Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TEKNIK LINGKUNGAN
“Keanekaragaman Hayati Endemik Hutan Gambut”
DOSEN PENGAMPU : Danar Ariangga W.G.,S.T.,M.T

Disusun Oleh:
NAMA : BONARDO S SIALLAGAN
NIM : 203030211006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan
berkah dan rahmat-nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini. dan adapun
tujuan penyusunan makalah ini yaitu untuk menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah
“Teknik Lingkungan.”

Dalam penyusunan makalah ini penyusun menyadari bahwa, makalah ini tidak akan
selesai dengan lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan dan bimbingan dari
dosen pengampu mata kuliah “Teknik Lingkungan”. Saya menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki maka saya meminta kritik dan saran yang
sifatnya membangun. Semoga maklah ini bermanfaat dan dan dapat menambah wawasan
bagi kita semua di dalam dunia pendidikan. Dan semoga mampu menjadi pendidik yang patut
diteladani oleh anak-anak didunia pendidikan.

Palangka Raya, 27 Oktober 2022

II
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... I
KATA PENGANTAR .................................................................................................... II
DAFTAR ISI ................................................................................................................... III
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 2
2.2 Jenis tanaman endemik dari struktur vegetasi hutan rawa gambut tropika ................ 2
2.3 Jenis hewan endemik dan karakteristiknya................................................................. 4
BAB III SIMPULAN....................................................................................................... 6
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA

III
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu “hot spot” keanekaragaman hayati dunia (Myers et al.
2000). Salah satu habitat yang memililki keunikan dan keanekaragaman hayati yang tinggi
adalah lahan gambut. Dalam skala regional, Indonesia memiliki area gambut terluas yaitu
berkisar 20-27 juta ha (Page et al. 2011), yang kaya akan keanekaragaman hayati endemik
dengan pusat keanekaragaman hayati tertinggi berada di Kalimantan. Walaupun demikian,
lahan gambut di Indonesia mempunyai tingkat kerentanan dan ancaman yang tinggi akibat
perubahan lahan dari hutan ke penggunaan lain, kebakaran, perkebunan dan permukiman.
Meningkatnya ancaman terhadap kelestarian lahan gambut seperti kebakaran dan konversi
menjadi area perkebunan, menjadikan ancaman juga terhadap kelestarian keanekaragaman
hayati yang ada di dalamnya. Pemerintah Indonesia berupaya memberikan penyadaran
kepada masyarakat mengenai pentingnya lahan gambut yaitu diantaranya yang terbaru
dengan menerbitkan PP No 71 tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem
Gambut. Detail mengenai peraturan dan perundangan terkait lahan gambut dibahas dalam
topik A3 mengenai Status Legal Lahan Gambut. Selain pemerintah, perhatian yang sama juga
dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat seperti Wetland International yang
mengkampanyekan kepada masyarakat mengenai pentingnya melakukan penyelamatan
keanekaragaman hayati di hutan gambut.
1.2 Rumusan Masalah
a) Apa saja jenis tanaman endemik dari struktur vegetasi hutan rawa gambut tropika?
b) Apa salah satu jenis hewan endemik dan deskripsi karakteristiknya?

1.3 Tujuan
a) Mengetahui jenis tanaman endemik dari struktur vegetasi hutan rawa gambut tropika.
b) Mengetahui jenis hewan endemik dan karakteristiknya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.2 Jenis tanaman endemik dari struktur vegetasi hutan gambut tropika

Tanah gambut memiliki ciri-ciri dengan kondisi pH asam, miskin unsur hara, namun
memiliki kandungan bahan organik yang tebal dan selalu terendam air. Kondisi unik ini
menjadi ciri khas yang membedakan tanah gambut dengan jenis tanah lain.
Akibatnya, jenis tumbuhan yang hidup didalam ekosistem lahan gambut memiliki adaptasi
terhadap hutan gambut. Sejak zaman kolonialisme Belanda, penelitian terhadap lahan gambut
telah dilakukan. Tanah gambut cenderung memiliki keanekaragaman vegetasi yang rendah
jika dibandingkan dengan hutan hujan tropis.
Namun, karakteristik spesies dan vegetasi di dalam ekosistem gambut lebih tinggi bila
dibandingkan dengan ekosistem lahan kering pada zona biogegografi yang sama. Semakin
tebal gambut di lahan tersebut, maka semakin sedikit jenis vegetasi yang dapat tumbuh.
Sebab pasokan zat hara yang dapat diperoleh melalui air hujan.
Begitupun sebaliknya, semakin tipis lapisan gambut, maka semakin beragam pula jenis
vegetasi yang hidup diatasnya atau yang kita kenal dengan mixed forest. Habitat mixed forest
tediri atas pepohonan kayu besar dan tumbuhan semak lebat. Habitat ke arah kubah gambut
(deep peat forest) memiliki keanekaragaman vegetasi yang rendah dan hanya terdiri atas
pepohonan berukuran kecil dengan tingkat kerapatan yang rendah.
Berikut ini beberapa jenis pohon yang dapat tumbuh dan hidup di lahan gambut:

1) Pohon Ramin (Gonystylus bancanus)

Foto pohon Ramin dewasa (Kiri) dan ketika baru bertumbuh (Kanan)
(Dokumentasi: Hesti Lestari Tata dan Adi Susmianto/Reseacrhgate.net)
2) Jelutung rawa (Dyera costulata)

2
Foto bibit pohon Jelutung Rawa yang dapat hidup di lahan gambut
(Dokumentasi: Konsorsium Paludikultur Indonesia)

3) Punak (Tetrameristra glabra)

Bagian-bagian pohon Punak (Dokumentasi: Foreibanjarbaru.or.id)

4) Bungur (Lagerstroemia speciosa)

3
Foto bunga bungur berwarna keungu-unguan (Dokumentasi: Kehati DIY)

5) Meranti rawa (Shorea pauciflora)

Foto batang dan ranting daun meranti rawa (Dokumentasi: DISPERKIMTAN)

2.3 Jenis hewan endemik dan karakteristiknya

Badak Sumatera dengan nama latin Dicerorhinus Sumatrensis menjadi satu-satunya


badak Asia yang memiliki dua cula. Sayangnya, saat ini keberadaannya menjadi punah akibat
perburuan liar untuk diambil culanya. Cula badak sumatera ini dipercaya dapat menjadi obat
tradisional untuk menyembuhkan berbagai penyakit, meskipun sebenarnya tidak ada

4
penelitian ilmiah yang terkait akan kepercayaan tersebut. Ditambah lagi, susunan dalam cula
badak itu serupa dengan kuku dan rambut manusia, sehingga jelas tidak memiliki khasiat
penyembuhan apapun.
Populasinya saat ini hanya kurang dari 80 ekor saja dan rata-rata tersebar di wilayah Taman
Nasional Bukit Barisan, Taman Nasional Gunung Leuser, dan Taman Nasional Way Kambas.
Habitat badak sumatera kebanyakan adalah di daerah berbukit yang dekat air, hutan hujan
tropis, hutan lumut pegunungan, hingga daerah pinggiran hutan.
Beruntungnya, pada 24 Maret 2022 lalu, seekor badak sumatera bernama Rosa yang ada di
Taman Nasional Way Kambas, Provinsi Lampung, berhasil melahirkan anak berjenis kelamin
betina. Kelahiran ini tentu saja menambah jumlah populasi badak sumatera yang ada di taman
nasional tersebut.

Karakteristiknya adalah seekor badak sumatra dewasa tingginya sekitar 120–145 cm


sampai pundak, panjang tubuhnya sekitar 250 cm, dan beratnya 500–800 kg, sementara
badak terbesar yang diketahui, yang berada di kebun binatang, beratnya mencapai 2.000 kg.
Layaknya spesies Afrika, badak ini memiliki dua cula. Yang ukurannya lebih besar adalah
cula hidung, biasanya hanya sepanjang 15–25 cm, namun ada spesimen yang tercatat
berukuran 81 cm. Cula belakangnya jauh lebih kecil, biasanya kurang dari 10 cm panjangnya,
dan sering kali hanya sedikit lebih besar dari sebuah tombol. Cula belakang (posterior) yang
lebih kecil itu dikenal sebagai cula dahi (frontal), sedangkan cula hidung yang lebih besar
dikenal sebagai cula depan (anterior). Cula-cula tersebut berwarna abu-abu gelap atau hitam.
Meskipun spesies ini tidak dinyatakan sebagai dimorfik seksual, pejantan memiliki cula yang
lebih besar daripada betina. Badak sumatra diperkirakan dapat hidup selama 30–45 tahun di
alam liar, sedangkan rekor waktu dalam penangkaran adalah seekor D. lasiotis betina yang
hidup selama 32 tahun 8 bulan sebelum ia mati pada tahun 1900 di Kebun Binatang London.
BAB III

5
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Keanekaragaman hayati di lahan gambut, disamping memiliki peranan ekologis juga


memiliki peranan ekonomi dan sosial budaya bagi masyarakat. Ketergantungan masyarakat
terhadap lahan gambut dapat mencapai 80% yaitu lebih tinggi dibandingkan
ketergantungannya terhadap usaha pertanian. Hal tersebut karena lahan gambut memiliki
keanekaragaman hayati dengan nilai ekonomi tinggi seperti tumbuhan penghasil produk kayu
dan non-kayu, penghasil ikan, jamur dan tanaman obat-obatan serta lebah hutan penghasil
madu untuk kebutuhan pangan masyarakat. Selain itu, beberapa jenis tumbuhan juga dapat
dimanfaatkan untuk restorasi dan rehabilitasi lahan gambar.
Disamping flora, fauna di lahan gambut juga memiliki keanekaragaman yang tinggi meliputi
fauna terestrial dan fauna akuatik. Berdasarkan data WWF (2009), tercatat 35 spesies
mamalia, 150 spesies burung dan 34 spesies ikan ditemukan di lahan gambut. Beberapa
fauna merupakan spesies endemik dan termasuk spesies dilindungi menurut IUCN Red List
2012 yaitu diantaranya Buaya sinyulong, Langur, Orang utan, Harimau sumatera dan
Beruang madu.

6
DAFTAR FUSTAKA

https://www.google.com/amp/s/lindungihutan.com/blog/jenis-pohon-yang-hidup-di-lahan-
gambut/%3famp=1
https://www.google.com/amp/s/www.gramedia.com/literasi/hewan-endemik/amp/

Anda mungkin juga menyukai