Disusun oleh:
Kelompok 3
Ketua : Sukardi 18.401010.80
Emilya 18.401010.41
Jumadi 18.401010.42
Aldi Wirawan 18.401010.65
Gito Loris 18.401010.66
Marniani 18.401010.70
Nur Apni Eka Putri 18.401010.78
Nella Risqa 18.401010.79
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah “Reproduksi Crustasea dan Molusca” tentang
Reproduksi Bivalvia. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Kami juga mengharapkan
agar sekiranya makalah ini dapat memberikan pemahaman kepada para pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 tujuan .................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Morfologi dan Klasifikasi Bivalvia ....................................................... 3
2.2 Reproduksi Bivalvia .............................................................................. 4
2.3 Tingkah Laku Reproduksi Bivalvia ...................................................... 5
2.4 Organ Reproduksi Bivalvia .................................................................. 7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1
sumber protein hewani yang sangat penting, terutama bagi penduduk yang
mendiami daerah pesisir.
Di Indo-Pasifik ditemukan kira-kira 17 famili Bivalvia yang terdapat di hutan
mangrove, yaitu Archidae, Ostridae, Isognomonidae, Anomiidae, Mytilidae,
Corbiculidae, Tellinidae, Solenidae, Cultellidae, Laternulidae, Lucinidae, 24
Pholadidae, Teredinidae, Asophidae, Psammobidae, Blancomidae, dan
Veredinidae. Bivalvia menyebar di daerah mangrove Avicenia, Rhizopora,
Laguncularia, Conocarpus, dan lain-lain (Morton, 1983). Di antara famili di atas,
spesies Anodontia edentula (Linneaus, 1758) merupakan anggota famili
Lucinidae yang menyebar pada daerah mangrove dan dapat dikonsumsi serta
bernilai ekonomis sebagai sumber protein (Carpenter dan Niem, 1998). Spesies
A. edentula mendiami areal berlumpur dekat aliran sungai dan estuaria.
Kebiasaan hidup A. edentula dengan membenamkan diri dalam lumpur (mudflat)
pada kedalaman 28 – 50 cm secara berkelompok pada daerah mangrove di
intertidal dan subtidal (Natan, 2008).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini untuk mengetahui reproduksi pada
bivalvia, organ reproduksi dan tingkah laku pada reproduksi bivalvia.
2
BAB II PEMBAHASAN
3
b. Klasifikasi Bivalvia
klasifikasi Bivalvia A. edentula (Linneaus, 1758) menurut Poutiers (1998)
adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Bivalvia
Sub-class : Heterodonta
Order : Veronoida
Super-family : Lucinoidea
Family : Lucinidae (Fleming, 1828)
Genus : Anodontia (Link, 1807)
Spesies : Anodontia edentula (Linnaeus, 1758)
4
tetapi ada juga yang hermafrodit. Gonad terletak di dekat sistem pencernaan,
kemudian sel sperma dan sel telur di lepaskan melalui sifon arus keluar.
Fertilisasi biasanya terjadi secara eksternal, dan telur yang berembrio akan
menetas menjadi larva trokofor, yang kemudian berkembang menjadi larva veliger.
Nantinya larva ini akan bermetamorfosis menjadi hewan dewasa. Pembuahan terjadi
secara internal. Sel telur yang telah matang akan dikeluarkan dari ovarium kemudian
masuk kedalam ruang supra branchial, disini terjadi pembuahan oleh sperma yang
dilepas oleh hewan jantan, telur yang dibuahi berkembang menjadi larva glochidium,
larva pada beberapa jenis ada yang memiliki alat kait dan ada pula yang tidak,
selanjutnya larva akan keluar dari induknya dan menempel pada ikan sebagai parasit,
lalu menjadi kista. Setelah berapa hari kista tadi akan membuka dan keluarlah
mollusca muda. Akhirnya kerang ini hidup bebas dialam. Boron (2006). Kemudian,
dalam Sel sperma masuk kedalam sifon arus masuk dan membuahi sel telur didalam
tubuh betina. Telur yang telah dibuahi ini kemudian menetas menjadi larva, larva
keluar keair, lalu menempel sebagai parasit pada insang ikan. Setelah beberapa
minggu, larva-larva tersebut terlepas dan mengalami metamorfosis.
2.3 Tingkah Laku Reproduksi Bivalvia
a. Tingkah Laku Peminjahan
Kopulasi jarang terjadi karena tidak adanya organ kopulasi
75% bivalvia menjadikan sifon ekshalant sebagai organ kopulasi untuk
mentransfer cairan sifon inhalant pasangannya
Pada Pseudophytina subsinuata, cangkang individu betina ditempeli 2
individu kecil, bahkan masuk ke dalam mantel. Individu jantan membuahi
kemudin berubah menjadi.
