Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

SUMBER DAYA ALAM HUTAN


(Untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu lingkungan oleh dosen pengampuh
Dr.Dewi K.Baderan, S.Pd.,M.Si)

Di susun
O
L
E
H

PINKI PITRIA R MAKMUR (432418019)


KARSUM KOROMPOT (432418018)

BIOLOGI A NON-DIK

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Tuhan Yang maha Esa , karena berkatNyalah


makalah yang berjudul “Sumber Daya Alam Hutan” dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah ilmu lingkungan .

Hutan merupakan sumbedaya alam merupakan sumberdaya alam yang


dapat diperbaharui (renewable resources ) merupakan ekosistem alam yang dapat
melakukan melakukan keseimbangan secara alami antara produsen, konsumen
dan decompocer, sehingga ekosistem hutan dapat bersifat homeostattis. Akan
tetapi dengan kemajuan teknologi dan pertambahan pendududk secara tidak
terkontrol sehingga ekosistem hutan banyak mengalami gangguan.

Dengan demikian perlu upaya pengelplaam hutan secara


berkesinambungan. Dengan selesainya makalah ini kami selaku penulis
menyampaikan terimakasih kepada semua pihak dengan suatu harapan agar semua
pembaca ikut membantu menyempurnakan tulisan ini semoga tulisan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.

Gorontalo, September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2

1.3 Tujuan................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan konsep daya dukung lingkungan ..............................................3

2.1 jenis-jenis daya dukung lingkungan...................................................................4

2.2 komponen daya dukung lingkungan .................................................................5

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .....................................................................................................18

3.2 Saran……………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada kesempatan kali ini, saya mendapatkan tugas makalah yang


bersangkutan dengan Sumber Daya Alam (SDA) Hutan. Sebelum untuk
pembahasan lebih lanjut, sebaiknya kita perlu mengetahui apa itu Sumber Daya
Alam (nature resource), sumber daya alam adalah semua kekayaan berupa benda
mati maupun benda hidup yang berada di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sumber daya merupakan unsur lingkungan
hidup yang memberikan daya dukung terhadap kelangsungan kehidupan di muka
bumi. Untuk mengetahui sumber daya alam yang bermanfaat dan memberikan
daya dukung terhadap kehidupan manusia, dapat dilihat upaya manusia dalam
memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Sumber daya alam sangat ditentukan
berdasarkan kegunaan bagi manusia, sehingga nilai sumber daya alam sangat
ditentukan dari kemanfaatan bagi manusia. Manusia atau penduduk termasuk
sumber daya bagi negara, sebagai tenaga kerja melalui ekonomi negara dengan
ilmu pengetahuan yang dikuasainya.

Sumber daya alam merupakan sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk


berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera.
Sumber daya ala bisa terdapat didalam tanah, air, permukaan tanah, udara, dll.

Dalam hal lain ada yang menulis bahwa, sumber daya alam adalah seluruh
potensi yang dimiliki alam dan dapat dikembangkan dalam prosesnproduksi
sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Manusia
dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya selalu berusaha memperoleh
sumber daya alam tersebut. Oleh karena itu, manusia berusaha mengolah berbagai
sumber daya alam sehingga dapat dimanfaatkan.

Sumber daya alam yang ada dimuka bumi merupakan sumber daya
esensial bagi kelangsungan hidup manusia. Hilang atau berkurangnya
ketersediaan sumber daya alam tersebut akan berdampak terhadap kelangsungan
hidup manusia. Oleh karena itu, yang menjadi persoalan mendasar sehubungan
dnegan pengelolaan sumber daya adalah bagaimana mengelola sumber daya alam
tersebut agar menghasilkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi manusiia tanpa
mengorbankan kelestarian sumber daya alam itu sendiri. Pengelolaan sumber daya
alam yang berwawasan lingkkungan dan berkelanjutan telah dilakukan sejak
lama. Namun, pertumbuhan prnduduk yang tinggi serta diiringi dengan semakin
bertambahnya kebutuhan manusia menyebabkan eksploitasi sumber daya alam
secara berlebihan. Akibatnya, timbul dampak negative, seperti kepunahan flora
dan fauna, longsor, banjir dan pencemaran lingkungan. Jika hal ini dibiarkan
berlanjut, generasi yang akan datang tidak lagi dapat menikmati sumber daya
alam yang ada pada saat ini.

Dalam bab-bab selanjutnya akan di bahas secara rinci mengenai topik


utama dalam makalah ini yaitu Analisa Sumber Daya Alam Hutan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dari uraian latar belakang di atas dapat di Tarik beberapa rumusan masalah,yaitu :

1. apa itu sumber daya alam hutan?

