Anda di halaman 1dari 14

PELESTARIAN UBUR-UBUR LANGKA DI PULAU

KAKABAN

MAKALAH

Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Penangkaran dan Restocking Biota
Laut

Oleh

Fiqi Muhammad Septian 230210110021

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JATINANGOR

2014
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul Teknik
Penangkaran Ubur-ubur yang merupakan tugas mata kuliah Penangkaran dan
Restocking Biota Laut.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sunarto sebagai dosen
dari mata kuliah Penangkaran dan Restocking Biota Laut.penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Dalam menyusun makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan
dengan keterbatasan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, penulis
berkenan menerima segala kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
menjadikan tugas yang akan datang bisa lebih baik.

Jatinangor, Agustus 2014

Penulis
Daftar Isi

KATA PENGANTAR...............................................................................................2
Daftar Isi..................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................4
1.2. Identifikasi Masalah..................................................................................5
1.3. Tujuan........................................................................................................5
1.4. Manfaat......................................................................................................6
BAB II......................................................................................................................7
ISI.............................................................................................................................7
2.1. Klasifikasi..................................................................................................7
2.1.1 Ubur-ubur bulan (Aurelia aurita).............................................................7
2.1.2 Ubur-ubur totol (Mastigias papua)..........................................................7
2.1.3 Ubur-ubur kotak (Tripedalia cystophora)................................................8
2.1.4 ubur-ubur terbalik (Cassiopea ornata).....................................................9
2.2 Reproduksi......................................................................................................9
2.3 Habitat..........................................................................................................10
2.4 Ancaman.......................................................................................................10
2.5 Upaya Pelestarian.........................................................................................11
BAB III..................................................................................................................12
PENUTUP..............................................................................................................12
3.1. Kesimpulan..............................................................................................12
1.2. Saran........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pulau Kakaban terletak di kepulauan derawan,kabupaten


berau,Kalimantan timur dengan luas 774,2 hektar.pada Pulau Kakaban terdapat
Danau dengan air laut yang terperangkap di Pulau Kakaban, ditambah dengan air
dari dalam tanah dan air hujan sejak 2 juta tahun lalu. Danau Kakaban merupakan
danau prasejarah yaitu zaman peralihan Holosin. Luasnya sekitar 5 km,
berdinding karang terjal setinggi 50 meter, yang mengakibatkan air laut yang
terperangkap tidak lagi bisa keluar, menjadi danau. Secara administratif, Danau
Kakaban termasuk wilayah Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.

Jika dilihat di peta maka nampak Pulau Kakaban ini berbentuk seperti
angka 9.Angka 9 ini merupakan gugusan atol di atas permukaan laut yang
terbentuk jutaan tahun lalu. Kemudian, selama beberapa ribu tahun terjadi proses
pengangkatan akibat adanya tekanan geologis. Hal ini menjadikan atol naik di atas
permukaan laut dengan ketinggian sekira 50 m lalu membuat sejumlah air laut
terperangkap hingga membentuk danau air laut (laguna). Dari situlah kenapa
danau ini dikenal dengan nama Danau Kakaban.
Ekositem yang unik (endemik) hasil evolusi dan melibatkan proses kimia,
fisika, dan biologi yang rumit dan panjang selama ribuan tahun. Telah banyak
peneliti dari dalam dan luar negeri mencoba memecahkan misteri tentang
bagaimana sebuah ekosistem danau yang terisolasi dapat menjadi rumah bagi
hewan dan tumbuhan endemik yang hidup di dalamnya. Danau endemik sekira
2,6 x 1,5 kilometer ini menjadi rumah bagi jutaan ubur-ubur yang kehilangan
kemampuan menyengat, algae yang menjadi karpet di dasar danau, anemon yang
berwarna putih dan memangsa ubur-ubur, ikan-ikan, dan biota endemik lainnya.
Tercatat hanya ada dua danau air payau jenis ini di dunia: Danau Kakaban di
Kepulauan Derawan dan Jellyfish Lake di Palau, Micronesia di kawasan tenggara
Laut Pasifik.

