Anda di halaman 1dari 13

Topik : Demam Berdarah Dengue

Tanggal (Kasus) : 27 Juli 2017 Presenter: dr. Almira Melisya

Tanggal (Presentasi) : Agustus 2017 Pendamping : dr. Marniyanti

Tempat Presentasi : Ruang Komite Medik RSUD PASAMAN BARAT

Objektif Presentasi :

o Keilmuan o Ketrampilan o Penyegaran o Tinjauan Pustaka

o Diagnostik o Manajemen o Masalah o Istimewa

o B o A o Rema o Dewa o Lansi


o Neonatus o Bumil
ayi nak ja sa a

Deskripsi : Seorang wanita 24 tahun datang ke IGD RSUD Pasaman Barat dengan keluhan demam tinggi
sejak 3 hari yang lalu

Tujuan: mengetahui diagnosis dan penatalaksaan kejang demam

o Tinjauan
Bahan Bahasan: o Riset o Kasus o Audit
Pustaka

o Presentasi
Cara Membahas: o Diskusi o Email o Pos
dan Diskusi
Nama : Nn. H
Alamat : Ophir
Data Pasien: Umur : 24 tahun No.Registrasi: 05.16.30
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama RS:
RSUD Pasaman Telp: - Terdaftar sejak :
Barat

Data utama untuk bahan diskusi

Anamnesis/Gambaran Klinis : (anamnesis secara autoanamnesa dan alloanamnesa)


A. Keluhan Utama : Demam
- Riwayat Penyakit Sekarang : Demam dialami pasien sejak 3 hari sebelum masuk RS. Demam terus
menerus, dan tidak menggigil. Timbul becak-bercak kemerahan pada tubuh sejak 1 hari ini. Hidung
berdarah (-), Gusi berdarah (-),BAB kehitaman (-). Nyeri kepala (-). Badan terasa ngilu (+) Mual
(+). Nafsu makan menurun (+). Muntah (+) tiap kali makan. BAB/BAK dalam batas normal.

B. Riwayat Penyakit Dahulu: Tidak Ada

C. Riwayat Keluarga : Tetangga pasien memiliki keluhan yang sama

D. Riwayat Alergi : Tidak ada

PEMERIKSAAN FISIK

1. STATUS PRESENT
Keadaan Umum : sedang
Kesadaran : compos mentis
Tekanan Darah : 100/80
Nadi : 76x/i
Frekuensi Nafas : 20 x/i
Temperatur : 38,1 derajat Celcius
2. STATUS GENERALIS
Kulit
Teraba hangat, tidak pucat, tidak ikterik, tidak sianosis, turgor kulit baik, tampak bintik-
bintik merah pada kulit
Kepala
Mata : konj. Palpebra inferior pucat (-/-), sclera ikterik (-/-)
Mulut : Mukosa mulut dan bibir tidak tampak kering, perdarahan pada gusi (-)
Thorax
Inspeksi : bentuk simetris, retraksi (-), ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : tidak dilakukan pemeriksaaan
Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru, batas jantung dbn
Auskultasi : vesikuler, rh (-) , wh (-)
Abdomen
Inspeksi : kesan simetris, distensi (-)
Palpasi : soepel, distensi abdomen (-), nyeri tekan epigastrium (+)
Perkusi : tympani (+)
Auskultasi: peristaltik usus (+)
Genitalia : dbn
Anus : tidak dijumpai kelainan
Ekstremitas :akral hangat, refilling kapiler baik ( CRT ) <2 / <2, ptechie (+)
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Laboratorium

Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan


Haemoglobin 13,9 gr/dl
Leukosit 2830 /ul
Trombosit 93.000/ul
Hematokrit 41%

4. DIAGNOSA KERJA: Observasi febris hari ke 3 ec DHF grade II


5. PENATALAKSANAAN :

FARMAKOTERAPI

- IVFD RL 6 Jam/kolf
- Inj. Ranitidin 2x1
- Paracetamol infus (k/p) jika T> 38,5
- Paracetamol 500 mg 3x1
- Imboost forte 1x1
- Antasida syr 3x1 cth
- Psidii 3x2 tab
- Diet ML
p/ cek darah rutin/12 jam, cek widal

