RS DKT Bengkulu
DEFINISI
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan
atau kehilangan jaringan yang disebabkan
kontak dengan sumber panas seperti api, air
panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi.
Luka bakar merupakan suatu jenis trauma
dengan morbiditas dan mortalitas tinggi yang
memerlukan penatalaksanaan khusus sejak
awal (fase syok) sampai fase lanjut.
ETIOLOGI
Paparan api Aliran listrik
Flame Zat kimia
Benda panas Radiasi
(kontak)
Sunburn
Scalds (air panas)
Uap panas
Gas panas
KLASIFIKASI LUKA BAKAR
Derajat I
Kerusakan terbatas
pada bagian
epidermis
Kulit kering, eritema
Nyeri
Tidak ada bula
Derajat II
Meliputi epidermis
dan sebagian dermis
Terdapat proses
eksudasi
Ada bula
Dasar luka berwarna
merah/pucat
Nyeri
Derajat III
Kerusakan meliputi
seluruh dermis dan
lapisan yg lebih
dalam
Tidak ada bula
Kulit berwarna abu-
abu dan pucat
Kering
Terdapat eskar
Tidak nyeri
LUAS LUKA BAKAR
Beberapa metode untuk menentukan luas
luka bakar:
Estimasi menggunakan luas permukaan
palmar pasien. Luas telapak tangan = 1% luas
permukaan tubuh.
Rumus 9 atau rule of
nine untuk orang dewasa
Luas kepala dan leher,
dada, punggung,
pinggang dan bokong,
ekstremitas atas kanan,
ekstremitas atas kiri,
paha kanan, paha kiri,
tungkai dan kaki kanan,
serta tungkai dan kaki kiri
masing-masing 9%.
Daerah genitalia = 1%.
Pada anak dan bayi
digunakan rumus
lain karena luas
relatif permukaan
kepala anak jauh
lebih besar dan luas
relatif permukaan
kaki lebih kecil.
Rumus 10 untuk bayi
Rumus 10-15-20
untuk anak.
PEMBAGIAN LUKA BAKAR
Luka bakar berat (major burn)
Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di bawah 10
tahun atau di atas usia 50 tahun
Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain
disebutkan pada butir pertama
Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan
perineum
Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi)
tanpa memperhitungkan luas luka bakar
Luka bakar listrik tegangan tinggi
Disertai trauma lainnya
Pasien-pasien dengan resiko tinggi
Luka bakar sedang (moderate burn)
Luka bakar dengan luas 15 25 % pada dewasa,
dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %
Luka bakar dengan luas 10 20 % pada anak usia < 10
tahun atau dewasa > 40 tahun, dengan luka bakar
derajat III kurang dari 10 %
Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak
maupun dewasa yang tidak mengenai muka, tangan,
kaki, dan perineum
Luka bakar ringan
Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa
Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia
lanjut
Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala usia (tidak
mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum
PATOFISIOLOGI
PD yg terpajan suhu tinggi rusak&
permeabilitas sel darah rusak anemia
Permeabilitas edema bula yang
mengandung banyak elektrolit volume cairan
intravaskuler
Kerusakan kulit akibat luka bakar cairan
akibat penguapan yang berlebihan, masuknya
cairan ke bula yang terbentuk pada luka bakar
derajat II, dan pengeluaran cairan dari keropeng
luka bakar derajat III.
Kontak Obstruksi Gejala berupa
dengan agen Edema mukosa (jarang suara
kausal orofaring & dijumpai, serak/stridor,
laring s/d terjadi 8 jam sulit bernafas,
membran alveoli pasca cedera) gelisah
(hipoksik)
Inflamasi
mukosa,
hipersekresi
Terbentuk fibrin
dan atau Obstruksi lumen
Disrupsi, silia
partikel karbon (lebih sering
mukosa + bereaksi dengan
nekrosis dijumpai, terjadi
sekret pada hari ke-2
kemudian lepas
membentuk cast s/d 4 pasca
(sloughing
(mucus plug) cedera)
mucosa)
Clinical Lung Injury
Edema
Kehilangan Epitel Hipermetabolism
Syok
Imunosupresi Malnutrisi
Insuf.
ARF Ileus Transl. Bakteri Infeksi Luka
Paru
Sepsis
ARDS ATN
MODS
Kematian
FASE LUKA BAKAR
Fase awal, fase akut, fase syok
Gangguan pada saluran nafas akibat eskar melingkar di dada atau
trauma multipel di rongga toraks; dan gangguan sirkulasi seperti
keseimbangan cairan elektrolit, syok hipovolemia.
Fase setelah syok berakhir, fase sub akut
Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS) dan Multi-
system Organ Dysfunction Syndrome (MODS) dan sepsis.
Fase lanjut
Berlangsung setelah penutupan luka sampai terjadinya maturasi
jaringan. Masalah yang dihadapi adalah penyulit dari luka bakar
seperti parut hipertrofik, kontraktur dan deformitas lain
Pembagian zona kerusakan jaringan
Zona koagulasi, zona nekrosis (Daerah yang
lsg mgalami kerusakan)
Zona statis
Daerah yang berada disekitar zona koagulasi
Kerusakan endotel p. darah, trombosit, leukosit
gangguan perfusi (no flow phenomena) -->
perubahan permeabilitas kapiler dan respon
inflamasi lokal
12-24 jam pasca cedera
Zona hiperemi
Daerah diluar zona statis
Vasodilatasi, reaksi sellular (-)
Zona hiperemi
Daerah diluar zona statis
Vasodilatasi, reaksi sellular (-)
Epidermis
Zona Koagulasi
Dermis
Zona Statis
Zona Hiperemi
Jaringan Sub-Kutis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah rutin dan kimia darah
Urinalisis
Pemeriksaan keseimbangan elektrolit
Analisis gas darah
Radiologi jika ada indikasi ARDS
Pemeriksaan lain yang dibutuhkan untuk
menegakkan diagnosis SIRS dan MODS
TATALAKSANA RESUSITASI
Tatalaksana resusitasi jalan nafas:
Intubasi
Krikotiroidotomi (terlalu agresif dan menimbulkan
morbiditas lebih besar dibanding intubasi)
Pemberian oksigen 100%
Perawatan jalan nafas
Penghisapan sekret (secara berkala)
Pemberian terapi inhalasi
Bilasan bronkoalveolar
Perawatan rehabilitatif untuk respirasi
Eskarotomi pada dinding toraks memperbaiki
kompliansi paru
Tatalaksana resusitasi cairan
Resusitasi cairan dilakukan dengan memberikan cairan pengganti.
Cara untuk menghitung kebutuhan cairan ini:
Cara Evans
Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL NaCl per 24 jam
Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL plasma per 24 jam
2.000 cc glukosa 5% per 24 jam