Anda di halaman 1dari 70

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

KLIEN DENGAN LUKA BAKAR


Definisi
• Kerusakan kulit (dan jaringan di bawahnya) karena perubahan
suhu yg berat dalam jaringan akibat panas api, cairan panas,
uap panas, benda panas, bahan kimia, aliran listrik, dll.
Review anatomi fisiologi kulit
1. Epidermis
Lapisan terluar, sistem imun
Sel utama: sel epitel skuamosa
Antara epidermis dan dermis terdapat
Basement membrana zone (BMZ)
5 lapis: stratum germinativum, spinosum,
granulosum, lusidum, basalis
Terdapat sel keratinosit, langerhans, merkel,
melanosit
2. Dermis
Di bawah epidermis
Terdapat jaringan ikat, protein kolagen dan
elastin, fibroblas, sistem imun (makrofag, sel
mast, limfosit)
Pemb. darah and saraf (korpuskul meisner,
pacini, ujung saraf tepi)
Terdapat akar rambut, kelenjar ekrin, apokrin,
sebasea
Ketebalan: 1-4mm (bervariasi)
3. Subcutaneous
•Jaringan lemak, jaringan ikat, pembuluh darah
Etiologi Luka bakar
• Thermal
• Api, uap panas, cairan panas, benda panas

• Chemical
• Asam, basa

• Electrical
• DC/AC, petir

• Radiation
• Bahan radioaktif, sinar matahari
KLASIFIKASI LUKA BAKAR

• Kedalaman luka bakar


• Luas luka bakar
• Usia korban luka bakar
• Agen penyebab luka bakar
• Keparahan luka bakar
KEDALAMAN LUKA BAKAR
 Derajat I (superficial partial thickness burn)
 Derajat II (deep dermal partial thickness burn)
 Derajat III (Fullthickness burn)
Derajat I (superficial partial thickness burn)
Penyebab : sengatan matahari, terkena api
intensitas rendah
Bagian kulit yg terkena : epidermis
Gejala :
Kesemutan
Hiperestesia (super sensitif)
Nyeri  rasa nyeri mereda jika
didinginkan
Penampilan luka :
Kemerahan, mjd putih ketika di tekan
Minimal atau tanpa edema
Belum terbentuk lepuhan/bula
Perjalanan kesembuhan :
Kesembuhan lengkap dlm satu minggu
Tjd pengelupasan kulit
Derajat II (deep partial thickness burn)
Penyebab : tersiram air mendidih, terbakar nyala api
Bagian kulit yg terkena : epidermis dan dermis
Gejala :
Nyeri
Hiperestesia (super sensitif)
Sensitif thd udara dingin
Penampilan luka :
Melepuh : dasar luka berbintik merah, epidermis
hilang, permukaan luka basah
Jika disentuh warnanya berubah menjadi putih dan
terasa sangat nyeri.
Edema
Terbentuk bula
Perjalanan kesembuhan :
Kesembuhan dlm 2-3 mgg
Bs tjd pembentukan parut dan depigmentasi
Iuka ada infeksi  grade III
Derajat II A
• Kerusakan: epidermis & sebagian dermis
• Perubahan pd kulit :
• Terbentuk bula
• Bila bula dilepas kulit tampak kemerahan
(semakin dalam semakinputih)
• Nyeri

LifeLink
Derajat II B
• Kerusakan : epidermis dan
seluruh dermis
• Perubahan pd kulit :
• Ada bula (bila dilepas
berwarna putih)
• Masih bisa merasakan rabaan
& nyeri
• Folikel rambut masih utuh
• BASAH
Derajat III (Fullthickness burn)
Penyebab :
-Terbakar nyala api
-Terkena cairan mendidih dlm waktu lama
-Tersengat arus listrik
Bagian kulit yg terkena :
Epidermis, dermis, dan jaringan subkutan
Gejala :
-Tdk terasa nyeri  ujung saraf mengalami kerusakan
-Syok
-Hematuria dan kemungkinan hemolisis
-Kemungkinan terdapat luka masuk dan keluar
(jika tersengat listrik)
Penampilan luka :
-Kering ; permukaan luka bisa berwarna putih dan
lembut atau berwarna hitam, hangus dan kasar
-Daerah yang terbakar melepuh dan rambut/bulu di
tempat tersebut mudah dicabut dari akarnya
-Edema
Luka bakar grade III
• Perjalanan kesembuhan :
- Pembentukan eschar
- Diperlukan graft
- Pembentukan parut dan hilangnya kontour serta fungsi kulit
- Hilangnya jari atau ekstrimitas dpt terjadi  amputasi
• Metode :
1)Rule of Nine
2)Bagan Lund and Browder