2. apa manfaat dan fungsi dari hutan ?

3. kerusakan apa yang terdapat di hutan ?

4. bagaimana cara penanggulangannya dan pelestarian hutan ?

5. bagaimana peran manusia terhadap lingkungan terutama pada hutan ?

1.3 TUJUAN

1. untuk mengetahui tentang sumber daya alam

2. untuk mengetahui manfaat dan fungsi hutan

3. untuk mengetahui kerusakan yang ada pada hutan


4. untuk mengetahui cara penanggulangannya dan pelestarian hutan

5. untuk mengetahui peran manusia terhadap lingkungan terutama pada hutan


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SUMBER DAYA ALAM HUTAN

Apa sebenarnya sumber daya alam itu? Menurut para ahli sebagaimana
dikemukakan oleh katili ; secara ilmiah dapat dikatakan bahwa sumber daya
alam adalah semua unsur tata lingkungan bio fisik yang dengan nyata atau
potensial dapat memenuhi kebutuhan manusia, atau dengan perkataan lain
sumber daya alam adalah semua bahan yang di temukan manusia dalam alam
yang dapat dipakai untuk kepentingan hidupnya. Sumber daya juga dikatakan
segala sesuatu yang berupa benda nyata ataupun bukan benda nyata yang
dibutuhkan oleh manusia untuk kelangsungan hidupnya.

Hutan adalah suatu lapangan bertumbuhnya pohon-pohon yang secara


keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta alam
lingkungan yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai hutan.

Hutan juga dapat disebut sebagai kawasan yang dirumbuhi dengan


lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini
terdapat diwilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai
penampungan karbondioksida, habitat hewan, modulator arus hidroogika,
serta pelestarian tanah.

Hutan sebagai sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable


resources). Sebagai sumberdaya alam, hutan merupakan sumber berbagai
benda baik benda hidup (hayati) maupun benda mati (non hayati), sehingga
merupakan jasa yang mempunyai nilai strategis guna mendukung kepentingan
pembangunan baik bersifat nasional, sektoral dan daerah. Hutan adalah salah
satu dari sekian banyak sumber daya alam benda nyata ataupun bukan benda
nyata yang dibutuhkan oleh manusia untuk kelangsungan hidupnya. Dan hutan
adalah salah satu dari sekian banyak sumber daya alam.

Sumber daya hutan merupakan berkah yang tidak ternilai harganya


bagi semua aktor biologis disekitarnya. Salah satu sumber daya alam yang
begitu potensial dan merupakan tumpuan bagi keberlangsungan hidup suatu
insan biologis adalah hutan. Hutan merupakan rumah dan sekaligus bank yang
mensupaly kebutuhan hidup mendasar dari aktor biologis yang ada
didalamnya termasuk manusia.

Setelah mengetahui apa itu sumber daya alam dan hutan secara
terpisah, dapat diketahui apa itu sumber daya alam hutan. Sumber daya alam
hutan adalah sesuatu yang dapat dimamnfaatkan untuk kepentingan dan
kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang ada disekitar alam
lingkungan hidup kita.

Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999, bahwa status hutan terbagi


menjadi dua yaitu hutan negara dan hutan hak. Hutan negara adalah hutan
yang berada pada tanah yang tidak dibebani hak atas tanah. Menurut ketentuan
pasal 5 ayat (2) hutan negara dapat berupa hutan adat, yaitu hutan negara yang
berada dalam wilayah masyarakat hukum adat. Ketentuan ini merupakan
pengakuan atas hak adat, walaupun pengakuan itu masi mensubordinasikan
hutan adat sebagai bagian dari hutan Negara. Hutan hak adalah hutan yang
berada pada tanah yang dibebani hak atas tanah. Sedangkan fungsi hutan
dibagi atas tiga fungsi, yaitu fungsi konservasi, lindung dan produktif.

2.2 MANFAAT DAN FUNGSI HUTAN

Hutan Indonesia memiliki potensi yang sangat besar, luasnya mencapai


99,6 juta hektar atau 52,3% dari luas wilayah Indonesia (Kemenhyt, 2011).
Luas hutan yang besar tersebut saat ini masih dapat dijumpai di Papua,
Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera. Luas wilayah Indonesia hanya 1,3% dari
luas dunia. Walaupun demikian, keanekaragaman hayati di Indonesia sangat
tinggi meliputi 25% dari total jenis ikan didunia, 17% dari total jenis burung,
16% dari total reptilia di dunia, 12% dari total mamalia, da 10% dari total
tumbuhan berbunga di dunia. Di Jawa, luas hutan telah berkurang karena
terjadi alih fugsi untuk pertanan dan pemukkiman penduduk. Sementara itu,
alih fungsi hutan menjadi pertanian dan perkebunan banyak dijumpai di
Sumatera dan Kalimantan.