Edukasi :
- Memberikan edukasi pada pasien untuk banyak minum dan edukasi keluargauntuk kompres bila
demam.
- Memberikan edukasi khususnya kepada keluarga mengenai faktor penyebab demam berdarah
dengue, dan penatalaksanaan awal yang tepat.
- Memberikan edukasi tentang pola makan yang bergizi seimbang untuk meningkatkan daya tahan
tubuh.
- Menjelaskan pentingnya hygiene dan kebersihan lingkungan dengan cara 3M (menguras bak,
menutup tempat penampungan air, menimbun barang-barang bekas yang dapat menjadi sumber
jentik nyamuk) yang merupakan faktor kunci meningkatnya kasus ini.
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
Quo ad fuctionam : dubia ad bonam

FOLLOW UP
Hari I 28 Juli 2017
S : Demam mulai turun, mual (+), muntah (-), nafsu makan menurun (+)
O : Sens : Compos mentis
TD:120/80
HR: 88x/i
RR: 22x/i
Temp: 37,8 C
Pemeriksaan Fisik :
Kulit
Teraba agak hangat, tidak pucat, tidak ikterik, tidak sianosis, turgor kulit baik, bintik-bintik merah pada
kulit mulai berkurang.
Abdomen
Palpasi : soepel, distensi abdomen (-), nyeri tekan epigastrium (+)
Ekstremitas :akral hangat, refilling kapiler baik ( CRT ) <2 / <2, ptechie (+)

Lab: Hb/L/TR/HT : 12,7/2500/67000/37


Widal : negatif

A : Observasi febris hari ke 4 ec DHF grade II


P:
IVFD RL 4 Jam/kolf
Inj. Ranitidin 2x1
Paracetamol infus (k/p) jika T> 38,5
Paracetamol 500 mg 3x1
Imboost forte 1x1
Antasida syr 3x1 cth
Psidii 3x2 tab
Diet ML
p/ cek darah rutin/12 jam

Hari II : 29 Juli 1017


S : Demam mulai turun, mual (+) berkurang, muntah (-), nafsu makan (+)
O : Sens : Compos mentis
TD:120/80
HR: 88x/i
RR: 22x/i
Temp: 37,5 C
Pemeriksaan Fisik :
Kulit
Teraba agak hangat, tidak pucat, tidak ikterik, tidak sianosis, turgor kulit baik, bintik-bintik merah (-)
Abdomen
Palpasi : soepel, distensi abdomen (-), nyeri tekan epigastrium (+)
Ekstremitas :akral hangat, refilling kapiler baik ( CRT ) <2 / <2,

Lab: Hb/L/TR/HT : 12,7/2500/70000/37

A : Observasi febris hari ke 5 ec DHF grade II


P : IVFD RL 6 Jam/kolf
Inj. Ranitidin 2x1
Paracetamol infus (k/p) jika T> 38,5
Paracetamol 500 mg 3x1
Imboost forte 1x1
Antasida syr 3x1 cth
Psidii 3x2 tab
Diet ML
p/ cek darah rutin/12 jam

Hari III :30 Juli 2017


S : Demam (-), mual (-), muntah (-), nafsu makan (+)
O : Sens : Compos mentis
TD:120/80
HR: 88x/i
RR: 22x/i
Temp: 37,5 C

Pemeriksaan Fisik :
Kulit
Teraba agak hangat, tidak pucat, tidak ikterik, tidak sianosis, turgor kulit baik, bintik-bintik merah (-)
Abdomen
Palpasi : soepel, distensi abdomen (-), nyeri tekan epigastrium (+)
Ekstremitas :akral hangat, refilling kapiler baik ( CRT ) <2 / <2,

Lab: Hb/L/TR/HT : 12,7/2500/70000/37

A : Observasi febris hari ke 6 ec DHF grade II


P:
- Ranitidin 2x1 (po)
- Paracetamol 500 mg 3x1 (k/p)
- Imboost forte 1x1
- Antasida syr 3x1 cth
- Psidii 3x2 tab
- -Aff infus(terapi ganti oral)
- Pasien boleh pulang berobat jalan
- Kontrol poli penyakit dalam hari Senin, 07 Agustus 2017.

