Anda di halaman 1dari 26

KELOMPOK 1

EMELIA OKTAMA SABANISA


HANIFAH RAMADHANI
IPELNI WIRMAN

Dosen Pengampu:
Ns. Firda Damba Wahyuni, M.Kep
GANGGUAN PENGELIHATAN (GLAUKOMA)
Definisi glaukoma

Glaukoma berasal dari bahasa Yunani “glaukos” yang berarti hijau kebiruan, yang
memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Glaukoma adalah
sekelompok gangguan yang melibatkan beberapa perubahan atau gejala patologis yang
ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler (TIO) dengan segala akibatnya dimana
tekanan di dalam bola mata meningkat,sehingga terjadi kerusakan pada saraf optikus dan
menyebabkan penurunan fungsi penglihatan
Klasifikasi glaukoma

1. Glaukoma primer

Glaukoma yang tidak diketahui penyebabnya. Pada galukoma akut


yaitu timbul pada mata yang memiliki bakat bawaan berupa sudut
bilik depan yang sempit pada kedua mata. Pada glukoma kronik yaitu
karena keturunan dalam keluarga, DM Arteri osklerosis, pemakaian
kartikosteroid jangka panjang, miopia tinggi dan progresif dan lain-
lain dan berdasarkan anatomis dibagi menjadi 2 yaitu
Glaukoma sudut terbuka

Glaukoma sudut terbuka merupakan sebagian besar dari glaukoma (90-


95%), yang meliputi kedua mata. Timbulnya kejadian dan kelainan
berkembang disebut sudut terbuka karena humor aqueous mempunyai
pintu terbuka ke jaringan trabekular. Pengaliran dihambat oleh
perubahan degeneratif jaringan trabekular, saluran schleem, dan saluran
yg berdekatan.

Glaukoma sudut tertutup

Glaukoma sudut tertutup (sudut sempit), disebut sudut tertutup


karena ruang anterior secara otomatis menyempit sehingga iris
terdorong ke depan, menempel ke jaringan trabekuler dan
menghambat humor aqueos mengalir ke saluran schlemm.
Pargerakan iris ke depan dapat karena peningkatan tekanan vitreus
2. Glaukoma sekunder

Glaukoma sekunder adalah glaukoma yang terjadi akibat penyakit


mata lain yang menyebabkan penyempitan sudut atau peningkatan
volume cairan di dalam mata. Kondisi ini secara tidak langsung
mengganggu aktivitas struktur yang terlibat dalam sirkulasi dan atau
reabsorbsi akueos humor. Gangguan ini terjadi akibat:
Perubahan lensa, dislokasi lensa , terlepasnya kapsul lensa pada
katarak Perubahan uvea, uveitis, neovaskularisasi iris, melanoma dari
jaringan uvea Trauma, robeknya kornea/limbus diserai prolaps iris
3. Glaukoma kongenital

Glaukoma Kongenital ditemukan pada saat kelahiran atau segera


setelah kelahiran, biasanya disebabkan oleh sistem saluran
pembuangan cairan di dalam mata tidak berfungsi dengan baik.
Akibatnya tekanan bola mata meningkat terus dan menyebabkan
pembesaran mata bayi, bagian depan mata berair, berkabut dan peka
terhadap cahaya.
Etiologi

Penyebab adanya peningkatan tekanan intraokuli adalah perubahan anatomi sebagai bentuk
gangguan mata atau sistemik lainnya, trauma mata, dan predisposisi faktor genetik.
Glaukoma sering muncul sebagai manifestasi penyakit atau proses patologik dari sistem
tubuh lainnya. Adapun faktor resiko timbulnya glaukoma antara lain riwayat glauakoma
pada keluarga, diabetes melitus dan pada orang kulit hitam.
v
patofisiologi

Tingginya tekanan intraokular bergantung pada besarnya produksi humor aqueus oleh
badan siliari dan mengalirkannya keluar. Besarnya aliran keluar humor aquelus melalui
sudut bilik mata depan juga bergantung pada keadaan kanal Schlemm dan keadaan tekanan
episklera. Tekanan intraokular dianggap normal bila kurang dari 20 mmHg pada
pemeriksaan dengan tonometer Schiotz (aplasti). Jika terjadi peningkatan tekanan
intraokuli lebih dari 23 mmHg, diperlukan evaluasi lebih lanjut. Secara fisiologis, tekanan
intraokuli yang tinggi akan menyebabkan terhambatannya aliran darah menuju serabut
saraf optik dan ke retina. Apabila terjadi peningkatan tekanan intraokular, akan timbul
penggaungan dan degenerasi saraf optikus yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor :
Tekanan intraokular yang tinggi secara
mekanik menekan papil saraf optik yang Gangguan perdarahan pada papil yang
merupakan tempat dengan daya tahan menyebabkan deganerasi berkas serabut
paling lemah pada bola mata. Bagian tepi saraf pada papil saraf optik.
papil saraf otak relatif lebih kuat dari pada
bagian tengah sehingga terjadi
penggaungan pada papil saraf optik.