Selain hutannya yang luas, hutan Indonesia juga menyimpan kekayaan


flora dan fauna atau keanekaragaman hayati yang snagat besar. Bahkan
banyak diantaranya merupakan spesies endemik atau hanya ditemukan di
Indonesia, tidak ditemukan di tempat lainnya seperti anoa, burung maloe, dan
komodo. Hasil hutan sebenarnya tidak hanya sekedar kayu. Hutan tropis yang
dimiliki Indonesia juga menghasilkan buah-buahan dan obat-obatan. Namun
demikian, hasil hutan yang banyak dikenal penduduk adalah sebagai sumber
kayu.

Setidaknya ada sekitar 4.000 jenis kayu yanng 267 jenis diantaranya
merupakan kayu yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Secara umum
jenis-jenis kayu dan sebarannya adalah sebagai berikut :

1. Kayu keruing, meranti, agathis dihasilkan terutama di Papua, Sulawesi,


dan Kalimantan.
2. Kayu jati banyak dihasilkan di Jawa Tengah.
3. Rotan banyak dihasilkan di Kalimantan, Sumatera Utara dan Sumatera
Barat.
4. Kayu cendana banyak dihasilkan di Nusa Tenggara Timur
5. Kayu rasamala dan akasia banyak dihasilkan di Jawa Barat

Hutan memiliki banyak sekali manfaat ataupun fungsi, manfaat yang


dimiliki hutan, antara lain :

 Tempat menyimpan air hujan dan kemudian mengalirkannya ke


sungai-sungai dan danau sehingga pada musim kemarau tidak
mengalami kekeringan.
 Tempat hidup bagi flora dan fauna yang menjadi sumber makanan dan
obat-obatan pada saat ini maupun pada masa yang akan datanng.
 Mencegah terjadinya erosi atau pengikisan karena air hujan tidak
langsung jatuh ke tanah dan mengikis tanah-tanah yang subur.
 Menghasilkan oksigen dan menyerap karbondioksida sehingga suhu
bumi terkendali.
 Sumber kehidupan bagi masyarakat, khususnya masyarakat sekitar
hutan dari produk yang dihasilkannya.

Selain manfaat secara umum diatas, manfaat hutan juga dapat dibagi
menjadi beberapa bagian, namun isinya hampir sama dengan manfaat-manfaat
hutan lainnya, antara lain :

1. Manfaat ekonomi :
 Hasil hutan dapat dijual atau diolah menjadi berbagai baranng
yang bernilai tinggi.
 Membuka lapangan pekerja bagi pembalak hutan legal.
 Menyumbang devisa negara dari hasil penjualan produk hasil
hutan ke luar negeri.
2. Manfaat klimatologis
 Hutan dapat mengatur iklim.
 Hutan berfungsi sebagai paru-paru dunia yang menghasilkan
oksigen bagi kehidupan.
3. Manfaat hidrologis
 Dapat menampung air hujan didalam tanah.
 Mencegah intrusi air laut yanng asin.
 Menjadi pengatur tata air tanah.
4. Manfaat ekologis
 Mencegah erosi dan banjir.
 Menjaga dan mempertahankan kesuburan tanah.
 Sebagai wilayah untuk melestarikan keanekaragaman hayati.

Hutan merupakan penyangga kehidupan karena memiliki fungsi penting


dalam menjada keseimbangan alam. Fungsi hutan yang paling penting adalah
produksi oksigen. Tanpa adanya oksigen maka tidak akan ada kehidupan
karena seluruh makhluk hidup didunia ini baik hewan, manusia, dan tumbuhan
membutuhkan oksigen dalam melangsungkan hidupnya. Fungsi hutan sebagai
penghasil oksigen tak dapat dipisahkan dengan fungsi hutan sebagai penyerap
karbon. Berikut fungsi-fungsi yang dimiliki oleh hutan, antara lain :

