• Chemical
• Asam, basa
• Electrical
• DC/AC, petir
• Radiation
• Bahan radioaktif, sinar matahari
KLASIFIKASI LUKA BAKAR
LifeLink
Derajat II B
• Kerusakan : epidermis dan
seluruh dermis
• Perubahan pd kulit :
• Ada bula (bila dilepas
berwarna putih)
• Masih bisa merasakan rabaan
& nyeri
• Folikel rambut masih utuh
• BASAH
Derajat III (Fullthickness burn)
Penyebab :
-Terbakar nyala api
-Terkena cairan mendidih dlm waktu lama
-Tersengat arus listrik
Bagian kulit yg terkena :
Epidermis, dermis, dan jaringan subkutan
Gejala :
-Tdk terasa nyeri ujung saraf mengalami kerusakan
-Syok
-Hematuria dan kemungkinan hemolisis
-Kemungkinan terdapat luka masuk dan keluar
(jika tersengat listrik)
Penampilan luka :
-Kering ; permukaan luka bisa berwarna putih dan
lembut atau berwarna hitam, hangus dan kasar
-Daerah yang terbakar melepuh dan rambut/bulu di
tempat tersebut mudah dicabut dari akarnya
-Edema
Luka bakar grade III
• Perjalanan kesembuhan :
- Pembentukan eschar
- Diperlukan graft
- Pembentukan parut dan hilangnya kontour serta fungsi kulit
- Hilangnya jari atau ekstrimitas dpt terjadi amputasi
• Metode :
1)Rule of Nine
2)Bagan Lund and Browder
Mekanisme:
• Luka bakar -- penurunan cairan di dlm vaskuler progresif (kebocoran
cairan dalam 24-36 jam I, puncaknya 6-8 jam) curah jantung terus
menurun, dan penurunan BP.
• Saraf simpatis berespon dgn melepaskan katekolamin (dopamin,
epinefrin, norepinefrin) tahanan perifer dan denyut nadi meningkat,
akibat tjd vaskontriksi pembuluh darah perifer afterload jantung
meningkat curah jantung menurun
• Resusitasi cairan segera diperlukan untuk mempertahankan tekanan
darah dalam rentang normal peningkatan cardiac output
Skema
Cedera luka bakar
Epienefrin dan
Pemeabilitas kapiler >>> norepinefrin >>
Kehilangan cairan
plasma dan protein Vasokontriksi selektif
ke dalam spasium
Edema luka interstisial
• Fluid remobilization
• Cairan kembali ke sirkulasi
• Diuresis >>> (hingga 2 minggu)
• Ketidakseimbangan elektrolit (hiponatremia, hipokalemia)
• Hemodilusi
Respon pulmoner
• Hipoksemia (1/3 kasus) –Luka bakar berat konsumsi oksigen
2X
Lisis sel Permeabilitas kapiler ↑ Kemungkinan cedera inhalasi Kehilangan barier kulit
↑ konsentrasi sel
Syok krn luka bakar Tekanan darah Risiko infeksi
darah merah
Gangg. Perfusi jaringan/
Perfusi jaringan
Hipertermia/
Respon stress masif, Risiko ulkus curling Hipotermia
↑ Viskositas darah
aktifasi s.saraf
simpatis
↑ Faktor depresan miokardial ↑ metabolisme setelah
syok luka bakar
Penurunan aliran darah ginjal Penurunan aliran darah Metabolisme anaerob Kerusakan jaringan Disfungsi selular
pada gastro intestinal
Risiko gagal ginjal akut Asidosis metabolik Nekrosis jaringan potensial Pembengkakan sel
Risiko ileus
TANDA DAN GEJALA
• Tanda dan gejala yang dapat muncul sangat tergantung dari tingkat
/derajat luka bakar, lokasi, dan adanya komplikasi.
2. Jangan panik
Circulation
History of cardiac arrest
ECG and ECG monitoring
Assess peripheral circulation
DisabilityGCS
Laboratory test
• Laboratory – Urinalysis
• Presence of hemoglobin and myoglobin
• Lysis of RBC’s
• Destruction of muscle
• Cardiac enzymes
• Damage to cardiac muscle
Radiology
Chest X-Ray, Rule of pneumothorax, Cervical, thoracic, and
lumbar Spine, Limbs, Fractures and dislocations from tetanic
contractions
Special Management of
electrical burn
• An electrocardiogram (ECG) should be performed on all
patients who sustain electrical injuries (high and low
voltage) fatal dysrhytmias
• all patients with dysrhythmias resolved within 48 hours of
admission either spontaneously or with pharmacologic
intervention
Pertanyaan ???