Sampai saat ini, Kelainan lapang pandang


patofisiologi pada glaukoma disebabkan
sesungguhnya dari oleh kerusakan serabut saraf
kelainan ini masih optik.
belum jelas
pathway
Manifestasi klinis

Pandangan Mata merah,


kabut, melihat hiperemia
halo sekitar konjungtiva,
lampu. dan siliar.

Nyeri pada mata Mual, muntah,


dan sekitarnya berkeringat.
(orbita, kepala, gigi, . Edema kornea
telinga).

Bilik mata depan Pupil lebar


dangkal (mungkin lonjong, tidak
tidak ditemui pada TIO meningkat. ada refleks
glaukoma sudut terhadap
terbuka). cahaya
.
Pemeriksaan penunjang

A. Pemeriksaan tajam
pengelihatan

3. Oftalmoskopi
Pemeriksaan fundus mata,
1. Tonometri 2. Gonioskopi khususnya untuk
Tonometri diperlukan Gonioskopi adalah suatu cara mempertahankan keadaan
untuk mengukur untuk memeriksa sudut bilik papil saraf optik, sangat
tekanan bola mata. mata depan dengan penting dalam pengelolaan
menggunakan lensa kontak glaukoma yang kronik.
khusus. Papil saraf optik yang
dinilai adalah warna papil
saraf optik dan lebarnya
ekskavasi.
B. Pemeriksaan lapang
pandang

1. Pemeriksaan lapang
2. Pemeriksaan lapang
pandang perifer :lebih berarti
pandang sentral:
kalau glaukoma sudah lebih
mempergunakan tabir
lanjut, karena dalam tahap
Bjerrum, yang meliputi daerah
lanjut kerusakan lapang
luas 30 derajat. Kerusakan –
pandang akan ditemukan di
kerusakan dini lapang
daerah tepi, yang kemudian
pandang ditemukan para
meluas ke tengah
sentral yang dinamakan
skotoma Bjerrum.
Penatalaksaan

Pengobatan dilakukan dengan prinsip untuk menurunkan TIO, membuka sudut


yang tertutup (pada glaukoma sudut tertutup), melakukan tindakan suportif
(mengurangi nyeri, mual, muntah, serta mengurangi radang), mencegah adanya
sudut tertutup ulang serta mencegah gangguan pada mata yang baik
(sebelahnya).
Upaya menurunkan TIO dilakukan dengan memberikan cairan hiperosmotik
seperti gliserin per oral atau dengan menggunakan manitol 20% intravena.
Penanganan nyeri, mual, muntah, dan peradangan dilakukan dengan
memberikan analgesik seperti pethidine (Demerol), anti muntah atau
kostikosteroid untuk reaksi radang
Asuhan keperawatan glaukoma

pengkajian.

1.Identitas

1 2
Nama, umur, jenis kelamin jenis kelamin

3
Umur, glaukoma primer terjadi
pada individu berumur > 40
tahun.
.
2. Riwayat kesehatan

Keluhan utama: Pasien


biasanya mengeluh
berkurangnya lapang pandang 1 2 Riwayat kesehatan sekarang:
dan mata menjadi kabur Pasien mengatakan matanya
kabur dan sering menabrak,
gangguan saat membaca
Riwayat kesehatan dahulu: kaji Riwayat kesehatan keluarga:
adanya masalah mata sebelumnya 3 4 kaji apakah ada kelurga yang
atau pada saat itu, riwayat
menglami penyakit glaucoma
penggunaan antihistamin
(menyebabkan dilatasi pupil yang
sudut terbuka primer.
akhirnya dapat menyebabkan
Angle Closume Glaucoma), riwayat
trauma (terutama yang mengenai
mata), penyakit lain yang sedang
diderita (DM, Arterioscierosis,
Miopia tinggi).
Pengkajian pola fungsional Gordon

2. Pola Persepsi
terhadap penyakit :
tanyakan bangaimana 4. Pola
persepsi klien eliminasi
menjaga
kesehatannya.
1. Pola persepsi dan 3. Pola nutrisi
5. Pola aktivitas
menajemen dan
1. Kaji kebiasaan defekasi dan latihan
kesehatan metabolisme
2. Berapa kali defekasi
dalam sehari, jumlah,
.
konsistensi, bau, warnadan
karekteristik BAB
1. Menggambarkan ola aktifitas
1. Tanyakan menu makan pagi latihan fungsi pernafasan
siang dan malam 2. Tanyakan bagaimana olah raga
.
2. Tanyakan berapa gelas air .
klien
yang diminum dalam sehari 3. Aktifitas apa saja yang dilakukan
3. Tanyakan bahgaimana proses klien dwakru senggang
penyembuhan 4. Kaji apakah klien mengalami
4.Bagaimana nafsu makan klien kesulitan dalam bernafas
5. Kaji kekuatan tonus otot
9. Pola
7. Pola kognitif Peran Hubungan

persepsi
.