 Hutan konservasi : kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang


mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan
satwa serta ekosistemnya.
Hutan konservasi terdiri dari :
1) Kawasan suaka alam
Yang dimaksudkan dengan Kawasan suaka alam adalah: kawasan
dengan ciri khas tertentu, baik darat maupun di perairan yang
mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan
keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga
berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan. KSA terdiri
dari:
 Cagar alam.
Cagar alam adalah kawasan suaka alam yang karena keadaannya
alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya
atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya
berlangsung secara alami.
 Suaka margasatwa
suaka margasatwa adalah kawasan suaka alam yang mepunyai ciri
khas berupa keanekaragaman dan/atau keunikan jenis satwa yang
untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap
habitatnya.
2) Kawasan Pelestarian Alam
Yang di maksudkan dengan Kawasan pelestarian alam adalah
kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan
yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan,
pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta
pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
Kawasan pelestarian alam terdiri dari :
 Taman Nasional adalah : kawasan pelestarian alam yang
mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang
dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan,
pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi.
 Taman hutan raya adalah kawasan pelestarian alam untuk
tujuan koleksi tumbuhan dan/atau satwa yang alami atau
buatan, jenis asli dan atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi
kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,
menunjang budidaya, budidaya, pariwisata, dan rekreasi.
 Taman wisata alam adalah kawasan pelestarian alam yang
terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam.

 Hutan lindung : hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai


perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air,
mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan
memelihara kesuburan tanah.

Menurut PP No. 44 Tahun 2004, sebuah hutan bisa dikatakan


sebagai hutan lindung jika memenuhi salah satu kriteria sebagai
berikut:
 Kawasan hutan dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah dan
intensitas hujan setelah masing-masing dikalikan dengan angka
penimbang mempunyai jumlah skor seratus tujuh puluh lima atau
lebih.
 Kawasan hutan yang mempunyai lereng lapangan sebesar 40%
atau lebih.
 Kawasan hutan yang berada pada ketinggian 2000 meter atau lebih
di atas permukaan air laut.
 Kawasan hutan yang mempunyai tanah sangat peka terhadap erosi
dan mempunyai lereng lapangan lebih dari 15%.
 Kawasan hutan yang merupakan daerah resapan air.
 Kawasan hutan yang merupakan daerah perlindungan pantai.

 Hutan produksi : kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok


memproduksi hasil hutan. Hutan produksi terdiri dari hutan produksi
tetap (HP), hutan produksi terbatas (HPT) dan hutan produksi yang
dapat dikonversi.

Hutan produksi dikelompokkan menjadi 3, yaitu hutan produksi tetap


(HP), Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan Hutan Produksi yang dapat
dikonversi (HPK):
 Hutan Produksi Tetap (HP) merupakan hutan yang dapat
dieksploitasi dengan perlakuan cara tebang pilih maupun dengan
cara tebang habis.
 Hutan Produksi Terbatas (HPT) merupakan hutan yang hanya
dapat dieksploitasi dengan cara tebang pilih. Hutan Produksi
Terbatas ini merupakan hutan yang dialokasikan untuk produksi
kayu dengan intensitas yang rendah. Hutan produksi terbatas ini
pada umumnya berada di wilayah pegunungan di mana lereng-
lereng yang curam mempersulit kegiatan pembalakan.
 Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi (HPK): a) Kawasan hutan
yang dipengaruhi faktor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas
hujan setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbang
mempunyai nilai 124 atau kurang di luar hutan suaka alam dan
hutan pelestarian alam. b) Kawasan hutan yang memiliki ruang
dicadangkan untuk digunakan bagi pengembangan permukiman,
transmigrasi, pertanian dan perkebunan.
Kegiatan yang diizinkan untuk Hutan Produksi adalah
untuk Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan alam
(HPH) dan hutan tanaman (HTI).Untuk Hutan Produksi Terbatas
karena pertimbangan kelerengan maka tidak diperbolehkan
melakukan tebang habis (land clearing) untuk HTI biasanya HPT
pengelolaannya dengan Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI).
Sedangkan Hutan Produksi Konversi aktivitas yang dilakukan
lebih kepada penggunaan sektor non-kehutanan.

 Hutan wisata : hutan yang dijadikan suaka alam yang ditujukan


untuk melindungi tumbuh-tumbuhan serta hewan langka agar tidak
musnah atau punah dimasa depan. Hutan suaka alam dilarang untuk
menebang dan mengganggu alih fungsi sebagai pembukaan hutan.
Biasanya hutan wisata menjadi tempat rekreasi dan tempat penelitian.
 Hutan cadangan : merupakan hutan yang dijadikan lahan pertanian
dan pemukiman penduduk, di Jawa ada sekitar 20 juta ha hutan
cadangan.

