Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

MANFAAT TIRAM MUTIARA (Pinctada maxima) BAGI KEHIDUPAN


MANUSIA DAN LINGKUNGAN DISERTAI DENGAN KORELASI
PERSPEKTIF AGAMA ISLAM
Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Zoologi Invertebrata

Dosen : Dr. Sumiyati Saadah, M.Si.

Disusun oleh :

Risa Nur Alawiyah


1162060090

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2017

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur sudah selayaknya dihaturkan kepada dzat penguasa alam Allah
Subhanahuwataala yang Maha Aaliim. Shalawat beserta salam selalu tercurah kepada baginda
Rasul Nabi Muhammad Shallallahualaihiwasallam.
Allah telah menciptakan segala sesuatu dengan baik dan tak ada cela sedikitpun. Sama
halnya dengan apa yang terjadi dalam kehidupan kita, banyak sekali hal yang kita hiraukan
namun memiliki menfaat luar biasa bagi kehidupan kita. Tiram mutiara salah satunya, manfaat
yang dihasilkan sangatlah luar biasa bagi manusia dan lingkungan. Oleh karena itu, penulis
berharap semoga dengan adanya makalah Manfaat Tiram Mutiara (Pinctada maxima) Bagi
Kehidupan Manusia dan Lingkungan Disertai dengan Korelasi Perspektif Agama Islam dapat
memberi pengetahuan mengenai manfaat apa saja yang dapat di dapat dari spesies yang akan di
bahas juga semoga menjadi suatu kemanfaatan bagi semua pihak. Aamiiin.

Bandung, 7 November 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................1

1.1 LANDASAN TEORI .......................................................................................................1


1.2 RUMUSAN MASALAH .................................................................................................2
1.3 TUJUAN .........................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................................3

2.1. KLASIFIKASI PELECYPODA .....................................................................................3

BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................................6

3.1. KARAKTERISTIK TIRAM MUTIARA (Pinctada maxima) .......................................6

3.1.1. Klasifikasi Tiram Mutiara (Pinctada maxima) .....................................................6

3.1.2. Habitat Tiram Mutiara (Pinctada maxima) ..........................................................8

3.1.3. Struktur dan Fungsi Tubuh Tiram Mutiara (Pinctada maxima) ...........................8

3.1.4. Sistem Pencernaan Pinctada maxima ...................................................................12

3.1.5. Sistem Sirkulasi Pinctada maxima .......................................................................12

3.1.6. Sistem Respirasi Pinctada maxima ......................................................................13

3.1.7. Sistem Saraf Pinctada maxima .............................................................................14

3.1.8. Sistem Reproduksi Pinctada maxima ...................................................................14

3.2. MANFAAT TIRAM MUTIARA (Pinctada maxima) BAGI KEHIDUPAN MANUSIA


DAN LINGKUNGAN ....................................................................................................16

3.2.1. Penghasil Mutiara Terbaik di Dunia .....................................................................16

3.2.2. Menu Masakan Lezat ............................................................................................19

3.2.3. Bioindikator ..........................................................................................................20

3.3. BUDIDAYA TIRAM MUTIARA (Pinctada maxima) ..................................................21

ii
3.4. PERANAN TIRAM MUTIARA (Pinctada maxima) DALAM PERSPEKTIF AGAMA
ISLAM ............................................................................................................................28

BAB IV PENUTUP ..............................................................................................................31

4.1. SIMPULAN ....................................................................................................................31

4.2. SARAN ...........................................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................32

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Saat ini, banyak sekali bentuk-bentuk pemanfaatan pada berbagai keanekaragaman


hayati yang ada, baik dalam bidang pangan, industri, dan lainnya. Bila ditanya mengenai
tiram dan mutiara tentunya merupakan salah satu pemanfaatan hewan yang bernilai tinggi.

Salah satu kelas yang terkenal dari mollusca adalah pelecypoda. Pelecypoda adalah
salah satu kelas dalam mollusca yang mencakup kerang-kerangan. Nama lainnya adalah
Lamellibranchia atau bivalva. Ke dalam kelompok ini termasuk berbagai kerang, kupang,
remis, kijing, lokan, simping, tiram, serta kima; meskipun variasi di dalam Pelecypoda
sebenarnya sangat luas.1

Kerang-kerangan banyak bermanfaat dalam kehidupan manusia sejak masa purba.


Dagingnya dimakan sebagai sumber protein. Cangkangnya dimanfaatkan sebagai perhiasan,
bahan kerajinan tangan, bekal kubur, serta alat pembayaran pada masa lampau. Mutiara
dihasilkan oleh beberapa jenis tiram. Pemanfaatan modern juga menjadikan kerang-kerangan
sebagai biofilter terhadap polutan. 2

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana karakteristik Pinctada maxima ?

2. Bagaimana peranan Pincatan maxima bagi kehidupan manusia dan lingkungan ?

3. Bagaimana cara budidaya Pinctada maxima ?

4. Bagaimana pemanfaatan Pinctada maxima ditinjau dari perspektif Islam ?

1.3. TUJUAN
1. Mengetahui karakteristik Pinctada maxima.
2. Mengetahui peranan Pinctada maxima bagi kehidupan manusia dan lingkungan.
1
Andi Agussalim, dkk. 2013. .Komposisi dan Kelimpahan Moluska (Gastropora dan Bivalvia) di Ekosistem Mangrove
Muara Sungai Musi Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Jurnal Maspari.ISSN 2087-0558. Vol 5 No 1.
Halaman 6
2
Mohan Hilman. 2009. Paleontologi Bivalvia. Bandung : Universitas Padjadjaran Halaman 3

1
3. Mengetahui cara budidaya Pinctada maxima.
4. Mengetahui makna pemanfaatan Pinctada maxima ditinjau dari perspektif Islam.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.KLASIFIKASI PELECYPODA

Pelecypoda merupakan salah satu kelas dalam Mollusca yang mencakup hewan
mencakup kerang-kerangan. Pelecypoda yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu pelecys yang
artinya kapak kecil dan podos yang artinya kaki. Jadi Pelecypoda berarti hewan berkaki pipih
seperti mata kapak. 3

Kelas ini selalu mempunyai cangkang katup sepasang maka disebut sebagai Bivalvia.
Bivalvia berasal dari kata bi yang berarti dua, dan valve yang berarti katup. Bivalvia
mempunyai dua keping atau belahan yaitu belahan sebelah kanan dan kiri yang disatukan
oleh suatu engsel bersifat elastis disebut ligamen dan mempunyai satu atau dua otot
adductor dalam cangkangnya yang berfungsi untuk membuka dan menutup kedua belahan
cangkang tersebut. Untuk membedakan belahan kanan dan balahan kiri cangkang terkadang
mengalami kesulitan, hal ini biasa terjadi pada bivalvia yang hidup menempel pada benda
keras misalnya pada karang, karena pertumbuhan bivalvia ini mengikuti bentuk dari
permukaan karang tersebut sehingga bentuknya tidak wajar.

Pelecypoda tidak memiliki kepala, mata serta radula di dalam tubuhnya, tubuh
Pelecypoda hanya terbagi menjadi tiga bagian utama yaitu kaki, mantel,dan organ dalam.
Kaki dapat ditonjolkan antara dua cangkang tertutup, bergerak memanjang dan memendek
berfungsi untuk bergerak dan merayap.

Selain dikenal dengan nama bivalvia, pelecypoda juga disebut Lamellibranchiata.


