Anda di halaman 1dari 10

Makalah Praktikum Ekologi Satwa Liar Medan, Desember 2020

ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN


EKOSISTEM TERKAIT DENGAN NUTRISI PADA
ORANG UTAN DI SUATU KAWASAN

Dosen Penanggungjawab :
Yunus Afifuddin S.Hut., M.Si.

Disusun Oleh :
Bangun Mruli Yosia
181201161
KSH 5

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN


FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Makalah yang berjudul " Analisis Daya Dukung Lingkungan
Ekosistem Terkait Dengan Nutrisi Pada Orang Utan di Suatu Kawasan" ini dibuat
untuk memenuhi tugas Matakuliah Praktikum Ekologi Satwa Liar bagi
mahasiswa Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera
Utara.
Makalah ini memuat keterangan mengenai bagaimana cara dan sistematis
Menganalisis daya dukung dari suatu habitat. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada bapak Yunus Afifuddin S.Hut., M.Si selaku dosen penangggung jawab
dalam Mata kuliah Praktikum Ekologi Satwa Liar.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan oleh penulis.

Medan, Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

KATAPENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................................2

BAB II
ISI
2.1 Pengertian Daya Dukung Lingkungan..................................................3
2.2 Nutrisi Pangan yang baik untuk Orang Utan.........................................3
2.3 Habitat Orang Utan................................................................................4

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUA
N

1. Latar Belakang
Orangutan merupakan satu-satunya kera besar yang hidup di benua Asia
dengan jumlah spesies di alam yang diperkirakan saat ini adalah 14.613 individu
(Wich et al., 2016). Orangutan hanya ditemukan di Pulau Sumatera dan
Kalimantan, Indonesia. Orangutan sumatera (Pongo abelii) merupakan salah satu
primata besar yang hidup endemik di Pulau Sumatera dan masih bertahan di
daerah barat laut pulau itu tepatnya di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara.
Penyebaran orangutan dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas komponen
penyusun habitat alaminya karena fungsi utama dari habitat adalah untuk
memenuhi kebutuhan akan makanan, air, tempat berlindung serta berkembang
biak. Orangutan dibunuh hanya karena mereka melintasi kebun sawit kemudian
memakan umbutnya sehingga mereka dianggap sebagai hama.
Namun akibat pembabatan hutan untuk perkebunan kayu bahan kertas
atau kelapa sawit, orangutan berkonflik dengan manusia. Konflik antara
orangutan dan manusia umumnya karena kebun masyarakat, perkebunan kelapa
sawit, dan hutan tanaman industri dirusak oleh orangutan. Tetapi hal ini terjadi
karena memang orangutan sudah semakin terdesak akibat semakin menyusutnya
habitat mereka, sehingga orangutan terpaksa memasuki wilayah perkebunan
untuk memperoleh makanan. Dan karena hal ini juga orangutan di cap sebagai
hama yang harus di bunuh.
Buah adalah makanan yang paling banyak dikonsumsi oleh orangutan dari
jenis pakan lainnya, sehingga keberlangsungan hidup primata ini sangat
tergantung pada kondisi habitat yang ditempatinya. Pakan merupakan aspek
penting dalam pengelolaan populasi orangutan, karena ketersediaan pakan
mempengaruhi senyawa kimia alami salah satunya adalah kadar air yang
diperlukan tubuh untuk keseimbangan fungsi organ-organ secara biologis bagi
makhluk hidup. Kadar air merupakan salah satu bahan pakan yang menentukan
kesegaran pada setiap pakan dan daya tahan pakan yang ada tersebut, apabila
kadar air pada pakan tinggi maka
akan mengakibatkan mudahnya bakteri, kapang, dan kamir untuk berkembang
biak, sehingga akan merubah penampakan dari pakan tersebut.
Kelimpahan pakan didalam hutan merupakan salah satu hal penting
agar orangutan terhindar dari kepunahan. Hal utama yang sangat penting untuk
diketahui adalah kandungan air sumber pakan alami orangutan di hutan.
Langsungan hidup orangutan berasal dari perusakan habitatnya yang disebabkan
oleh penebangan dan pembukaan hutan untuk dijadikan lahan pertanian,
pertambangan dan pemukiman. Akibatnya, populasi orangutan yang semula
tersebar luas saat ini terpencar kedalam kantong-kantong populasi berukuran kecil
dengan daya dukung habitat yang rendah.
Perilaku pergerakan orangutan yang berhubungan dengan perilaku
makannya kemungkinan besar dipengaruhi jenis kelamin. Ada hubungan antara
ukuran tubuh antara orangutan jantan dengan orangutan betina terhadap perilaku
pergerakan dan perilaku makannya. Aktivitas harian orangutan yang utama di
penuhi oleh kegiatan makan. Selanjutnya istirahat, bermain-main, berjalan-jalan
diantara pepohonan dan membuat sarang. Aktivitas harian orangutan meliputi tiga
aktivitas besar yaitu makan, istirahat dan bergerak. Penelitian tentang perilaku
makan orangutan di pusat rehabilitasi belum banyak dilakukan. Guna menjaga
kelestariannya tetap berjalan secara berkesinambungan, maka diperlukan upaya
konservasi satwa dengan langkah-langkah yang benar

