Objektif Presentasi :
Deskripsi : Seorang wanita 24 tahun datang ke IGD RSUD Pasaman Barat dengan keluhan demam tinggi
sejak 3 hari yang lalu
o Tinjauan
Bahan Bahasan: o Riset o Kasus o Audit
Pustaka
o Presentasi
Cara Membahas: o Diskusi o Email o Pos
dan Diskusi
Nama : Nn. H
Alamat : Ophir
Data Pasien: Umur : 24 tahun No.Registrasi: 05.16.30
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama RS:
RSUD Pasaman Telp: - Terdaftar sejak :
Barat
PEMERIKSAAN FISIK
1. STATUS PRESENT
Keadaan Umum : sedang
Kesadaran : compos mentis
Tekanan Darah : 100/80
Nadi : 76x/i
Frekuensi Nafas : 20 x/i
Temperatur : 38,1 derajat Celcius
2. STATUS GENERALIS
Kulit
Teraba hangat, tidak pucat, tidak ikterik, tidak sianosis, turgor kulit baik, tampak bintik-
bintik merah pada kulit
Kepala
Mata : konj. Palpebra inferior pucat (-/-), sclera ikterik (-/-)
Mulut : Mukosa mulut dan bibir tidak tampak kering, perdarahan pada gusi (-)
Thorax
Inspeksi : bentuk simetris, retraksi (-), ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : tidak dilakukan pemeriksaaan
Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru, batas jantung dbn
Auskultasi : vesikuler, rh (-) , wh (-)
Abdomen
Inspeksi : kesan simetris, distensi (-)
Palpasi : soepel, distensi abdomen (-), nyeri tekan epigastrium (+)
Perkusi : tympani (+)
Auskultasi: peristaltik usus (+)
Genitalia : dbn
Anus : tidak dijumpai kelainan
Ekstremitas :akral hangat, refilling kapiler baik ( CRT ) <2 / <2, ptechie (+)
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Laboratorium
FARMAKOTERAPI
- IVFD RL 6 Jam/kolf
- Inj. Ranitidin 2x1
- Paracetamol infus (k/p) jika T> 38,5
- Paracetamol 500 mg 3x1
- Imboost forte 1x1
- Antasida syr 3x1 cth
- Psidii 3x2 tab
- Diet ML
p/ cek darah rutin/12 jam, cek widal
Edukasi :
- Memberikan edukasi pada pasien untuk banyak minum dan edukasi keluargauntuk kompres bila
demam.
- Memberikan edukasi khususnya kepada keluarga mengenai faktor penyebab demam berdarah
dengue, dan penatalaksanaan awal yang tepat.
- Memberikan edukasi tentang pola makan yang bergizi seimbang untuk meningkatkan daya tahan
tubuh.
- Menjelaskan pentingnya hygiene dan kebersihan lingkungan dengan cara 3M (menguras bak,
menutup tempat penampungan air, menimbun barang-barang bekas yang dapat menjadi sumber
jentik nyamuk) yang merupakan faktor kunci meningkatnya kasus ini.
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
Quo ad fuctionam : dubia ad bonam
FOLLOW UP
Hari I 28 Juli 2017
S : Demam mulai turun, mual (+), muntah (-), nafsu makan menurun (+)
O : Sens : Compos mentis
TD:120/80
HR: 88x/i
RR: 22x/i
Temp: 37,8 C
Pemeriksaan Fisik :
Kulit
Teraba agak hangat, tidak pucat, tidak ikterik, tidak sianosis, turgor kulit baik, bintik-bintik merah pada
kulit mulai berkurang.
Abdomen
Palpasi : soepel, distensi abdomen (-), nyeri tekan epigastrium (+)
Ekstremitas :akral hangat, refilling kapiler baik ( CRT ) <2 / <2, ptechie (+)
Pemeriksaan Fisik :
Kulit
Teraba agak hangat, tidak pucat, tidak ikterik, tidak sianosis, turgor kulit baik, bintik-bintik merah (-)
Abdomen
Palpasi : soepel, distensi abdomen (-), nyeri tekan epigastrium (+)
Ekstremitas :akral hangat, refilling kapiler baik ( CRT ) <2 / <2,
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer Arif, Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke 3. Jakarta : Media Aesculapius Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2000.
Chen Khie, Pohan Herdiman, Sinto Robert. Diagnosis dan Terapi Cairan pada Demam Berdarah
Dengue. Medicinus 2009 ; 22 : 3-8.
Pedoman Tata Laksana DBD. Dinkes Sulawesi Selatan. Diunduh dari: www.dinkes-sulsel.go.id
Pada tanggal: 10 Februari 2013.
Soegeng., 2006. Demam Berdarah Dengue (2nd ed), Airlangga University Press, Surabaya.
Widoyono., 2008. Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan Pemberantasan.
Erlangga Medical series: Jakarta, 59-67.
