Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

Pelestarian Buaya Muara: Pemahaman,


Peran Penting dalam Keseimbangan
Ekosistem dan Tantangan Pelestarian

Disusun oleh :
Nur Arif Pandu Winata

Banturung KM 31, Kec, Bukit Batu, Kota Palangka Raya


Kalimantan Tengah
I. KATA PENGANTAR
Assalamua’alaikum wr.wb
Segala puji sudah seharusnya kita panjatkan kepada Allah SWT. Yang
telah memberikan banyak anugerah dan kenikmatan kepada kita semua. Tidak
lupa pula penulis menghaturkan salam dan shalawat kepada junjungan kita
baginda besar Rasulullah SAW. Secara khusus, penulis mengucap syukur atas
limpahan nikmat dan rahmat dari-Nya sehingga mampu menyelesaikan makalah
yang berjudul “Pelestarian Buaya Muara: Pemahaman, Peran Penting dalam
Keseimbangan Ekosistem dan Tantangan Pelestarian”.
Makalah ini diharapkan dapat meningkatkan dan menambah wawasan para
pembaca dalam memahami kurikulum pembelajaran di Indonesia. Penulis juga
menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang bersangkutan atas
pembuatan makalah ini.
Terakhir, penulis juga menyampaikan bahwa penulis hanya manusia biasa
sehingga apa yang telah ditulis masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis
mempertimbangkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca yang
budiman. Akhir kata, penulis mengucapkan.
Wassalamu’alaikum wr.wb

Palangka Raya, Maret 2024

Nur Arif Pandu Winata


DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... ....
A. Latar Belakang....................................................................... ....
B. Rumusan Masalah................................................................. ....
C. Tujuan.................................................................................... ....
BAB II PEMAHAMAN ......................................................................... ....
A. Pengertian Buaya Muara....................................................... ....
B. Morfologi Buaya Muara........................................................ ....
C. Pentingnya Buaya Muara bagi Ekosistem............................. ....
BAB III PENUTUP ................................................................................. ....
A. Kesimpulan ........................................................................... ....
B. Saran...................................................................................... ....
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ ....
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Taman Wisata Alam adalah tempat wisata yang terletak di Palangka Raya, tepatnya di
Kecamatan Bukit Batu Kelurahan Banturung. Taman Wisata Alam Bukit Tangkiling mencakup
seluruh wilayah perbukitan diantaranya Bukit Tangkiling, Bukit Baranahu, Bukit Buhis, Bukit
Bukit Liau, Bukit Kitabala, Bukit Tisin, Bukit Kalalawit, dan Bukit Tunggal.
Daya Tarik wisata Taman Wisata Alam Tangkiling yaitu ekosistem alam flora dan fauna
hutan tropis, perbukitan, tanaman herbal, kolam buaya, beruang, depot anggrek, panjat tebing,
jalan refleksi, tracking hutan, dan pohon yang dilindungi (tengkawang, ulin), dan lebah madu.
Ada beberapa jenis buaya yang terdapat pada kolam buaya, salah satunya adalah jenis
buaya muara (Crocodylus porous) merupakan salah satu predator puncak di ekosistem air tawar
dan pantai di wilayah Asia Tenggara, Australia, dan Kepulauan Pasifik.
Sebagian pemangsa yang kuat, buaya muara memiliki peran penting dalam menjaga
keseimbangan ekosistem. Namun, populasi buaya muara mengalami penurunan yang signifikan
akibat berbagai faktor, termasuk aktivitas manusia yang merusak habitat mereka dan perburuan
ilegal.

B. Rumusan Masalah

 Apa penyebab utama penurunan populasi buaya muara?


 Bagaimana dampak penurunan populasi buaya muara terhadap ekosistem?
 Apa strategi pelestarian yang efektif untuk menjaga keberlangsungan hidup buaya muara?