• Ukuran luka ditunjukkan dengan persentase LPTT (luas permukaan


tubuh total).

• Metode bagan Lund and Browder : diaplikasikan pada anak-anak &


bayi dimana pada bagan ini kelompok usia yang berbeda mempunyai
keluasan yang berbeda.
Rule of Nine
Bagian Tubuh Skor
Kepala 9%
Ekstrimitas atas kanan (atas/bawah) 9 % (4 ½ % / 4 ½ %)
Ekstrimitas atas kiri 9 % (4 ½ % / 4 ½ %)
Torso
Bagian depan 18 %
Bagian belakang 18 %
Perineum 1%
Ektremitas bawah kanan
Bagian depan 9%
Bagian belakang 9%
Ektremitas bawah kiri
Bagian depan 9%
Bagian belakang 9%
Total 100 %
• Usia klien  keparahan & keberhasilan dalam perawatan luka bakar

• Resiko mortalitas lebih besar pada:


1)Usia muda
2)Usia tua
• Angka kematian pada anak-anak usia < 4 tahun mempunyai resiko
kematian lebih tinggi, terutama kelompok usia 0-1 tahun dan klien
yang berusia lebih dari 65 tahun.
Agen penyebab :
1) Termal
2) Listrik
3) kimia
4) radiasi.

1. Kebakaran akan menyebabkan pasien tidak hanya mengalami luka


bakar, tetapi juga menghirup udara panas dan keracunan
karbonmonoksida.
2. Luka bakar yang disebabkan sengatan listrik sering kali
menimbulkan komplikasi kardiorespirasi, vaskuler bahkan sistem
persarafan.
• MINOR
• SEDANG
• MAYOR
Minor
• Luka bakar partial
< 15 % LPTT pada orang dewasa (< 40 tahun)
< 10 % LPTT pada usia > 40 tahun atau pada anak-anak < 10
tahun.

• Luka bakar ketebalan penuh (fullthickness)


< 2 % dan tidak ada resiko kosmetik atau fungsi pada wajah,
mata, telinga, tangan, kaki atau perineum.

Biasanya setelah dari UGD pasien akan dilakukan rawat


jalan.
Sedang
• Luka bakar parsial
LPTT 15 – 25 % orang dewasa < 40 th.
LPTT 10 – 20 % pada orang dewasa dengan usia > 40 th pd anak-anak <
10 th

• Luka bakar ketebalan penuh


< 10 % LPTT dan tidak ada komplikasi seperti gangguan kosmetik atau
fungsi pada wajah, mata, telinga, tangan, kaki atau perineum.

 Pasien biasanya setelah dari UGD kemudian ditangani di ruang rawat


inap.
Mayor
• Luka bakar parsial
> 25 % pada orang dewasa < 40 th
> 20 % pada orang dewasa > 40 th, anak-anak < 10 tahun.

• Luka bakar fullthickness


≥ 10 % atau luka bakar yang mengenai wajah, mata, telinga, tangan,
kaki atau perineum yang bisa menimbulkan kecacatan kosmetik dan
fungsi.

• Luka bakar karena sengatan listrik


• Semua luka bakar dengan cedera inhalasi atau trauma mayor yang
terjadi secara bersamaan seperti fraktur.