Pelecypoda memiliki insang berlapis-lapis. Lamellibranchiata berasal dari kata lamelli yang
berarti lembaran, dan branchia yang berarti insang. 4

Pelecypoda merupakan kelas terbesar ke dua dalam fillum mollusca. Terdapat lebih
dari 20.000 spesies pelecypoda di dunia yang telah berhasil diidentifikasi. Kebanyakan hidup
3
Arsyil Mustofa. 2014. Pelecypoda. Malang : Universitas Negeri Malang Halaman 47
4
Aidil Akbar. 2015. Struktur Komunitas Pelecypoda di Kawasan Konservasi Laut Daerah Malang Rapat Kabupaten
Bintan. Jurnal Kelautan. ISSN 2114-7809. Vol 2 No 1 . Halaman 17

3
di laut terutama di daerah littoral, beberapa di daerah pasang surut dan air tawar. Beberapa
jenis laut hidup sampai kedalaman 5000 m .

Klasifikasi Pelecypoda terus berubah seiring perkembangan ilmu pengetahuan.


Namun berdasarkan catatan World Register of Marine Spesies (WoRMS) mengakui adanya
empat subkelas, yaitu Heterodonta, Palaeoheterodonta, Protobranchia, Pteriomorphia.

Terdapat pula sistematika alternatif berdasarkan morfologi insang dari ahli morfolofi
yaitu Franc (1960). Adapun klasifikasi pelecypoda menurut menurut para ahli adalah sebagai
berikut :

1. Subkelas Palaeotaxodonta (Protobranchia menurut Franc)

Ordo Nuculoida

2. Subkelas Cryptodonta (Protobranchia menurut Franc)

Praecardioida
Solemyoida

3. Subkelas Pteriomorphia (tiram, kupang, dll., Filibranchia menurut Franc)

Arcoida
Cyrtodontoida
Mytiloida
Ostreoida semula termasuk Pterioida
Praecardioida
Pterioida

4. Subkelas Paleoheterodonta (Eulamellibranchia menurut Franc)


Trigonioida
Unionoida (jenis-jenis kupang air tawar)
Modiomorpha
5. Subkelas Heterodonta (mencakup remis, lokan, dan kerang-kerang yang biasa
dikenal, Eulamellibranchia menurut Franc)

4
Cycloconchidae
Hippuritoida
Lyrodesmatidae
Myoida
Redoniidae
Veneroida
6. Subkelas Anomalodesmata (Eulamellibranchia menurut Franc)

Pholadomyoida5

5
Mohan Hilman. 2009. Paleontologi Bivalvia. Bandung : Universitas Padjadjaran Halaman 5

5
BAB III

PEMBAHASAN

3.1.KARAKTERISTIK TIRAM MUTIARA (Pinctada maxima)


3.1.1. Klasifikasi Tiram Mutiara (Pinctada maxima)

Gambar 1: Pinctada maxima


Sumber : https://en.wikipedia.org

Pinctada maxima merupakan salah satu spesies terkenal dari Pelecypoda. Adapun
klasifikasinya sebagai berikut :

Tabel 1 : Klasifikasi Pinctada maxima

Klasifikasi Pinctada maxima


Kingdom Animalia
Sub Kingdom Invertebrata
Fillum Mollusca
Kelas Pelecypoda
Ordo Pterioida
Famili Pteridae
Genus Pinctada
Spesies Pinctada maxima

Pinctada maxima adalah spesies terbesar dalam genus Pinctada. Pinctada maxima
dikenal dengan nama tiram mutiara berbibir emas atau perak atau dalam dunia

6
internasional dikenal sebagai silver and gold lip pearl oyster, biasanya valvae atau
cangkang berwarna putih dan menghasilkan mutiara berwarna emas atau perak.6
Selain Pinctada maxima , terdapat berbagai pearl oyster atau tiram mutiara lainya,
diantaranya adalah Pinctada margaritefera, Pinctada fucata atau Pinctada martensii,
Pinctada chimnitzii, dan Pteria penguin. Untuk membedakan jenis tiram mutiara
tersebut, perlu dilakukan pengamatan morfologi, seperti warna cangkang dan cangkang
bagian dalam (nacre), ukuran juga bentuk.
Berikut ini disajikan tabel perbandingan dari Pinctada maxima, Pinctada
margaritifera, dan Pinctada martensii sebagai tiga bintang utama dalam pearl oyster
terkenal dunia :
Tabel 2 . Perbandingan Pinctada maxima, Pinctada margaritifera, dan Pinctada martensii

Pinctada Pinctada
Sifat-Sifat Pinctada maxima
margaritifera martensii
Dewasa Penuh 12 inch 7 inch 4 inch
Ukuran
Rata-Rata 8 inch 6 inch 3 inch
Kecembungan Rata Agak Cembung Cembung
Garis Berwarna pucat Baris titik-titik Berwarna
Cangkang
Cangkang coklat atau
ungu
Nacre Putih perak Warna baja Perak
kehijauan
Pinggiran Kuning emas Hijau metalik Jingga kuning
Nacre Garis Engsel Panjangnya Pendek Panjangnya
(Interior) Sedang Sedang
Berat 60-100 15 cangkang tiap 9-1- cangkang
cangkang tiap kan tiap kan
kan
1 kan = 8,267 pon
Sumber : Forek Indonesia 2001-2004

6
Ludi Parwadani Aji.2011 . A Review of Pearl Oyster (Pinctada maxima) Culturein General. Jurnal Saintek
Perikanan. ISSN 2001-7908. Vol 6 No 2. Halaman 84

7
3.1.2. Habitat Tiram Mutiara (Pinctada maxima)
Tiram mutiara spesies Pinctada banyak dijumpai di berbagai negara seperti
Pilipina, Thailand, Australia dan perairan Indonesia. Jenis tiram mutiara sebenarnya
lebih menyukai hidup di daerah batuan karang atau dasar perairan yang berpasir.
Disamping itu tiram mutiara khususnya Pinctada maxima banyak dijumpai pada
kedalaman antara 20 m 60 m.

Gambar 2 : Persebaran Pinctada maxima di Indonesia


Sumber: https://4.bp.blogspot.com

Pada gambar riset Direktorat Jendral Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan
Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia terdapat beberapa
daerah di Indonesia dengan potensi sentra produksi Pinctada maxima, diantaranya yaitu
di Sumatera Barat, Lampung, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,
Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan
Papua Barat. 7

3.1.3. Struktur Dan Fungsi Tubuh Tiram Mutiara (Pinctada maxima)

Bentuk luar tiram mutiara tampak seperti batu karang yang tidak ada tanda-tanda
kehidupan. Tetapi di balik kekokohan tersebut terdapat organ yang dapat mengatur segala
7
Mohan Hilman. 2009. Paleontologi Bivalvia. Bandung : Universitas Padjadjaran Halaman 10

8
aktivitas kehidupan dari tiram itu sendiri. Dalam kelunakan tubuh tiram tersebut terdapat
cangkang yang keras untuk melindungi bagian tubuh agar terhindar dari benturan maupun
serangan hewan lain. Disamping itu, dalam cangkang yang jumlahnya satu pasang dan
mempunyai bentuk yang berlainan itu terdapat mother of pearl atau lapisan induk mutiara
serta nacre yang dapat membentuk lapisan mutiara.