C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang buaya
muara, termasuk pengertian, morfologi, peran ekologis, dan upaya pelestariannya.
BAB II
PEMAHAMAN
A. Pengertian Buaya Muara
Buaya muara atau buaya bekatak (Crocodylus porosus) adalah jenis buaya terbesar di dunia.
Dinamai demikian karena buaya ini hidup di sungai-sungai dan di dekat laut (muara). Buaya ini
juga dikenal dengan nama buaya air asin, buaya laut, dan nama-nama lokal lainnya. Dalam bahasa
Inggris, dikenal dengan nama Saltwater crocodile, Indo-Australian crocodile, dan Man-eater
crocodile. Nama umumnya, Man-eater = "pemakan manusia", karena buaya ini pernah (atau
sering) memakan manusia dan babi di wilayahnya. Buaya ini tersebar di seluruh perairan dataran
rendah dan perairan pantai di daerah tropis Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Australia (Indo-
Australia).
Panjang tubuh buaya ini (termasuk ekor) biasanya antara 4,5 sampai 5,5 meter, namun bisa
mencapai lebih dari 6 meter. Bobotnya bisa mencapai lebih dari 1000 kg. Moncong spesies ini
cukup lebar dan tidak punya sisik lebar pada tengkuknya. Buaya muara dikenal sebagai buaya
yang jauh lebih besar dari Buaya Nil (Crocodylus niloticus) dan Alligator Amerika (Alligator
mississipiensis). Penyebaran buaya ini juga termasuk yang "terluas" di dunia.
Buaya ini aktif pada siang dan malam hari. Buaya ini memangsa siapapun yang memasuki
wilayahnya. Mangsanya adalah Ikan, Amfibi, Reptilia, Burung, dan Mamalia (termasuk mamalia
besar). Buaya ini adalah salah satu dari buaya-buaya yang berbahaya bagi Manusia. Buaya muara
mampu melompat keluar dari air untuk menyerang mangsanya. Bahkan bila kedalaman air
melebihi panjang tubuhnya, buaya muara mampu melompat serta menerkam secara vertikal
mencapai ketinggian yang sama dengan panjang tubuhnya. Buaya muara menyukai air
payau/asin, oleh sebab itu pula bangsa Australia menamakannya saltwater crocodile (buaya air
asin). Selain terbesar dan terpanjang, Buaya Muara terkenal juga sebagai jenis buaya terganas di
dunia.

B. Morfologi Buaya Muara


Buaya muara jantan dewasa biasanya hidup menyendiri (soliter) daya jelajahnya lebih luas
dibandingkan. Sedangkan betina. Buaya ini sering merendam hampir seluruh tubuhnya di air. Itu
dilakukan tanpa mengganggu pernapasan dan penglihatannya, karena lubang hidung dan mata
terletak di bagian sisi atas kepala. Sepanjang hidupnya, gigi baru terus mengalami pertumbuhan
mengganti yang lama. Kekuatan tubuh buaya muara yang maksimal jika badanya terendam di air.
Selain makan kepiting dan ikan kecil, buaya muara dewasa memangsa jenis mamalia besar.
Wilayah perkembangbiakan biasanya di sepanjang pasang surut sungai dan area air tawar. Buaya
muara betina mulai mampu berkembang biak saat berusia 10 sampai 12 tahun, panjangnya sekitar
2,2 meter hingga 2,5 meter. Sedangkan buaya jantan saat berusia 16 tahun, ukuran tubuhnya 3,2
meter.
Saat musim berkembang biak buaya sangat agresif untuk menyerang. Pada musim bertelur,
buaya sangat buas menjaga sarangnya. Induk buaya betina biasanya menyimpan 40 butir hingga
70 butir telur. Semua telur ditimbun dalam gundukan tanah atau pasir bercampur dedaunan
selama 70 hari atau 80 hari. Gundukan itu untuk melindungi telur dari suhu ekstrem, dan incaran
predator. Jika terjadi banjir, maka akan melenyapkan semua embrio itu. Telur biasanya menetas
setelah 80 hari atau 90 hari, tergantung suhu. Jika suhunya agak dingin akan lama menetasnya.
Buaya muara suka berjemur saat pagi. Mengutip laman Direktorat Jenderal Konservasi
Sumber Daya Alam dan Ekosistem, buaya muara aktif saat siang dan malam. Buaya muara bisa
membahayakan manusia jika berada di dekatnya. Buaya muara mampu melompat keluar dari air
untuk menyerang mangsanya, walaupun kedalaman air melebihi panjang tubuhnya. Habitat buaya
muara yang ada di Taman Nasional Kutai, yaitu di Sungai Guntung, Sungai Teluk Pandan, Telaga
Bening teluk Pandan Sungai Sangkima, Sungai Sangatta, Sungai Kandolo. Ada pula habitat buaya
di sekitar Taman Nasional Kutai, yaitu Muara Sungai Bontang dan Sungai Santan.
Buaya muara termasuk jenis satwa yang dilindungi. Itu termaktub dalam Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor:106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang
jenis tumbuhan dan satwa dilindungi. Jenis buaya ini dalam daftar Convention on International
Trade of Endangered Species of Fauna and Flora (CITES) masuk dalam Appendix I.