 Klien dengan luka bakar mayor akan mendapatkan perawatan


khusus di ruang perawatan luka bakar khusus
Tubuh berespon dgn 2 cara :
• Respon lokal : luka bakar < 20% LPTT
• Respon sistemik : luka bakar > 20 % LPTT
Respon kardiovaskuler
• Luka bakar luas dpt menyebabkan syok hipovolemik

Mekanisme:
• Luka bakar -- penurunan cairan di dlm vaskuler progresif (kebocoran
cairan dalam 24-36 jam I, puncaknya 6-8 jam) curah jantung terus
menurun, dan penurunan BP.
• Saraf simpatis berespon dgn melepaskan katekolamin (dopamin,
epinefrin, norepinefrin)  tahanan perifer dan denyut nadi meningkat,
akibat tjd vaskontriksi pembuluh darah perifer  afterload jantung
meningkat  curah jantung menurun
• Resusitasi cairan segera diperlukan untuk mempertahankan tekanan
darah dalam rentang normal  peningkatan cardiac output
Skema
Cedera luka bakar

Tekanan hidrostatik Kerusakan kapiler Respon stres


kapiler pada cedera >>>

Epienefrin dan
Pemeabilitas kapiler >>> norepinefrin >>

Kehilangan cairan
plasma dan protein Vasokontriksi selektif
ke dalam spasium
Edema luka interstisial

Tahanan perifer >>>


HEMOKONSENTRASI Tekanan osmotic
koloid kapiler <<<

Vol darah sirkulasi <<< Edema umum Afterload jantung >>>

Curah jantung <<<<


Efek pd cairan, elektrolit dan Volume
darah
• Volume darah dalam sirkulasi menurun:
t.u pd saat syok (+) kehilangan cairan lewat evaporasi (3-5 L) selama
24 jam sblm luka bakar ditutup.
• Anemia: eritrosit rusak – tetapi nilai hematokrit tetap tinggi akibat
kehilangan plasma
• Hiperkalemia: destruksi sel masif
• Hipokalemia: perpindahan cairan ke ruang vaskuler dan inadekuat
intake
• Hiponatremia (akut s/d mgg I) : air berpindah dr ruang interstisial ke
dlm ruang vaskuler
• Trombositopenia
Perpindahan cairan
• Fluid Shift
• Periode inflamasi
• Plasma bocor dari intravaskular ke interstitial
• Gangguan keseimbangan cairan, elektrolit & asam basa
• Hemokonsentrasi
• 24-36 jam

• Fluid remobilization
• Cairan kembali ke sirkulasi
• Diuresis >>> (hingga 2 minggu)
• Ketidakseimbangan elektrolit (hiponatremia, hipokalemia)
• Hemodilusi
Respon pulmoner
• Hipoksemia (1/3 kasus) –Luka bakar berat konsumsi oksigen
2X

• Upper airway injury :


- Cedera panas langsung (edema)
- Obstruksi mekanis (pd faring dan laring)
- Terapi : intubasi (nasotrakheal/endotrakheal)

• Lower airway injury :


- Tjd dibawah glotis akibat m’hirup gas berbahaya (CO, SO2,
NO, senyawa aldehid, sianida, amonia, klorin, benzena,dll)
- Cedera Inhalasi :
- Fungsi silia hilang
- Hipersekresi
- Edema mukosa berat
- Bronkhospasme (histamin,serotonin, dll)
- Surfaktan <<<  atelektasis
LUKA BAKAR

Lisis sel Permeabilitas kapiler ↑ Kemungkinan cedera inhalasi Kehilangan barier kulit

Perpindahan natrium H2O,


Hemolisis Hiperkalemia protein dari intravaskuler ke
ruang interstisial Termoregulasi terganggu Risiko inflamasi

Hemoglobin/ mioglobin dlm urine

Penurunan volume hiponatremia Hipoksemia Kerusakan sistem


darah sirkulasi imunne

↑ konsentrasi sel
Syok krn luka bakar Tekanan darah Risiko infeksi
darah merah
Gangg. Perfusi jaringan/
Perfusi jaringan
Hipertermia/
Respon stress masif, Risiko ulkus curling Hipotermia
↑ Viskositas darah
aktifasi s.saraf
simpatis
↑ Faktor depresan miokardial ↑ metabolisme setelah
syok luka bakar

takikardia Hiperglikemi ↑katabolisme

↑ After load Penurunan curah jantung

Penurunan perfusi jaringan

Penurunan aliran darah ginjal Penurunan aliran darah Metabolisme anaerob Kerusakan jaringan Disfungsi selular
pada gastro intestinal