• Bagaimana jika tempat kejadian ke RS sangat jauh sehingga
klien datang ke UGD 5 jam setelah kejadian. Terapi cairan
seperti apa ???
Jawab :
• Jika pasien datang 5 jam setelah kejadian luka bakar, maka
pemberian cairan tetap dihitung dari saat terjadinya luka
bakar bukan berdasarkan saat pasien datang ke rumah sakit
sehingga pasien dalam waktu 3 jam akan mendapatkan ½ dari
kebutuhan cairan pada 8 jam I.
lanjut..
• Beri terapi oksigen sesuai dengan kebutuhan.
Jika ada trauma inhalasi/gangguan pernafasan lakukan nebulasi
dengan obat bronkhodilator (seperti : ventolin).
• Periksa laboratorium darah :
• Hb, Hct, trombosit
• Protein total (albumin dan globulin)
• Ureum dan kreatinin
• Elektrolit (K, Na, Cl)
• KGD
• Analisa gas darah (1 hari sekali, jika diperlukan tiap 12 jam)
• Karboksihemoglobin
• Tes fungsi Hati/ LFT
lanjut..
• Berikan suntikan ATS/Toxoid
• Perawatan luka:
• Cuci dengan NaCl
• Biarkan Bullae (lepuhan) utuh. Jangan dipecah kecuali terdapat pada
daerah sendi yang dapat mengganggu gerakan.
• Selimuti pasien dengan selimut steril (usahakan pasien tidak kedinginan
sampai siap dipindah ke ruang rawat).
• Berikan obat-obatan (kolaborasi dokter) :
• Antasida H2 antagonis
• Roborantia (Vitamin C, Vitamin A)
• Analgetika
• Antibiotika
• Mobilisasi dini (range of motion)
• Pengaturan posisi
Monitor :
• Status kesadaran klien (aplikasi GCS)
• Status kardiovaskular
• Tanda vital (jika RR > 35 x/menit segera konsul dokter)
• Urin out put (minimal 1 ml/kg BB/jam)
• BJ urin
• Nilai CVP (jika terpasang CVP)
• Nilai analisa gas darah.
PENANGANAN
DI RUANG RAWAT
Pengkajian
1) Riwayat Luka bakar
a. Penyebab luka bakar, api, kimia, atau listrik
b. Kapan terjadi luka bakar
c. Tempat atau lokasi luka bakar
d. Riwayat masalah atau penyakit penyerta
f. Riwayat alergi, baik makanan atau obat
g. Riwayat Imunisasi (anak-anak)
2) Pengkajian data umum
3) Pengkajian pada luka bakar
• a. Luas luka bakar
• b. Lokasi luka bakar
• c. Derajat dan kedalaman luka bakar
4) Kaji adanya trauma tambahan, khususnya pada saluran nafas, trauma pada
kepala, organ lain
5) Pengkajian Hasil Pemeriksaan penunjang.
Diagnosa
Nyeri Akut b.d trauma mekanik
Kurang Volume Cairan b.d kehilangan cairan secara aktif
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan b.d penurunan
intake
Resiko Infeksi, faktor resiko: penurunan sistem imun
Kurang Pengetahuan b.d kurang informasi
Pola nafas tidak efektif b.d nyeri
Resiko Disuse sindrome, faktor resiko : kurangnya latihan
Kerusakan integritas kulit b.d paparan suhu yang ekstrim
Kerusakan integritas jaringan b.d paparan suhu yang ekstrim
Rencana
• Intervensi ditujukan utk :
(1)Memulihkan keseimbangan cairan dan elektrolit
(2)Mencegah infeksi
(3)Mempertahankan nutrisi adekuat
(4)Memperbaiki integritas kulit/jaringan & perawatan luka
(5)Mengurangi nyeri dan ketidaknyamanan
(6)Meningkatkan mobilitas fisik
(7)Memperkuat strategi koping
(8)Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan di rumah
(9)Mendukung pasien dlm proses keluarga
Penanganan di Ruang Rawat
1. Perawatan luka umum
2. Debridemen
3. Graft pada luka bakar
4. Balutan luka
5. Penatalaksanaan nyeri
6. Dukungan nutrisi dan cairan
7. Fisioterapi/mobilisasi
Perawatan luka umum
• Pembersihan luka: Hidroterapi
• Terapi antibiotik lokal
• Ganti balutan luka
• Perawatan luka tertutup/tidak tertutup
Pembersihan luka bakar :
• Pengkajian : kondisi kulit keseluruhan, bersihkan Hidroterapi
juga daerah yg tdk terbakar
• Metode :
- Perendaman total (bak mandi rendam)
- Bedside bath (rendaman di samping tempat tidur)
- Disiram (pasien ditempatkan di ayunan vynil kemudian disiram)
• Jenis cairan :
- Air ledeng steril
- Larutan saline
• Prosedur :
- Lakukan Ganti balutan setelah pemberian analgesik (20 menit)
- Basahi balutan dgn NS atau biarkan pasien berendam di dlm bak
rendaman
- Buka balutan dgn hati-hati (gunakan forceps/sarung tangan steril)
- Lakukan debridemen utk m’hilangkan debris,dan preparat topikal yg
tersisa, eksudat, atau kulit mati. Potong eskar yg lepas.
- Inpeksi kondisi luka dan kulit
- Kaji warna, bau, ukuran, eksudat dan tanda2 reepitelisasi
- Kaji perubahan TTV dan status hemodinamika
- Kaji rasa nyeri
- Luka yg sudah bersih – diberikan antibiotika topikal.
- Lakukan penutupan luka sesuai indikasi (terbuka /tertutup)
Perawatan luka
terbuka/tertutup
• Disesuaikan dgn kondisi pasien dan lingkungan
• Luka bakar pd wajah, leher, perineum luka terbuka
• Tempat lain : sebaiknya metode luka tertutup
• Luka terbuka :
- lingkungan ekternal pasien harus steril (linen, org yg berhubungan
pakai masker, tutup kepala, gaun/apron, dll)
- Suhu kamar : hangat, nyaman, kelembapan diatur 40-50 %,
(mencegah evaporasi)
- Berikan penutup (spt kurungan) dibawah selimut pasien
• Luka tertutup :
- Gunakan balutan oklusif: kassa tipis dgn antibiotika topikal
- Balutan oklusif sering digunakan pada luka bakar dgn pemasangan
graft (idealnya dibiarkan selama 3-5 hari baru dibuka)
Debridemen
• Autolitic / Natural Debridement :
jaringan mati akan memisahkan diri scr spontan dr jaringan di bawahnya ---
pertahankan agar luka lembab (hydrocoloid, hydrogel, dll)
• Mechanical Debridement :
- Penggunaan gunting dan forcep untuk memisahkan, mengangkat jaringan
yang mati.
- Gause debridement (wet to dry dressing) uncomfort
• Surgical Debridement :
Eksisi primer seluruh tebal kulit atau dengan mengupas kulit yang terbakar secara bertahap
hingga mengenai jaringan yang masih viabel.
• Enzimatic Debridement :
Topical oinment (enzim kolagenase) eschar terlepas
Terapi lainnya...
Grafting reepitelisasi spontan tdk terjadi :
Autograft : dari kulit penderita sendiri
Homograft : kulit dari manusia yang masih hidup/ atau baru
saja meninggal (balutan biologis).
Heterograft : kulit berasal dari hewan, biasanya babi (balutan
biologis).
• Hari 1:
Separuh diberikan dalam 8 jam pertama, separuh sisanya dalam 16
jam selanjutnya.
• Hari 2:
Separuh dari cairan koloid, separuh elektrolit, seluruh penggantian
cairan insensible.
• Luka bakar derajat II dan III yang melebihi 50% luas permukaan tubuh
dihitung berdasarkan 50% luas permukaan tubuh.
Terapi lainnya
• Antibiotik sistemik spectrum luas (t.u gol. aminoglikosida yang efektif
terhadap pseudomonas).
Bila ada infeksi, antibiotic berikan sesuai hasil biakan dan uji
kepekaan kuman.
• Berikan antasida utk pencegahan tukak stress
• Berikan antipiretik diberikan bila suhu tinggi.