Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PHYLUM COELENTERATA

DISUSUN OLEH :

ZUROUL MUFAROKAH
DIAH AYU PITALOKA

SMA SUNAN DRAJAT SUGIO


TAHUN PELAJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

 Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali


yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala
berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah dengan judul "PHYLUM COELENTERATA".
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak,
karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya rekan-rekan yang telah
memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua
kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan
menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun penulis berharap isi dari Makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar Makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar Makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Sugio, 15 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A.    Ciri-ciri Coelenterata
B.     Struktur Tubuh Coelenterata
C.     Klasifikasi Coelenterata
D.    Reproduksi Coelenterata
E.     Peranan Coelenterata
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pada umumnya beberapa jenis coelenterata dapat di manfaatkan sebagai bahan


baku kosmetik bahkan bisa di olah menjadi agar-agar. coelenterata merupakan hewan-hewan
yang sangat menarik dan memiliki keindahan warna yang menjadi penghias di dasar laut,
bahkan salah satu anggota dari coelenterata mampu membentuk terumbu karang yang
mempunyai peranan penting bagi ekosistem laut yakni sebagai habitat dari berbagai mahkluk
hidup yang ada di dalamnya.
Coelenterata atau yang juga biasa di sebut dengan Cnidaria adalah filum hewan
yang memiliki tubuh sangat sederhana. Kata coelenterata berasal dari kata coelos yang berarti
rongga dan enteron yang berarti usus. Jadi coelenterata adalah hewan yang memiliki rongga
yang di dalam tubuhnya yang sekaligus berfungsi sebagai organ pencernaan makanan.
Coelenterata di sebut sebagai hewan sederhana karena jaringan tubuhnya terdiri dari dua lapis
sel, yaitu sel internal dan eksternal. Terdapat 10.000 spesies coelenterata yang sebagian besar
hidup di laut.
Sebagian hidup secara soliter, sedangkan sebagian yang lain hidup berkoloni.
Tubuhnya simetri radial. Jika di potong tubuhnya melalui sumbu tubuh maka akan
mendapatkan beberapa bagian yang sama. Memiliki rongga gastrovaskuler yang berfungsi
untuk mencerna makanan. tubuhnya hanya memiliki satu lubang yang berfungsi sebagai
mulut sekaligus anus. Merupakan hewan diploblastik. : ektodermis (epidermis) yang
merupakan lapisan sel luar dan endodermis (gastrodermis) yang merupakan lapisan sel
dalam. Mempunyai tentakel yang berfungsi untuk memasukkan makanan ke dalam mulut.
Tentakel di lengkapi dengan sel penyengat yang di sebut dengan knidosit (cnidobglast).
Memiliki dua bentuk tubuh, yaitu polip dan medusa. Pada bentuk polip (seperti tabung),
coelenterata memiliki mulut di bagian dorsal, yang di kelilingi leh tentakel. Sedangkan pada
bentuk medusa yang berbentuk seperti cakram, mulut coelenterata terletak di bagian bawah
(oral) dan tubuhnya di kelilingi oleh tentakel Hidupnya : kebanyakan di air laut, beberapa di
air tawar.
Coelenterata dapat berproduksi baik dengan cara generatif (seksual) maupun
vegetatif (aseksual). Reproduksi secara generatif terjadi saat sel sperma jantan membuahi sel
telur (ovum) betina. Sedangkan perkembangbiakan secara aseksual berlangsung dengan cara
pembentukan tunas pada sisi tubuh coelnterata yang akan tumbuh menjadi individu baru
setelah lepas dari tubuh induknya.
Beberapa jenis coelenterata juga mengalami metagenesis (pergiliran keturunan),
yaitu perkembangan seksual yang di ikuti oleh perkembangbiakan aseksual pada satu
generasi. Pada coelenterata jenis ini, tubuh akan memiliki bentuk polip pada satu fase
hidupnya, kemudian berbentuk medusa pada tahap selanjutnya.

2.   Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, maka dapat dibuat beberapa rumusan masalah
seperti:
1.      Bagaimana ciri-ciri coelenterata?
2.      Bagaimana cara coelenterata mendapatkan makanan?
3.      Bagaimana cara reproduksi coelenterata?
4.      Ada berapakah klasifikasi coelenterata?
5.      Apa peranan dan fungsi coelenterata?

3.   Tujuan

Ada pun tujuan dari pembuatan makalah berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, yaitu:

1.      Untuk mengetahui dan mempelajari ciri-ciri coelenterata


2.      Untuk mengetahui dan mempelajari cara coelenterata memperoleh makanan
3.      Untuk mengetahui dan mempelajari cara reproduksi coelenterata
4.      Untuk mengetahui dan mempelajari klasifikasi coelenterata
5.      Untuk mengetahui dan mempelajari peranan dan fungsi coelenterata
BAB II
PEMBAHASAN

1.   Pengertian coelenterata
Coelenterata berasal dari kata COELOS = rongga tubuh atau selom
dan ENTERON=usus. Jadi COELENTERON artinya rongga yang
berfungsi sebagai usus. Coelenterata atau juga biasa disebut dengan Cnidaria adalah filum
hewan yang memiliki tubuh sangat sederhana. Jadi, Coelenterata adalah hewan yang
memiliki rongga di dalam tubuhnya yang sekaligus berfungsi sebagai organ pencernaan
makanan. Coelenterata disebut sebagai hewan sederhana karena jaringan tubuhnya hanya
terdiri dari dua lapis sel, yaitu sel internal dan eksternal.
Termasuk hewan  diploblastik, tubuh simetri radial. Lapisan selnya terdiri dari
ektoderm dan endoderm. Antara ekstoderm dan endoderm terdapat mesoglea. Pada tubuh
bagian atas terdapat mulut, yang dikelilingi tentakel. Pada permukaan tentakel terdapat
knidoblas (sel penyengat / nematosis). Hidup di air tawar maupun air laut.Tubuhnya dapat
melekat pada dasar perairan. Coelenterata atau yang juga biasa disebut dengan Cnidaria
adalah filum hewan yang memiliki tubuh sangat sederhana.

CIRI-CIRI COELENTERATA
1)      Terdapat sekitar 10.000 spesies Coelenterata yang sebagian besar hidup di laut
kecuali sejenis hydra hidup di air tawar.
2)      Sebagian hidup secara soliter, sedangkan sebagian lain hidup berkoloni.
3)      Hewan bersel banyak (multiseluler).
4)      Sruktur tubuh:
a.       Radial simetris
b.      Dipoblastik terdiri ektoderm dan endoderm
c.       Terdapat rongga (mesoglea) antara lapisan ektoderm dan endoderm.
5) Bentuk tubuh :
a.       menyerupai tabung (polip)
b.      menyerupai  mangkok (medusa)
c.       Di atas tubuh terdapat mulut dan tentakel untuk menangkap mangsa dan
bergerak. Pada lapisan luar ektodermis tentakel terdapat sel racun (knidoblast)
atau sel penyengat (nematosis)
d.      Punya rongga gastrovaskuler untuk mencerna makanan
e.      Sistem pernapasan dengan cara difusi (seluruh permukaan tubuh), 
kecuali Anthozoa dan Sifonoglia
f.       Sistem saraf difus (baur)
g.      Mengalami siklus hidup (metagenesis).
h.      Sedangkan pada bentuk medusa yang berbentuk seperti cakram, mulut
coelenterata terletak di bagian bawah (oral)
  Dalam siklus hidupnya pada umumnya Coelentarata mempunyai dua bentuk tubuh,
yaitu Polip dan Medusa.
A. Polip adalah bentuk  Coelentarata yang menempel pada tempat hidupnya. Tubuh
berbentuk silindris, bagian proximal melekat dan bagian distal mempunyai mulut yang
dikelilingi tentakel. Polip yang membentuk koloni memiliki beberapa macam bentuk
(polimorfisme). Misalnya : polip untuk pembiakan yang menghasilkan medusa
(gonozoid) dan polip untuk makan yakni gastrozoid.
B. Medusa adalah bentuk ubur-ubur seperti payung/parasut atau seperti lonceng yang
dapat berenang bebas.

2. klasifikasi coelenterata
Coelenterata dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu : Hydrozoa, Scyphozoa, dan Anthozoa:
1.          HYDROZOA
1)      Hydrozoa (dalam bahasa yunani, hydro = air, zoa = hewan) sebagian besar
memiliki pergiliran bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya.
2)      Lebih sering ditemukan atau dominan dalam bentuk koloni polip, sedangkan dalam
bentuk medusa jarang ditemukan. Contoh Hydra dan Obel

Ciri-ciri umum kelas ini yaitu:


      Berbentuk koloni
      Besarnya + sebesar mulut kerucut, menggerambul
      Didapatkan dipantai pada batu-batuan (melekat), pada cangkuk Mullusca.
      Koloni ini terikat pada substrat dengan bantuan hydrorhizanya (akar)
      Bentuk tubuhnya seperti batang yang bercabang-cabang yang disebut Hydrocaulis
      Pada hydracaulis tumbuh 2 macam bentuk cabang (Palyp) yaitu Hydrant dan Gonangium
      Hydrant : Berfungsi  menangkap mangsa dan mengurus makanan (vegetatif). Ditandai
dengan adanya banyak kentakel.
      Gonongium : Berfungsi  mengurus perkembang biakan (generatif). Bentuk gonongium
silindris, dengan ujung melekat sedikit dan berwarna tranparant dan disebut dengan
Gonotheca. Di dalam gonotheca terdapat sumbu (blastostyle)
      Blastostyle merupakan : Tempat tumbuh kuncup bakal medusae (ada yang menyebut ubur-
ubur pada skelia)
      Medusae akan ada 2 macam yaitu :Medusae ♂ menghasilkan sperma (biasanya berekor)
dan Medusae ♀ menghasilkan ovum
      Ovum dan sperma dikeluarkan dalam laut dan terjadilah pembuahan (diluar medusae dalam
air laut). Setelah terjadi pembuahan terbentuk zygot blestula  “planula yang berambut
getar”
      Kemudian planula melekat pada suatu obyek dan tumbuh menjadi polips yang kecil. Dan
secara asexuil bisa membentuk kuncup dan terjadilah obelia yang baru.
      Obelia yang mengalami pergantian keturunan “Metagenesus” yaitu keturunan phase.
      Vegetatif  polip-polip kecil / seperti lumut bercabang
      Generatif  medusa
            Jadi antara polip kecil (seperti lumut) dan medusa seolah-olah merupakan hewan
tersendiri padahal hanya merupakan siklus hidup. Misal : pada ulat dan kupu-kupu

a.          Hydra
Hydra merupakan hewan yang memiliki habitat di perairan laut dan tawar. Hewan ini
dilengkapi dengan tentakel atau lengan yang berguna untuk bergerak dan juga sekaligus
untuk menangkap mangsa. Pada tentakel tersebut dilengkapi dengan nematosit, yaitu
sel-sel yang dapat menghasilkan racun untuk melumpuhkan mangsanya. Hydra
berkembang biak secara vegetatif dengan tunas dan generatif dengan peleburan sperma
dan ovum. Meskipun termasuk hewan monoesius (hermaprodit), hewan ini tidak bisa
melakukan pembuahan sendiri karena dewasanya sel telur dan sperma yang dihasilkan
tidak bersamaan sehingga dalam fertilisasi tetap memerlukan individu yang lain.
Ciri-ciri hydra :
      bentuk tubuh Hydra seperti polip.
      ukuran tubuh Hydra antara 10 mm – 30 mm.
      makanannya berupa tumbuhan kecil dan Crustacea (udang-uadangan) rendah.
      bagian tubuh sebelah bawah tertutup membentuk kaki,gunanya untuk melekat pada
obyek dan untuk bergerak.
      terdapat mulut yang dikelilingi oleh hypostome dan di sekelilingnya terdapat 6 – 10
buah tentakel.
      tentakel berfungsi sebagai alat untuk menangkap makanan.
      makanan dicernakan di dalam rongga gastrovaskuler.
      reproduksi aseksual dengan tunas atau budd kira-kira pada bagian samping tengah
dinding tubuh Hydra.
      Tunas telah memiliki epidermis, mesoglea dan rongga gastrovaskuler. Tunas tersebut
terus membesar dan akhirnya melepaskan diri dari tubuh induknya untuk menjadi
individu baru.
      reproduksi seksual  :
Terjadi melalui peleburan sel telur (dari ovarium) dengan sperma (dari testis). Hasil
peleburan membentuk zigot yang akan berkembang sampai stadium gastrula.
Kemudian embrio ini akan berkembang membentuk kista dengan dinding dari zat
tanduk. Kista ini dapat berenang bebas dan di tempat yang sesuai akan melekat pada
obyek di dasarperairan. Kemudian bila keadaan lingkungan membaik, intikista pecah
dan embrio tumbuh menjadi Hydra baru.
b.          Obelia
      Hidup di air laut secara koloni.
      Sebagian besar waktu hidupnya sebagai koloni polip.
      Bagian polip yang berfungsi dalam hal makan disebut hidrant.
      fase seksual (medusa) disebut gonangium