b. Faktor yang mempengaruhi siklus reproduksi
Faktor eksogen 1. Suhu
2. Periode bulan
3. Kedalaman
4. keberadaan dan kelimpahan makanan
5. Parasit
5
6. Salinitas, substrat, polutan
Faktor endogen 1. Genetik
2. Hormonal
Suhu
Suhu sangat mempengaruhi kematangan gonad :
Daerah lintang utara bilvalvia spawning 1× setahun
Daerah temperate bilvalvia spawning 2× setahun
Daerah tropis bilvalvia spawning sepanjang tahun
Periode bulan
Bulan mempengaruhi banyaknya larva pada insangnya :
Kebanyakan bilvalvia memijah antara bulan baru dan bulan penuh atau
sebaliknya
Ada juga saat neap tide di musim gugur dan semi
Kedalaman
Kedalaman akan mempengaruhi periode pemijahan dan ukuran gonad
Keberadaan dan kelimpahan makanan
Hubungan makan dan perkembangan gonad (Sastry 1979):
Perkembangan gonad butuh energi yang cukup tinggi
Energi berasal dari makanan yang dimakan dari perairan
Hubungan makanan dan aktivitas reproduksi antar spesies beragam dan
berhubungan erat
Jumlah nutrien yang dialirkan ke gonad bergantung pada konsentrasi
makanan, suhu, dan metabolisme tubuh
Pertumbuhan gonad dan gametogenesisi tergantung pada masukan makanan
selama periode perkembangan gonad.
Parasit
Parasit berupa protozoa dan trematoda dapat menyebabkan gagalnya proses
gametogenesis, bahkan mandul (Sporocysts, Redia, Cercaria)
6
Salinitas, ombak, substrat
Turunnya salinitas mendorong pemijahan Xenostrobus.
Tipe substrat, polutan organik dan anorganik, kompetisi, mempengaruhi
reproduksi kerang air tawar.
Faktor endogen
Saraf neurosecretory pada mollusca mengontrol pemijahan
Pengangkatan ganglia menyebabkan spawning
2.4 Organ Reproduksi Bivalvia
Bivalvia memiliki sistem reproduksi :
a. Gonokoris : setiap bivalvia memiliki 1 alat kelamin (jantan/betina saja)
b. Hermaprodit : setiap bivalvia memiliki 2 alat kelamin.
Gonokoris
Tempat keluar sperma atau telur disebut gonopore
Gonad bivalvia jantan dan betina berpasangan yang memiliki bentuk
dan ukuran yang sama, terletak dekat organ pencernaan.
Letaknya kadang sangat dekat, sehingga terlihat hanya ada 1 gonad.
Contohnya : myonera, Cuspidaria, Panomnya, Thysaria, Unionidae air
tawar.
Ada spesies yang memiliki gonad tidak berpasangan, yaitu :
- Spesies yang memiliki bisus pada cangkangnya
- Spesies yang cangkangnya tidak simetris
Reproduksi gonad dan sex reversal
Salah satu gonad bisa hilang karena lateral compression yang mendesak
organ dalam ke arah posterior dan bisus ke ventral.
Contoh:
- Patro dan Anomia mengalami reduksi di gonad kiri dan pembesaran
di gonad kanan
- Enigmonia mengalami hilangnya gonad kanan
- Placuna mengalami hilangnya gonad kiri
7
Hermaprodit
Bivalvia hermaprodit memiliki sitem reproduksiyang lebih kompleks:
A. Gonoduct hampir tidak ada, gonad langsung terhubung ke dorsal ginjal
(pecten)
B. Gamet jantan dan betina berbagai memiliki 1 gonoduct yang mengalir ke
ventral ginjal (Teredo sp)
C. Gamet jantan dan betina hanya memiiki 1 gonoduct yang mengalir dekat
nepridiopora yang mengalir dekat nepridiopore
D. Gamet jantan dan betina berbagai gonoduct yang mengalir ke
nepridiopore (Unionidae)
E. Gamet jantan dan betina terpisah, namun gonoduct bergabung di ujung
nepridiopore (Pandora,Silenia)
F. Gonopore jantan dan betina terletak di atas nepridiopore dan terpisah,
gonopore jantan di bawah gonopore betina (Entodesma sp.)
8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bivalvia merupakan salah satu kelas dari Filum Mollusca. Bivalvia disebut
juga dengan Pelecypoda dan Lamellibrankhiata. Disebut Bivalvia karena hewan ini
mempunyai dua cangkang di kedua sisi hewan dengan engsel di bagian dorsal.
Bivalvia di sebut juga Pelecypoda karena kakinya yang berbentuk kapak. Sedangkan
di sebut Lamellibrankhiata karena insangnya yang berbentuk lembaran-lembaran dan
berukuran sangat besar dan juga di anggap memiliki fungsi tambahan yaitu
pengumpul bahan makanan, di samping sebagai tempat pertukaran gas.
Reproduksi pada Bivalvia merupakan suatu siklus dan mengikuti pola tahunan
atau perubahan musim, siklus gamet ogenesis terdiri atas akumulasi nutrisi untuk
digunakan selama gametogenesis, deferensiasi gamed, pembentukansel kelamin dan
berakhir dengan peminjahan. Jenis kelamin hewan pada kelas Bivalvia biasanya
terpisah antara jantan dan betina, akan tetapi ada juga yang hermafrodit.
9
DAFTAR PUSTAKA
Brusca, R.C. and GJ. Brusca. 2002. Invertebrata. Saunderland, Sinauer Associated.
Inc Publishers. New york. 645-769p.
Carpenter, K.E. and V.H. Niem. 1998. Species Identification Guide for Fishery
Purpose. The Living Marine Resources of The Western Central Pacific Volume
I, Seaweeds, Corals, Bivalves, and Gastropods. Food and Agriculture
Organization of The United Nations. Rome. Halaman 250
Natan, Y. 2008. Studi Ekologi dan Reproduksi Populasi Kerang Lumpur Anodontia
edentula Pada Ekosistem Mangrove Teluk Ambon Bagian Dalam. Disertasi.
Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
179 hal.
10