Ada empat jenis ubur-ubur tak menyengat di Danau Kakaban: ubur-ubur


bulan (Aurelia aurita) (5-50 cm), ubur ubur totol (Mastigias papua) (1-20 cm),
ubur-ubur kotak seukuran ujung jari telunjuk, Tripedalia cystophora (7-10 mm),
dan ubur-ubur terbalik Cassiopea ornata (15-20 cm). Martigias papua adalah yang
paling banyak populasinya dan paling lincah bergerak kesana-kemari, sementara
Cassiopeia adalah yang paling unik sebab ubur-ubur ini biasanya diam di dasar
danau dalam posisi terbalik; tentakelnya ada di posisi atas.

1.2. Identifikasi Masalah

1. Bagaimana status dan kondisi ubur-ubur di Pulau kakaban?


2. Apa saja yang menyebabkan kerusakan dan ancaman pada ubur-ubur
di pulau kakaban?
3. Bagaimana teknik penangkaran dan restocking untuk Ubur-ubur pulau
Kakaban

1.3. Tujuan

1. Dapat mengetahui status dan kondisi ubur-ubur di pulau kakaban.


2. Dapat mengetahui sebab-sebab yang menyebabkan langkanya jenis
ubur-ubur di pulau kakaban.
3. Mempelajari anatomi, reproduksi, dan bioekologi ubur-ubur.
4. Dapat mengetahui teknik-teknik yang dapat digunakan untuk
menyelamatkan ubur-ubur langka yang hanya ada di pulau kakaban.
1.4. Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini diharapkan dapat memberi informasi


yang bermanfaat, dapat mengetahui upaya penyelamatan lingkungan, khususnya
jenis-jenis ubur-ubur yang hanya ada dua di dunia dan salah satunya di pulau
Kakaban dengan teknik penangkaran dan memberi kesadaran kepada masyarakat
tentang ancaman yang dapat menyebabkan punahnya ubur-ubur di pulau
Kakaban, serta ikut terlibat dalam menjaga kelestarian ubur-ubur di Pulau
Kakaban,mengingat pulau ini merupakan pulau yang sangat dilindungi karena
keberadaanya yang jarang.
BAB II

ISI

2.1. Klasifikasi

2.1.1 Ubur-ubur bulan (Aurelia aurita)

Klasifikasi

Kerajaan : Animalia

Filum : Cnidaria

Kelas : Scyphozoa

Ordo : Semaeostomeae

Famili :Ulmaridae

Genus : Aurelia

Spesies : Aurelia aurita.

Ubur-ubur yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai moon jellyini


merupakan jenis ubur-ubur terbesar di Kakaban dengan ukuran antara 5-40
cm. Bentuk tubuhnya seperti mangkuk berwarna putih agak transparan dengan
motif daun semanggi di ujung tudungnya.

2.1.2 Ubur-ubur totol (Mastigias papua)

Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Cnidaria
Kelas : Scyphozoa
Ordo : Rhizostomeae
Famili : Mastigiidae
Genus :Mastigias
Spesies :Mastigias papua

Ubur-ubur totol (Mastigias papua). Ubur-ubur yang dikenal juga sebagai


spotted jelly atau lagoon jelly ini mempunyai ukuran antara 1-20 cm. Ubur-
ubur ini merupakan jenis ubur-ubur yang paling banyak jumlahnya di Danau
Kakaban. Yang unik, ubur-ubur totol danau Kakaban mempunyai karakter yang
berbeda dengan ubur-ubur totol pada umumnya. Selain pola totol pada
tubuhnya yang mulai memudar, warna tudungnya yang berubah kemerahan,
pun tentakelnya yang mengalami pengecilan. Nematosit (kelenjar sengat) pada
ubur-ubur totol tereduksi menjadi sangat kecil sehingga kehilangan
kemampuannya untuk menyengat.

