Anda di halaman 1dari 41

COMBUSTIO

POWERPOINT ® PRESENTASI SLIDE PELAJARAN


MEDICAL SURGICAL NURSING

COPYRIGHT @ NS. MOHAMMAD ALI HAMID, S. KEP., M. KES


DEFINISI

• Luka bakar adalah rusak atau hilangnya jaringan yang disebabkan kontak
dengan sumber panas.
• Luka bakar adalah kerusakan pada kulit yang sering disebabkan oleh panas
• A burn is an injury to the skin or other organic tissue primarily caused by heat
or due to radiation, radioactivity, electricity, friction or contact with chemicals.
• Skin injuries due to ultraviolet radiation, radioactivity, electricity or chemicals,
as well as respiratory damage resulting from smoke inhalation, are also
considered to be burns.
ETIOLOGI

• Suhu panas. Disebabkan oleh api, uap, cairan, atau benda yang panas.
• Listrik. Disebabkan karena terkena arus listrik atau pun petir.
• Sinar matahari. Disebabkan karena pajanan terhadap sinar matahari atau alat
untuk menggelapkan warna kulit  luka bakar.
• Kimia. Disebabkan karena bersentuhan dengan bahan kimia yang bersifat
irritan/panas/korosif.
• Radiasi. Peralatan seperti X-ray dan terapi radiasi untuk penderita kanker juga
bisa mengakibatkan luka bakar pada kulit.
LUAS LUKA BAKAR

• Beberapa metode untuk menentukan luas luka bakar:


• Estimasi menggunakan luas permukaan palmar (tangan) pasien. Luas telapak
tangan = 1% luas permukaan tubuh.
• Rumus 9 atau rule of nine untuk
orang dewasa
– Luas kepala dan leher, dada,
punggung, pinggang dan bokong,
ekstremitas atas kanan,
ekstremitas atas kiri, paha kanan,
paha kiri, tungkai dan kaki kanan,
serta tungkai dan kaki kiri masing-
masing 9%.
– Daerah genitalia = 1%.
• Pada anak dan bayi digunakan
rumus lain karena luas relatif
permukaan kepala anak jauh lebih
besar dan luas relatif permukaan
kaki lebih kecil.
• Rumus 10 untuk bayi
• Rumus 10-15-20 untuk anak.
PEMBAGIAN LUKA BAKAR

• Luka bakar berat (major burn)


– Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di bawah 10 tahun atau di atas usia 50
tahun
– Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain disebutkan pada butir pertama
– Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan perineum
• Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi) tanpa memperhitungkan luas
luka bakar
• Luka bakar listrik tegangan tinggi
• Disertai trauma lainnya
• Pasien-pasien dengan resiko tinggi
• Luka bakar sedang (moderate burn)
– Luka bakar dengan luas 15 – 25 % pada dewasa, dengan luka bakar derajat III kurang dari
10 %
– Luka bakar dengan luas 10 – 20 % pada anak usia < 10 tahun atau dewasa > 40 tahun,
dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %
– Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak maupun dewasa yang tidak mengenai
muka, tangan, kaki, dan perineum
• Luka bakar ringan
• Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa
• Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia lanjut
• Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala usia (tidak mengenai muka, tangan, kaki,
dan perineum
PATOFISIOLOGI

• PD yg terpajan suhu tinggi rusak& permeabilitas↑  sel darah rusak 


anemia
• Permeabilitas↑  edema  bula yang mengandung banyak elektrolit 
volume cairan intravaskuler ↓
• Kerusakan kulit akibat luka bakar  cairan ↓ akibat penguapan yang
berlebihan, masuknya cairan ke bula yang terbentuk pada luka bakar derajat II,
dan pengeluaran cairan dari keropeng luka bakar derajat III.
Kontak Edema mukosa Obstruksi Gejala berupa
dengan agen orofaring & (jarang suara
kausal laring s/d dijumpai, serak/stridor,
membran terjadi 8 jam sulit bernafas,
alveoli pasca cedera) gelisah
(hipoksik)

Inflamasi
mukosa,
hipersekresi

Terbentuk
Disrupsi, silia fibrin dan atau Obstruksi lumen
mukosa partikel karbon (lebih sering
+
nekrosis bereaksi dijumpai, terjadi
kemudian dengan sekret pada hari ke-2
lepas membentuk s/d 4 pasca
(sloughing cast (mucus cedera)
mucosa) plug)
• Obstruksi sal. napas bag. atas :
• Edema mukosa
• Percampuran epitel mukosa yg nekrosis dengan sekret kental (fibrin >>)
• Obstruksi sal. napas bag. bawah :
• Fibrin yg menumpuk pd mukosa alveoli membentuk membran hialin  gangguan
difusi & perfusi O2 ARDS
Clinical Lung Injury

Alveolar Epithelial Endothelial damage


Damage

Platelet agrgegation Complement (C5a)


Activation
Type II Release of neutrophil
pneumocyte chemotactic aggregation
damage Endotoxin
Neutrophil aggregation and release of
mediator:
- Oxygen Radicals Macrophage
- Proteolytic enzymes mobilization
Decrease - Arachidonic Acid Metabolites
surfactant - PAF Release of cytokines
production (TNF, IL-1)
Alveolocapilary membrane permeability
Vasocontriction
Exudation of fluid protein. RBCs into
Atelectasis and interstitium
Impaaired lung Decreased flow to
compliance selected areas
Pulmonary edema and hemorrhage with
severe impairment of alveolar ventilation
V/Q Mismatching
Right to left shunt, hyaline membrane
formation, and finally fibrosis
Scheme of
ARDS !!
Acute respiratory failure
Cedera Panas

Edema
Kehilangan Epitel Hipermetabolism

Syok
Imunosupresi Malnutrisi

Paru Ginjal Usus


Kehilangan protein

Insuf.
ARF Ileus Transl. Bakteri Infeksi Luka
Paru

Sepsis
ARDS ATN

MODS
Kematian
FASE LUKA BAKAR

• Fase awal, fase akut, fase syok


– Gangguan pada saluran nafas akibat
eskar melingkar di dada atau trauma
multipel di rongga toraks; dan gangguan
sirkulasi seperti keseimbangan cairan
elektrolit, syok hipovolemia.
• Fase setelah syok berakhir, fase sub akut
• Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS) dan
Multi-system Organ Dysfunction Syndrome (MODS) dan
sepsis.
• Fase lanjut
• Berlangsung setelah penutupan luka sampai terjadinya
maturasi jaringan. Masalah yang dihadapi adalah penyulit
dari luka bakar seperti parut hipertrofik, kontraktur dan
deformitas lain
PEMBAGIAN ZONA
KERUSAKAN JARINGAN

• Zona koagulasi, zona nekrosis (Daerah yang langsung mengalami


kerusakan)
• Zona statis
• Daerah yang berada disekitar zona koagulasi
• Kerusakan endotel p. darah, trombosit, leukosit  gangguan perfusi (no flow
phenomena) --> perubahan permeabilitas kapiler dan respon inflamasi lokal
• 12-24 jam pasca cedera
• Zona hiperemi
• Daerah diluar zona statis
• Vasodilatasi, reaksi sellular (-)
• Zona hiperemi
• Daerah diluar zona statis
• Vasodilatasi, reaksi sellular (-)

Epidermis
Zona Koagulasi

Dermis
Zona Statis

Zona Hiperemi
Jaringan Sub-Kutis
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pemeriksaan darah rutin dan kimia darah


• Urinalisis
• Pemeriksaan keseimbangan elektrolit
• Analisis gas darah
• Radiologi – jika ada indikasi ARDS
• Pemeriksaan lain yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis SIRS dan
MODS
TATALAKSANA RESUSITASI

• Tatalaksana resusitasi jalan nafas:


– Intubasi
– Krikotiroidotomi (terlalu agresif dan menimbulkan morbiditas lebih besar
dibanding intubasi)
– Pemberian oksigen 100%
– Perawatan jalan nafas
– Penghisapan sekret (secara berkala)
– Pemberian terapi inhalasi
– Bilasan bronkoalveolar
– Perawatan rehabilitatif untuk respirasi
– Eskarotomi pada dinding toraks  memperbaiki kompliansi paru
RESUSITASI

Cairan intraseluler Cairan Ekstraseluler

40% 15% 5% Dextrose 5%

RL
NaCl 0,9%

Koloid
Protein plasma
Darah
Formula Cairan 24 jam Kristaloid Pada Koloid Pada 24
pertama 24 jam kedua jam kedua

Parkland RL 4 ml / kg / 20-60% Pemantauan


%LB estimate plasma output urine 30
volume ml/jam

Evans (Yowler, Larutan saline 1 50% volume 50% volume


2000) ml/kg/%LB, 2000 cairan 24 jam cairan 24 jam
ml D5W*, dan pertama + 2000 pertama
koloid 1 ml/ kg / ml D5W
%LB
Slater (Yowler, RL 2 L/24 jam +
2000) fresh frozen
plasma 75
ml/kg/24 jam
Brooke (Yowler, RL 1.5 ml / kg / 50% volume 50% volume
2000) %LB, koloid 0.5 cairan 24 jam cairan 24 jam
ml / kg/ %LB, pertama + 2000 pertama
dan 2000 ml ml D5W
D5W

Modified Brooke RL 2 ml / kg /
%LB

MetroHealth RL + 50 mEq ½ lar. Saline, 1 U fresh frozen


(Cleveland) sodium pantau output plasma untuk
bicarbonate per urine tiap liter dari ½
liter, 4 ml / kg / lar. saline yg
%LB digunakan +
D5W
dibutuhkan utk
hipoglikemia.
Monafo 250 mEq/L 1/3 lar. Saline,
hypertonic saline pantau pantau output
Demling output urine 30 urine
ml/jam, dextran
40 dalam lar.
saline 2
ml/kg/jam untuk
8 jam, RL
pantau output
urine 30
ml/jam, dan
fresh frozen
plasma 0.5
ml/jam untuk 18
jam dimulai 8
jam setelah
terbakar.
FORMULA EVANS-BROOKE
Formula Evans Forrnula Brooke

1ml/kgBB/ %LB koloid 0.5ml/kgBB/%LB koloid


(darah) (darah)
lml/kgBB / %LB larutan 1.5ml/kgBB/%LB larutan
saline saline (elektrolit)
(elektrolit) 2000ml glukosa
2000ml glukosa Pemantauan :
Pemantauan : Diuresis (30-50 ml/jam)
Diuresis (>50 ml/jam)
CARA BAXTER/PARKLAND

• Dewasa
• RL= 4cc x BB (kg) x Luas luka bakar %
• ½ jumlah cairan diberikan 8 jam pertama post trauma, ½ diberikan 16 jam
berikutnya
• Luka bakar > 50% = 50%
• Anak
• 2 cc x BB (kg) x Luas luka bakar % + kebutuhan faal
• RL : Dextran = 17:3
• Kebutuhan Faal
• <1 tahun : BB x 100cc
• 1-3 tahun : BB x 75cc
• 3-5 tahun : BB x 50cc
• Hari kedua
• Dewasa: dextran 500-2000 + D5%/albumin
• Hari kedua diberikan setengah dari hari pertama
RESUSITASI CAIRAN PADA SYOK

• Cairankristaloid
• Tiga kali defisit cairan yang menyebabkan syok diberikan dalam 2 jam pertama
• Sisa jmlh cairan yg diperhitungkan menurut metode Baxter/ Parkland
diberikan berdasarkan kebutuhan sampai dengan 24 jam.
KOMPLIKASI

• SIRS,
• MODS,
• Sikatriks,
• kontraktur
PROGNOSIS

• Tergantung dari beratnya derajat luka bakar


• Tergantung Kecepatan dan Ketepatan Resusitasi
MATOR SKALANGKONG

Anda mungkin juga menyukai