Risiko gagal ginjal akut Asidosis metabolik Nekrosis jaringan potensial Pembengkakan sel
Risiko ileus
TANDA DAN GEJALA
• Tanda dan gejala yang dapat muncul sangat tergantung dari tingkat
/derajat luka bakar, lokasi, dan adanya komplikasi.

• Tanda dan gejala a.l :


1.Nyeri (ringan s/d berat akibat kerusakan jaringan)
2.Kelemahan akibat komplikasi dehidrasi.
3.Kesemutan, hiperestesia
4.Adanya kerusakan kulit, dapat berupa kulit melepuh, atau bula.
KOMPLIKASI
• Hipertropi jaringan parut
• Kontraktur
Dicegah dengan pemberian posisi yang baik dan benar sejak dini
• Kompartemen syndrom
• Syok :
1.Syok neurogenik
2.Syok hipovolemik
• Sepsis :
Dapat disebabkan karena infeksi kronis dari luka bakar.
compartement syndrome
• Luka bakar parah  edema sistemik
yg masif.
• Edema akan bertambah berat pd
luka bakar yg melingkar
(sirkumferensial), peningkatan
tekanan pd pembuuh darah kecil &
saraf ekstrimitas distal  obstruksi
aliran darah  iskemia
• Komplikasi ini disebut
“kompartemen sindrom”
• Biasanya dilakukan “escharotomy”
(incisi eskar) utk mengurangi efek
kontriksi dari jaringan yg terbakar
• Tempat kejadian
• UGD
• R. Perawatan
Penanganan awal di tempat

kejadian
Call 911/118
• Jauhkan & hilangkan sumber panas dari korban
Jika penyebabnya api : anjurkan korban berguling-guling di tanah
atau bungkus korban dengan kain basah dan pindahkan korban ke
ruang cukup ventilasi, jika kejadian di ruang tertutup.
• Buka pakaian dan perhiasan logam yang dipakai oleh korban.
• Kaji ABC, berikan bantuan RJP jika diperlukan.
• Beri pendinginan:
- Siram dengan air mengalir, atau
- Rendam dalam air bersih, suhu 20 C (suhu yang terlalu rendah akan
menyebabkan hipotermia) selama 15-20 menit segera setelah terjadinya luka
bakar (jika tidak ada masalah dengan jalan nafas korban).
- Luka bakar adalah zat kimia: Siram dengan air sebanyak-banyaknya untuk
menghilangkan zat kimia dari tubuh korban.
• Kaji: Kesadaran, keadaan umum, luas & kedalaman luka bakar dan
cedera lain yang menyertai luka bakar.
• Tinggikan posisi kaki.
• Segera bawa korban ke rumah sakit untuk mendapatkan
pertolongan lebih lanjut (tutup korban dengan kain atau kassa yang
bersih selama perjalanan ke rumah sakit.
Jika luka bakar minor
1. Guyur dengan air dingin atau bungkus
dengan handuk basah.

2. Jangan panik

3. Bungkus luka dengan kassa steril atau


kain bersih

4. Lindungi area luka dan jangan


menekan area luka.

5. Biasanya tidak memerlukan tindakan


khusus, bisa sembuh dengan
sendirinya.
Perhatian !!!!
• DO NOT apply ointment, butter, ice, medications, fluffy
cotton dressing, adhesive bandages, cream, oil spray,
or any household remedy to a burn. This can interfere
with proper healing and may need to be scrubbed off
at the hospital.
• DO NOT allow the burn to become contaminated.
• DO NOT break blisters or scrub dead skin.
• DO NOT give the person anything by mouth.
• DO NOT immerse a severe burn in cold water. This can
cause shock.
Penanganan di UGD
• Pengkajian dan Tindakan dilakukan dengan cepat, tepat dan cermat
• Pengkajian menentukan tindakan penanganan.
• Hal yang dikaji :
a. Waktu dan tempat Pukul ?? di rumah/tempat kerja
b. Penyebab Faktor predisposisi
Sumber panas/agen
Lamanya terkena
Temperatur agen
c. Situasi saat kejadian Ruangan terbuka/tertutup
Gambaran rinci kejadian luka bakar
Kecelakaan/kelalaian/disengaja
Penyebab diri sendiri/orang lain
Adanya pengaruh obat/alkohol
Pengkajian awal
- KU pasien
- ABC pasien
- Luka Bakar: luas, kedalaman dan keparahan
- Resiko trauma inhalasi (adanya kesulitan menelan atau bicara)
- Adanya edema saluran pernafasan (mungkin pasien membutuhkan
intubasi atau tracheostomi)
- Faktor-faktor lain yang memperberat luka bakar seperti : fraktur,
riwayat penyakit sebelumnya (diabetes, hipertensi, gagal ginjal, dll)
dan penyebab luka bakar karena sengatan listrik sulit diketahui
secara akurat tingkat kedalamanya.
Tindakan di UGD
• Pasang infus (IV line)
• Jika luka bakar > 20 % derajar II atau III biasanya akan di pasang CVP
(kolaborasi dengan dokter).
• Pasang kateter urine
• Pasang NGT jika diperlukan
• Beri terapi cairan intra vena dengan formula Parkland, yaitu cairan
ringer laktat (RL) 4 ml/kgBB/%luka bakar pada 24 jam pertama.
8 jam I diberikan ½ kebutuhan cairan
8 jam II diberikan ¼ kebutuhan cairan
8 jam III diberikan sisanya.
Electrical burn
• Electrical injuries can range from small skin burns to life
threatening internal organ damage
• The most extreme form of electric shock, such as caused by a
lightning strike, often results in instant death by electrocution’
• Electrical injuries affect the body in various ways
Pathophysiology
Resistance of body tissues
• Nerves and Blood VesselsGood to excellent conduction
• Muscle
• Bone and SkinResistant to passage of electricity

Mortality of electrical burns


• Low-voltage injuriesAlter the cardiac cycle
• High-voltage injuries
Cause concomitant tissue damage
Survival of contact with voltage greater than 70,000 volts
uncommon
Management
Airway / Breathing
• Always examine for airway patency
• Think of pneumothorax

Circulation
History of cardiac arrest
ECG and ECG monitoring
Assess peripheral circulation

DisabilityGCS
Laboratory test
• Laboratory – Urinalysis
• Presence of hemoglobin and myoglobin
• Lysis of RBC’s
• Destruction of muscle
• Cardiac enzymes
• Damage to cardiac muscle

Radiology
Chest X-Ray, Rule of pneumothorax, Cervical, thoracic, and
lumbar Spine, Limbs, Fractures and dislocations from tetanic
contractions
Special Management of
electrical burn
• An electrocardiogram (ECG) should be performed on all
patients who sustain electrical injuries (high and low
voltage) fatal dysrhytmias
• all patients with dysrhythmias resolved within 48 hours of
admission either spontaneously or with pharmacologic
intervention
Pertanyaan ???
• Bagaimana jika tempat kejadian ke RS sangat jauh sehingga
klien datang ke UGD 5 jam setelah kejadian. Terapi cairan
seperti apa ???
Jawab :
• Jika pasien datang 5 jam setelah kejadian luka bakar, maka
pemberian cairan tetap dihitung dari saat terjadinya luka
bakar bukan berdasarkan saat pasien datang ke rumah sakit
sehingga pasien dalam waktu 3 jam akan mendapatkan ½ dari
kebutuhan cairan pada 8 jam I.
lanjut..
• Beri terapi oksigen sesuai dengan kebutuhan.
Jika ada trauma inhalasi/gangguan pernafasan  lakukan nebulasi
dengan obat bronkhodilator (seperti : ventolin).
• Periksa laboratorium darah :
• Hb, Hct, trombosit
• Protein total (albumin dan globulin)
• Ureum dan kreatinin
• Elektrolit (K, Na, Cl)
• KGD
• Analisa gas darah (1 hari sekali, jika diperlukan tiap 12 jam)
• Karboksihemoglobin
• Tes fungsi Hati/ LFT
lanjut..
• Berikan suntikan ATS/Toxoid
• Perawatan luka:
• Cuci dengan NaCl
• Biarkan Bullae (lepuhan) utuh. Jangan dipecah kecuali terdapat pada
daerah sendi yang dapat mengganggu gerakan.
• Selimuti pasien dengan selimut steril (usahakan pasien tidak kedinginan
sampai siap dipindah ke ruang rawat).
• Berikan obat-obatan (kolaborasi dokter) :
• Antasida H2 antagonis
• Roborantia (Vitamin C, Vitamin A)
• Analgetika
• Antibiotika
• Mobilisasi dini (range of motion)
• Pengaturan posisi
Monitor :
• Status kesadaran klien (aplikasi GCS)
• Status kardiovaskular
• Tanda vital (jika RR > 35 x/menit segera konsul dokter)
• Urin out put (minimal 1 ml/kg BB/jam)
• BJ urin
• Nilai CVP (jika terpasang CVP)
• Nilai analisa gas darah.
PENANGANAN
DI RUANG RAWAT
Pengkajian
1) Riwayat Luka bakar
a. Penyebab luka bakar, api, kimia, atau listrik
b. Kapan terjadi luka bakar
c. Tempat atau lokasi luka bakar
d. Riwayat masalah atau penyakit penyerta
f. Riwayat alergi, baik makanan atau obat
g. Riwayat Imunisasi (anak-anak)
2) Pengkajian data umum
3) Pengkajian pada luka bakar
• a. Luas luka bakar
• b. Lokasi luka bakar
• c. Derajat dan kedalaman luka bakar
4) Kaji adanya trauma tambahan, khususnya pada saluran nafas, trauma pada
kepala, organ lain
5) Pengkajian Hasil Pemeriksaan penunjang.
Diagnosa
 Nyeri Akut b.d trauma mekanik
 Kurang Volume Cairan b.d kehilangan cairan secara aktif
 Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan b.d penurunan
intake
 Resiko Infeksi, faktor resiko: penurunan sistem imun
 Kurang Pengetahuan b.d kurang informasi
 Pola nafas tidak efektif b.d nyeri
 Resiko Disuse sindrome, faktor resiko : kurangnya latihan
 Kerusakan integritas kulit b.d paparan suhu yang ekstrim
 Kerusakan integritas jaringan b.d paparan suhu yang ekstrim
Rencana
• Intervensi ditujukan utk :
(1)Memulihkan keseimbangan cairan dan elektrolit
(2)Mencegah infeksi
(3)Mempertahankan nutrisi adekuat
(4)Memperbaiki integritas kulit/jaringan & perawatan luka
(5)Mengurangi nyeri dan ketidaknyamanan
(6)Meningkatkan mobilitas fisik
(7)Memperkuat strategi koping
(8)Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan di rumah
(9)Mendukung pasien dlm proses keluarga
Penanganan di Ruang Rawat
1. Perawatan luka umum
2. Debridemen
3. Graft pada luka bakar
4. Balutan luka
5. Penatalaksanaan nyeri
6. Dukungan nutrisi dan cairan
7. Fisioterapi/mobilisasi
Perawatan luka umum
• Pembersihan luka: Hidroterapi
• Terapi antibiotik lokal
• Ganti balutan luka
• Perawatan luka tertutup/tidak tertutup
Pembersihan luka bakar :
• Pengkajian : kondisi kulit keseluruhan, bersihkan Hidroterapi
juga daerah yg tdk terbakar
• Metode :
- Perendaman total (bak mandi rendam)
- Bedside bath (rendaman di samping tempat tidur)
- Disiram (pasien ditempatkan di ayunan vynil kemudian disiram)

