PHYLUM COELENTERATA
DISUSUN OLEH :
ZUROUL MUFAROKAH
DIAH AYU PITALOKA
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Ciri-ciri Coelenterata
B. Struktur Tubuh Coelenterata
C. Klasifikasi Coelenterata
D. Reproduksi Coelenterata
E. Peranan Coelenterata
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, maka dapat dibuat beberapa rumusan masalah
seperti:
1. Bagaimana ciri-ciri coelenterata?
2. Bagaimana cara coelenterata mendapatkan makanan?
3. Bagaimana cara reproduksi coelenterata?
4. Ada berapakah klasifikasi coelenterata?
5. Apa peranan dan fungsi coelenterata?
3. Tujuan
Ada pun tujuan dari pembuatan makalah berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, yaitu:
1. Pengertian coelenterata
Coelenterata berasal dari kata COELOS = rongga tubuh atau selom
dan ENTERON=usus. Jadi COELENTERON artinya rongga yang
berfungsi sebagai usus. Coelenterata atau juga biasa disebut dengan Cnidaria adalah filum
hewan yang memiliki tubuh sangat sederhana. Jadi, Coelenterata adalah hewan yang
memiliki rongga di dalam tubuhnya yang sekaligus berfungsi sebagai organ pencernaan
makanan. Coelenterata disebut sebagai hewan sederhana karena jaringan tubuhnya hanya
terdiri dari dua lapis sel, yaitu sel internal dan eksternal.
Termasuk hewan diploblastik, tubuh simetri radial. Lapisan selnya terdiri dari
ektoderm dan endoderm. Antara ekstoderm dan endoderm terdapat mesoglea. Pada tubuh
bagian atas terdapat mulut, yang dikelilingi tentakel. Pada permukaan tentakel terdapat
knidoblas (sel penyengat / nematosis). Hidup di air tawar maupun air laut.Tubuhnya dapat
melekat pada dasar perairan. Coelenterata atau yang juga biasa disebut dengan Cnidaria
adalah filum hewan yang memiliki tubuh sangat sederhana.
CIRI-CIRI COELENTERATA
1) Terdapat sekitar 10.000 spesies Coelenterata yang sebagian besar hidup di laut
kecuali sejenis hydra hidup di air tawar.
2) Sebagian hidup secara soliter, sedangkan sebagian lain hidup berkoloni.
3) Hewan bersel banyak (multiseluler).
4) Sruktur tubuh:
a. Radial simetris
b. Dipoblastik terdiri ektoderm dan endoderm
c. Terdapat rongga (mesoglea) antara lapisan ektoderm dan endoderm.
5) Bentuk tubuh :
a. menyerupai tabung (polip)
b. menyerupai mangkok (medusa)
c. Di atas tubuh terdapat mulut dan tentakel untuk menangkap mangsa dan
bergerak. Pada lapisan luar ektodermis tentakel terdapat sel racun (knidoblast)
atau sel penyengat (nematosis)
d. Punya rongga gastrovaskuler untuk mencerna makanan
e. Sistem pernapasan dengan cara difusi (seluruh permukaan tubuh),
kecuali Anthozoa dan Sifonoglia
f. Sistem saraf difus (baur)
g. Mengalami siklus hidup (metagenesis).
h. Sedangkan pada bentuk medusa yang berbentuk seperti cakram, mulut
coelenterata terletak di bagian bawah (oral)
Dalam siklus hidupnya pada umumnya Coelentarata mempunyai dua bentuk tubuh,
yaitu Polip dan Medusa.
A. Polip adalah bentuk Coelentarata yang menempel pada tempat hidupnya. Tubuh
berbentuk silindris, bagian proximal melekat dan bagian distal mempunyai mulut yang
dikelilingi tentakel. Polip yang membentuk koloni memiliki beberapa macam bentuk
(polimorfisme). Misalnya : polip untuk pembiakan yang menghasilkan medusa
(gonozoid) dan polip untuk makan yakni gastrozoid.
B. Medusa adalah bentuk ubur-ubur seperti payung/parasut atau seperti lonceng yang
dapat berenang bebas.
2. klasifikasi coelenterata
Coelenterata dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu : Hydrozoa, Scyphozoa, dan Anthozoa:
1. HYDROZOA
1) Hydrozoa (dalam bahasa yunani, hydro = air, zoa = hewan) sebagian besar
memiliki pergiliran bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya.
2) Lebih sering ditemukan atau dominan dalam bentuk koloni polip, sedangkan dalam
bentuk medusa jarang ditemukan. Contoh Hydra dan Obel
a. Hydra
Hydra merupakan hewan yang memiliki habitat di perairan laut dan tawar. Hewan ini
dilengkapi dengan tentakel atau lengan yang berguna untuk bergerak dan juga sekaligus
untuk menangkap mangsa. Pada tentakel tersebut dilengkapi dengan nematosit, yaitu
sel-sel yang dapat menghasilkan racun untuk melumpuhkan mangsanya. Hydra
berkembang biak secara vegetatif dengan tunas dan generatif dengan peleburan sperma
dan ovum. Meskipun termasuk hewan monoesius (hermaprodit), hewan ini tidak bisa
melakukan pembuahan sendiri karena dewasanya sel telur dan sperma yang dihasilkan
tidak bersamaan sehingga dalam fertilisasi tetap memerlukan individu yang lain.
Ciri-ciri hydra :
bentuk tubuh Hydra seperti polip.
ukuran tubuh Hydra antara 10 mm – 30 mm.
makanannya berupa tumbuhan kecil dan Crustacea (udang-uadangan) rendah.
bagian tubuh sebelah bawah tertutup membentuk kaki,gunanya untuk melekat pada
obyek dan untuk bergerak.
terdapat mulut yang dikelilingi oleh hypostome dan di sekelilingnya terdapat 6 – 10
buah tentakel.
tentakel berfungsi sebagai alat untuk menangkap makanan.
makanan dicernakan di dalam rongga gastrovaskuler.
reproduksi aseksual dengan tunas atau budd kira-kira pada bagian samping tengah
dinding tubuh Hydra.
Tunas telah memiliki epidermis, mesoglea dan rongga gastrovaskuler. Tunas tersebut
terus membesar dan akhirnya melepaskan diri dari tubuh induknya untuk menjadi
individu baru.
reproduksi seksual :
Terjadi melalui peleburan sel telur (dari ovarium) dengan sperma (dari testis). Hasil
peleburan membentuk zigot yang akan berkembang sampai stadium gastrula.
Kemudian embrio ini akan berkembang membentuk kista dengan dinding dari zat
tanduk. Kista ini dapat berenang bebas dan di tempat yang sesuai akan melekat pada
obyek di dasarperairan. Kemudian bila keadaan lingkungan membaik, intikista pecah
dan embrio tumbuh menjadi Hydra baru.
b. Obelia
Hidup di air laut secara koloni.
Sebagian besar waktu hidupnya sebagai koloni polip.
Bagian polip yang berfungsi dalam hal makan disebut hidrant.
fase seksual (medusa) disebut gonangium
2 SCYPHOZOA
Bentuk tubuh scyphozoa menyerupai mangkuk atau cawan, sehingga sering disebut ubur-
ubur mangkuk. Fase polipnya kecil dan terikat pada suatu obyek di dasar laut, fase medusa
(generatif) terbentuk seperti payung atau mangkuk, pada bagian pinggir medusa terdapat
tentakel-tentakel, medusa biasanya diketemukan berenang dipermukaan laut, dibagian tengah
sisi cekungnya ditemukan mulut yang terletak diantara 4 buah tangan yang berbentuk pipih
seperti pita dan dibagian pinggir dilengkapi dengan Nematocyst. Contoh hewan kelas ini
adalah aurellia, gametnya terbentuk seperti huruf V dan terletak dibagian dalam dari
perutnya.
Siklus reproduksi scyphozoa:
Ada yang jantan ada yang betina.
Spertratozoid akan berenang di dalam air laut kemudian mencari dan memasuki kedalam
mulut medusa, kemudian masuk kedalam enterm untuk membuahi sel telur kemudian
berbentuk zygot.
Zygot yang terbentuk akan keluar dari mulut medusae ♀ dan untuk remintara didukung
dengan tangan nya dan disini berkembang menjadi larva yang berambut getar (planula).
Setelah terbentuk planula maka planula ini lepas dari induknya dan berenang-renang.
Kemudian melekat pada suatu obyek didasar laut. Dan ditempat ini kemudian tumbuh
menjadi polyp baru dan berbentuk seperti trompet yang disbut Schyphistoma. Schyphistome
membagi diri secara tranversal sehingga terbentuk sekumpulan mas’ yang masing-masing
berbentuk seperti cakram. Keadaan ini disebut phase Strobila.
Kemudian pada setiap cakram yang terbentuk akan tumbuh bertakel. Kemudian pemisahan
diri dimulai pada cakram yang paling atas / tua kemudian cakram yang dibawahnya dan
sebagainya dan seterusnya.
Cakram yang terlepas akan membentuk medusae kecil yang disebut Ephyra. Secara
berangsur-angsur ephyra akan tumbuh menjadi Medusae dewasa : Medusae ♂ dan Medusae
♀
3 Ctenophora
Beberapa zoolog menganggap ctenophora merupakan filum tersendiri. Tubuhnya
mempunyai lapisan mesoderm, tidak mempunyai nematoksis dan tentakelnya mengandung
zat-zat pelekat untuk menangkap mangsa. Ctenophora dibedakan atas 2 subkelas, yaitu :
A Subkelas Tentaculata (punya tentakel).
Terdiri atas beberapa ordo, antara lain :
Cydippida, tubuh bulat/oval, terdapat semacam tanduk.
Contoh : Mertensia.
Cobata,tubuh memadat dilengkapi dengan dua cuping oval
contoh : Mnemiopsis, Bolinopsis dan Leucothea.
4. Sistem pencernaan
Coelenterata hidup di perairan yang jernih yang mengandung partikel-partikel
organik, plankton atau hewan-hewan kecil. Jika terdapat hewan kecil, misal jentik nyamuk
menempel pada tentakel dan mengenai sel knidoblast, maka sel tersebut mengeluarkan racun.
Jentik akan lemas lalu tentakel membawanya ke mulut. Di bawah mulut terdapat
kerongkongan pendek lalu masuk ke rongga gastrovaskuler untuk dicerna secara ekstraseluler
(luar sel). Sel-sel endodermis menyerap sari-sari makanan. Sisa-sisa makanan akan
dimuntahkan melalui mulut. Setiap hewan Coelentarata mempunyai rongga
gastrovaskuler. Rongga gastrovaskuler Coelentarata bercabang-cabang yang dipisahkan oleh
septum/penyekat dan belum mempunyai anus.
5. Sistem eskresi
Alat pernapasan dan alat eksresi khususnya tidak ada. Proses yang terjadi adalah
pertukaran gas secara difusi melalui seluruh permukaan tubuhnya. Sisa metabolisme juga
dibuang secara difusi melalui seluruh permukaan tubuh.
6. Sistem syaraf
Sistem saraf difus (baur). Coelenterata memiliki sistem saraf sederhana yang tersebar
benrbentuk jala yang berfungsi mengendalikan gerakan dalam merespon rangsangan. Sistem
saraf terdapat pada mesoglea. Mesoglea adalah lapisan bukan sel yang terdapat diantara
lapisan epidermis dan gastrodermis. Gastrodermis tersusun dari bahan gelatin.
7. Reproduksi
Reproduksi Coelenterata terjadi secara aseksual dan seksual.
a. Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan kuncup/tunas yang menempel
pada tubuh induknya.Pembentukan tunas selalu terjadi pada Coelenterata yang berbentuk
polip.Tunas tumbuh di dekat kaki polip dan akan tetap melekat pada tubuh induknya dan
induknya tetap membentuk kuncup sehingga membentuk koloni.yaitu pada kakinya dan akan
membesar sehingga terbentuk tentakel kemudian terlepas sehingga dapat menjadi individu
baru.
b. Coelenterata dapat juga berkembangbiak secara seksual, yaitu dengan penyatuan
sperma dan sel telur yang akan terbentuk zigot. Sperma yang telah masak dikeluarkan dalam
air dan akan berenang menuju ovum. Jika bertemu, terjadilah pembuahan dan zigot yang
akan dihasilkan tumbuh menjadi larva bersilia yang disebutplanula. Zigot ini dapat berenang
meninggalkan induknya dengan tujuan agar tidak terjadi perebutan makanan. Jika terdapat
pada suatu perairan yang cocok, maka akan tumbuh membentuk individu baru.
Proses reproduksi seksual :
Terjadi melalui peleburan sel telur (dari ovarium) dengan sperma (dari testis). Hasil
peleburan membentuk zigot yang akan berkembang sampai stadium gastrula.
Kemudianembrio ini akan berkembang membentuk kista dengan dinding dari zat
tanduk. Kista ini dapat berenang bebas dan di tempat yang sesuai akan melekat pada obyek di
dasarperairan. Kemudian bila keadaan lingkungan membaik, intikista pecah dan embrio
tumbuh menjadi Hydra baru. Reproduksi vegetatif dan generatif pada coelonterata
berlangsung secara bergantian, sehingga coelenterata mengalami pergiliran keturunan/ siklus
hidup/metagenesis.
7. Ciri khusus
1. Tubuh radial simetris (silindris, globular atau spherikal).
2. Dinding tubuh diploblastik (dua lapis jaringan; ektoderm / epidermis dan endoderm
gastrodermis) yang memiliki sel jatang aatu penyengat.
3. Tubuh tidak beranus tetapi hanya bermulut yang dilengkapi dengan tentakel-tentakel di
sekelilingnya.
4. Sistem pencernaan makanan tidak komplit, hanya berupa rongga gastrovaskular.
5. Belum memiliki alat pernafasan, sirkulasi maupun ekskresi yang khusus
8. Nilai ekonomis
Beberapa jenis cerlenterata (ubur-ubur) oleh orang Jepang dapat dimanfaatkan sebagai
bahan baku kosmetik bahkan bisa diolah menjadi agar-agar. Di indonesia banyak ubur-ubur
yang di olah menjadi tepung ubur-ubur. Beberapa jenis hewan Anthozoa membentuk terumbu
karang yang bisa menahan gelombang. Beberapa spesies coelenterata juga memberikan
pemandangan indah di dasar lautan dengan warna dan bentuk mereka yang unik sehingga
dapat dimanfaatkan sebagai objek yang berkaitan dengan pariwisata. Dalam perairan
berperan sebagai plankton.
Ada juga jenis Anthozoa yang membentuk rangka dari zat tanduk yang sering dikenal
sebagai akar bahar (Euplexaura antipathes) yang kerangkanya dapat digunakan sebagai
gelang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Colenterata merupakan hewan yang memiliki rongga. Termasuk hewan diploblastik, tubuh
simetri radial. Lapisan selnya terdiri dari ektoderm dan endoderm. Antara ekstoderm dan
endoderm terdapat mesoglea. Pada tubuh bagian atas terdapat mulut, yang dikelilingi
tentakel. Pada permukaan tentakel terdapat knidoblas (sel penyengat / nematosis). Hidup di
air tawar maupun air laut.Tubuhnya dapat melekat pada dasar perairan. Coelenterata
memiliki dua bentuk, yaitu :
a. Polip, hidup soliter (menyendiri) tetapi ada yang berkoloni, tidak dapat bergerak
bebas,melekat pada dasar perairan.
b. Medusa, dapat menghasilkan dua macam gamet yaitu gamet jantan dan betina. Medusa
dapat melepaskan diri dari induk dan berenang bebas didalam air. Bentuk seperti payung
dengan tentakel yang melambai lambai.
Coelenterata dibedakan menjadi 4 Kelas, yaitu :
a. Hydrozoa
b. Scyphozoa
c. Ctenophora
d. Anthozoa
3.2 Saran
Dalam kehidupan sehari – hari, secara tidak langsung kita sudah sering menjumpai
dan mempelajari hewan coelenterata ini. Misalnya saja pada cumi-cumi, banyak orang yang
membuat tumis dari cumi-cumi untuk di jadikan lauk dan selain itu juga untuk menambah
nutrisi.
Jadi besar harapan kami untuk anda memahami dan mempelajari isi dari makalah ini,
semoga makalah ini bermanfaat dan bisa menjadi refrensi baru bagi pembaca serta dapat
menambah pengetahuan yg lebih mngenai hewan coelenterata.
Kami sadar bahwa makalah kami ini jauh dari ksempurnaan dan memiliki banyak
kekurangan, maka dari itu kelompok kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifat
membangun.