6. HASIL PEMBELAJARAN :
Catatan
Objektif :
Status Present :
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 100/80
Nadi : 76x/i
Frekuensi Nafas : 20 x/i
Temperatur : 38,1 derajat Celcius #
Status Generalis :
Kulit
Teraba hangat, tidak pucat, tidak ikterik, tidak sianosis, turgor kulit baik, tampak bintik-bintik
merah pada kulit
Kepala
Mata : konj. Palpebra inferior pucat (-/-), sclera ikterik (-/-)
Mulut : Mukosa mulut dan bibir tidak tampak kering, perdarahan pada gusi (-)
Thorax
Inspeksi : bentuk simetris, retraksi (-), ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : tidak dilakukan pemeriksaaan
Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru, batas jantung dbn
Auskultasi : vesikuler, rh (-) , wh (-)
Abdomen
Inspeksi : kesan simetris, distensi (-)
Palpasi : soepel, distensi abdomen (-), nyeri tekan epigastrium (+)
Perkusi : tympani (+)
Auskultasi: peristaltik usus (+)
Genitalia : dbn
Anus : tidak dijumpai kelainan
Ekstremitas :akral hangat, refilling kapiler baik ( CRT ) <2 / <2, ptechie (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Laboratorium
Assesment :
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan bentuk infeksi Dengue yang disertai
dengan manisfasi perdarahan dari ringan sampai berat. DBD menja
di problem kesehatan baik didaerah tropic maupun didaerah sub tropik (sebagai
imported cases, kasus yang dibawah dari daerah tropik).
Sejak munculnya penyakit ini beberapa dekade yang lalu, sampai saat ini praktis
tidak ada penurunan baik insiden maupun prevalensinya. Demam dengue adalah Demam
yang disebabkan oleh infeksi virus Dengue.
Dikenal 4 macam jenis Virus Dengue yaitu : Den-1,Den-2.Den-3,dan Den-4.
Penatalaksanaan
Terapi Demam Berdarah Dengue bersifat suportif (meningkatkan daya tahan
tubuh) dan simtomatis (menghilangkan gejala). Belum ditemukan obat khusus untuk
membunuh virus Dengue.
Perlu mengganti kehilangan cairan akibat kebocoran plasma (virus Dengue menyerang
dinding pembuluh darah) dan memberikan terapi substitusi (pengganti) komponen darah
bilamana diperlukan. Jika jumlah trombosit sangat rendah dan timbul perdarahan, maka
diberikan transfuse trombosit.
Dalam pemberian terapi cairan, perlu pemantauan pemberian cairan. Dengan
memperhatikan pasien baik secara klinis maupun laboratories (melihat kadar
Hemoglobin, Hematokrit, dantrombosit). Proses kebocoran plasma dan terjadinya
trombositopenia (trombosit yang turun) umumnya terjadi hari ke 4 hingga 6 sejak
demam. Dengan demikian, perlu waspada bila merawat DBD di hari ke 4 hinggi ke 6. Pada
hari tersebut pasien sering tidak mengeluh panas dan cenderung minta rawat jalan.
Hari ke-7 demam, proses kebocoran plasma akan berkurang dan cairan kembali
dari ruang interstitial (di sekitar pembuluh darah) ke intravascular (ke dalam pembuluh
darah). Terapi cairan pada keadaan tersebut secara bertahap harus dikurangi. Sebab, akan
menimbulkan timbunan cairan yang cukup banyak di pembuluh darah.
Perlu pemantauan kemungkinan terjadinya kelebihan cairan serta terjadinya efusi
pleura (penumpukan cairan di lapisan paru) atau pun asites (penumpukan cairan di
rongga perut). Dapat dilihat dari gejala klinis : sesak nafas, nafas terasa berat, dan
perasaan tidak nyaman.
Perlu terapi nonfarmakologis (tanpa obat) yang meliputi tirah baring (pada trombosit
openia= penurunan jumlah trombosit yang berat). Kadar trombosit normal: 150 ribu
sampai 450 ribu. Apabila turun di bawah 100 ribu, sebaiknya dirawat di rumah sakit.
Karena dikhawatirkan akan terjadi perdarahan dan kemungkinan Syok (Sindrom Syok
pada Dengue).
Pemberian makanan dengan kandungan gizi: nasi biasa atau nasi lunak sesuai dengan
selera pasien. Diperlukan makanan yang tidak mengandung zat atau bumbu yang
mengiritasi saluaran cerna (pedas, asam).
Terapi simptomatis (penghilang gejala), diberikan antipiretik (obat penurun panas):
parasetamol, mengatasi keluhan dyspepsia (rasa tidaknyaman di uluhati, berupa mual,
muntah, sebah, mudah kenyang, kembung, sering sendawa).
Protokol pemberian cairan sebagai komponen utama penatalaksanaan DBD dewasa
mengikuti 5 protokol, yang mengacu pada protokol WHO.