2        SCYPHOZOA

Bentuk tubuh scyphozoa menyerupai mangkuk atau cawan, sehingga sering disebut ubur-
ubur mangkuk. Fase polipnya kecil dan terikat pada suatu obyek di dasar laut, fase medusa
(generatif) terbentuk seperti payung atau mangkuk, pada bagian pinggir medusa terdapat
tentakel-tentakel, medusa biasanya diketemukan berenang dipermukaan laut, dibagian tengah
sisi cekungnya ditemukan mulut yang terletak diantara 4 buah tangan yang berbentuk pipih
seperti pita dan dibagian pinggir dilengkapi dengan Nematocyst. Contoh hewan kelas ini
adalah aurellia, gametnya terbentuk seperti huruf V dan terletak dibagian dalam dari
perutnya.
Siklus reproduksi scyphozoa:
      Ada yang jantan ada yang betina.
      Spertratozoid akan berenang di dalam air laut kemudian mencari dan memasuki kedalam
mulut medusa, kemudian masuk kedalam enterm untuk membuahi sel telur kemudian
berbentuk zygot.
      Zygot yang terbentuk akan keluar dari mulut medusae ♀ dan untuk remintara didukung
dengan tangan nya dan disini berkembang menjadi larva yang berambut getar (planula).
      Setelah terbentuk planula maka planula ini lepas dari induknya dan berenang-renang.
Kemudian melekat pada suatu obyek didasar laut. Dan ditempat ini kemudian tumbuh
menjadi polyp baru dan berbentuk seperti trompet yang disbut Schyphistoma. Schyphistome
membagi diri secara tranversal sehingga terbentuk sekumpulan mas’ yang masing-masing
berbentuk seperti cakram. Keadaan ini disebut phase Strobila.
      Kemudian pada setiap cakram yang terbentuk akan tumbuh bertakel. Kemudian pemisahan
diri dimulai pada cakram yang paling atas / tua kemudian cakram yang dibawahnya dan
sebagainya dan seterusnya.
      Cakram yang terlepas akan membentuk medusae kecil yang disebut Ephyra. Secara
berangsur-angsur ephyra akan tumbuh menjadi Medusae dewasa : Medusae ♂ dan Medusae

3        Ctenophora
Beberapa zoolog menganggap ctenophora merupakan filum tersendiri. Tubuhnya
mempunyai lapisan mesoderm, tidak mempunyai nematoksis dan tentakelnya mengandung
zat-zat pelekat untuk menangkap mangsa. Ctenophora dibedakan atas 2 subkelas, yaitu :
A Subkelas Tentaculata (punya tentakel).
Terdiri atas beberapa ordo, antara lain :
      Cydippida, tubuh bulat/oval, terdapat semacam tanduk.
Contoh : Mertensia.
      Cobata,tubuh memadat dilengkapi dengan dua cuping oval
contoh : Mnemiopsis, Bolinopsis dan Leucothea.
     

Cestida, tubuh seperti pita,


contoh : Cestum dan Velamen.
      Platyctenida, tubuh pipih,
contoh : Ctenoplana danCoeloplana.

B Subkelas muda (tak punya tentakel)


berupa ordo Beroida, tubuh kerucut atau silinder. Contoh : Beroe
4.   Kelas Anthozoa 
         Antozhoa merupakan coelenterata yang memiliki bentuk tubuh menyerupai bunga.
Anthozoa tidak  memiliki bentuk medusa, hanya bentuk polip. Polip Anthozoa berukuran
lebih besar dari dua kelas Coelenterata lainnya. Hidupnya di laut dangkal secara berkoloni.
Anthozoa bereproduksi secara aseksual dengan tunas dan fragmentasi, serta reproduksi
seksual menghasilkan gamet.
Ordo Actiniria, ciri-ciri:
      Menempel pada batu karang
      Berukuran s/d 2 feet
      Makanan : Invetebrata,  Udang
      Tubuh berbentuk : Silindris pendek, Bagian atas dilengkapi dengan tentakel, Bagian bawah
untuk melekatkan dirinya pada suatu obyek. Mulut berada dibagian atas tengah yang
dihubungkan dengan enteron yang bersatu dengan suatu saluran yang berbentuk tabung yang
disebut Gullet.
      Disamping sisi pharyax dilengkapi dengan alur licin dan bersilia disebut
Siphonoglyph.Siphonoglyph merupakan jalan air masuk ke dalam enterennya. Enteron
terbagi dalam 6 buah septa / sekat yang menghubungkan gastrodermis hingga bagian
phorinkx. Septa ini merupakan tonjolan di dalam hingga berhubungan dengan pharys (septa
Primain), Tetapi pharyn untuk bagian bawah bebas, Septa ini disebut septa Primair.
      Air dapat masuk dari ruang satu ke ruang yang lain melalui Ostia yang ada pada septa tadi.
      Diantara septa primair terdapat juga septa-septa yang lain yaitu septa sekundair tetapi septa
sekunder tidak mencapai pharynx
      Ada juga Septa Tentier yaitu Septa yang paling pendek.
      Pada bagian tepi dari Septa yang bebas (yang terletak dalam enteron dibawah pharynx)
berkembang menjadi bentukan yang tebal dan disebut Digestic Filament Dalam Digistic
Filament terdapat sel-sel kelenjar yang menghasilkan getah pencernakan.
      Dekat dengan bagian dasar Digestic Filament terdapat benang-benang yang disebut dengan
Acontio.
      Di dalam Acontio dilengkapi dengan kelenjar dan nematocysts
      Merupakan lurus yang sel kelaminnya terpisah (♂&♀) ganad terdapat dibagian tepi dari
Septa tersebut.
      Ordo Madreporaria:Susunan tubuh pada prinsipnya sama dengan anemone / metridium
      Perbedaannya antara lain : Madreporaria,Bagian enterderm mensekresikan zat kapur yang
berfungsi sebagai kerangka. Kerangka ini disebut Calcareous Skeleton atau Coral yang
berwarna putih (pada umumnya) dan merah
      Pembentukan kerangka : Mula-mula pada pangkal dimana hewan itu melekat, dengan
membentuk kuncup, kemudian kuncup tumbuh lagi sehingga akhirnya membentuk koloni
yang bercabang-cabang.
      Contoh-contoh : Acropora, Berbentuk koloni bercabang-cabang seperti pohon. Stylopora,
Berbentuk melekuk-lekuk. Leptoria Tenuis, Berbentuk melekuk-leku seperti otak
mamalia. Fungia, Berbentuk seperti janin.
      Ordo:Antipatharia, Disebut juga Eupixaura Antipathen (Akar Bahar) Hidupnya koloni
      Mensekresikan zat tanduk sebagai kerangkanya. Karang-karang laut ini (Hexacorallia) ini
menuntut syarat lingkungan  hidup yang tertentu.
      Syarat tersebut antara lain : Temperatur air laut + 200C, Dalam laut + 35 m, Terletak pada
lingkungan antara 280 LU dengan 280LS, Andaikata ada perubahan temperatur maka
perubahan tak melebihi 60C naiknya dan 60C turunnya. Air laut ditempat tersebut bisa banyak
mengandung O2. Air laut harus jernih, Air laut mempunyai salinitas / kadar garam tertentu.

  Macam-macam batu karang yang terbentuk. Karang pantai (Frenging Ruf), Terbentang


dari pantai hingga menjorok + ¼ mil kearah laut. Karang Rintangan (Barier Ruf), Terletak
agak jauh dari pantai. Karang Atoll (Sirkuler Ruf), Merupakan rangkaian pulau karang yang
berbentuk gelam yang ditengahnya terdapat anak laut yang relatif dangkal dan disebut
Lagoon.

3. Morfologi dan anatomi


Bentuk tubuh ubur-ubur seperti mangkuk, hidupnya di laut dalam, dan memiliki
lapisan mesodlea yang tebal, bentuk mendusa sangat besar dilengkapi dua macam
tentakel.  Tentakel kecil mengililingi tepian mangkuk dan tentakel besar terdapat disekitar
mulut yang berjumlah 4 buah (Suwignyo, 1989).
Gambar 2. Anatomi Ubur-ubur (Aurelia sp)
Anemon laut adalah hewan yang memiliki tentakel yang memiliki alat serupa dengan
tombak yang disebut dengan Nematocyst.  Nematocyst ini digunakan anemon laut untuk
menangkap mangsa dan mengusir predator.  Bentuk tubuh anemon laut seperti bunga dan
terbentuk dari gumpalan otot yang tebal.  Pada gumpalan otot terdapat “pedal
disc” yangberguna untuk melekatkan diri.  Sedangkan pada akhir daerah oral gumpalan
tersebut membentuk discus oralis yang memuat ratusan tentakel pada bagian tengah terdapat
mulut (Syamsuri, dkk., 2006). 
Bentuk tubuh karang laut yaitu simetris radial.  Polip karang mempunyai mulut yang
terletak dibagian atas dan juga berfungsi sebagai dubur, tentakel-tentakel yang digunakan
untuk menagkap mangsanya, serta tubuh polip.  Tubuh polip terdiri dari tiga lapisan dari luar
kedalam tersusun sebagai berikut ectoderm, mesoglea, dan endoderm.  Dalam lapisan
endoderm, hidup simbio alga bersel satu yang disebut zooxantellae yang dapat menghasilkan
zat organik yang melalui proses fotosintesis yang kemudian disekresikan sebagian kedalam
jaringan polip kapal karang sebagai pangan. Makanan yang masuk dicerna oleh filament
khusus mesenteri dan sisa makanan dikeluarkan melalui mulut (Sumarman, 2004).
Gambar 3. Anatomi Karang (Coralium sp)

4.   Sistem pencernaan
Coelenterata hidup di perairan yang jernih yang mengandung partikel-partikel
organik, plankton atau hewan-hewan kecil. Jika terdapat hewan kecil, misal jentik nyamuk
menempel pada tentakel dan mengenai sel knidoblast, maka sel tersebut mengeluarkan racun.
Jentik akan lemas lalu tentakel membawanya ke mulut. Di bawah mulut terdapat
kerongkongan pendek lalu masuk ke rongga gastrovaskuler untuk dicerna secara ekstraseluler
(luar sel). Sel-sel endodermis menyerap sari-sari makanan. Sisa-sisa makanan akan
dimuntahkan melalui mulut. Setiap hewan Coelentarata mempunyai rongga
gastrovaskuler. Rongga gastrovaskuler Coelentarata bercabang-cabang yang dipisahkan oleh
septum/penyekat dan belum mempunyai anus.

5.   Sistem eskresi
Alat pernapasan dan alat eksresi khususnya tidak ada. Proses yang terjadi adalah
pertukaran gas secara difusi melalui seluruh permukaan tubuhnya. Sisa metabolisme juga
dibuang secara difusi melalui seluruh permukaan tubuh.
6.   Sistem syaraf
Sistem saraf difus (baur). Coelenterata memiliki sistem saraf sederhana yang tersebar
benrbentuk jala yang berfungsi mengendalikan gerakan dalam merespon rangsangan. Sistem
saraf terdapat pada mesoglea. Mesoglea adalah lapisan bukan sel yang terdapat diantara
lapisan epidermis dan gastrodermis. Gastrodermis tersusun dari bahan gelatin.
7.   Reproduksi
Reproduksi Coelenterata terjadi secara aseksual dan seksual.
a.       Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan kuncup/tunas yang menempel
pada tubuh induknya.Pembentukan tunas selalu terjadi pada Coelenterata yang berbentuk
polip.Tunas tumbuh di dekat kaki polip dan akan tetap melekat pada tubuh induknya dan
induknya tetap membentuk kuncup sehingga membentuk koloni.yaitu pada kakinya dan akan
membesar sehingga terbentuk tentakel kemudian terlepas sehingga dapat menjadi individu
baru. 
b.      Coelenterata dapat juga berkembangbiak secara seksual, yaitu dengan penyatuan
sperma dan sel telur yang akan terbentuk zigot. Sperma yang telah masak dikeluarkan dalam
air dan akan berenang menuju ovum. Jika bertemu, terjadilah pembuahan dan zigot yang
akan dihasilkan tumbuh menjadi larva bersilia yang disebutplanula. Zigot ini dapat berenang
meninggalkan induknya dengan tujuan agar tidak terjadi perebutan makanan. Jika terdapat
pada suatu perairan yang cocok, maka akan tumbuh membentuk individu baru.
  Proses reproduksi seksual  :
Terjadi melalui peleburan sel telur (dari ovarium) dengan sperma (dari testis). Hasil
peleburan membentuk zigot yang akan berkembang sampai stadium gastrula.
Kemudianembrio ini akan berkembang membentuk kista dengan dinding dari zat
tanduk. Kista ini dapat berenang bebas dan di tempat yang sesuai akan melekat pada obyek di
dasarperairan. Kemudian bila keadaan lingkungan membaik, intikista pecah dan embrio
tumbuh menjadi Hydra baru. Reproduksi vegetatif dan generatif pada coelonterata
berlangsung secara bergantian, sehingga coelenterata mengalami pergiliran keturunan/ siklus
hidup/metagenesis.
7.   Ciri khusus
1.      Tubuh radial simetris (silindris, globular atau spherikal).
2.      Dinding tubuh diploblastik (dua lapis jaringan; ektoderm / epidermis dan endoderm
gastrodermis) yang memiliki sel jatang aatu penyengat.
3.      Tubuh tidak beranus tetapi hanya bermulut yang dilengkapi dengan tentakel-tentakel di
sekelilingnya.
4.      Sistem pencernaan makanan tidak komplit, hanya berupa rongga gastrovaskular.
5.      Belum memiliki alat pernafasan, sirkulasi maupun ekskresi yang khusus