1. Menggambarkan
keefektifan hubungan dan
1. Gambarkan pola
peran dengan keluargalainnya.
pendengaran, 2. Tanyakan pekerjaan dan status
penglihatan,pengecap, pekerjaan klien
penciuman persepsi nyeri, 8. Pola 3. Tanyakan juga system pendukung Pola Koping-
6. Pola istirahat
bahasa dan memori persepsi diri misalnya istri,suami, anakmaupun Toleransi Stress
tidur
2. Status mental bicara; dan konsep cucu dll
diri 4. Tanyakan bagaimana keadaan
apakah klien mengalami
keuangan sejak klien sakit.
bicara tidak jelas atau .
1. Tanyakan berapa lama gugup 1. Menggambarkan kemampuan untuk
tidutr malam hari apakah 1. Menggambarkan pola aktivitass dan latihan, menangani stress danmenggunakan
tidur efektif fungsi pernafasan danSirkulasi system pendukung
2. Tanyakan apakah kebiasaan 2. Tanyakan bagaimana
. kegiatan sehari-hari dan 2. Tanyakan apakah
. ada perubahan besar
klien sebelum tidur olahraga (gunakantable gorden) dalam kehidupan dalam beberapa
3. Aktivitas apa saja yang dilakukan klien bulan terakhir
3. Penyakit gluokoma akan
di waktu senggang
mengganggu pola istirahat 3. Tanyakan apa yang dilakukan klien
4. Kaji apakah klien mengalami kesulitan dalam
klien sehari hari bernafas, lemah, batuk, nyeri dada dalam menghadapi masalahyang
dihadapi, apakah efektif? Apakah klien
suka berbagimaslah/curhat pada
keluarga / orang lain
Pola Reproduksi/ Pola Keyakinan-Nilai
Seksualitas

1. Bagaimana kehidupan 1. Menggambarkan spiritualitas,


seksual klien, apakah nilai, system kepercayaan dan
aktif/pasif tujuandalam hidu Kaji tujuan,
2. Jika klien wanita kaji cita-cita dan rencana klien pada
siklus menstruasinya masayang akan datang.
2. Apakah agama ikut berpengaruh,
apakah agama merupakan
.
hal penting dalam hidup
3. Klien akan mengalami gangguan
ketika menjalankan
aktivitasibadah sehari- 
.
5. Pemeriksaan fisik

1. 2. 3. 4.

Pemerisaan fisik Pemeriksaan lapang Pemeriksaan fisik Uji diagnostik


dilakukan dengan pandang perifer, pada melalui inspeksi untuk menggunakan
menggunakan keadaan akut lapang mengetahui adanya tonometri, pada
oftalmoskop untuk pandang cepat inflamasi mata, sklera keadaan kronik atau
mengetahui adanya menurun secara kemerahan, kornea open angle didapat nilai
cupping dan atrofi signifikan dan keruh, dilatasi pupil 22-32 mmHg,
diskus optikus. Diskus keadaan kronik akan sedang yang gagal sedangkan keadaan
optikus menjadi lebih menurun secara bereaksi terhadap akut atau angle closure
luas dan lebih dalam. bertahap cahaya ≥ 30 mmHg. Uji
dengan menggunakan
gonioskopi akan
didapat sudut normal
pada glaukoma kronik
Analisa data

1. Data subjektif
1) Kaji keluhan nyeri, mual, pusing kepala, diaphoresis, riwayat jatuh.
2) Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang regimen terapeutik,
kenyamanan lingkungan dan sitem pendukung pasien.
b. Data obyektif
Pengkajian pada tanda-tanda vital pasien,respon terhadap nyeri baik
verbal atau non verbal, tanda dan gejala infeksi, kaji ketajaman
penglihatan, resiko jatuh pada pasien, dan kaji tingkat pengetahuan
pasien dalam kesiapan menyerap informasi.
Diagnosa keperawatan

Nyeri b.d peningkatan Ansietas b.d faktor fisiologis,


tekanan intraokuler (TIO).. perubahan status kesehatan;
adanya nyeri;
kemungkinan/kenyataan
kehilangan pengelihatan.

Kurang pengetahuan tentang


Gangguan persepsi sensori: kondisi, prognosis, dan
pengelihatan b.d ganguan pengobatan b.d kurang
penerimaan, gangguan status terpajan/tak mengenal sumber,
organ indra kurang mengingat, salah
interpretasi informasi
implementasi

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien
dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan
kriteria Hasil yang diharapkan Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien terkait dengan
dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi,  pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan
untuk mencegah masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari.
 

Evaluasi

Setelah mendapat implementasi keperawatan, maka pasien dengan glaukoma diharapkan sebagai berikut:
1. Nyeri dapat berkurang dan hilang
2. Pasien dapat mempertahankan lapang pengelihatan dengan optimal dan mencegah kehilangan
pengelihatan lebih lanjut
3. Kehawatiran pasien berkurang dan hilang
4. Pasien mengetahui tentang kondisi dan cara penanganan penyakit yang dideritanya.
kesimpulan

Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung, yang
secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin
berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini disebabkan karena saluran
cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola
mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf
mata tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai