Anda di halaman 1dari 13

1

TUGAS MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

OLEH :
RAHMI AULIA
1804111962
BUDIDAYA PERAIRAN

BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta

karunia-Nya sehingga saya selaku penulis dapat menyelesaikan Makalah ini tepat

pada waktunya. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang

diberikan oleh dosen maupun asisten Mata Kuliah Kewirausahaan dan menjadi

salah satu pertimbangan dalam pemberian nilai.

Saya menyadari bahwa terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari

bantuan banyak pihak. Oleh karena itu, rasa hormat dan terima kasih saya

sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan

makalah ini. Dan juga dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan.

Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan makalah ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru, Oktober 2020

Penulis
3

DAFTAR ISI

Isi Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................... ii

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................... 3
1.3. Tujuan........................................................................................... 4

II. PEMBAHASAN
2.1. Berorientasi Pada Tindakan......................................................... 5
2.2. Pengambilan Resiko .................................................................... 6
2.3. Kepemimpinan............................................................................. 7
2.4. Etika Bisnis................................................................................... 8
2.5. Faktor “X”.................................................................................... 8

III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan.................................................................................. 10
3.2. Saran............................................................................................ 11
1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Istilah plankton pertama kali digunakan oleh Victor Hensen pada tahun 1887,

berasal dari bahasa Yunani yang artinya mengembara. Plankton adalah organisme

renik yang melayang-layang dalam air atau mempunyai kemampuan renang yang

sangat lemah, pergerakannya selalu dipengaruhi oleh gerakan masa air. Plankton

dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu fitoplankton yang terdiri dari tumbuhan

renik bebas bergerak dan mampu berfotosintesis sedangkan zooplankton ialah

hewan yang bersifat planktonik. Zooplankton merupakan plankton hewani dengan

berbagai variasi ukuran mulai dari yang mikroskopis sampai dengan yang

berukuran makroskopis. Zooplankton sangat kaya akan jenis, karena zooplankton

mewakili hampir semua filum hewan yang hidup di lautan.

Sebagian besar zooplankton merupakan herbivora, yaitu pemakan produsen

(fitoplankton) dan sebagai makanan bagi ikan. Kondisinya menjadikan

zooplankton sebagai agen transfer energi dan indikator keberadaan fitoplankton

yang sekaligus merupakan indikator kesuburan. Meskipun demikian, tidak semua

jenis dari zooplankton tersebut dapat memakan fitoplankton sehingga tidak semua

jenis zooplankton dapat dijadikan sebagai indikator perairan. Zooplankton yang

berukuran paling kecil berperan sebagai penopang siklus nutrien perairan,

sedangkan zooplankton yang berukuran besar merupakan makanan yang penting

bagi semua jenis ikan terutama ikanikan ekonomis penting. Berdasarkan siklus

hidupnya zooplankton terbagi atas dua kelompok yaitu holoplankton yang

merupakan zooplankton yang menjalani keseluruhan hidupnya sebagai plankton,


2

dan meroplankton merupakan kelompok zooplankton yang menjalani fase sebagai

plankton hanya sebagian dari siklus hidupnya.

Zooplankton seperti halnya organisme lain hanya dapat hidup dan

berkembang dengan baik pada kondisi perairan yang sesuai seperti perairan laut,

sungai dan waduk. Apabila kondisi lingkungan sesuai dengan kebutuhan

zooplankton maka akan terjadi proses pemangsaan fitoplankton oleh zooplankton.

Jika kondisi lingkungan dan ketersediaan fitoplankton tidak sesuai dengan

kebutuhan zooplankton maka zooplankton tidak dapat bertahan hidup dan akan

mencari kondisi lingkungan yang sesuai (Toha dalam Ruga et. al 2014). Salah

satu zooplankton yang banyak di teliti sekarang dan digunakan untuk pakan ikan

adalah Acartia sp.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud karakter beriorentasi pada tindakan?
2. Bagaimana sikap dan tindakan bagi pribadi yang berorientasi pada tindakan?
3. Apa itu Resiko?
4. Bagaimana pandangan pengusaha mengenai resiko?
5. Apakah pengambilan resiko itu sama pengertiannya bagi setiap orang?
6. Apa itu kepemimpinan?
7. Bagaimanakah kriteria keberhasilan kepemimpinan?
8. Apa definisi etika bisnis ?
9. Mengapa diperlukan etika dalam berbisnis ?
10. Apa itu faktor "X”?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui arti Karakter Beriorentasi pada Tindakan
2. Mengetahui sikap dan tindakan bagi pribadi yang berorientasi pada
3

3. Mengetahui arti Resiko


4. Mengetahui pandangan pengusaha mengenai rasiko
5. Mengetahui apakah pengambilan resiko itu sama pengertiannya bagi setiap
orang
6. Mengetahui arti kepemimpinan
7. Mengetahui kriteria keberhasilan kepemimpinan
8. Mengetahui arti etika bisnis
9. Mengetahui mengapa etika diperlukan dalam berbisnis
10. Mengetahui apa itu faktor “X”
4

II. PEMBAHASAN

2.1. Acartia sp.

Acartia sp. merupakan salah satu kopepoda yang banyak diteliti karena

mudah ditemukan dan memiliki laju reproduksi yang tinggi (Mauchline, 1998).

Acartia sp. mudah berkembang biak dimana satu ekor induk Acartia sp. dapat

menghasilkan 12-20 butir telur dan setiap induk Acartia sp. dapat bertelur sampai

4 kali dalam 1 periode reproduksi. Acartia sp. memiliki siklus hidup yang singkat

yaitu membutuhkan waktu sekitar 8-12 hari untuk tumbuh menjadi fase induk dari

fase telur. Acartia sp. juga sering digunakan sebagai pakan awal benih ikan

kerapu, yang dapat diproduksi secara massal di panti-panti benih.

Gambar 1. Acartia sp.

Adapun klasifikasi dari Acartia sp. sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Subphylum : Crustacea

Class : Maxillopoda

Subclass : Copepoda

Order : Calanoida
5

Family : Acartiidae

Genus : Acartia

Species : Acartia sp.

2.2. Morfologi Acartia Sp.

Tubuh memanjang, Ramping, Mempunyai sepasang antena, Seluruh kegiatan

hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri, Pada betina ukuran antara 1.00 - 1.30 mm

dan pada jantan antara 0.70 - 0.90 mm. Tubuh berbentuk cerutu slender, mata

naupliar terkemuka tunggal. Pada jantan A1 adalah geniculate di sisi kanan hanya,

cephalosome dan pedigerous somite 1 terpisah, somit pedigerous 4 dan 5

menyatu, Bentuk Rahang biasanya 'keranjang' seperti, betina P5 uniramous,

dikurangi, simetris, yang terdiri dari dasar bantalan tulang belakang bagian dalam

dan luar setae,  Pria P5 uniramous, asimetris, lebih besar di sebelah kanan, exopod

segmen 2 dengan lobus batin yang besar, segmen 3 berupa clasper, urosome

Perempuan 3 tersegmentasi, jantan 5 tersegmentasi, ekor rami pendek, sering

sedikit asimetris, terpisah dari somite anal, 6 setae, Kuat berbentuk kipas ekor

rami setae. Rostral filamen hadir, jantan P5 lebih besar di sebelah kanan, exopod

segmen 2 dengan lobus batin yang besar, segmen 3 berupa clasper.

2.3. Habitat Acartia Sp.

Hidup diperairan tawar dan payau.

2.4. Reproduksi Acartia Sp.

Kotak sperma jantan mereka ke spermatophores yang melekat pada betina

justru pada pembukaan kelamin. Mates terdeteksi oleh sinyal hydromechanical

daripada feromon. Waktu pengembangan bervariasi dari 40 hari pada 10 º C

sampai 9 hari di 22º C. Suhu optimal untuk penetasan pada populasi Baltik adalah

22-23 ° C, dan salinitas yang optimal adalah 25 ppt. Waktu pembangunan juga
6

tergantung pada ketersediaan makanan. Produksi telur dari betina individu

berlangsung selama sekitar 3-4 minggu, dan masing-masing betina menghasilkan

20-30 butir per hari, 18-50 per merenung setiap 5 hari, atau 37-53 butir per hari.

Telur memiliki diameter sekitar 70-75 mm dan ditutupi dengan duri pendek.

Mereka sedikit lebih berat dari air laut, yang berarti bahwa mereka tenggelam ke

bagian bawah setelah pemijahan. Arcartia sp. melewati 6 tahap nauplius dan 5

tahap copepodite sebelum mereka mencapai tahap matang secara seksual. Pada 25

° C menetas dari nauplius pertama memakan waktu sekitar 48 jam setelah

pemijahan.

2.5. Fisiologi Dan Tingkah Laku Acartia Plankton (Acartia Sp.)

Acartia sering spesies mendominasi dalam sampel pesisir dan muara plankton

(Cervetto et al, 1995;.. Cubbage et al, 1999;. Leandro et al, 2006;. Sørensen et al,

2007; Tiselius et al, 2008.). Arcartia Acartia memakan nauplii copepoda lain

(Tackx & Polk, 1982) dan fitoplankton, termasuk diatom serta flagelata.

Cyanobacteria, bagaimanapun, tidak dimakan dalam jumlah yang terukur

(Schmidt & Jónasdóttir, 1997). Hal ini dapat beralih di antara dua metode makan

yang berbeda, suspensi memakan mangsa non-motil, dan aktif menangkap

mangsa motil. Ketika konsentrasi fitoplankton tinggi, mendominasi makan

suspensi (Kiørboe et al., 1996), tetapi mereka sangat suka mangsa motil seperti

ciliates dan flagelata memangsa non-motil seperti diatom (Sommer, 2009). Batas

bawah ukuran untuk partikel ditangkap dan dicerna adalah sekitar 2-4 m

(Berggreen et al., 1988). Selama musim dingin tahun yang populasi A.tonsa

dalam keadaan dormansi. Pemanasan musiman pemicu laut penetasan telur

beristirahat. Sesegera suhu air mencapai 16 ° C copepoda dewasa muncul dalam


7

plankton.fisiologi dan reproduksi telah dipelajari di laboratorium (misalnya,

Gonzales, 1974;. Kiørboe et al, 1985; Thor, 2003).

2.6. Siklus Hidup Acartia sp.

Acartia sp. terdiri dari 4 fase siklus hidup yaitu telur, nauplii, kopepodit, dan

induk. Acartia sp. merupakan zooplankton yang masuk dalam kelas crustaceae

sehingga Acartia sp. melakukan proses molting selama masa pertumbuhannya.

Perbedaan fase siklus hidup Acartia sp. dapat diketahui dengan melihat pada

morfologi tubuhnya dimana setiap fase siklus hidup dari Acartia sp. memiliki ciri-

ciri morfologi yang berbeda-beda. Nauplii pada kopepoda adalah fase siklus hidup

paling awal atau fase larva setelah menetas dari telur. Fase nauplii memiliki

ukuran berkisar antara 0,05 mm hingga 0,18 mm. Ciri utama pada siklus hidup ini

adalah tidak adanya segmentasi tubuh yang membedakan antara bagian tubuh

(abdomen) maupun bagian kepala (thoraks). Selain itu, nauplii yang baru menetas

belum memiliki kaki renang namun sudah memiliki antena sehingga nauplii

menggunakan antenanya untuk alat bantu berenang.

Hal ini menyebabkan nauplii Acartia sp. berenang dengan cara mendorong air

menggunakan antenanya (Titelman, 2001). Fase nauplii dari Acartia sp.

cenderung mengkonsumsi apa saja yang berukuran lebih kecil darinya termasuk

fitoplankton. Fase nauplii berlangsung selama ± 4 hari yaitu pada umur

pemeliharaan hari ke 1 hingga hari ke 4 yang kemudian bertransformasi menjadi

kopepodit. Secara umum, nauplii yang sudah berkembang menjadi kopepodit

sudah mulai menunjukan ciri-ciri morfologi seperti morfologi induk sehingga fase

ini sering disebut dengan miniatur induk.


8

Fase kopepodit dari Acartia sp. ditandai dengan adanya segmentasi tubuh

yang terbagi menjadi 3 bagian yaitu cephalosome, metasome, dan urosome namun

masih belum sempurna. Selain itu pada fase ini, Acartia sp. sudah memiliki kaki

renang sebagai alat bantu renang sehingga antena berubah fungsi sebagai

penerima rangsangan dari lingkungan untuk mengetahui posisi makanan ataupun

bahaya dikarenakan Acartia sp. tidak memiliki mata. Fase kopepodit dari Acartia

sp memiliki ukuran yang berkisar antara 0,30 mm hingga 0,60 mm. Fase

kopepodit berlangsung selama ± 3 hari yaitu pada umur pemeliharaan hari ke 5

hingga hari ke 7, setelah itu berkembang menjadi induk Acartia sp.

Induk Acartia sp. merupakan fase akhir dari siklus hidup Acartia sp. Seekor

induk Acartia sp. dapat menghasilkan telur sebanyak 12-20 butir telur. Ciri utama

yang membedakan antara fase ini dengan fase siklus hidup yang lain adalah

segmentasi tubuh yang sudah sempurna dan memiliki 4 hingga 5 pasang kaki

renang. Fase induk dari Acartia sp memiliki ukuran yang berkisar antara 0,80 mm

hingga 1,5 mm.

2.7. Peran Acartia Plankton (Acartia Sp.) Di Perairan

Persaingan dengan copepoda lain, terutama congenerics tampaknya menjadi

satu-satunya dampak didokumentasikan A. Arcartia. Di Laut Hitam itu telah

menggantikan asli, stenothermic A. latisetosa (Kritchagin, 1873) selama tahun

1970 (Gubanova, 2000). Di barat daya Perancis itu musiman menggantikan A.

bifilosa di perairan salinitas rendah (David et al., 2007). Hal ini disebabkan intrusi

air garam ditambah peningkatan suhu air sehubungan dengan pembangkit listrik

tenaga nuklir, dan lebih jauh lagi, perubahan komposisi zooplankton diduga

mempengaruhi produksi udang dan ikan produksi. Dalam sebuah muara Spanyol
9

dengan salinitas yang relatif tinggi, A. Arcartia memiliki dampak negatif pada A.

Clausi (Aravena et al., 2009). Dampak penggembalaan A. Arcartia muncul kecil;

di laguna Mediterania dikonsumsi kurang dari 1% dari produksi fitoplankton

(Cervetta et al., 1995). Dampak positif adalah bahwa A. Arcartia telah digunakan

untuk memproduksi pakan hidup bagi organisme budidaya (Marcus & Wilcox

2007; Sørensen et al, 2007.). A. danae dianggap sebagai spesies indikator untuk

mengubah atau memindahkan arus air, tidak biasa di antara calanoids karena

berfungsi baik sebagai pengumpan suspensi dan karnivora liar.

III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Seorang pengusaha harus memiliki orientasi PDCA (plan, do, check, and
action). Hal ini berarti dia tidak hanya sekedar merencanakan berbagai strategi
dan taktik, tetapi juga melaksanakannya. Secara spesifik, seorang pengusaha harus
menghindari NATO (no action talk only), NADO (no action dream only) dan
NACO (no action concept only). NATO hanya akan menghasilkan gosip, NADO
hanya menghasilkan visi tanpa tindakan, dan NACO hanya menghasilkan teori
dan falsafah.
Resiko merupakan informasi, kejadian, kerugian atau pekerjaan yang terjadi
sebagai akibat dari keputusan yang di ambil dalam kehidupan sehari-hari. Resiko
10

dapat besifat pasti maupun tidak pasti yang bisa di kalkulasi secara kuantitatif.
Kunci untuk mengetahui seberapa besar resiko yang akan Anda hadapi adalah
seberepa anda mandapatkan informasi.

Kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasional, kekuatan semangat, dan


kekuatan moral yang kreatif yang mampu mempengaruhi para anggota untuk
mengubah sikap, sehingga mereka menjadi konform dengan keinginan pemimpin.

Etika adalah suatu pedoman untuk mendapatkan hidup yang bernilai atau
bermartabat. Etika memberikan petunjuk tindakan-tindakan apa yang benar dan
apa yang salah.

Faktor “X” merupakan bakat terpendam dalam diri seseorang. Masing-masing


manusia memiliki faktor “X” yang berbeda dalam faktor ukuran. Terkadang ada
manusia atau orang yang memiliki faktor “X” yang kecil, terkadang ada pula
manusia atau orang yang memiliki faktor “X” yang cukup besar. Besar kecilnya
ukuran faktor “X” ini ditentukan oleh seberapa jauh seseorang menggali dan
mengembangkan faktor “X” tersebut.

3.2. Saran
Sebelum kita ingin menjadi pengusaha yang sukses kita harus tau dulu faktor
”X” yang ada didalam diri kita, setelah itu kita juga harus berorientasi pada
tindakan, kita juga harus berani menambil resiko dalam berbisnis. Dalam dunia
bisnis juga di butuhkan etika dan jiwa kepemimpina buka jiwa bos.

Anda mungkin juga menyukai