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian Daya Dukung Lingkungan
2. Nutrisi Pangan yang Baik untuk Orangutan
3. Habitat Orangutan

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari daya dukung lingkungan.
2. Untuk mengetahui apa saja nutrisi-nutrisi yang baik bagi habitat odari
orangutan.
3. Untuk mengetahui dari suatu habitat orang utan.
BAB II
ISI

2.1 Pengertian Daya Dukung Lingkungan


Daya dukung lingkungan pada hakekatnya adalah daya dukung
lingkungan alamiah, yaitu berdasarkan biomas tumbuhan dan hewan yang dapat
dikumpulkan dan ditangkap per satuan luas dan waktu di daerah itu. Menurut
Khanna (1999), daya dukung lingkungan hidup terbagi menjadi 2 (dua)
komponen, yaitu kapasitas penyediaan (supportive capacity) dan kapasitas
tampung limbah (assimilative capacity). Pengertian lain daya dukung lingkungan
adalah kemampuan suatu tempat dalam menunjang kehidupan mahluk hidup
secara optimum dalam periode waktu yang panjang atau kemampuan lingkungan
memberikan kehidupan organisme secara sejahtera dan lestari bagi penduduk
yang mendiami suatu wilayah.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Pasal 3, penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang
wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan
Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional dengan:
1. terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;
2. terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan
sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan
3. terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif
terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang
Sedangkan dalam Pasal 5 dijelaskan:
1. Penataan ruang berdasarkan sistem terdiri atas sistem wilayah dan sistem
internal perkotaan.
2. Penataan ruang berdasarkan fungsi utama kawasan terdiri atas kawasan
lindung dan kawasan budi daya.
3. Penataan ruang berdasarkan wilayah administratif terdiri atas penataan
ruang wilayah nasional.
Sementara dalam Pasal 17 dijelaskan ayat 5 dan ayat 6 adalah:
(5) Dalam rangka pelestarian lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
dalam rencana tata ruang wilayah ditetapkan kawasan hutan paling sedikit 30
(tiga puluh) persen dari luas daerah aliran sungai.
(6) Penyusunan rencana tata ruang harus memperhatikan keterkaitan
antarwilayah, antarfungsi kawasan, dan antarkegiatan kawasan.
Penjelasan Pasal 5 Ayat (5)
Yang termasuk kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup antara lain, adalah kawasan pelindungan dan pelestarian
lingkungan hidup, termasuk kawasan yang diakui sebagai warisan dunia seperti
Taman Nasional Lorentz, Taman Nasional Ujung Kulon, dan Taman Nasional
Komodo.

2.2 Nutrisi Pangan yang baik untuk Orang Utan


Kerusakan lingkungan berdampak pada hilangnya habitat seperti hutan
sebagai tempat tinggal dan sumber pakan Orangutan. Ancaman terbesar terhadap
kelangsungan hidup Orangutan Sumatera (P. abelii) berasal dari kerusakan
habitatnya. Pohon memiliki peran sangat penting bagi kelangsungan hidup
Orangutan.4 Penurunan jumlah pohon yang diakibatkan oleh penebangan liar,
perluasan kebun, dan pembangunan industri, menjadi ancaman besar untuk
populasi Orangutan Sumatera (P. abelii). Kelestarian Orangutan kurang
diperhatikan karena pengalihan fungsi hutan dan kurangnya pemahaman manusia
terhadap pentingnya peran Orangutan terhadap lingkungan.
Pohon pakan merupakan salah satu komponen habitat yang penting bagi
kelestarian Orangutan. Hal ini dapat dipahami karena pakan merupakan sumber
energi untuk memenuhi kebutuhan hidup satwa. Jenis pohon pakan yang
dimanfaatkan oleh Orangutan bervariasi antara satu lokasi dengan lokasi lainnya.
Tumbuhan yang dikonsumsi oleh Orangutan biasa disebut pohon pakan.
Orangutan merupakan hewan frugivorus yang mengkonsumsi buah lebih dari
65% dari total pakannya setiap hari. Pakan Orangutan di daerah dataran rendan
biasanya berupa kelompok Ficus, namun di daerah rawa 10 berupa kelompok
jambu-jambuan. Pakan Orangutan dapat berupa bagian seperti buah, daun, bunga,
dan bagian lainnya.
Orangutan memanfaatkan bagian dari tumbuhan seperti buah, bunga,
daun, kuncup, kulit kayu, dan cairan pada tumbuhan. Keberadaan tumbuhan di
suatu lokasi dipengaruhi berbagai faktor seperti suhu, intesitas cahaya,
ketinggian tempat, jenis tanah, pH tanah, kesuburan tanah, kelembapan,
kemiringan, curah hujan, dan warna tanah.16 Ketinggian tempat tumbuh yang di
maksud peneliti merupakan ketinggian tempat di atas permukaan laut yang di
tumbuhi pohon pakan. Orangutan memiliki pola sebaran satwa liar di alam bebas
yaitu berbentuk acak, berkelompok, atau sistematik. Orangutan memiliki bentuk
sebaran suatu habitat sangat dipengaruhi oleh penyebaran sumber pakan, terutama
buah dan daun. Sebaran Orangutan semakin sedikit dengan bertambahnya
ketinggian tempat.

2.3 Habitat Orangutan


Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki
kekayaan keanaekaragaman hayati. Salah satu jenis yang endemik adalah
Orangutan, satusatunya jenis kera besar yang dapat ditemukan di Asia. Populasi
Orangutan hanya tersisa di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Orangutan sudah
dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu Orangutan Sumatera (Pongo abelii),
Orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus) dan Orangutan tapanuli (Pongo
tapnuliensis).1 Orangutan merupakan jenis kunci kekayaan hayati dan berperan
penting dalam penyeimbangan ekosistem di lingkungan. Orangutan adalah salah
satu satwa yang harus dilindungi dan tidak boleh di perdagangkan serta dipelihara
sebagai hewan peliharaan menurut UU Nomor 5 tahun 1990 tentang Konsevasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem.
Populasi Orangutan di habitatnya saat ini mengalami penurunan drastis,
diperkirakan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir populasi tersebut telah
menyusut 30-50%. Penurunan populasi dikarenakan habitatnya telah rusak oleh
penebangan liar, kebakaran hutan, dan perburuan liar. Kerusakan lingkungan
berdampak pada hilangnya habitat seperti hutan sebagai tempat tinggal dan
sumber pakan Orangutan. Ancaman terbesar terhadap kelangsungan hidup
Orangutan Sumatera (P. abelii) berasal dari kerusakan habitatnya. Pohon
memiliki peran sangat penting bagi kelangsungan hidup Orangutan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Daya dukung lingkungan pada hakekatnya adalah daya dukung lingkungan
alamiah, yaitu berdasarkan biomas tumbuhan dan hewan.
2. Orangutan hanya ditemukan di Pulau Sumatera dan Kalimantan, Indonesia.
3. Kerusakan lingkungan berdampak pada hilangnya habitat seperti hutan
sebagai tempat tinggal dan sumber pakan Orangutan.
4. Populasi Orangutan di habitatnya saat ini mengalami penurunan drastic.
5.Buah adalah makanan yang paling banyak dikonsumsi oleh orangutan dari
jenis pakan lainnya, sehingga keberlangsungan hidup primata ini sangat
tergantung pada kondisi habitat yang ditempatinya.
DAFTAR PUSTAKA

Dalimunthe, N. P., Alikodra, H. S., Iskandar, E., dan Atmoko, S. S. U. 2020.


Manajemen Pakan dan Pemenuhan Nutrisi Orangutan Kalimantan (Pongo
pygmaeus). di Taman Safari Indonesia dan Taman Margasatwa
Ragunan. Jurnal Biologi Indonesia, 16(1).

Hadad, A. A., Prayogo, H., dan Anwari, S. 2017. Perilaku Makan Dan Jenis
Pakan Orangutan (Pongo pygmaeus) Di Yayasan International Animal
Rescue Indonesia (YIARI) Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat. Jurnal
Hutan Lestari, 5(2).

Mardiana, M., Rahmi, E., dan Andini, R. 2020. Karakteristik Sarang Orangutan
Sumatera (Pongo abelii Lesson 1827) di Stasiun Penelitian Soraya,
Kawasan Ekosistem Leuser. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, 5(3),
50- 59.

Nurcholisudin, T. 2020. Jenis Pohon Pakan Orangutan Sumatera (Pongo Abelii


Lesson, 1827) Berdasarkan Ketinggian Tempat di Stasiun Penelitian
Ketambe Sebagai Referensi Matakuliah Ekologi Hewan (Doctoral \
dissertation, UIN Ar-Raniry).

Anda mungkin juga menyukai