Kulit mutiara (Pinctada maxima) ditutupi oleh sepasang kulit tiram (Shell,
cangkang), yang tidak sama bentuknya, kulit sebelah kanan agak pipih, sedangkan kulit
sebelah kiri agak cembung. Pinctada maxima ini mempunyai diameter dorsal-ventral dan
anterior-posterior hampir sama sehingga bentuknya agak bundar. Bagian dorsal bentuk
datar dan panjang semacam engsel berwarna hitam, yang berfungsi untuk membuka dan
menutup cangkang.

Cangkang tersusun dari zat kapur yang dikeluarkan oleh epithel luar. Sel epitel
luar ini juga menghasilkan kristal kalsium karbonat (CaCO3) dalam bentuk kristal
argonit yang lebih dikenal sebagai nacre dan kristal heksagonal kalsit yang merupakan
pembentuk lapisan seperti prisma pada cangkang.8

Seperti pada kelas Pelecypoda pada umumnya, Pinctada maxima memiliki kedua
cangkang yang diikat oleh jaringan ikat yang berfungsi sebagai engsel. Cangkang
tersusun atas beberapa lapisan, yaitu sebagai berikut :

a. Periostrakum; lapisan terluar, tipis, terdiri dari zat tanduk. Periostrakum dibentuk
dari zat kitin yang disebut konkiolin, berfungsi sebagai pelindung. Jika basah
berwarna biru tua, jika kering berwarna coklat.
b. Prismatik; lapisan tengah, tersusun atas CaCO3 (kalsium karbonat)
c. Nakreas; lapisan terdalam, mengkilap, disebut sebagai lapisan induk mutiara.
d. Mantel; terletak di bawah nakreas yang terdiri atas sel-sel nakreas (yang sekretnya
membentuk lapisan nakreas dan membentuk mutiara), jaringan ikat, dan sel-sel
epitelium yang bersilia.9

8
Ludi Parwadani Aji.2011 . A Review of Pearl Oyster (Pinctada maxima) Culturein General. Jurnal Saintek
Perikanan. ISSN 2001-7908. Vol 6 No 2. Halaman 92
9
Sumiyati Saadah. 2017. Materi Pokok Zoologi Invertebrata. Bandung : UIN Sunan Gunung Djati Halaman 106

9
Gambar 3: Lapisan Cangkang Pada Pelecypoda

Sumber : http://missjoaquim.com

Apabila cangkang tiram dibuka, maka akan terlihat sekumpulan organ tubuh yang
berfungsi sebagai pengatur segala aktivitas kehidupan tiram mutiara itu sendiri. Namun
secara umum, organ tubuh tiram mutiara dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kaki,
mantel dan organ lain.

1. Kaki
Kaki tiram mutiara merupakan suatu organ tubuh yang mudah bergerak dan
berbentuk seperti lidah yang dapat memanjang dan memendek. Kaki ini tersusun dari
jaringan otot yang menuju ke berbagai jurusan, sehingga dapat digunakan untuk
bergerak terutama waktu masih muda. Sedangkan setelah agak dewasa dan hidup
menempel pada suatu substrat, kaki tidak lagi dugunakan untuk bergerak, tetapi
menggunakan byssus nya untuk menempel. Selain itu, kaki tiram juga berfungsi
untuk membersihkan kotoran yang mungkin menempel pada insang maupun mantel.

Gambar 4: Kaki pada Tiram Mutiara


Sumber : http://slideshare.net

10
2. Mantel

Gambar 4: Organ dan Mantel Tiram Mutiara


Sumber : http://ayerasin.com

Mantel merupakan jaringan yang dilindungi oleh sel-sel epithelial dan dapat
membungkus organ bagian dalam. Letaknya berada di antara cangkang bagian dalam
atau epitel luar dengan organ dalam atau mass viseralis. Sel-sel dari epitel luar ini
akan menghasilkan kristal kalsium kabonat (CaCO3 ) dalam bentuk kristal aroganit
yang lebih dikenal denga nama lapisan mutiara. Sel ini juga membentuk bahan
organik protein yang disebut kokhialin sebagai bahan perekat kristal kapur. Apabila
potongan mantel ditransplantasikan ke dalam tubuh tiram akan menghasilkan zat
kapur.

3. Organ Dalam
Bagian ini letaknya agak tersembunyi setelah mantel dan merupakan pusat
aktivitas kehidupannya yang terdiri dari : insang, mulut, jantung, susunan syaraf, alat
perkembangbiakan, otot, lambung, usus dan anus.10

10
Imam Badru. 2016. Manfaat Tiram Mutiara Dalam Perspektif Islam. Bandung :Yrama Widya Halaman 31

11
Gambar 5 : Struktur Tubuh Pelecypoda
Sumber : Encarta Encyclopedi

3.1.4. Sistem Pencernaan Pinctada maxima

Seperti halnya pada spesies Pelecypoda yang lain, tiram mutiara mampu
memanfaatkan phytoplankton yang terdapat secara alamiah di sekitarnya. Tiram mutiara
bersifat filter feeder atau mengambil makanan dengan cara menyaring pakan yang ada di
dalam air laut. Getaran silia pada insang menimbulkan arus air yang masuk ke dalam
ronga mantel. Gerakan silia akan memindahkan phytiplankton yang ada di sekeliling
insang dan dengan bantuan labial palp atau melalui simpul bibir yang bergerak-gerak
akan membawa masuk makanan ke dalam mulut.
Mulut terletak pada bagian ujung depan saluran pencernaan atau disebelah atas
kaki. Makanan yang ditelan masuk ke dari mulut kemudian melalui kerongkongan yang
pendek langsung masuk perut, atau saluran kantong tipis pada perut dengan kulit luar
(cuticle) kasar yang berfungsi untuk memisah-misahkan makanan. Dari perut sisa
makanan (kotoran) akan dibuang melalui saluran usus yang relatif pendek dan bentuknya
seperti hurus S kemudian keluar lewat anus.

3.1.5. Sistem Sirkulasi Pinctada maxima

Sistem sirkulasi pada kerang mutiara ini adalah sitem peredaran


terbuka yaitu sistem sirkulasi dari insang memasuki jantung, melewati salah satu dari
dua aurikel. Jantung terbungkus dalam perikardium. Dari ventrikel darah dipompa baik
ke anterior maupun melalui 2 buah aorta menuju ke bagian-bagian tubuh. Kemudian

12
darah berkumpul lagi dalam vena cava, lalu diangkut ke ginjal, terus ke insang dan
kemabali lagi ke jantung.
Sistem sirkulasinya terbuka, berarti tidak memiliki pembuluh darah. Pasokan
oksigen berasal dari darah yang sangat cair yang kaya nutrisi dan oksigen yang
menyelubungi organ-organnya. Makanan kerang adalah plankton, dengan cara
menyaring. Kerang sendiri merupakan mangsa bagi cumi-cumi dan hiu.

3.1.6. Sistem Respirasi Pinctada maxima


Insang merupakan organ yang mempunyai peran fungsional baik dalam
pernapasan maupun osmoregulasi. Sel-sel yang berperan pada proses osmoregulasi
adalah sel-sel khlorida yang terletak pada bagian dasar lembaran-lembaran insang. Insang
berjumlah empat buah, berbentuk sabit, dua insang berada di sisi kanan dan kiri,
menggantung pada pangkal mantel seperti lipatan buku.
Air masuk melalui saluran inhelan akan berhenti pada bagian mantel, lalu secara
cepat dan kompak bekerjasama dengan insang sehingga dapat memanfaatkan udara yang
terangkut dan air dikeluarkan kembali melalui saluran ekshalen. Air serta darah yang
tidak berwarna masuk melaui beberapa filamen tunggal lalu mengalir ke luar menuju
pinggir insang, kemudian melintas ke atas berputar kembali melalui filamen dan masuk
ke branchial atau ctenidial.