C. Pentingnya Buaya Muara bagi Ekosistem

1. Menjaga Keseimbangan Populasi: Sebagai predator puncak, buaya muara membantu


mengontrol populasi hewan mangsa seperti ikan, reptil kecil, burung, dan mamalia kecil.
Hal ini mencegah kelebihan populasi yang dapat mengganggu ekosistem.

2. Peran sebagai "Kustodian" Ekosistem: Buaya muara, dengan peran mereka sebagai
predator puncak, membantu mempertahankan keberagaman spesies dalam ekosistem muara.
Ini berkontribusi pada stabilitas ekosistem secara keseluruhan.

3. Pengendali Hama: Buaya muara juga dapat membantu mengendalikan populasi hewan hama
tertentu yang mungkin merusak ekosistem. Misalnya, mereka dapat membantu mengontrol
populasi hewan pengerat atau hewan air tertentu yang bisa mengganggu pertanian atau
ekosistem air.

4. Penyaring Kualitas Air: Aktivitas buaya muara dalam habitat air mereka, seperti berenang
dan mencari mangsa, dapat membantu menyaring kualitas air. Mereka membantu
menghilangkan organisme mati atau limbah organik lainnya, sehingga mempertahankan
kualitas air yang baik untuk organisme lain dalam ekosistem.

5. Peran dalam Daur Biogeokimia: Buaya muara juga berperan dalam daur biogeokimia,
khususnya dalam siklus nutrien. Ketika mereka memangsa mangsa mereka, sisa-sisa
organik yang tidak tercerna akan terdekomposisi dan memberikan nutrisi bagi organisme
lain dalam ekosistem.

6. Pentingnya dalam Pemulihan Habitat: Kehadiran buaya muara dapat menunjukkan


kesehatan ekosistem muara. Oleh karena itu, mereka menjadi indikator penting bagi
keberhasilan upaya pemulihan habitat dan konservasi lingkungan di wilayah tersebut.
BAB III
PENUTUP DAN HARAPAN

A. Kesimpulan
Buaya Muara adalah bagian integral dari ekosistem air tawar dan pantai di Asia Tenggara,
Australia, dan Kepulauan Pasifik. Untuk memastikan keberlangsungan hidup spesies ini,
diperlukan upaya pelestarian yang melibatkan kolaborasi antara pemerintah, organisasi konservasi,
dan masyarakat lokal. Dengan memahami peran penting buaya muara dalam ekosistem, kita dapat
menjaga keseimbangan alam dan melestarikan keanekaragaman hayati di planet ini.

B. Saran

A. Melakukan pemantauan dan penelitian lebih lanjut untuk memahami perilaku dan
kebutuhan habitat buaya muara secara lebih mendalam.
B. Menggalakkan program pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
pelestarian buaya muara dan ekosistem air tawar.
C. Memperkuat perlindungan hukum dan penegakan hukum terhadap perburuan ilegal dan
perdagangan illegal buaya muara.
D. Mendorong upaya rehabilitasi dan restorasi habitat buaya muara, seperti restorasi hutan
mangrove dan pemulihan sungai yang tercemar.
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia, https://id.wikipedia.org/wiki/Buaya_muara
Teknotempo, https://tekno.tempo.co/amp/1584278/buaya-muara-habitat-
perkembangbiakan-dan-karakteristik-hidupnya
PEMKOT Palangka Raya, https://palangkaraya.go.id/taman-wisata-alam-bukit-
tangkiling/
Universitas Stekom CDC Komputer Desain Grafis Akuntansi P2K Kuliah Kelas Karywan
Online, https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Buaya_muara

Anda mungkin juga menyukai