2.1.3 Ubur-ubur kotak (Tripedalia cystophora)

Kerajaan : Animalia
Filum : Cnidaria
Kelas : Cubozoa
Ordo : Cubomedusae
Famili : Carybdeidae
Genus : Tripedalia
Spesies : Tripedalia cystophora

Ubur-ubur dengan nama Inggris merupakan ubur-ubur terkecil yang


berukuran sekitar 0,7-1 cm. Meski kecil, di habitatnya di laut lepas, ubur-ubur
kotak menjadi salah satu ubur-ubur yang sangat mematikan dengan bisa
sengatnya. Namun sebagaimana ubur-ubur totol danau Kakaban, ubur-ubur
kotak yang terperangkap di danau Kakaban inipun telah kehilangan
kemampuan sengatnya yang mematikan karena tereduksinya kelenjar
nematosityang dimilikinya.
2.1.4 ubur-ubur terbalik (Cassiopea ornata)

Kerajaan : Animalia
Filum : Cnidaria
Kelas : Scyphozoa
Ordo : Rhizostomae
Famili : Cassiopeidae
Genus : Cassiopea;
Spesies : Cassiopea ornate

ubur-ubur terbalik (Cassiopea ornata) atau upside-down jellyfish pun tak


kalah unik bahkan menjadi trade mark Pulau Kakaban. Ubur-ubur jenis ini
berenang secara terbalik dengan tentakel di bagian atas atas. Ubur-ubur terbalik
bersimbiosis dengan zooxanthella (sejenis ganggang) yang menempel di bagian
bawah tudung dan tentakel ubur-ubur. Agar zooxanthella mampu
berfotosintesis dan menghasilkan makanan, ubur-ubur terbalik (Cassiopea
ornata) berjalan terbalik dengan tentakel di bagian atas dan tudung di bagian
bawah.

2.2 Reproduksi

Pada reproduksi,walau ubur-ubur kakaban hidup pada danau yang terpisah


dengan lautan akan tetapi ubur-ubur kakaban bereproduksi dengan cara yang tidak
jauh berbeda dengan jenis ubur-ubur lainnya,sebenarnya reproduksi pada ubur-
ubur kakaban masih sama dengan ubur-ubur pada umumnya dari Schypozoa.
Dengan daur hidup yang lebih didominan oleh fase Medusa, ubur-ubur ini
memiliki fase polip yang tidak terlalu lama. Reproduksi biasanya dilakukan
dengan cara seksual oleh medusa jantan dan betina di perairan, kemudian hasil
dari fertilisasi ini menempel pada substrat dan membentuk polip penghasil
individu yang baru.
2.3 Habitat

Danau ubur-ubur Kakaban terletak di Pulau Kakaban yang termasuk dalam


Kabupaten Berau, propinsi Kalimantan Timur. Danau ini terletak di tengah -
tengah pulau Kakaban yang memiliki luas 774 hektar. Luas danau ubur-ubur itu
sendiri mencapai 390 hektar dengan kedalaman maksimum 11 meter.

Jika biasanya ubur-ubur di laut lepas memiliki racun yang sangat


berbahaya, maka ribuan ubur-ubur di danau Kakaban tidak beracun dan bentuknya
berubah menjadi lebih kecil. Ini karena ubur-ubur di danau kakaban beradaptasi
selama ribuan tahun di lingkungan danau tersebut.

2.4 Ancaman

Danau Kakaban yang telah terkenal dengan 4 jenis ubur-ubur yang mungil
dan tercatat sebagai ubur-ubur yang hanya ada di dua lokasi di dunia tidaklah
seperti apa yang di bayangkan. Kondisi fasilitas dan infrastruktur di Kakaban saat
ini sudah mulai tidak terurus misalnya sampah dan kotoran mulai menumpuk.
Sampah dari pengunjung yang tidak bertanggung jawab serta dari hanyutan
ombak bercampur menjadi satu. Sungguh sangat memprihatinkan mengingat
Kakaban adalah salah satu warisan dunia yang harus di lestarikan maka perlu
kepedulian dari semua pihak agar Kakaban masih tetap terjaga dan terpelihara
demi generasi di masa mendatang.