Gambar : Organ-Organ Tiram Mutiara


Sumber : http://3.bp.blogspot.com

13
Dengan bantuan silia-silia pada brankhial dapat menimbulkan arus yang masuk
ke bilik palial dan melintas ke atas, melaui lamela branchial. Jadi selain menjalankan
fungsi pernafasan, filamen pada insang dan mantel dapat memperlancar peredaran darah.

3.1.7. Sistem Saraf Pinctanda maxima

Sistem sarafnya ada tiga pasang ganglia : dikepala, dikaki, dan di alat-alat dalam.
Sistem sarafnya terdiri dari 3 pasang ganglion yang saling berhubungan yaitu:
a. ganglion anterior terdapat di sebelah ventral lambung.
b. ganglion pedal terdapat pada kaki.
c. ganglion posterior terdapat di sebelah ventral otot aduktor posterior.

Gambar : Sistem Saraf Pada Panctada maxima


Sumber : http://3.bp.blogspot.com
3.1.8. Sistem Reproduksi Pinctada maxima

Tiram mutiara mempunyai jenis kalamin terpisah, kecuali pada beberapa kasus
tertentu ditemukan sejumlah individu hermaprodit terjadi perubahan sel kelamin (sel
reversal) biasanya terjadi pada sejumlah individu setelah memijah atau pada fase awal
perkembangan gonad. Fenomena seks reversal pada tiram mutiara (Pinctada
maxima) menunjukan bahwa jenis kelamin pada tiram teryata tidak tetap.
Bentuk gonad tebal menggembung pada kondisi matang penuh, gonat menutupi
organ dalam (seperti perut, hati, dan lain-lain). Kecuali bagian kaki pada fase awal, gonad
jantan dan betina secara eksternal sangat sulit dibedakan, keduanya berwarna cream
kekuningan. Namun, setelah fase matang penuh, gonad tiram mutiara (Pinctada maxima)
jantan berwarna putih cream, sedangkan betina berwarna kuning tua.

14
Gambar : Daur Hidup Pelecypoda
Sumber : https://biologigonz.blogspot.co.id
Tingkat kematangan gonad tiram mutiara dikelompokkan menjadi 5 fase yaitu :

1) Fase I : Tahap tidak aktif/salin/istrahat (Inactife/spent/resting)


Kondisi gonad mengecil dan bening transparan dalam beberapa kasus, gonad
berwarna oranye pucat. Rongga kosong, sel berwarna kekuningan (lemak). Pada fase
ini sangat sulit untuk dibedakan.
2) Fase II : Perkembangan/pematangan (Developing/maturing)
Warna transparan hanya terdapat pada bagian tertentu, material
gametogenetik (sel kelamin) mulai ada dalam gonad sampai mencapai fase lanjut,
gonad mulai menyebar di sepanjang bagian posterior disekitar otot refraktor dan
lebih jelas lagi dibagian anterior-dorsal. Gamet mulai berkembang disepanjang
dinding katong gonad. Sebagian besar oocyt (bakal telur) bentuknya belum beraturan
dan inti belum ada. Ukuran rata-rata oocyt 60 m x 47,5 m.
3) Fase III : Matang (Mature)
Gonad tersebar merata hampir keseluruh jaringan organ, biasanya berwarna
krem kekuningan. Oocyt berbentuk seperti buah pir dengan ukuran 68 x 50 m dan
inti berukuran 25 m.
4) Fase IV : Matang penuh/memijah sebagian (Fully maturation/partially spawned)
Gonad menggembung, tersebar merata dan secara konsisten akan keluar
dengan sendirinya atau jika ada sedikit-sedikit trigger (getaran). oosyt bebas dan
terdapat diseluruh dinding kantong. Hampir semua oosyt berbentuk bulat dan berinti,
ukuran oosyt rata-rata 51,7 m.

15
5) Fase V : Salin (Spent)
Bagian permukaan gonad mulai menyusut dan mengerut dengan sedikit
gonad (kelebihan gamet) tertinggal didalam lumen (saluran-saluran didalam organ
reproduksi) pada kantong. Jika ada oosyt maka jumlahnya hanya sedikit dan
bentuknya bulat, ukuran rata-rata oosyt 54,4 m.

Fertilisasi terjadi di dalam tubuh induk betina. Hasil fertilisasi berupa zigot menetas
menjadi larva. Larvanya bersilia, dapat keluar dari induknya, berenang, dan segera
menempel pada insang ikan.Larva ini bersifat parasit, dapat mengakibatkan sakit dan
membunuh ikan. Setelah 12 minggu, larva melepaskan diri dari tubuh ikan dan tumbuh
dewasa.11

3.2. MANFAAT TIRAM MUTIARA (Pinctada maxima) BAGI KEHIDUPAN MANUSIA


DAN LINGKUNGAN
3.2.1. Penghasil Mutiara Terbaik di Dunia

Sudah menjadi rahasia umum bahwa sebagai negara kepulauan, Indonesia


memiliki kekayaan laut yang tidak terbatas. Tidak hanya menjadi rumah bagi populasi
biota biota laut yang termashyur di dunia, namun hasil hasil laut yang diproduksi dari
Indonesia memiliki kualitas yang terbaik. Salah satunya adalah mutiara laut yang
merupakan mutiara laut terbaik di dunia.

Perairan Indonesia merupakan tempat yang ideal untuk memproduksi mutiara


terbaik di dunia, yaitu South Sea Pearl. Joseph Taylor, seorang ahli biota laut asal
Australia menyatakan bahwa indonesia merupakan pusat mutiara laut selatan (South Sea
Pearl) terbesar di dunia. South Sea Pearl adalah jenis mutiara yang secara umum
berukuran lebih besar dari mutiara mutiara lainnya dan memiliki kilau cahaya yang
unik dengan pantulan yang lembut.

Karena keunikannya, mutiara South Sea Pearl dinobatkan sebagai yang terbaik di
dunia, mengungguli mutiara mutiara jenis lain yaitu Black Pearl, Akoya atau

11
Ludi Parwadani Aji.2011 . A Review of Pearl Oyster (Pinctada maxima) Culturein General. Jurnal Saintek
Perikanan. ISSN 2001-7908. Vol 6 No 2. Halaman 99

16
Mikimoto serta mutiara air tawar China. Para ahli mutiara mengemukakan bahwa mutiara
south sea pearl memiliki keindahan seperti kilau yang abadi, namun mutiara air tawar
China hanya bertahan satu hingga dua tahun kemudian warnanya berubah.

Gambar : Mutiara Pinctada maxima di Lombok


Sumber : http://missjoaquim.com/southseapearls

Keunggulan dari cahaya pantulan yang ada di mutiara South Sea Pearl
disebabkan oleh ukuran trombosit agagonit yang dimiliki oleh tiram. Ukuran tersebut
akan membentuk mutiara yang lebih besar dengan lapisan luar yang tebal serta rata.
Karena itu, mutiara ini seringkali dipatok dengan harga yang lebih mahal dari mutiara
lainnya.