KEGUNAAN HUTAN :

1. Sebagai sumber makanan, penduduk disekitar hutan menjadi pemburu


atau mengambil tumbuhan yang dapat digunakan sebagai makanan.
2. Kepentinan komersial, manusia mengambil banyak manfaat dari
ekosisitem hutan. Banyak obat-obatan dan farmasi telah ditemukan di
hutan. Masyarakat lokal bertahan hidup pada tanaman dan hewan yang
diambil dari hutan. Produk yang tergantung pada masyarakat modern
seperti kayu, kertas dan bambu semua berasal dari ekosistem hutan.
3. Obat herbal dari hutan, banyak tanaman hutan dan hewan
menghasilkan racun, fungisida, antibiotik dan senyawa biologis aktif
lainnya sebagai mekanisme pertahanan, tetapi banyak dari mereka
dapat dijadikan obat. Banyak produksi farmasi saat ini berasal dari
spesies hutan tropis, misalnya :
a. Kina dari pohon kina spp, untuk mengobati kanker;
b. Tanaman tapak dara (Catharanthus roseus) untuk pengobatan
kelenjat prpostat membesar;
c. Akar kumis kucing (Coleus forskohlii) untuk mengobati
diabetes; dan
d. Dioscorea dumetorum dan Harungana vismia dan beberapa
obat didasarkan pada daun succulents keluarga
Mesembryanthemeceae.
4. Menyediakan oksigen (O2), dengan jumlah pepohonan yang banyak,
tentunya hutan akan memberikan suplay kebutuhan oksigen yang
cukup besar bagi kehidupan dimuka bumi ini.
Menyerap karbondioksida (CO2), karbondioksida adlah gas yang
berbahaya apabila dihirup secara berlebihan oleh manusia. Namun
disisi lain tumbuhan memerlukan gas tersebut untuk menghasilkan
5. oksigen yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Keberadaan
hutan yang luas dimuka bumi akan memberikan peluang penyerapan
karbondioksida yang lebih besar.
6. Mencegah erosi, keberadaan kawasan hutan yang luas juga dapat
membantu mencegah erosi atau pengikisan tanah. Pengikisan tanah
dapat disebabkan oleh air.
7. Pelestarian plasma nutfah, plasma nutfah merupakan bahan baku yang
penting untuk pembangunan dimasa depan, terutama dibidang pangan,
sandang, papan, obat-obatan dan industri.
8. Mengatasi penggenangan, daerah rendah yang sering digenangi air
perlu ditanami dnegan jenis tanaman yang mempunyai kemampuan
evaporasi yang tinggi.
9. Pelestarian air tanah, jika hujan llebat, maka air hujan akan turun
masuk meresap kelapisan tanah yang lebih dalam menjadi air infiltrasi
dan air tanah, hanya sedikit yang menjadi air limpasan.
10. Sebagai sarana pendidikan, hutan digunakan sebagai sarana belajar
bagi manusia, hutan memberikan pengetahuan tentang tumbuhan,
ekosistem dan makhluk hidup lain.

2.3 KERUSAKAN HUTAN

Penebangan hutan di Indonesia saat ini meningkat tajam, sehingga


mengakibatkan berbagai kerusakan bagi lingkungan. Penebangan hutan secara
liar (illegal logging) memperburuk kerusakan hutan di Indonesia.
Pemanfaatan hutan harus dilakukan secara bijak sehingga memenuhi prinsip
ekoefisien. Penebangan hutan dapat dilakukan, namun harus
mempertimbangkan kelestarian hutan. Misalnya, penebangan dilakukan secara
tebang pilih dan diikuti dengan pembibitn dan penanaman kembali.

Pemanfaatan hutan berprinsip reboisasi dan efisiensi dapat dilakukan


dengan menjaga keseimbangan ekosistem serta efisiensi. Berlandaskan prinsip
etrsebut, maka praktik-praktik ekspor kayu gelondongan seharusnya tidak
dilakukan, bahkan harus dilarang. Hal ini dikarenakan ekspor kayu
gelondongan mempercepat penggundulan hutan yang akhirnya merusak
lingkungan. Berikut beberapa penyebab kerusakan hutan :
1. Kebakaran hutan
Penyebab kebakaran hutan sampai saat ini masih menjadi topik
perdebatan, apakah karena alam atau karena kegiatan manusia. Namun
berdasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab
utama kebakaran hutan adalah faktor manusia yang berawal dari
kegiatan atau permasalahan sebagai berikut :
a. Sistem perladangan tradisional dari penduduk setempat yang
berpindah-pindah;
b. Pembukaan hutan oleh para pemegang Hak Pengusahaan Hutan
(HPH) untuk industri kayu maupun perkebunan kelapa sawit;
c. Penyebabb struktural, yaitu kombinasi antara kemiskinan,
kebijakan pembangunan dan tata pemerintahan, sehingga
menimbulkan konflik antar hukum adat dan hukum positif
negara.

Perladangan berpindah merupakan upaya pertanian tradisional


dikawasan hutan, dimana pembukaan lahannya selalu dilakukan
dengan cara pembakaran karena cepat, murah dna praktis. Namun
pembukaan lahan untuk perladangan tersebut umumnya sangat terbatas
dan terkendali karena telah mengikuti aturan turun temurun
(Dove,1988). Kebakaran liar mungkin terjadi karena kegiatan
perladanngan hanya sebagai kamuflasi dari penebangan liar yanng
memanfaatkan jalan HPH dan berada di kawasan HPH.
2. Penebangan hutan secara sembarangan
Menebang hutan sembarangan akan menyebabkan hutan menjadi
gundul. Ditambah lagi akhir-akhir ini penebangan hutan liar semakin
marak terjadi.

3. Penegakan hukum yang lemah


Para penegak hukum masih lemah untuk membrikan sanksi kepada
para pelaku. Maka dari itu masih saja banyak oknum yang tidak mau
bertanggung jawab. Kejahatan seperti ini sering juga melibatkan aparat
pemerintah yang berwenang dan seharusnya menjadi benteng
pertahanan untuk menjaga kelestarian hutan.
4. Mentalitas manusia
Manusia sering memprioritaskan dirinya sebagai pihak yang memiliki
otonomi untuk menyusun blue print dalam perencanaan dan
pengelolaan hutan, baik untuk kepentingan generasi sekarang
mamupun untuk anak cucunya. Hal ini kemungkinan disebabkan
karena manusia sering manganggap dirinya sebagai ciptaan yanng
lebih sempurna dari yang lainnya. Karena manusia memposisikan
dirinya sebagai pihak yang dominanm maka keputusan dan tindakan
yang dilaksanakan sering mementingkan untuk saat ini daripada masa
yang akan datang.
AKIBAT KERUSAKAN HUTAN

Kerusakan hutan akan menimbulkan beberapa dampak negatif yang besar


bagi bumi :

1. Efek rumamh kaca (green house effect)


Hutan merupakan paru-paru bumi yanng mempunyai fungsi
mengabsorsi Co2. Berkurangnya hutan dan meningkatnya pemkaian
energi fosil akan menyebabkan kenaikan gas Co2 di atmosfir yang
menyelubungi bumi. Gas ini makin lama akan semakin banyak, yang
akhirnya membentuk satu lapisan yanng mempunyai sifat seperti kaca
yang mampu meneruskan pancaran sinar matahari yang berupa energi
cahaya ke permukaan bumi, tetapi tidak dapat dilewati oleh pancaran
energi panas dari permukaan bumi.

2. Kerusakan lapisan ozon


Lapisan ozon (O3) yang menyelimutu bumi berfungsi menahan radiasi
sinar iltraviolet yanng berbahaya bagi kehidupan dibumi. Ditengah
kerusakan hutan, meningkatnya zat-zat kimia di bumi akan dapat
menimbulkan ruskanya lapisan ozon. Kerusakan ini akan
manimbulkan lubang-lubang pada lapisan ozon yanng semakin lama
semakin besar.
3. Kepunahan spesies
Hutan di Indonesia dikenal dengan keanekaragaman hayati
didalamnya. Dengan rusaknya hutan sudah pasti keanekaragaman ini
tidak dapat dipertahankan bahwa akan mengalami kepunahan.
4. Merugikan keuangan negara
Sebenarnya jika pemerintan mau mengelola hutan dnegan lebih baik,
jujur dan adil, pendapatan dari sektor kehutanan sangat besar. Tetapi
yang terjadi adalah sebaliknya.
5. Banjir
Dalam peristiwa banjir yang sering melanda Indonesia, disebutkan
bahwa salah satu akar penyebabnya adalah karena rusaknya hutan yang
berfungsi sebagai daerah resapan dan tangkapan air. Hutan yang
berfungsi untuk mengendalikan banjir di waktu musim hujan dan
menjamin ketersediaan air di waktu musim kemarau, akibat kerusakan
hutan makin hari makin berkurang luasnya. Tempat-tempat untuk
meresapnya air hujan (infiltrasi) snagat berkuranng, sehingga air hujan
yang mengalir di permukaan tanah jumlahnya semakin besar dan
mengerosi daerah yang dilaluinya. Llimpahannya akan manuju ke
tempat yang lebih rendah sehingga menyebbakan banjir. Bencana
banjir dapat bertambah dan berulang apabila hutan semakin mengalami
kerusakan yang parah. Tidak hanya akan mneimbulkan kerugian
materi, tetapi nyawa manusia akan menjadi taruhannya.
2.4 PENANGULANGAN DAN PELESTARIAN HUTAN

