MAKALAH
Oleh :
1
MODEL DALAM EPIDEMIOLOGI “TEORI SIMPUL”
MAKALAH
Oleh :
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah dapat
selesai sesuai dengan yang diharapkan. Shalawat serta salam selalu tercurahkan
kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan semoga kita selalu berpegang teguh
pada sunnah-Nya Amin.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Dasar
Keperawatan 2B. Tujuan dari penyusunan makalah ini ialah sebagai informasi
serta untuk menambah wawasan bagi penulis maupun pembaca.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya hambatan selalu mengiringi
namun atas bantuan, dorongan dan bimbingan teman-teman sehingga makalah ini
terselesaikan.
Makalah ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini. Terimakasih.
3
DAFTAR ISI
4
BAB 1. PENDAHULUAN
Dalam kehidupan dan kegiatan sehari-hari, kita pasti tidak lepas dengan yang
namanya lingkungan. Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar kita
(benda hidup, mati, nyata, abstrak) serta suasana yang terbentuk karena terjadi
interaksi antara elemen-elemen di alam tersebut. (Sumirat’96).Kesahatan
lingkungan menurut WHO adalah Suatu keseimbangan ekologis yang harus ada
antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari
manusia,dan jika dikaitkan dengan teori simpul simpul maka media lingkungan
sangat besar sekali dampaknya bagi kesehatan karena dapat menyebabkan
pencemaran udara,air dan tanah dimana ketiga unsur tersebut sangat penting
dalam kehidupan manusia. Di samping lingkungan yang ada, lingkungan pun
dapat menjadi sumber suatu penyakit apabila kita tidak bisa menjaga kebersihan
lingkungan itu. Banyak jenis penyakit yang ditimbulkan oleh lingkungan
disekitar,karena lingkungan memiliki peran dalam timbulnya gangguan kesehatan
yaitu peran agent, reservoir, vector, host, dan medium transmisi. Kesehatan
lingkungan sangat berperan penting dalam mewujudkan derajat kesehatan, dilihat
dari faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi terhadap kesehatan,
seperti lingkungan biologis,lingkungan fisik, lingkungan ekonomi dan lingkungan
fisik.Penyakitadalah suatu kondisi patologis berupa kelainan fungsi dan /atau
morfologi suatu organ dan/atau jar tubuh. (Achmadi’05). Penyakit Berbasis
Lingkungan adalah suatu kondisi patologis berupa kelainan fungsi atau morfologi
suatu organ tubuh yang disebabkan oleh interaksi manusia dengan segala sesuatu
disekitarnya yang memiliki potensi penyakit. Penyakit berbasis lingkungan masih
menjadi permasalahan hingga saat ini. ISPA dan diare yang merupakan penyakit
berbasis lingkungan selalu masuk dalam 10 besar penyakit di hamper seluruh
Puskesmas di Indonesia. Menurut Profil Ditjen PP&PL thn 2006, 22, 30%
kematianbayi di Indonesia akibat pneumonia. Sedangkan morbiditas penyakit
5
diare dari tahun ketahun kian meningkat dimana pada tahun 1996 sebesar 280 per
1000 penduduk, lalu meningkat menjadi 301 per 1000 penduduk pada tahun 2000
dan 347 per 1000 penduduk pada tahun 2003. Pada tahun 2006 angka tersebut
kembali meningkat menjadi 423 per 1000 penduduk. Dalam upaya pengendalian
penyakit berbasis lingkungan, maka perlu diketahui perjalanan penyakit atau
pathogenesis penyakit tersebut, sehingga kita dapat melakukan intervensi secara
cepat dan tepat. Masalah-masalah lingkungan itu terjadi sering ditimbulkan oeh
perilaku manusia yang kurang mengerti akan pentingnya lingkungan bagi
kesehatan, sebagai seorang tenaga kesehatan kita harus mengamati dan
memahami kontribusi lingkungan terhadap kesehatan . Salah satunya yaitu
menggunakan teori simpul untuk pengamatan-pengamatan masalah kesehatan
yang terjadi karena lingkungan dan sebagai pemecahan suatu masalah kesehatan.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui teori simpul dalam menyelesaikan suatu masalah dalam
kesehatan lingkungan khususnya dalam bidang keperawatan.
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan penulis membahas lebih dalam tentang teori simpul yaitu :
1. mengetahui pengertian/definisi dari penyakit kesehatan lingkungan ,
2. mengetahui pengertian dari paradigma lingkungan,
3. mengetahui pengaplikasian teori simpul dalam keperawatan.
1.4. Manfaat
6
Adapun manfaat yang kami sampaikan adalah untuk memberikan
pengetahuan atau informasi kepada para pembaca ,utamanya bagi sesame pelajar
dan generasi muda serta untuk membahas lebih dalam tentang masalah kesehatan
yang ditimbulkan oleh lingkungan sekitar dan cara penanganannya untuk
menyelesaikan masalah tersebut.
7
BAB 2. ISI
8
2.2 Paradigma Lingkungan
Dengan melihat skema diatas, maka patogenesis penyakit dapat diuraikan menjadi
5 simpul, yakni :
1. Simpul 1: sumber penyakit
Sumber penyakit adalah titik mengeluarkan agent penyakit. Agent penyakit
adalah komponen lingkungan yang dapat menimbulkan gangguan penyakit
melalui kontak secar langsung atau melalui media perantara (yang juga
kompenen lingkungan).
Berbagai agent penyakit yang baru maupun lama dapt dikelompokkan ke
dalam tiga kelompok besar, yaitu:
a. Mikroba, seperti virus, amuba, jamur, bakteri, parasit, dan lain-lain.
b. Kelompok fisik, misalnya kekuatan radiasi, energi kebisingan, kekuatan
cahaya.
9
c. Kelompok bahan kimia toksik, misalnya pestisida, Merkuri, Cadmium,
CO, H2S dan lain-lain.
Sumber penyakit adalah titik yang secara konstan maupun kadang-kadang
mengeluarkan satu atau lebih berbagai komponen lingkungan hidup tersebut di
atas.
10
5. Simpul 5: variabel suprasistem Kejadian penyakit masih dipengaruhi oleh
kelompok variabel simpul 5, yakni variabel iklim, topografi, temporal, dan
suprasistem lainnya, yakni keputusan politik berupa kebijakan makro yang
bisa mempengaruhi semua simpul
Dalam dua dekade terakhir, teori simpul telah berhasil diterapkan untuk
memahami simpul DNA dan proses rekombinasi. Ada tiga topologi bentuk
molekul DNA yang merupakan konsekuensi dari struktur dan metabolisme double
helix: tersimpul, catenated, super melingkar ( Mann 2007). Ahli biologi telah
mengidentifikasi bahwa enzim seperti topoisomarase dan-rekomendasi binase
dapat mengubah topologi dari molekul DNA dalam berbagai cara. Topoisomarase
enzim yang bertanggung jawab untuk melingkar dari DNA (supercoil) atau
beralih persimpangan helai terdekat dari DNA (transient enzim-bridge istirahat)
atau mereka mungkin pecah sepasang helai dan bergabung kembali mereka ke
ujung yang berbeda (rekombinasi). Rekomendasi bagian yang binase enzim
melakukan perubahan yang lebih kompleks dalam topologi DNA dengan proses
yang dikenal sebagai situs rekombinasi spesifik. Karena struktur heliks duplex
DNA, pola yang berbeda timbul karena rekombinasi. DNA melingkar (knot)
dengan demikian substrat enzim yang bertindak untuk membentuk produk dan
juga knot. Bahkan untuk molekul-molekul DNA yang tidak melingkar, yang satu
dapat bergabung dengan dua ujung untuk membentuk simpul ( Kawauichi 2007 ).
Perubahan topologi DNA dapat dijelaskan dengan bantuan teori simpul dengan
melihat knot ini dan mengidentifikasinya. Teori simpul membantu dalam
penyediaan berbagai macam invariants simpul. Invariants ini bisa berupa angka,
polinomial atau struktur aljabar.
11
BAB 3. SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan
3.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Adams, CC. 1994. The knot book: an elementary introduction to the mathematical
theory of knots. New York: W.H. Freeman. Diakses tanggal 26 Mei 2016
dari
http://web.b.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?sid=18f673a8-
067f-4167-b0dd-59e075a2bd58%40sessionmgr103&vid=13&hid=107
Kawauichi, A. 2007. OCAMI studies, vol I. Knot theory for scientific objects.
Osaka Municipal Universities Press. Diakses tanggal 26 Mei 2016 dari
http://web.b.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?sid=18f673a8067f
-4167-b0dd-59e075a2bd58%40sessionmgr103&vid=13&hid=107
13