Data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan menunjukkan bahwa produksi


South Sea Pearl di seluruh dunia berjumlah 12 ton setiap tahunnya. Dari produksi
tersebut, sebanyak 6,74 ton mutiara dihasilkan oleh Indonesia. Karena itu, bisa dikatakan
bahwa lebih dari 50 persen mutiara jenis ini berasal dari indonesia.

Kualitas mutiara laut asal indonesia memang sudah dikenal di seantero dunia.
Harganya pun tidak main main. Mutiara South Sea Pearl yang biasanya berukuran 8
mm sampai 22 mm dengan warna putih keemasan ini memiliki kisaran harga 2,6 juta
rupiah per butirnya. Dengan produksi yang cukup besar itu, nilai ekspor yang dihasilkan
juga mencapai angka yang fantastis, yaitu 60 70 juta US dollar dari total nilai ekspor
global yang mencapai 200 juta US dollar. Tiram mutiara Pinctada maxima ini tumbuh
baik karena perairan indonesia mampu untuk memberikan nutrisi yang sempurna baik
pertumbuhan kerang tersebut. Jenis air laut yang hangat serta memiliki banyak

17
kandungan plankton menjadi keunggulan tersendiri dalam perkembangan
kerang Pinctada maxima.

Di alam, mutiara terbentuk akibat adanya irritant yang masuk ke dalam mantel
kerang mutiara. Fenomena adanya irritant ini sering juga ditafsirkan dengan masuknya
pasir atau benda padat ke dalam mantel kemudian benda ini pada akan terbungkus nacre
sehingga jadilah mutiara.

Secara teoritis, Elisabeth Strack dalam bukunya yang berjudul


Pearls, mendeskripsikan terbentuknya mutiara alami terbagi atas dua bagian besar,
terbentuk akibat irritant dan masuknya partikel padat dalam mantel moluska. 12

Pada prinsipnya, mutiara terbentuk karena adanya bagian epitelium mantel yang
masuk ke dalam rongga mantel tersebut. Bagian epitelium mantel ini bertugas
mengeluarkan atau mendeposisikan nacre pada bagian dalam cangkang kerang
disamping membentuk keseluruhan cangkang.

Teori irritant mengungkapkan bahwa pada suatu saat bagian ujung mantel sang
kerang dimakan oleh ikan, hal ini dimungkinkan karena kerang akan membuka
cangkang dan menjulurkan bagian mantelnya untuk menyerap makanan. Saat mantelnya
putus, bagian remah eptihelium pun masuk ke dalam rongga mantel. Teori irritant juga
mengungkapkan bahwa bisa saja mutiara terbentuk akibat masuknya cacing yang
biasanya menempati moluska pada masa perkembangannya kemudian berpindah ke
organisme lain. Cacing ini merusak dan memasuki rongga mantel. Cacing ini tanpa
sengaja membawa bagian epithelium yang ada di permukaan mantel bersamanya. Bila
cacing mati dalam rongga mantel, maka cacing ini akan dibungkus oleh epithelium,
membentuk kantung mutiara dan akhirnya terbentuklah mutiara. Kalaupun cacing itu
bisa melepaskan diri, maka epithelium yang tinggal dalam rongga mantellah yang akan
membentuk mutiara setelah sebelumnya membentuk kantung mutiara.

12
Elisabeth Strack. 2006. Pearls. Rio : JABNA Halaman 115

18
Gambar : Mutiara Pada Pinctada maxima
Sumber :

Sementara teori yang kedua adalah masuknya partikel padat ke dalam rongga
mantel. Partikel padat bisa saja terperangkap di dalam tubuh kerang akibat dorongan air.
Saat kerang ini tak bisa mengeluarkannya, partikel ini pun bisa saja masuk ke rongga
mantel. Saat dia masuk, epitelium juga ikut bersamanya. Epitelium ini akhirnya
membungkus partikel padat sehingga terbentuklah kantung mutiara. Kantung mutiara
ini akhirnya akan mendeposisikan nacre ke partikel padat tersebut. Namun demikian
sejauh ini belum ada bukti ilmiah yang mendukung teori masuknya pasir ke dalam
mantel kerang mutiara walaupun teori ini dipahami sejak lama. Dari beberapa mutiara
alami yang dibedah, menunjukkan bahwa bagian inti mutiaranya bukanlah partikel
padat.13
3.2.2. Menu Masakan Lezat

Selain dapat menghasilkan mutiara, manfaat lain dari mutiara adalah dapat
dikonsumsi oleh manusia karena rasanya yang lezat . Di dunia hanya sedikit restoran
yang menyajikan menu ini. Kerang mutiara yang digunakan adalah kerang yang sudah
produktif atau sudah tidak bisa menghasilkan mutiara lagi. Harga yang biasanya di
tawarkan untuk menu ini di restoran biasanya sekitar 120-300 ribu rupiah.

13
Imam Badru. 2016. Manfaat Tiram Mutiara Dalam Perspektif Islam. Bandung :Yrama Widya

19
Selain rasanya yang lezat, tiram mutiara Pinctada maxima banyak mengandung
manfaat, diantanyanya adalah sebagai sumber protein, zing, asam amino, zat besi dan
rendah lemak serta kolesterol.

Zing yang terkandung pada tiram sangat bermanfaat bagi kaum lelaki karena
dapat menjaga kualitas dari sperma yang sangat membantu kesuburan lelaki. Zing juga
sebagai nutrisi dari sperma sehingga kualitas sperma akan terjaga serta membantu
memproduksi hormon testosteron pada lelaki. Selain itu zat besi yang terkandung dalam
tiram sangat berguna untuk pembentukan hemoglobin, yaitu zzat dalam darah yang
berfungsi mengangkut oksigen dalam tubuh. Rendahnya hemoglobin dapat menyebabkan
penyakit anemia. Sementara para ahli gizi mengatakan asam amino tirosin dapat
meningkatkan suasana hati dan mengatur kadar stess.
Namun, karena sudah maraknya habitat laut yang tercemar, maka diperlukan
kehati-hatian saat mengkonsumsi tiram pada umumnya, karena ditakutkan terdapat zat-
zat berbahaya yang diserap oleh tubuh tiram yang dikonsumsi oleh kita.14

3.2.3. Bioindikator
Mayoritas kelas Pelecypoda berperan di lingkungan sebagai bioindikator.
Bioindikator merupakan organisme yang memiliki sensitifitas terhadap perubahan
lingkungan sehingga dapat digunakan sebagai tanda terjadinya perubahan tersebut.
Pinctada maxima dapat dimanfaatkan untuk melahap polutan termasuk logam
berat yang tersuspensi dalam perairan. Di samping itu, kemampuan hidupnya yang relatif

14
Nisa Sandrawati. 2016. Menu Tiram Mutiara. Diakses di
https://lifestyle.okezone.com/read/2015/10/03/298/1225335/kerang-mutiara. Diakses pada 6 Oktober 2017 pukul
22.01

20
lebih tahan terhadap polutan dibanding ikan-mampu hidup dalam keadaan yang kurang
menguntungkan. Kelas Pelecypoda mampu membersihkan polutan logam berat relatif
cepat.
Penelitian terhadap kemampuan kerang dalam membersihkan logam berat ini
telah dilakukan Laboratorium Biokimia Institut Pertanian Bogor. Metodenya sebagai
berikut: lima, sepuluh, lima belas, dan dua puluh ekor kerang yang relatif seragam ukuran
dan umurnya masing-masing dimasukkan ke dalam larutan polutan besi (Fe) 10 ppm,
tembaga (Cu) 2 ppm, timbal (Pb) 0,5 ppm, dan kadmium (Cd) 0,1 ppm, serta campuran
semua logam berat tersebut (Fe, Cu, Pb, dan Cd dengan konsentrasi seperti di atas). Dari
keempat hasil penelitian tersebut, terbukti bahwa kerang mampu menurunkan polutan
logam berat pada air tawar secara nyata. Pengaruh jumlah kerang tampak tidak berbeda
nyata dikarenakan konsentrasi logam berat yang kecil dan jumlah kerang relatif besar. 15

3.3. BUDIDAYA TIRAM MUTIARA (Pinctada maxima)

Tiram mutiara merupakan salah satu biota laut yang hampir semua bagian dari
tubuhnya mempunyai nilai jual, baik mutiara, cangkang, daging dan organisme tiram itu
sendiri (benih maupun induk). Jenis-jenis tiram mutiara yang ada di Indonesia adalah
Pinctada maxima, P. margaritifera, P. chimnitzii, P. fucata dan Pteria penguin. Dari
kelima spesies tersebut yang dikenal sebagai penghasil mutiara terpenting yaitu
P.maxima, P. margaritifera dan Pteria penguin.
Perairan Indonesia sendiri memiliki potensi tiram mutiara (Pinctada maxima)
yang begitu besar di wilayah Indonesia bagian timur seperti Irian Jaya, Sulawesi dan
gugusan laut Arafuru. Di beberapa daerah tersebut, usaha penyelaman tiram mutiara
merupakan mata pencaharian bagi penduduk setempat. Gairah para penyelam semakin
kuat setelah berdirinya beberapa perusahaan mutiara, karena jalur pemasaran tiram
mutiara hasil menyelam cukup baik mengingat perusahaan tersebut masih membeli tiram
dari para penyelam .16

15
Imam Badru. 2016. Manfaat Tiram Mutiara Dalam Perspektif Islam. Bandung :Yrama Widya Halaman 36
16
Tarwiyah. 2001. Teknik Budidaya Laut Tiram Mutiara di Indonesia. Jakarta:Tiga Serangkai Halaman 27

21
Budidaya tiram mutiara dilakukan dengan beberapa metode. Metode tersebut
antara lain:
a) Metode rakit apung (floating raft method)
b) Metode dasar (bottom method)
c) Metode tali rentang (long line method)
Masing-masing dilengkapi dengan keranjang pemeliharaan (pocket). Metoda yang
umumnya digunakan dalam budidaya tiram mutiara di Indonesia yaitu metoda rakit
apung dan tali rentang. Metoda dasar hanya unggul dari segi keamanannya saja,
sedangkan untuk perawatan relatif lebih sulit.
Padat penebaran yang umumnya digunakan dalam pemeliharaan tiram mutiara
yaitu 8 individu/ keranjang. Dalam rangka menambah dan meningkatkan pendapatan,
maka usaha dalam perbaikan teknik budidaya tiram mutiara perlu dilakukan. Salah
satunya yaitu dengan penambahan individu tiram mutiara dalam keranjang pemeliharaan.
Diharapkan penambahan padat penebaran pada keranjang pemeliharaan dapat menekan
biaya pembuatan keranjang, akan tetapi penambahan tersebut harus memperhatikan
kebutuhan ruang hidup bagi tiram mutiara. Oleh karena itu perlu diadakan penelitian
terhadap pertumbuhan tiram mutiara dengan padat penebaran yang berbeda sehingga
akan didapatkan hasil yang sesuai agar budidaya tiram mutiara lebih efektif baik dari segi
ekonomis maupun dari segi biologis.17
Berdasarkan metode yang sering digunakan di Indonesia, terdapat beberapa hal
yang mesti diperhatikan, yaitu sebagai berikut :
a. Pemilihan Lokasi
1) Lokasi terlindung dari angin dan gelombang yang besar.
2) Perairan subur, kaya akan makanan alami.
3) Kecerahan cukup tinggi.
4) Cukup tersedia induk atau benih tiram mutiara.
5) Dasar perairan pasir karang dan kedalaman air 15-25 m.
6) Kadar garam 30-34 ppt dan suhu 25 - 28 derajat celcius.

17
Nur Taufiq, dkk. 2014. Pertumbuhan Tiram Mutiara (Pinctada maxima) Pada Kepadatan Berbeda. Jurnal Ilmu
Kelautan. ISSN 0853-7291. Vol 12 No 1 . Halaman 31-31

22
7) Bebas pencemaran.18

Gambar : Lokasi Budidaya Tiram Mutiara


Sumber : http://news.kkp.go.id
Secara rinci kondisi dan kualitas air yang berpengaruh terhadap pertumbuhan,
ukuran dan kualitas mutiara adalah sebagai berikut :
1) Dasar perairan
Dasar perairan secara fisik maupun kimia berpengaruh besar terhadap susunan
dan kelimpahan organisme di dalam air termasuk bagi kehidupan tiram mutiara.
Adanya perubahan tanah dasar (sedimen) akibat banjir yang menyebabkan dasar
perairan tertutup lumpur sering menimbulkan kematian pada tiram terutama yang
masih muda. Oleh karena itu dasar perairan yang berpasir atau berlumpur tidak layak
untuk lokasi budidaya tiram mutiara. Dasar perairan yang cocok untuk budidaya
untuk budidaya tiram mutiara ialah dasar perairan yang berkarang atau mengandung
pecahan-pecahan karang. Bisa juga dipilih dasar perairan yang terbentuk akibat
gugusan karang yang sudah mati atau gunungan-gunungan karang.
2) Kedalam
Kedalaman air dilokasi budidaya mempunyai pengaruh yang cukup besar
terhadap kualitas mutiara. Berdasarkan penelitian semakin dalam letak tiram yang
dipelihara,maka kualitas mutiara yang dihasilkan akan semakin baik.Kedalaman

18
Diah Nuvita. 2015. Cara Budidaya Tiram Mutiara. Diakses di http://ranamutiaralombok.com/news/5/Cara-
Budidaya-Tiram-Mutiara pada tanggal 6 November 2017 pukul 22.07

23
perairan yang cocok untuk budidaya tiram mutiara ialah berkisar antara 15 m s/d 20
m. Pada kedalaman ini pertumbuhan tiram mutiara akan lebih baik.
3) Arus air
Banyak sedikitnya kelimpahan plankton sebagai makanan alami tiram sangat
tergantung pada kuat tidaknya arus yang mengalir dilokasi tersebut. Tiram mutiara
memiliki sifat filter feeder. Oleh karena itu tiram mutiara akan mudah kelaparan pada
kondisi arus yang terlalu kuat yang terjadi selama berjam-jam dalam sehari.
Lokasi yang cocok untuk budidaya tiram mutiara ialah yang terlindung dari
arus yang kuat. Disamping itu pasang surut yang terjadi mampu menggantikan massa
air secara total dan teratur,sehingga ketersediaan oksigen terlarut maupun plankton
segar dapat terjamin.
4) Salinitas
Kualitas mutiara yang terbentuk dalam tubuh tiram dapat dipengaruhi oleh
kadar salinitas yang terlalu tinggi, warna mutiara menjadi keemasan. Sedangkan pada
kadar salinitas di bawah 14% atau di atas 55% dapat mengakibatkan kematian tiram
yang dipelihara secara massal.
Sebenarnya tiram mutiara ini mampu bertahan hidup pada kisaran salinitas
yang luas,yaitu antara 20% 50%. Tetapi salinitas yang terbaik untuk pertumbuhan
tiram mutiara adalah 32% 35%.
5) Suhu
Suhu memegang peranan yang sangat penting dalam pembentukan lapisan
mutiara dan pertumbuhan tiram itu sendiri.Di beberapa Negara, pertumbuhan tiram
mutiara yang ideal menunjukan kisaran suhu yang berbeda-beda. Di jepang,
misalnya, pertumbuhan yang terbaik berkisar antara 200 C 250 C, sebab pada suhu
di atas 280 C menunjukan tanda-tanda yang melemah. Hal ini bisa dimengerti, karena
rata-rata suhu harian di jepang masih relative rendah, walupun musim panas.
Sedangkan di teluk Klutch India, pertumbuhan yang pesat dicapai pada suhu anatara
230 C 270 C.
Untuk Negara kita sendiri yang beriklim tropis, pertumbuhan yang terbaik
dicapai pada suhu antara 280 C 300 C. Pada iklim ini ternyata sangat
menguntungkan untuk budidaya tiram mutiara, sebab pertumbuhan lapisan mutiara

24
dapat terjadi sepanjang tahun. Sedangkan Negara yang memiliki empat musim (iklim
sub-tropis) biasanya pertumbuhan tiram mutiara tidak terjadi sepanjang tahun, karena
pada suhu air di bawah 130 C (musim dingin) pelapisan mutiara atau penimbunan zat
kapur akan terhenti.
6) Kecerahan
Banyak sedikitnya sinar matahari yang menembus ke dalam perairan sangat
tergantung dari kecerahan air. Semakin cerah perairan tersebut, maka semakin dalam
sinar yang menembus ke dalam perairan. Demekian pula sebaliknya.Untuk
keperluaan budidaya tiram mutiara selayaknya dipilih lokasi yang mempunyai
kecerahan antara 4,5 m 6,5 m, sehingga kedalaman pemeliharaan bisa diusahakan
antara 6 m 7 m. sebab biasanya tiram yang dibudidayakan diletakkan di bawah
kedalaman atau kecerahan rata-rata.
7) Kesuburan perairan
Tiram sebagai binatang yang tergolong filter feeder hanya mengandalakan
makanan dengan menyerap plankton dari perairan sekitar, sehingga keberadaan
pakan alami memegang peranan yang sangat penting. Sedangkan keberadaan pakan
alami itu sendiri sangat berkaitan erat dengan kesuburan suatu perairan.
Pada kondisi perairan yang kurang subur (tercemar), komposisi pakan alami
jumlahnya akan sangat sedikit, sehingga kurang mendukung untuk penyediaa pakan
yang diperlukan tiram. Padahal tiram yang dipelihara dalam laut, jelas tidak mungkin
diberi pakan tambahan sebagaimana ikan atau udang yang dipelihara dalam tambak.
Oleh karena itu lokasi budidaya pada kondisi perairan yang subur mutlak
diperlukan.19

b. Pemasangan Inti Mutiara

Terdapat 2 tipe pemasangan mutiara, ada yang tipe pemasangan inti mutiara
bulat dan pemasangan inti mutiara blister. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

19
Imam Badru. 2016. Manfaat Tiram Mutiara Dalam Perspektif Islam. Bandung :Yrama Widya Halaman 47

25
Gambar : Pemasangan Inti Mutiara
Sumber : http://birdbody.blogspot.co.id

a) Pemasangan Inti Mutiara Bulat


1) Tiram mutiara yang telah terbuka cangkangnya ditempatkan dalam penjepit
dengan posisi bagian anterior menghadap ke pemasang inti.
2) Inti mutiara bulat dibuat dari cangkang kerang air tawar dengan diameter
bervariasi antara 6-12 mm.
3) Setelah posisi organ bagian dalam terlihat jelas, dibuat sayatan mulai dari
pangkal kaki menuju gonad dengan hati-hati.
4) Dengan graft carrier masukkan graft tissue (potongan mantel) ke dalam
torehan yang dibuat.
5) Masukkan inti dengan nucleus carrier secara hati-hati sejalur dengan
masuknya mantel. Penempatannya harus bersinggungan dengan mantel.
6) Pemasangan inti selesai, tiram mutiara dipelihara dalam keranjang
pemeliharaan.
b) Pemasangan Inti Mutiara Setengah Bulat (Blister)
1) Tiram mutiara yang telah terbuka cangkangnya diletakkan dalam penjepit
dengan posisi bagian ventral menghadap arah pemasang inti.
2) Inti mutiara blister bentuknya setengah bundar, jantung atau tetes air; terbuat
dari bahan plastik. Diameter inti mutiara blister berkisar 1-2 cm.
3) Sibakkan mantel yang menutupi cangkang dengan spatula, sehingga cangkang
bagian dalam (nacre) terlihat jelas.

26
4) Tempatkan inti mutiara blister yang telah diberi lem atau perekat dengan alat
blister carrier pada posisi yang dikehendaki; minimal 3 mm di atas otot
adducator.
5) Setelah cangkang bagian atas telah diisi inti mutiara blister, kemudian tiram
mutiara dibalik untuk pemasangan inti cangkang yang satunya. Diusahakan
pemasangan inti ini tidak saling bersinggungan bila cangkang menutup. Satu
ekor tiram mutiara dapat dipasangi inti mutiara blister sebanyak 8-12 buah,
dimana setiap belahan cangkang dipasangi 4-6 buah.
6) Pemasangan inti mutiara blister selesai, tiram mutiara dipelihara dalam
keranjang pemeliharaan di laut.
c. Pemeliharaan
1) Tiram mutiara yang dipasangi inti mutiara bulat perlu dilakukan pengaturan
posisi pada waktu awal pemeliharaan, agar inti tidak dimuntahkan keluar.
Disamping itu tempat dimasukkan inti pada saat operasi harus tetap berada
dibagian atas.
2) Pemeriksaan inti dengan sinar-X dilakukan setelah tiram mutiara dipelihara
selama 2-3 bulan, dengan maksud untuk mengetahui apabila inti yang dipasang
dimuntahkan atau tetap pada tempatnya.
3) Pembersihan cangkang tiram mutiara dan keranjang pemeliharaannya harus
dilakukan secara berkala; tergantung dari kecepatan atau kelimpahan
organisme penempel.
d. Panen

Gambar : Panen Tiram Mutiara


Sumber : http://original.mutiara.com

27
Mutiara bulat dapat dipanen setelah dipelihara 1,5-2,5 tahun sejak
pemasangan inti, sedangkan mutiara blister dapat dipanen setelah 9-12 bulan.20

3.4. PERANAN TIRAM MUTIARA (Pinctada maxima) DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Tiram mutiara adalah salah satu dari banyak kekayaan laut yang bermanfaat bagi
manusia. Laut adalah sebuah ekosistem dimana sangat berperanm bagi manusia. Dari laut
umat manusia dapat terpenuhi kebutuhan ekonomi, kebutuhan pangan dan sumber nutrisi
yang baik bagi manusia. Di zaman yang serba canggih sekarang banyak obat-obatan yang
diambil dari laut. Begitu juga dengan tiram mutira (Pinctada maxima), kerang mutiara
adalah salah satu dari kekayaan laut yang allah ciptakan untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Dari hewan tersebut dapat mengambil mutiara yang dipakai untuk perhiasan
kemudian kandungan gizi tiram sangat bermanfaat karena banyak mengandung protein dan
zing yang berguna bagi manusia.
Kekayaan laut di dalam islam sudah di katakan oleh Allah SWT dalam kitabnya
yang agung yaitu Al-Quran. Di dalam Al-Quran Allah berfirman dalam suarat An-Nahl
ayat 14 :

Artinya : Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat
memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari
lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar
padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya
kamu bersyukur. (QS. An-Nahl : 14)

20
Diah Nuvita. 2015. Cara Budidaya Tiram Mutiara. Diakses di http://ranamutiaralombok.com/news/5/Cara-
Budidaya-Tiram-Mutiara pada tanggal 6 November 2017 pukul 22.07

28
Dalam ayat ini menjelaskan bahwa tiram mutiara merupakan salah satu kekayaan
laut. Di ayat tersebut di sebutkan dari laut tersubut dapat menghasilkan perhiasan yang dapat
umat manusia pakai. Perhiasan tersebut dapat berupa mutiara yang dihasilkan oleh tiram
mutiara yang di zaman sekarang dipakai oleh manusia dan mempunyai nilai ekonomi tinggi.
Allah menciptakan tiram mutiara dengan banyak tujuan, yang pertama yaitu sebagai
penghasilan atau sumber rezeki bagi manusia dan yang kedua sebagai hiasan karena allah
sangat menyukai keindahan.
Sebagaimana Allah berfirman dalam surat Al-Isra ayat 66 :

Artinya : Tuhan-mu adalah yang melayarkan kapal-Kapal di lautan untukmu, agar kamu
mencari sebahagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha
Penyayang terhadapmu.(QS. Al Isra : 66)
Allah SWT adalah maha penyayang, diantara salah satu buktinya adalah telah
menciptakan salah satu spesies tiram dimana dari hewan tersebut manusia dapat
memperoleh sumber makanan yang disertai gizi tinggi. Selain itu, sebagai sumber rezeki
dimana manusia dapat memperoleh rezeki dari hasil usaha yang didapat dari mutiara.
Manusia melihat bukti-bukti kekuasaan Allah di daratan dan lautan bahwa Allah-lah yang
memperlayarkan bahtera untuknya. Sehingga ia dapat memindahkan rezeki dan makanan-
makanannya ke tempat yang jauh.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiallohu anhu bahwasanya
rasulullah bersabda :


Atrinya : Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. (H.R.Muslim).
Dalam hadits ini menjelaskan bahwasanya Allah menyukai keindahan. Salah satu
buktinya dengan menghiasi dasar lautan dengan banyak spesies hewan yang hidup di
dasar laut diantaranya adalah hewan dari fillum Porifera, Coelenterata, dan dari kelas
Pelecypoda khususnya tiram mutiara.
29
Manusia sebagai khalifah di bumi wajib menjaga keindahan tersebut agar tetap
lestari. Apabila ekosistem rusak, memberi dampak negatif bagi manusia salah satunya
manusia tidak bisa memanfaatkan kekayaan laut sebagai sumber pangan dan juga sebagai
sumber rezeki bagi kehidupan manusia.
Tentunya kita sebagai hamba Allah wajib bersyukur karena telah dikaruniai
nikmat ini dan jangan sampai kira kufur terhadap nikmat ini Allah telah berfirman :

Artinya : Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkanSesungguhnya jika kamu


bersyukur, niscaya aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu
mengingkari (nikmatku) maka aza-Ku sangat berat.(Q.S. Ibrahim (7)).
Dengan kekayaan laut yang Allah limpahkan kepada manusia tentunya harus
disyukuri. Salah satu cara mensyukurinya adalah dengan menjaganya dan tidah
mengambilnya secara berlebihan contohnya mengambil kekayaan alam dengan cara yang
dapat merusak lingkungan. Allah berkata dalam kitabnya yang agung jika kita bersyukur
niscaya Allah akan menambah nikmat yang kita terima, dan apabila kita kufur atau tamak
niscaya azab Allah itu pedih.21

21
Imam Badru. 2016. Manfaat Tiram Mutiara Dalam Perspektif Islam. Bandung :Yrama Widya Halaman 59

30
BAB IV

PENUTUP

4.1. SIMPULAN
Pinctada maxima adalah organisme dari kingdom animalia
fillum Mollusca kelas Pellecypoda . Struktur anatomi Pinctada maxima terdiri dari
beberapa komponen penting, diantaranya kaki, mantel dan organ bagian dalam.
Tiram mutiara banyak dimanfaatkan oleh manusia karena dapat menghasilkan
perhiasan berupa mutiara. Mutiara dihasilkan dari lapisan epitelium mantel yang
menghasilkan lapisan mutiara dan membungkus subtansi asing yang masuk ke dalam
tubuh tiram mutiara tersebut. Selain penghasil mutiara, Pinctada maxima juga
dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Pinctada maxima juga merupakan bioindikator di
lingkungan.
Tiram mutiara adalah salah satu dari banyak kekayaan laut yang bermanfaat bagi
manusia, sebagaimana dijelaskan Allah dalam kitabnya yang agung yaitu Al-Quran.
4.2. SARAN

Hendaknya dilakukan pembudidayaan tiram mutiara dengan metode yang lebih


canggih sehingga hasil budidaya yang didapatkan dapat lebih baik dan didapat dengan
waktu yang lebih efisien.

Hendaknya di sosialisasikan mengenai pentingnya menjaga habitat tiram mutiara


sehingga mutiara yang didapatkan dapat berkualitas lebih baik dan aman dikonsumsi
apabila pemanfaatannya sebagai bahan pangan.

31
DAFTAR PUSTAKA

Agussalim,Andi., dkk. 2013. .Komposisi dan Kelimpahan Moluska (Gastropora dan


Bivalvia) di Ekosistem Mangrove Muara Sungai Musi Kabupaten Banyuasin
Provinsi Sumatera Selatan. Jurnal Maspari.ISSN 2087-0558. Vol 5 No 1. Halaman
6-20

Akbar, Aidil. 2015. Struktur Komunitas Pelecypoda di Kawasan Konservasi Laut Daerah
Malang Rapat Kabupaten Bintan. Jurnal Kelautan. ISSN 2114-7809. Vol 2 No 1
.Halaman 32-41

Badru, Imam. 2016. Manfaat Tiram Mutiara Dalam Perspektif Islam. Bandung : Yrama
Widya

Mustofa, Arsyil. 2014. Pelecypoda. Malang : Universitas Negeri Malang

Nuvita, Diah. 2015. Cara Budidaya Tiram Mutiara. Diakses di


http://ranamutiaralombok.com/news/5/Cara-Budidaya-Tiram-Mutiara , pada
tanggal 6 November 2017 pukul 22.07
Parwadani Aji, Ludi .2011 . A Review of Pearl Oyster (Pinctada maxima) Culturein
General. Jurnal Saintek Perikanan. ISSN 2001-7908. Vol 6 No 2. Halaman 99-113
Taufiq, Nur., dkk. 2014. Pertumbuhan Tiram Mutiara (Pinctada maxima) Pada Kepadatan
Berbeda. Jurnal Ilmu Kelautan. ISSN 0853-7291. Vol 12 No 1 . Halaman 31-38
Saadah, Sumiyati. 2017. Materi Pokok Zoologi Invertebrata. Bandung : UIN Sunan
Gunung Djati
Hilman, Mohan. 2009. Paleontologi Bivalvia. Bandung : Universitas Padjadjaran

32

Anda mungkin juga menyukai