Keberadaan hutan merupakan tempat hidup berbagai jeni tumbuhan dan


hewan. Hutan juga merupakan penyeimbang alam dan paru-paru dunia. Saat
ini jumlah hutan didunia semakin berkurang. Manusia terus mengambil
sumber daya yang ada didalam hutan. Bila dibiarkan secara terus menerus
bumi akan menjadi semakin panas dan tidak akan seimbang lagi. Cara untuk
melestarikan hutan adalah sebagai berikut :

1. Reboisasi, adalah salah satu alternatif untuk melestarikan hutan. Kita


dapat menanam kembali pohon yanng sudah rusak, sehinga hutan akan
tetap terjaga keberadaannya. Karena reboisasi ini sangat penting untuk
mencegah kerusakan hutan yang akan mengakibatkan banjir dan tanah
longsor.

2. Menerapkan sistem tebang pilih, pemerintah harus menerapkan sistem


ini. Karena sistem ini dapat mengurangi penebnagan hutan secara liar
dan dalam jumlah besar-besaran. Selain iti sistem ini juga berguna
untuk masyarakat agar tidak sembarangan dalam melakukan
penebangan hutan.
3. Menerapkan sistem tebang tanam, sistem ini sangat berguna bagi
pelestarian hutan, sistem penebangan hutan yang kemudian diganti
dengan menanam pohon yang telah ditebang aggar hutan tetap terjaga.
4. Melakukan penebangan secara konservasi, maksudnya adalah
penebangan dengan cara menebang pohon yang sudah tidak produktif
lagi. Jangan sampai pohon yang masih muda dan produktif ditebang.
5. Menerapkan larangan penebanga liar, selain masyarakat yang harus
menjaga hutan, pemerintah juga harus ikut terllibat dalam pelestarian
hutan. Pemerintah harus ikut turun tangan dalam pelestarian hutan ini.
Sebaiknya, pemerintah juga memberikan sanksi yang berat bagi para
pelakunya, yang bisa membuat mereke jera dan tidak melakukan
kesalahan lagi.

Masyarakat juga harus memilliki kepedulian yang tinggi terhadap


kelestarian hutan, jika bisa mencegah terjadinya penebangan liar, kenapa tidak
dilakukan, kita harus ingat, bahwa hutan yang kita miliki adalah warisan dari
leluhur kita dan itu kita wariskan untuk anak cucu kita kelak.

Memang ada banyak faktor pendorong yang mempercepat kerusakan


hutan di Indonesia. Misalnya saja pengusaha hutan yang dilakukan secara
tidak berkelanjutan (unsustainable). Kemudian juga tidak adanya kesadaran
untuk menanam kembali hutan yang sudah diusahakan atau dikelola. Belum
lagi adanya inefisiensi yang sering kali terjadi mulai dari penebangan sampai
kepada pemakaiannya.

2.5 PERAN MANUSIA TERHADAP HUTAN

Masyarakat berperan serta dalam pencegahan dan pemberantasan kerusakan


hutan dengan cara:
1. Membentuk dan membangun jejaring sosial gerakan anti pengerusakan
hutan

2. Melibatkan dan menjadi mitra lembaga pemberantasan perusakan hutan


dalam kegiatan pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan

3. Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kelestarian hutan dan dampak


negative perusakan hutan

4. Memberikan informasi baik lisan maupun tulisan kepada pihak yang


berwenang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan

5. Ikut serta melakukan pengawasan dalam penegakan hukum pemberantasan


perusakan hutan dan atau

6. Melakukan kegiatan lain yang bertujuan untuk pencegahan dan perusakan


hutan

Ahli lingkungan membagi lingkungan hidup dalam 3 golongan yakni :

1. Lingkungan fisik, yaitu segala sesuatu disekitar kita berupa benda mati .

2. Lingkungan biologis, adalah sesuatu disekitar kita yang tergolong


organisme hidup.

