Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH REPRODUKSI BIVALVIA

Disusun oleh:
Kelompok 3
Ketua : Sukardi 18.401010.80
Emilya 18.401010.41
Jumadi 18.401010.42
Aldi Wirawan 18.401010.65
Gito Loris 18.401010.66
Marniani 18.401010.70
Nur Apni Eka Putri 18.401010.78
Nella Risqa 18.401010.79

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
TARAKAN
2020

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah “Reproduksi Crustasea dan Molusca” tentang
Reproduksi Bivalvia. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Kami juga mengharapkan
agar sekiranya makalah ini dapat memberikan pemahaman kepada para pembaca.

Tarakan, 20 Desember 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 tujuan .................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Morfologi dan Klasifikasi Bivalvia ....................................................... 3
2.2 Reproduksi Bivalvia .............................................................................. 4
2.3 Tingkah Laku Reproduksi Bivalvia ...................................................... 5
2.4 Organ Reproduksi Bivalvia .................................................................. 7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA

1
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bivalvia merupakan salah satu kelas dari Filum Mollusca. Bivalvia


disebut juga dengan Pelecypoda dan Lamellibrankhiata. Disebut Bivalvia karena
hewan ini mempunyai dua cangkang di kedua sisi hewan dengan engsel di bagian
dorsal. Fungsi dari cangkang tersebut adalah sebagai pelindung tubuh dan
bentuknya di gunakan untuk indentifikasi. Bivalvia di sebut juga Pelecypoda
karena kakinya yang berbentuk kapak. Sedangkan di sebut Lamellibrankhiata
karena insangnya yang berbentuk lembaran-lembaran dan berukuran sangat besar
dan juga di anggap memiliki fungsi tambahan yaitu pengumpul bahan makanan,
di samping sebagai tempat pertukaran gas.
Bivalvia merupakan kerang yang hidup di air tawar maupun air laut.
Berdasarkan cara pengambilan makanan, pada umumnya Bivalvia dikelompokkan
sebagai cilliary feeders maupun sebagai microphagous dan suspension feeders.
Kelas ini merupakan kelompok terbesar kedua setelah Gastropoda dari filum
Moluska. Kurang lebih 80% atau sekitar 8.000 spesies hidup di berbagai
kedalaman pada semua lingkungan perairan laut dan sisanya di air tawar (Brusca
dan Brusca, 2002).
Selanjutnya dikatakan bahwa Bivalvia biasa juga disebut Pelecypoda
(Yunani; pelecys = kapak; podos = kaki) atau juga dikenal sebagai
Lamellibranchia. Kebanyakan dari kelas Bivalvia atau Pelecypoda membenamkan
diri dalam lumpur, baik pada lingkungan perairan laut maupun tawar (Brusca dan
Brusca, 2002).
Bivalvia (oysters, scallops, clams, cachles dan mussels) merupakan potensi
sumberdaya penting di Indonesia, yang pada kenyataannya hampir semua spesies
dari Bivalvia dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan manusia meskipun
hanya beberapa jenis bernilai ekonomis penting. Bivalvia bernilai ekonomis
penting di antaranya adalah tiram yang menghasilkan mutiara dan sebagai

1
sumber protein hewani yang sangat penting, terutama bagi penduduk yang
mendiami daerah pesisir.
Di Indo-Pasifik ditemukan kira-kira 17 famili Bivalvia yang terdapat di hutan
mangrove, yaitu Archidae, Ostridae, Isognomonidae, Anomiidae, Mytilidae,
Corbiculidae, Tellinidae, Solenidae, Cultellidae, Laternulidae, Lucinidae, 24
Pholadidae, Teredinidae, Asophidae, Psammobidae, Blancomidae, dan
Veredinidae. Bivalvia menyebar di daerah mangrove Avicenia, Rhizopora,
Laguncularia, Conocarpus, dan lain-lain (Morton, 1983). Di antara famili di atas,
spesies Anodontia edentula (Linneaus, 1758) merupakan anggota famili
Lucinidae yang menyebar pada daerah mangrove dan dapat dikonsumsi serta
bernilai ekonomis sebagai sumber protein (Carpenter dan Niem, 1998). Spesies
A. edentula mendiami areal berlumpur dekat aliran sungai dan estuaria.
Kebiasaan hidup A. edentula dengan membenamkan diri dalam lumpur (mudflat)
pada kedalaman 28 – 50 cm secara berkelompok pada daerah mangrove di
intertidal dan subtidal (Natan, 2008).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini untuk mengetahui reproduksi pada
bivalvia, organ reproduksi dan tingkah laku pada reproduksi bivalvia.

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Morfologi dan Klasifikasi Bivalvia


a. Morfologi Bivalvia

Cangkangnya berkatup, lenticular dan hampir bulat sampai ke bagian


subtrapezoidal, namun bagian samping mengalami pengecilan. Umbo kecil dan
pendek. Lunule kecil, sering mengalami perubahan dan asimetris. Cangkang bagian
luar membentuk lingkaran. Periostracum bersisik, tulang sendi bagian luar dijumpai
dalam jumlah banyak, tetapi punggung bagian belakang kurang tampak, karena
terbenam dalam alur-alur dari punggung bagian belakang. Engsel terdapat pada
bagian anterior dan posterior, gigi lateral samping berada dalam katup (Carpenter dan
Niem, 1998; Natan, 2008).
Kulit kerang yang membulat dan tipis bergaris. Garis tepi anterodorsal
subhorizontal, membulat di depan sebaliknya garis tepi posterodorsal sedikit
cembung dan miring ke arah posterior. Bentuk permukaan luar klep tumbuh tidak
beraturan, periostracum yang tipis, menyebar ke permukaan kulit kerang. Ikatan sendi
longgar, mengikuti alur garis tepi posterodorsal yang miring dengan perekat yang
lemah tanpa gigi. Otot aduktor terletak di depan arcuate. Warna kulit kerang tampak
putih di bawah periostracum, dan bagian dalam keputih-putihan (Carpenter dan
Niem, 1998).

3
b. Klasifikasi Bivalvia
klasifikasi Bivalvia A. edentula (Linneaus, 1758) menurut Poutiers (1998)
adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Bivalvia
Sub-class : Heterodonta
Order : Veronoida
Super-family : Lucinoidea
Family : Lucinidae (Fleming, 1828)
Genus : Anodontia (Link, 1807)
Spesies : Anodontia edentula (Linnaeus, 1758)

2.2 Reproduksi Bivalvia


Aspek reproduksi pada Bivalvia bervariasi, bergantung pada spesies tersebut.
Berdasarkan pemisahan alat kelamin, maka sistem reproduksi Bivalvia di
kelompokkan atas dua macam (Natan, 2008), yaitu :
1. Gonochorists atau dioecious yaitu alat kelamin jantan dan betina yang
terdapat pada individu yang berbeda.
2. Hermaphrodites (hermafrodit) yaitu alat kelamin jantan dan betina yang
terdapat pada individu yang sama.
Anatomi dari kedua sistem reproduksi ini berbeda, ada yang berhubungan dan
berdekatan dengan ginjal ada juga yang terpisah. Dari anatomi ini terlihat ada yang
mempunyai gonoduct yang sama untuk jantan dan betina tetapi ada juga yang
terpisah (Cichon, 2006).
Menurut (Afiati, 2007) menyatakan bahwa akivitas reproduksi bivalvia
merupakan suatu siklus dan mengikuti pola tahunan atau perubahan musim, siklus
gamet ogenesis terdiri atas akumulasi nutrisi untuk digunakan selama gametogenesis,
deferensiasi gamed, pembentukansel kelamin dan berakhir dengan peminjahan. Jenis
kelamin hewan pada kelas Bivalvia biasanya terpisah antara jantan dan betina, akan