2.5 Upaya Pelestarian

Agar dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak dalam memenuhi


kepentingannya.selama ini telah dilakukan upaya-upaya dalam pemanfaatannya,
baik oleh pemerintah, masyarakat maupun pihak-pihak terkait lainnya. Bahkan
pada tahun 2002 telah diselenggarakan Lokakarya Antar Kampung oleh LSM
yang bergerak dalam pelestarian lingkungan. Dalam pertemuan tersebut telah
disepakati bersama antar masyarakat maupun para pemilik tanah di sekitarnya,
antara lain bahwa Pulau Kakaban sebagai kawasan konservasi yang dikelola
menurut zonasi, dan tidak akan menjual lahan yang ada di Pulau Kakaban kepada
pihak lain. Pemerintah daerah maupun DPRD Berau memberikan dukungan
tentang Kakaban sebagai daerah perlindungan yang perlu untuk
dilestarikan.terutama pada ubur-ubur karena merupakan salah satu keunikan yang
ada di pulau kakaban dan merupakan warisan dunia karena hanya ada dua tempat
yang memiliki ubur-ubur jenis tertentu yang tidak menyengat.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Danau Kakaban dikenal sebagai danau ubur-ubur dan memiliki


empat jenis ubur-ubur yang langka dan tidak terdapat di daerah lain.
Dan oleh dunia dikenal sebagai salah satu terbesar tempat pelepasan
penyu hijau di Asia Tenggara. Juga merupakan ekosistem terumbu
karang yang banyak dihuni oleh berbagai jenis biota laut yang banyak
menarik para penyelam dari manca Negara karena keindahan
tersendiri serta keunikan-keunikan yang belum banyak terungkap yang
merupakan tantangan para petualang bawah laut.
Sebagai kawasan konservasi Pulau Kakaban yang merupakan atol
dengan segala keunikannya memerlukan penanganan yang hati-hati,
agar apa yang menjadi kebanggaan dunia tidak terganggu dengan
pelaksanaan, pengelolaan, maupun kegiatan pengembangan kawasan
tersebut. Sehingga kekayaan yang selama ini terkandung di Pulau
kakaban dapat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan
tentang terumbu karang beserta segala kehidupan yang terkandung di
dalamnya. Dan dapat dimanfaatkan sebagai alam yang dapat memberi
kehidupan serta pendapatan bagi masyarakat di sekitarnya dalam
meningkatkan kesejahteraan secara seimbang dan berkelanjutan.

1.2. Saran

Dengan melihat ancaman dan beberapa kerusakan yang dialami oleh


ekosistem Ubur-ubur khususnya pada habitatnya di pulau kakaban, diharapkan
masyarakat dan para wisatawan bisa lebih peduli dan lebih peka terhadap
keberlangsungan ekositem ubur-ubur dan ekosistem endemiknya. Untuk
pemerintah diharapkan bisa mensosialisasikan kepada masyarakat akan nilai
penting dari ekositem endemic dan ubur-ubur itu sendiri baik dari segi ekonomi,
sosial dan budayanya. Diharapkan juga kepada seluruh lapisan masyarakat bisa
melakukan monitoring berkala terhadap hasil transplantasi yang sudah dibuat
supaya tetap terjaga dan semakin baik ekosistem di pulau Kakaban mengingat ini
termasuk warisan dunia dan jarang di temui di manapun.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.wwf.or.id/?26900/Kakaban-Kian-Redup

http://www.memobee.com/ubur-ubur-langka-hidup-di-danau-air-asin-
kalimantan-3600-eij.html

http://balibackpacker.blogspot.com/2012/09/danau-ubur-ubur-kakaban-
kalimantan-timur.html
http://alamendah.org/2011/08/13/ubur-ubur-kakaban-unik-tanpa-
sengat/

http://sunyisaatpurnama.blogspot.com/2011_10_01_archive.html

http://www.forumbebas.com/thread-91087.html

http://www.radarbangka.co.id/berita/detail//19379/babel-incar-
budidaya-ubur-ubur

http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Kakaban

http://travel.detik.com/read/2014/02/06/102007/2488810/1382/danau-
kakaban-punya-ubur-ubur-langka-hanya-2-di-dunia

http://www.indonesia.travel/id/destination/816/pulau-kakaban

http://www.indonesia.travel/id/destination/816/pulau-kakaban

Anda mungkin juga menyukai