3. Lingkungan social, adalah manusia ( masyarakat ) yang ada disekitarnya.

Secara umum, kesehatan masyakat tersebut harus dijaga sebagai


tempat kehidupan manusia. Kehidupan sangat tergantung pada ekosistemnya,
untuk itu masyarakat secara terus menerus harus didorong sadar lingkungan .
Dengan sadar lingkungan mendidik masyarakat mencintai lingkungan dan ikut
bertanggung jawab terhadap lingkungan . Rusaknya lingkungan akibat akan
membentuk pada kepentingan makluk hidup termasuk manusia, lestarinya
lingkungan yang menikmati adalah manusia.29 Dengan adanya peran serta
masyarakat tersebut tentunya akan memberikan nilai yang lebih dalam rangka
menyelamatkan hutan yang ada disekitarnya, dan dapat mecegah terjadinya
perusakan sejak dini, sehingga luas hutan yang ada masih tetap lestari dan
terjaga dengan sebaik baiknya

BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh


pepohonan dan tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di
wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon
dioksida (carbon dioxide sink), habitat hewan, modulator arus hidrologika, serta
pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfer bumi yang paling penting.
Sedangkan yang dimaksud dengan sumber daya alam adalah sesuatu yang dapat
dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar
hidup lebih sejahtera yang ada di sekitar alam lingkungan hidup kita. Sumber
daya alam bisa terdapat di mana saja seperti di dalam tanah, air, permukaan tanah,
udara, dan lain sebagainya.

Cara pengelolaan/pemanfaatan sumber daya alam hutan yang baik dan


benar,dapat kita lakukan dengan cara memperhatikan dampak baik dan buruk dari
setiap tindakan yang akan dilakukan. Yang pertama dengan sistem pengelolaan
hutan berkelanjutan, yaitu  pengelolaan hutan sesuai dengan prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan. Pengelolaan hutan berkelanjutan menggunakan
tujuan social, ekonomi dan lingkungan yang sangat luas.Yang kedua
dengan Social Foresty dimaksudkan untuk mewujudkan kelestarian sumberdaya
hutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan
masyarakat setempat di dalam dan atau sekitar hutan.

Dan juga peran masyarakat sangat membantu dalam menjaga sumber daya
yang ada di hutan.

2. SARAN

  Dengan demikian, hendaknya kita harus mampu mengelola sumber daya


alam hutan yang terdapat di bumi pertiwi ini dengan sebaik-baiknya. Artinya,
mempertimbangkan dampak baik dan buruknya dari setiap tindakan-tindakan,
sehingga kelestarian hutan akan senantiasa terpelihara. Karena, pada dasarnya
dampak yang timbul dari tindakan tersebut imbasnya akan kembali lagi pada kita.

Pada penyusunan makalah ini kami sangat menyadari masih terdapat


kekurangan-kekurangan yang terdapat di dalamnya baik berupa bahasa maupun
cara penyusunannya. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran guna
menciptakan penyusunan makalah yang lebih baik lagi dan lebih bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Planologi Kehutanan – Dephut, 3 September 2005, Pemanfaatan Lahan


Berdasarkan Penunjukan TGHK, download situs di Internet.

BIO 317 – Conservation of Wildlife Resource, 1 September 2005, Lecture Notes


6 Forests, download situs di Internet.

Departemen Kehutanan, 3 September 2005, Undang-Undang No. 41 Tahun 1999


Tentang Kehutanan, download situs resmi di Internet.

Dewan Redaksi. Geografi 2A. Sukoharjo: CV Willian.

Driyanah. Pembangunan Ekonomi. (Online), http://d-riyana-h-


feb10.web.unair.ac.id/artikel_detail-50000-Ekonomi%20Pembangunan-
ECONOMIC%20ESSAY.html. Diakses tanggal 10 Februari 2018.

Hardjasoemantri, Koesnadi, 1991, Hukum Perlindungan Lingkungan, Konservasi


Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, G

Manik, Karden Eddy Sontang, 2004, Pengelolaan Lingkungan Hidup, Penerbit


PT. Djambatan, Jakarta.

Masyarakat Perhutanan Indonesia, 3 September 2005, Rancangan Awal Rencana


Pembangunan Jangka Panjang Kehutanan, download situs di Internet.

Mulyadi. Geografi. Surakarta: PT Pratama Mitra Aksara.


Reksohadiprodjo, Sukanto, dan Pradono, 1998, Ekonomi Sumber Daya Alam dan
Energi, BPFE – UGM, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai