Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

EKOSISTEM KOLAM TERAPI IKAN GARRA RUFA

DISUSUN OLEH :

Alkhawarizmi Rozi (20220210147)

M. Yuzi Prasetia (20220210158)

Hanindyah Ardini (20220210167)

Muhammad Dzakwan Althof (20220210171)

Henok Kurniawan ( 20220210175)

PRODI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah dengan judul “Ekosistem Kolam Terapi Ikan Garra Rufa” ini dapat tersusun hingga
selesai. Tidak lupa juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah
berkontribusi dalam menyelesaikan makalah ini hingga selesai.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah
Ekosistem dalam Perspektif Al Quran. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan
untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca. Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman, maka kami yakin masih banyak kekurangan di makalah
ini.

Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 01 November 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB I ..................................................................................................................................... 1-2
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................................... 2
BAB II.................................................................................................................................... 3-5
A. Komponen Eksosistem.................................................................................................. 3
1. Faktor Abiotik ........................................................................................................... 3
2. Faktor Biotik ............................................................................................................. 3
B. Hubungan Antarkomponen ........................................................................................... 4
BAB III .................................................................................................................................. 6-7
A. Evaluasi ......................................................................................................................... 6
B. Kesimpulan ................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 8

ii
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Ekosistem kolam adalah ekosistem yang terakumulasi di suatu tempat dan
keberadaan tumbuhan air di pinggir dengan jenis perairan air tawar. Lingkungan atau
habitat berpengaruh terhadap makhluk hidup, antarkomponen biotik dan abiotik
saling berinteraksi menghasilkan suatu hubungan timbal balik. Ekosistem kolam
terapi ikan air tawar ini berbeda dengan ekosistem air tawar lainnya dilihat dari
komponen penyusun dan karakteristik. Ekosistem ini dikelola oleh manusia dengan
tujuan budidaya agar pengelola mendapat keuntungan darinya.

Ikan garra rufa adalah jenis ikan terapi yang berasal dari famili Cyprinidae. Ikan
garra rufa banyak ditemukan di wilayah Timur Tengah, seperti sungai-sungai di
wilayah Turki dan Syria, kemudian habitatnya menyebar ke negarra Eropa hingga
Asia seperti Indonesia. Garra rufa bekerja dengan cara menggigit daerah kulit yang
mati atau rusak. Saat membersihkan kulit mati, ikan tersebut juga mengeluarkan
enzim yang disebut ditranol. Fungsi enzim tersebut diantaranya, mampu menghambat
pertumbuhan kanker, meningkatkan kelembaban kulit, memperlancar sirkulasi darah,
mengurangi dan mengaburkan bekas luka, membantu peremajaan kulit, membuat
kulit lebih halus dan bersih. Ikan ini merupakan ikan pemakan segala disebut juga
ikan dokter. Ikan garra rufa diyakini mampu menghisap berbagai jenis penyakit kulit
kaki, khususnya telapak kaki. Ada pergecualian, jika ada bagian tubuh yang terluka,
sebaiknya tidak dimasukkan ke dalam kolam ikan garra rufa. Hal ini selain untuk
menghindari agar luka tidak bertambah parah, juga untuk menghindari tertularnya
virus atau kuman pada orang-orang lain.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh ikan garra rufa terhadap kesehatan kulit manusia?
2. Apa saja komponen-komponen penyusun kolam terapi ikan dan hubungan
antarkomponennya?

C. Tujuan
1. Menjelaskan pengaruh ikan garra rufa terhadap kesehatan kulit manusia.
2. Menjelaskan komponen penyusun kolam terapi ikan dan hubungan
antarkomponennya.

2
BAB II

Pembahasan

A. Komponen Eksosistem
1. Faktor Abiotik
a. Air
Air adalah medium untuk ikan hidup dan dapat bernapas.
Komponen abiotik yang mendominasi ekosistem kolam terapi ikan
ini mengandung berbagai mineral untuk ikan dan berbagai
makhluk lain hidup.
b. Tanah
Tanah adalah dasar kolam yang mengandung semua unsur kolam
kecuali cahaya matahari. Struktur tanah dan berbagai unsurnya
menopang kehidupan di kolam termasuk media hidup ikan yaitu
air.
c. Cahaya Matahari
Cahaya matahari adalah salah satu faktor abiotik yang menjaga
kelangsungan hidup di kolam. Produsen bergantung pada cahaya
matahari untuk membuat makanannya, hewan-hewan di kolam
juga bergantung pada cahaya matahari agar metabolism tubuh
berjalan lancar.
d. Kerikil
Batuan kecil yang ada di dasar kolam dan turut membentuk
struktur tanah di dasar kolam yang selalu tergenang air agar lebih
solid.
2. Faktor Biotik
a. Ikan garra rufa hitam
Salah satu jenis ikan yang sering ditemukan di kolam terapi ikan.
Dimanfaatkan untuk terapi kesehatan karena kebiasaannya
menggigiti anggota tubuh manusia yang masuk ke dalam kolam.