4
tetapi ada juga yang hermafrodit. Gonad terletak di dekat sistem pencernaan,
kemudian sel sperma dan sel telur di lepaskan melalui sifon arus keluar.
Fertilisasi biasanya terjadi secara eksternal, dan telur yang berembrio akan
menetas menjadi larva trokofor, yang kemudian berkembang menjadi larva veliger.
Nantinya larva ini akan bermetamorfosis menjadi hewan dewasa. Pembuahan terjadi
secara internal. Sel telur yang telah matang akan dikeluarkan dari ovarium kemudian
masuk kedalam ruang supra branchial, disini terjadi pembuahan oleh sperma yang
dilepas oleh hewan jantan, telur yang dibuahi berkembang menjadi larva glochidium,
larva pada beberapa jenis ada yang memiliki alat kait dan ada pula yang tidak,
selanjutnya larva akan keluar dari induknya dan menempel pada ikan sebagai parasit,
lalu menjadi kista. Setelah berapa hari kista tadi akan membuka dan keluarlah
mollusca muda. Akhirnya kerang ini hidup bebas dialam. Boron (2006). Kemudian,
dalam Sel sperma masuk kedalam sifon arus masuk dan membuahi sel telur didalam
tubuh betina. Telur yang telah dibuahi ini kemudian menetas menjadi larva, larva
keluar keair, lalu menempel sebagai parasit pada insang ikan. Setelah beberapa
minggu, larva-larva tersebut terlepas dan mengalami metamorfosis.
2.3 Tingkah Laku Reproduksi Bivalvia
a. Tingkah Laku Peminjahan
 Kopulasi jarang terjadi karena tidak adanya organ kopulasi
 75% bivalvia menjadikan sifon ekshalant sebagai organ kopulasi untuk
mentransfer cairan sifon inhalant pasangannya
 Pada Pseudophytina subsinuata, cangkang individu betina ditempeli 2
individu kecil, bahkan masuk ke dalam mantel. Individu jantan membuahi
kemudin berubah menjadi.
b. Faktor yang mempengaruhi siklus reproduksi
 Faktor eksogen 1. Suhu
2. Periode bulan
3. Kedalaman
4. keberadaan dan kelimpahan makanan
5. Parasit

5
6. Salinitas, substrat, polutan
 Faktor endogen 1. Genetik
2. Hormonal

Suhu
Suhu sangat mempengaruhi kematangan gonad :
 Daerah lintang utara bilvalvia spawning 1× setahun
 Daerah temperate bilvalvia spawning 2× setahun
 Daerah tropis bilvalvia spawning sepanjang tahun
Periode bulan
Bulan mempengaruhi banyaknya larva pada insangnya :
 Kebanyakan bilvalvia memijah antara bulan baru dan bulan penuh atau
sebaliknya
 Ada juga saat neap tide di musim gugur dan semi
Kedalaman
Kedalaman akan mempengaruhi periode pemijahan dan ukuran gonad
Keberadaan dan kelimpahan makanan
Hubungan makan dan perkembangan gonad (Sastry 1979):
 Perkembangan gonad butuh energi yang cukup tinggi
 Energi berasal dari makanan yang dimakan dari perairan
 Hubungan makanan dan aktivitas reproduksi antar spesies beragam dan
berhubungan erat
 Jumlah nutrien yang dialirkan ke gonad bergantung pada konsentrasi
makanan, suhu, dan metabolisme tubuh
 Pertumbuhan gonad dan gametogenesisi tergantung pada masukan makanan
selama periode perkembangan gonad.
Parasit
Parasit berupa protozoa dan trematoda dapat menyebabkan gagalnya proses
gametogenesis, bahkan mandul (Sporocysts, Redia, Cercaria)

6
Salinitas, ombak, substrat
 Turunnya salinitas mendorong pemijahan Xenostrobus.
 Tipe substrat, polutan organik dan anorganik, kompetisi, mempengaruhi
reproduksi kerang air tawar.

Faktor endogen
 Saraf neurosecretory pada mollusca mengontrol pemijahan
 Pengangkatan ganglia menyebabkan spawning
2.4 Organ Reproduksi Bivalvia
Bivalvia memiliki sistem reproduksi :
a. Gonokoris : setiap bivalvia memiliki 1 alat kelamin (jantan/betina saja)
b. Hermaprodit : setiap bivalvia memiliki 2 alat kelamin.
 Gonokoris
 Tempat keluar sperma atau telur disebut gonopore
 Gonad bivalvia jantan dan betina berpasangan yang memiliki bentuk
dan ukuran yang sama, terletak dekat organ pencernaan.
 Letaknya kadang sangat dekat, sehingga terlihat hanya ada 1 gonad.
Contohnya : myonera, Cuspidaria, Panomnya, Thysaria, Unionidae air
tawar.
 Ada spesies yang memiliki gonad tidak berpasangan, yaitu :
- Spesies yang memiliki bisus pada cangkangnya
- Spesies yang cangkangnya tidak simetris
Reproduksi gonad dan sex reversal
 Salah satu gonad bisa hilang karena lateral compression yang mendesak
organ dalam ke arah posterior dan bisus ke ventral.
Contoh:
- Patro dan Anomia mengalami reduksi di gonad kiri dan pembesaran
di gonad kanan
- Enigmonia mengalami hilangnya gonad kanan
- Placuna mengalami hilangnya gonad kiri

7
 Hermaprodit
 Bivalvia hermaprodit memiliki sitem reproduksiyang lebih kompleks:
A. Gonoduct hampir tidak ada, gonad langsung terhubung ke dorsal ginjal
(pecten)
B. Gamet jantan dan betina berbagai memiliki 1 gonoduct yang mengalir ke
ventral ginjal (Teredo sp)
C. Gamet jantan dan betina hanya memiiki 1 gonoduct yang mengalir dekat
nepridiopora yang mengalir dekat nepridiopore
D. Gamet jantan dan betina berbagai gonoduct yang mengalir ke
nepridiopore (Unionidae)
E. Gamet jantan dan betina terpisah, namun gonoduct bergabung di ujung
nepridiopore (Pandora,Silenia)
F. Gonopore jantan dan betina terletak di atas nepridiopore dan terpisah,
gonopore jantan di bawah gonopore betina (Entodesma sp.)

8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bivalvia merupakan salah satu kelas dari Filum Mollusca. Bivalvia disebut
juga dengan Pelecypoda dan Lamellibrankhiata. Disebut Bivalvia karena hewan ini
mempunyai dua cangkang di kedua sisi hewan dengan engsel di bagian dorsal.
Bivalvia di sebut juga Pelecypoda karena kakinya yang berbentuk kapak. Sedangkan
di sebut Lamellibrankhiata karena insangnya yang berbentuk lembaran-lembaran dan
berukuran sangat besar dan juga di anggap memiliki fungsi tambahan yaitu
pengumpul bahan makanan, di samping sebagai tempat pertukaran gas.
Reproduksi pada Bivalvia merupakan suatu siklus dan mengikuti pola tahunan
atau perubahan musim, siklus gamet ogenesis terdiri atas akumulasi nutrisi untuk
digunakan selama gametogenesis, deferensiasi gamed, pembentukansel kelamin dan
berakhir dengan peminjahan. Jenis kelamin hewan pada kelas Bivalvia biasanya
terpisah antara jantan dan betina, akan tetapi ada juga yang hermafrodit.

9
DAFTAR PUSTAKA

Brusca, R.C. and GJ. Brusca. 2002. Invertebrata. Saunderland, Sinauer Associated.
Inc Publishers. New york. 645-769p.

Carpenter, K.E. and V.H. Niem. 1998. Species Identification Guide for Fishery
Purpose. The Living Marine Resources of The Western Central Pacific Volume
I, Seaweeds, Corals, Bivalves, and Gastropods. Food and Agriculture
Organization of The United Nations. Rome. Halaman 250

Cichon, M.F. 2006. Imbaw: An abstract-bibliography, college of fisheries and ocean


sciences library U.P. inthe Visayas. Philippines.
http://fish.bibl.org/imbaw/search.php/cichon.htm [Serial On Line]

Poutiers, J.M. 1998. Bivalves (Acephala, Lamellibranchia, Pelecypoda), pp 123- 362.


In Carpenter, K.E and V.H. Niem. 1998. FAO Species Identification Guide for
Fishery Purposes. The Living Marine Resources of The Western Central Pacific
1. Seaweeds, Corals, Bivalves and Gastropods. Rome. 686p.

Morton, B. 1983. The Molusca. Volume 6; Ecology Mangrove Bivalvia. Academic


Press, Inc. Orlando, New York. pp 77 – 130.

Natan, Y. 2008. Studi Ekologi dan Reproduksi Populasi Kerang Lumpur Anodontia
edentula Pada Ekosistem Mangrove Teluk Ambon Bagian Dalam. Disertasi.
Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
179 hal.

10

Anda mungkin juga menyukai