8.   Nilai ekonomis
Beberapa jenis cerlenterata (ubur-ubur) oleh orang Jepang dapat dimanfaatkan sebagai
bahan baku kosmetik bahkan bisa diolah menjadi agar-agar. Di indonesia banyak ubur-ubur
yang di olah menjadi tepung ubur-ubur. Beberapa jenis hewan Anthozoa membentuk terumbu
karang yang bisa menahan gelombang. Beberapa spesies coelenterata juga memberikan
pemandangan indah di dasar lautan dengan warna dan bentuk mereka yang unik sehingga
dapat dimanfaatkan sebagai objek yang berkaitan dengan pariwisata. Dalam perairan
berperan sebagai plankton.
Ada juga jenis Anthozoa yang membentuk rangka dari zat tanduk yang sering dikenal
sebagai akar bahar (Euplexaura antipathes) yang kerangkanya dapat digunakan sebagai
gelang.
BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Colenterata merupakan hewan yang memiliki rongga. Termasuk hewan  diploblastik, tubuh
simetri radial. Lapisan selnya terdiri dari ektoderm dan endoderm. Antara ekstoderm dan
endoderm terdapat mesoglea. Pada tubuh bagian atas terdapat mulut, yang dikelilingi
tentakel. Pada permukaan tentakel terdapat knidoblas (sel penyengat / nematosis). Hidup di
air tawar maupun air laut.Tubuhnya dapat melekat pada dasar perairan. Coelenterata
memiliki dua bentuk, yaitu :
a.     Polip, hidup soliter (menyendiri) tetapi ada yang berkoloni, tidak dapat bergerak
bebas,melekat pada dasar perairan.
b.     Medusa, dapat menghasilkan dua macam gamet yaitu gamet jantan dan betina. Medusa
dapat melepaskan diri dari induk dan berenang bebas didalam air. Bentuk seperti payung
dengan tentakel yang melambai lambai.
Coelenterata dibedakan menjadi 4 Kelas, yaitu :
a.       Hydrozoa
b.      Scyphozoa
c.       Ctenophora
d.      Anthozoa

3.2  Saran
Dalam kehidupan sehari – hari, secara tidak langsung kita sudah sering menjumpai
dan mempelajari hewan coelenterata ini. Misalnya saja pada cumi-cumi, banyak orang yang
membuat tumis dari cumi-cumi untuk di jadikan lauk dan selain itu juga untuk menambah
nutrisi.
Jadi besar harapan kami untuk anda memahami dan mempelajari isi dari makalah ini,
semoga makalah ini bermanfaat dan bisa menjadi refrensi baru bagi pembaca serta dapat
menambah pengetahuan yg lebih mngenai hewan coelenterata.
Kami sadar bahwa makalah kami ini jauh dari ksempurnaan dan memiliki banyak
kekurangan, maka dari itu kelompok kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifat
membangun.

Anda mungkin juga menyukai