3
b. Ikan garra rufa lemon
Sejenis dengan ikan garra rufa hitam, hanya berbeda warna. Ikan
garra rufa lemon ini berwarna oranye mengkilat seperti ikan mas.
c. Fitoplankton
Salah satu mikroorganisme di air yang berperan sebagai produsen
satu. Fitoplankton memproduksi makanannya sendiri (autotrof)
dan berperan sebagai sumber makanan bagi ikan.
d. Tumbuhan air
Tumbuhan air yang hidup di dasar kolam, sebagai rumah bagi
hewan kolam dan sebagai tempat bertelur bagi ikan.
e. Hewan air kecil
Makhluk hidup di kolam ini tidak hanya ikan garra rufa, tetapi juga
ada hewan-hewan air lain seperti ikan kecil dan cacing yang turut
berperan sebagai sumber makanan ikan garra rufa.
f. Manusia
B. Hubungan Antarkomponen
Di ekosistem ini, terjadi hubungan timbal balik yaitu simbiosis
mutualisme antara manusia dan ikan garra rufa. Manusia mencelupkan kaki
atau tubuhnya ke dalam kolam terapi ikan ini, lalu secara alamiah ikan garra
rufa akan mengerubungi anggota tubuh yang masuk ke air dan menggigit-
gigitnya. Ikan ini suka memakan sel kulit mati manusia, sementara bagi
manusia yang digigiti akan berdampak baik bagi kesehatan. Gigitan ikan garra
rufa dapat memicu aktifnya titik-titik akupuntur sehingga simbiosis yang
menguntungkan ini terjadi.
Selain simbiosis dengan manusia, hubungan antarkomponen yang
terjadi di kolam terapi ikan ini adalah rantai makanan, meskipun sangat
pendek. Pendeknya rantai makanan ini adalah suatu hal wajar mengingat
banyak campur tangan manusia, jadi rantai makanan yang panjang sulit terjadi
karena segala proses yang ada di kolam terapi ikan ini dikontrol oleh manusia,
Rantai makanan di kolam terapi ikan ini bermula dari fitoplankton dan

4
berakhir di dekomposer. Fitoplankton sebagai produsen pertama akan
menggunakan cahaya matahari untuk membuat makanannya sendiri karena
makhluk hidup ini termasuk autotrof. Hewan air kecil yang hidup di kolam
terapi ikan jumlahnya hanya sedikit karena secara berkala air di kolam ini
diganti, jadi eksistensi hewan air kecil seperti cacing dan ikan-ikan kecil amat
terbatas, tetapi ada. Hewan air kecil ini turut dimakan oleh ikan garra rufa
sebagai makanannya, selain sel kulit mati dan pakan yang diberikan
pengelola. Setelah makhluk hidup di ekosistem ini mati, bangkai akan jatuh
ke dasar kolam dan terurai oleh dekomposer.

Fitoplankton >> hewan air kecil >> ikan garra rufa >> dekomposer

5
BAB III
Penutup

A. Evaluasi
a. Produktivitas
Produktivitas ekosistem ini tinggi karena ekosistem ini berada di
kawasan ekowisata yang mengharuskan pengunjung masuk untuk
membayar retribusi. Produktivitas dari ekosistem ini berupa materi
(uang).
b. Sustainabilitas
Keberlanjutan ekosistem ini bisa jangka panjang karena seandainya tidak
ada campur tangan manusia pun, ikan garra rufa di kolam terapi ikan ini
bisa memakan plankton maupun hewan air kecil. Jangka waktu
keberlanjutan ekosistem ini semakin lama jika ada campur tangan
manusia karena hidup dan pakan ikan garra rufa lebih terjamin.
c. Ekuitabilitas
Ekuitabilitas ekosistem ini tinggi dan keuntungan yang didapat bisa
menjangkau banyak orang karena ekowisata ini berada di pedesaan, jadi
pengelolanya adalah warga desa. Segala keuntungan yang didapat dari
ekowisata ini akan menjangkau seluruh warga desa.
d. Stabilitas
Ekosistem ini relatif stabil karena jika tidak ada manusia, komponen-
komponen di kolam lebih beragam dan hubungan timbal baliknya
menyebabkan ekosistem ini stabil. Jika ada manusia, ekosistem tetap
stabil karena ada manusia sebagai pengelola dan pengatur ekosistem ini
serta membantu menjaga keseimbangannya.
B. Kesimpulan
Disimpulkan bahwa di dalam suatu ekosistem terdapat dua komponen
yaitu abiotik dan biotik dan terdapat komponen atau unsur lain yang secara
utuh membentuk sebuah ekosistem dimana ada makhluk yang tinggal dan

6
memungkinkan ada hubungan timbal balik antara satu makhluk hidup satu
dengan yang lain.
Di ekosistem ini pun meliputi campur tangan manusia yang
menimbulkan simbiosis mutualisme antar manusia dan ikan garra rufa yang
saling menguntungkan untuk manusia di untungkan karena sel-sel kulit mati
terangkat dan ikan garra rufa dapat memakan sel-sel kulit mati. Selain
memakan sel-sel kulit mati, ikan garra rufa juga dapat memicu aktifnya titik-
titik saraf akupuntur.

7
DAFTAR PUSTAKA

SAIFUL, A. (2019). Survei Tingkat Kepuasan Pengunjung Terhadap Wisata Terapi


Ikan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.

Febriyanto, N. (2018). PURWARUPA SISTEM PEMANTAUAN DAN


PENGENDALIAN EKOSISTEM KOLAM IKAN KOI (Cyprinus carpio)
BERBASIS INTERNET OF THINGS (IOT).

Sari, I. F. (2017). PENGARUH GARRA RUFA CARE TERHADAP PERUBAHAN


TINGKAT.

Utami, P., & Rokhmani. (2018). PREVELENSI DAN KELIMPAHAN


EKTOPARASIT PADA IKAN GARRA RUFA (Cyprinion macrostamus)
YANG DIJUAL DI PASAR IKAN PURWOKERTO. Seminar Nasional
Pendidikan Biologi dan Saintek III .

8
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai