke dalam contoh model melingkar jika ditunjukkan dalam sebuah
diagram. Secara singkat, menurut model ini terdapat beberapa langkah dalam penyusunan
sebuah bahan ajar, yaitu:
a. Menentukan tujuan dan daftar topik,menetapkan tujuan umum untuk pembelajaran tiap
topiknya;
b. Menganalisis karakteristik pelajar, untuk siapa pembelajaran tersebut didesain;
c. Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan syarat dampaknya dapat
dijadikan tolak ukur perilaku pelajar;
d. Menentukan isi materi pelajaran yang dapat mendukung tiap tujuan;
e. Pengembangan prapenilaian/ penilaian awal untuk menentukan latar belakang pelajar
dan pemberian level pengetahuan terhadap suatu topik;
f. Memilih aktivitas pembelajaran dan sumber pembelajaran yang menyenangkan atau
menentukan strategi belajar-mengajar, jadi siswa siswa akan mudah menyelesaikan
tujuan yang diharapkan;
g. Mengkoordinasi dukungan pelayanan atau sarana penunjang yang meliputi personalia,
fasilitas-fasilitas, perlengkapan, dan jadwal untuk melaksanakan rencana pembelajaran;
h. Mengevaluasi pembelajaran siswa dengan syarat mereka menyelesaikan pembelajaran
serta melihat kesalahan-kesalahan dan peninjauan kembali beberapa fase dari
perencanaan yang membutuhkan perbaikan yang terus menerus, evaluasi yang dilakukan
berupa evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
3. Model ASSURE
Model ASSURE merupakan suatu model yang merupakan sebuah formulasi untuk Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga model berorientasi kelas. Menurut Heinich et al
(2005) model ini terdiri atas enam langkah kegiatan yaitu:
4
c. Select Methods, Media, and Material (Pemilihan metode, media dan bahan)
d. Utilize Media and materials (penggunaan media dan bahan)
e. Require Learner Participation (partisipasi pelajar di dalam kelas)
f. Evaluate and Revise (penilaian dan revisi)
4. Model ADDIE
Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan yaitu
a. Analysis (analisa)
b. Design (disain/perancangan)
c. Development (pengembangan)
d. Implementation (implementasi/eksekusi)
e. Evaluation (evaluasi/umpan balik)
Langkah 1: Analisis
Tahap analisis merupakan suatu proses mendefenisikan apa yang akan dipelajari oleh
peserta belajar, yaitu melakukan needs assessment (analisis kebutuhan), mengidentifikasi
masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task analysis). Oleh karena itu, output yang
akan kita hasilkan adalah berupa karakteristik atau profile calon peserta balajar, identifikasi
kesenjangan, identifikasi kebutuhan dan analisis tugas yang rinci didasarkan atas kebutuhan.
Langkah 2: Desain
Tahap ini dikenal juga dengan istilah membuat rancangan (blueprint). Ibarat bangunan,
maka sebelum dibangun gambar rancang bangun (blueprint) diatas kertas harus ada terlebih
dahulu. Apa yang kita lakukan dalam tahap desain ini? Pertama merumuskan tujuan
pembelajaran yang SMAR (spesifik, measurable, applicable, dan realistic). Selanjutnya
menyusun tes, dimana tes tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan tadi. Kemudian tentukanlah strategi pembelajaran yang tepat harusnya seperti apa
untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam hal ini ada banyak pilihan kombinasi metode dan media
5
yang dapat kita pilih dan tentukan yang paling revalan. Di samping itu, pertimbangkan pula
sumber – sumber pendukung lain, semisal sumber belajar yang relavan, lingkungan belajar yang
seperti apa seharusnya, dan lain – lain. Semua iu tertuang dalam suatu dokumen bernama blue-
print yang jelas dan rinci.
Langkah 3 : Pengembangan
Pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print alias desain tadi menjadi
kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu software berupa multimedia
pembelajaran, maka multimedia tersebut harus dikembangkan. Atau diperlukan modul cetak,
maka modul tersebut perlu dikembangkan. Begitu pula halnya dengan lingkungan belajar lain
yang akan mendukung proses pembelajaran semuanya harus disiapkan dalam tahap ini. Satu
langkah penting dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum diimplementasikan. Tahap
uji coba ini memang merupakan bagian dari salah satu langkah ADDIE, yaitu evaluasi. Lebih
tepatnya evaluasi formatif, karena hasilnya digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran
yang sedang kita kembangkan.
Langkah 4 : Implementasi
Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan system pembelajaran yang sedang
kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan diinstal atau diset sedemikian
rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan. Misal, jika memerlukan
software tertentu maka software tersebut harus sudah diinstal. Jika penataan lingkungan harus
tertentu, maka lingkungan atau seting tertentu tersebut juga harus ditata. Barulah
diimplementasikan sesuai skenario atau desain awal.
Langkah 5 : Evaluasi
Evaluasi adalah proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang sedang dibangun
berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Sebenarnya tahap evaluasi bisa terjadi pada
6
tahap di atas. Evaluasi yang terjadi pada setiap tahap di atas dinamakan evaluasi formatif, karena
tujuannya untuk kebutuhan revisi. Misal, pada tahap rancangan, mungkin kita memerlukan pada
salah satu bentuk evaluasi formatif misalnya review ahli untuk memberi input terhadap
rancangan yang sedang kita buat. Pada tahap pengembangan, mungkin perlu uji coba dari produk
yang kita kembangkan atau mungkin perlu evaluasi kelompok kecil dan lain – lain.
Model Hannafin dan Peck ialah model desain pengajaran yang terdiri dari pada tiga fase
yaitu fase analisi keperluan, fase desain, dan fase pengembangan dan implementasi. Dalam
model ini, penilaian dan pengulangan perlu dijalankan dalam setiap fase. Model ini adalah
model desain pembelajaran berorientasi produk.
Fase pertama dari model Hannafin dan Peck adalah analisis kebutuhan. Fase ini diperlukan
untuk mengidentifikasi kebutuhan – kebutuhan dalam mengembangkan suatu media
pembelajaran termasuklah di dalamnya tujuan dan objektif media pembelajaran yang dibuat,
pengetahuan dan kemahiran yang diperlukan oleh kelompok sasaran, peralatan dan keperluan
media pembelajaran. Setelah semua keperluan diidentifikasi Hannafin dan Peck (1988)
menekankan untuk menjalankan penilaian terhadap hasil itu.
Fase yang kedua dari model Hannafin dan peck adalah fase desain. Di dalam fase ini
informasi dari fase analisis dipindahkan ke dalam bentuk dokumen yang akan menjadi tujuan
pembuatan media pembelajaran
Fase ketiga adalah pengembangan dan implementasi. Mengatakan aktivitas yang dilakukan
dalam fase ini adalah penghasilan diagaram alur, pengujian, serta penilaian formatif dan
penilaian sumatif.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Desain pembelajaran adalah praktek penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk
membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik.
Adapun komponen utama desain pembelajaran yaitu: 1) Tujuan pembelajaran; 2) Pembelajar; 3)
Analisis pembelajaran; 4) Strategi pembelajaran ; dan 5) Penilaian belajar.
B. Saran
8
DAFTAR PUSTAKA
John Dewey Dalam Virginia Ricardson. 1997. Contructivist Teacher Education : Building New
Understandings. Wachingtong D.C : The Falmer Press.
Novan Ardy Wiyana, Desain Pembelajaran Pendidikan Tata Rancang Pembelajaran Menuju Pencapaian
Kompetensi, (Yogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2013).
Reiser, Robert A And Dempsey, Trend And Issues In Instructional Design And Techonology, (New
York : Pearson, 2012).