• Jenis cairan :
- Air ledeng steril
- Larutan saline

• Durasi : 20-30 menit


• Setelah itu pasien diangkat --- bersihkan sisa kotoran, kulit mati  siram dgn
cairan hidroterapi
• Mencegah syok metabolik tambahan; kedinginan :
- Suhu air : 37,8 C
- Suhu ruangan : 26,6 – 29,4 C
Lanjutan...
• Biarkan bula: jangan dipecah – cairan bula bs diaspirasi
• Lakukan tindakan pembersihan dgn prinsip aseptik
Pembersihan luka dilakukan 1x/hr pd daerah luka yg tdk
mengalami pembedahan
• Setelah proses hidroterapi selesai keringkan luka bakar dgn
handuk steril dgn cara “ditul tul”
Terapi antibiotika topikal
• Menurunkan jumlah mikroba
• Meningkatkan upaya mengubah luka terbuka kotor mjd luka
tertutup bersih
• Pemilihan antibiotika:
(1)Efektif thd kuman gram negatif (pseudomonas, Sthap.
Aureus), gram positif dan jamur
(2)Efektif scr klinis
(3)Dpt menembus eschar, ttp scr sistemik tdk toksik
(4)Cost effectiveness, mudah diperoleh, murah
(5)Mudah digunakan
• Contoh : silver sulfadiazin 1 % , silver nitrat 0,5 %, mafedine
asetat (sulfamylon) 5 %, 10 %.
• Preparat lain : salep povidon iodine 10 %, gentamisin sulfat,
nitrofurazon, larutan Dakin, asam asetat, mikonazole,
klortrimazole.
Penggantian balutan
• Persiapan perawat: Kenakan alat universal precaution (masker,
penutup rambut, sarung tangan steril, apron plastik sekali
pakai/gaun bedah).
• Persiapan pasien: kaji TTV

• Prosedur :
- Lakukan Ganti balutan setelah pemberian analgesik (20 menit)
- Basahi balutan dgn NS atau biarkan pasien berendam di dlm bak
rendaman
- Buka balutan dgn hati-hati (gunakan forceps/sarung tangan steril)
- Lakukan debridemen utk m’hilangkan debris,dan preparat topikal yg
tersisa, eksudat, atau kulit mati. Potong eskar yg lepas.
- Inpeksi kondisi luka dan kulit
- Kaji warna, bau, ukuran, eksudat dan tanda2 reepitelisasi
- Kaji perubahan TTV dan status hemodinamika
- Kaji rasa nyeri
- Luka yg sudah bersih – diberikan antibiotika topikal.
- Lakukan penutupan luka sesuai indikasi (terbuka /tertutup)
Perawatan luka
terbuka/tertutup
• Disesuaikan dgn kondisi pasien dan lingkungan
• Luka bakar pd wajah, leher, perineum  luka terbuka
• Tempat lain : sebaiknya metode luka tertutup

• Luka terbuka :
- lingkungan ekternal pasien harus steril (linen, org yg berhubungan
pakai masker, tutup kepala, gaun/apron, dll)
- Suhu kamar : hangat, nyaman, kelembapan diatur 40-50 %,
(mencegah evaporasi)
- Berikan penutup (spt kurungan) dibawah selimut pasien

• Luka tertutup :
- Gunakan balutan oklusif: kassa tipis dgn antibiotika topikal
- Balutan oklusif sering digunakan pada luka bakar dgn pemasangan
graft (idealnya dibiarkan selama 3-5 hari baru dibuka)
Debridemen
• Autolitic / Natural Debridement :
jaringan mati akan memisahkan diri scr spontan dr jaringan di bawahnya ---
pertahankan agar luka lembab (hydrocoloid, hydrogel, dll)

• Mechanical Debridement :
- Penggunaan gunting dan forcep untuk memisahkan, mengangkat jaringan
yang mati.
- Gause debridement (wet to dry dressing)  uncomfort

• Surgical Debridement :
Eksisi primer seluruh tebal kulit atau dengan mengupas kulit yang terbakar secara bertahap
hingga mengenai jaringan yang masih viabel.

• Enzimatic Debridement :
Topical oinment (enzim kolagenase)  eschar terlepas
Terapi lainnya...
 Grafting  reepitelisasi spontan tdk terjadi :
 Autograft : dari kulit penderita sendiri
 Homograft : kulit dari manusia yang masih hidup/ atau baru
saja meninggal (balutan biologis).
 Heterograft : kulit berasal dari hewan, biasanya babi (balutan
biologis).

• Balutan luka biosintetik dan sintetik


• Bio-brane
• Kulit artifisial
.....Terapi lainnya
• Penatalaksanaan nyeri:
1.Farmakologis : OAINS, dll
2.Non farmakologis
• Dukungan nutrisi : TKTP
- Nutrisi harus diberikan cukup untuk menutup kebutuhan kalori dan
keseimbangan nitrogen yang negatif pada fase katabolisme, yaitu
sebanyak 2500-3000 kalori sehari dengan kadar protein tinggi.
- Kalau perlu makanan diberikan melalui pipa lambung atau ditambah
parenteral.
• Fisioterapi/mobilisasi :
Penderita yang mulai stabil keadaannya perlu fisioterapi untuk
memperlancar peredaran darah dan mencegah kekakuan sendi
Terapi penggantian cairan...
• Monitor status cairan secara continu
• Kriteria: diuresis normal (1ml/kgBB/jam)
• Kebutuhan cairan yang diproyeksikan dalam 24 jam pertama dihitung
berdasarkan luas luka bakar.
• Beberapa kombinasi kategori cairan dapat digunakan:
(1) koloid-whole blood, plasma serta plasma ekpander,
(2) kristaloid/elektrolit-larutan natrium klorida fisiologik atau larutan
ringer laktat.
• Resusitasi cairan yang adequate menghasilkan sedikit penurunan
volume darah selama 24 jam pertama pasca luka bakar dan
mengembalikan kadar plasma dalam nilai yang normal pada akhir
periode 48 jam.
Rumus Parkland/Baxter
• Jenis larutan :
Larutan ringer laktat: 4ml X kg BB X luas luka bakar
• Hari 1:
Separuh diberikan dalam 8 jam pertama, separuh sisanya
dalam 16 jam selanjutnya.
• Hari 2:
Bervariasi, ditambahkan koloid
Rumus Evans
• Jenis cairan :
1.Koloid: 1ml X kg BB X % luas luka bakar
2.Kristaloid/elektrolit (saline): 1ml X kg BB X % luas luka bakar
3.Glukosa (5% dalam air): 2000ml untuk kehilangan insensible
• Hari 1:
Separuh diberikan dalam 8 jam pertama, separuh sisanya dalam 16
jam selanjutnya.
• Hari 2:
Separuh dari cairan elektrolit dan koloid yang diberikan pada hari
sebelumnya, seluruh penggantian cairan insensible.
• Maksimum 10.000 cc selama 24 jam. Luka bakar derajat II dan III
yang melebihi 50% luas permukaan tubuh dihitung berdasarkan 50%
luas permukaan tubuh.
Rumus Brooke Army
• Jenis cairan :
1.Koloid: 0,5ml X kg BB X % luas LB
2.Elektrolit (larutan ringer laktat): 1,5ml X kg BB X % LLB
3.Glukosa (5% dalam air): 2000ml untuk kehilangan insensible

• Hari 1:
Separuh diberikan dalam 8 jam pertama, separuh sisanya dalam 16
jam selanjutnya.
• Hari 2:
Separuh dari cairan koloid, separuh elektrolit, seluruh penggantian
cairan insensible.

• Luka bakar derajat II dan III yang melebihi 50% luas permukaan tubuh
dihitung berdasarkan 50% luas permukaan tubuh.
Terapi lainnya
• Antibiotik sistemik spectrum luas (t.u gol. aminoglikosida yang efektif
terhadap pseudomonas).
Bila ada infeksi, antibiotic berikan sesuai hasil biakan dan uji
kepekaan kuman.
• Berikan antasida utk pencegahan tukak stress
• Berikan antipiretik diberikan bila suhu tinggi.

Anda mungkin juga menyukai