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer Arif, Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke 3. Jakarta : Media Aesculapius Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2000.
Chen Khie, Pohan Herdiman, Sinto Robert. Diagnosis dan Terapi Cairan pada Demam Berdarah
Dengue. Medicinus 2009 ; 22 : 3-8.
Pedoman Tata Laksana DBD. Dinkes Sulawesi Selatan. Diunduh dari: www.dinkes-sulsel.go.id
Pada tanggal: 10 Februari 2013.
Soegeng., 2006. Demam Berdarah Dengue (2nd ed), Airlangga University Press, Surabaya.
Widoyono., 2008. Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan Pemberantasan.
Erlangga Medical series: Jakarta, 59-67.

6. HASIL PEMBELAJARAN :

1. Diagnosis Demam Berdarah Dengue


2. Tatalaksana Demam Berdarah Dengue

Catatan

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio


Subjektif :
- Demam sejak 3 hari sebelum masuk RS, demam terus menerus, dan tidak menggigil,
- Timbul becak-bercak kemerahan pada tubuh sejak 1 hari yang lalu
- Hidung berdarah (-), Gusi berdarah (-),BAB kehitaman (-).
- Nyeri kepala (-). Badan terasa ngilu (+)
- Mual (+). Nafsu makan menurun (+). Muntah tidak ada
BAB/BAK dalam batas normal.

Objektif :
Status Present :
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 100/80
Nadi : 76x/i
Frekuensi Nafas : 20 x/i
Temperatur : 38,1 derajat Celcius #

Status Generalis :
Kulit
Teraba hangat, tidak pucat, tidak ikterik, tidak sianosis, turgor kulit baik, tampak bintik-bintik
merah pada kulit
Kepala
Mata : konj. Palpebra inferior pucat (-/-), sclera ikterik (-/-)
Mulut : Mukosa mulut dan bibir tidak tampak kering, perdarahan pada gusi (-)
Thorax
Inspeksi : bentuk simetris, retraksi (-), ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : tidak dilakukan pemeriksaaan
Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru, batas jantung dbn
Auskultasi : vesikuler, rh (-) , wh (-)
Abdomen
Inspeksi : kesan simetris, distensi (-)
Palpasi : soepel, distensi abdomen (-), nyeri tekan epigastrium (+)
Perkusi : tympani (+)
Auskultasi: peristaltik usus (+)
Genitalia : dbn
Anus : tidak dijumpai kelainan
Ekstremitas :akral hangat, refilling kapiler baik ( CRT ) <2 / <2, ptechie (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Laboratorium

Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan


Haemoglobin 13,9 gr/dl
Leukosit 2830 /ul
Trombosit 93.000/ul
Hematokrit 41%

Assesment :
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan bentuk infeksi Dengue yang disertai
dengan manisfasi perdarahan dari ringan sampai berat. DBD menja
di problem kesehatan baik didaerah tropic maupun didaerah sub tropik (sebagai
imported cases, kasus yang dibawah dari daerah tropik).
Sejak munculnya penyakit ini beberapa dekade yang lalu, sampai saat ini praktis
tidak ada penurunan baik insiden maupun prevalensinya. Demam dengue adalah Demam
yang disebabkan oleh infeksi virus Dengue.
Dikenal 4 macam jenis Virus Dengue yaitu : Den-1,Den-2.Den-3,dan Den-4.

Tanda dan gejala klinik


Biasanya asimptomatik (tanpagejala). Pasien dibawa ke RS biasanya sudah dalam
keadaan yang berat. Gejala dan tanda-kliniknya berupa sindrom (kumpulangejala) dari
ringan berupa demam ringan sampai syok karena perdarahan yang hebat.
Perdarahan dan plasma leakage (kebocoran pembuluh darah) yang terjadi biasanya
karena penderita mendapatkan serangan infeksi oleh satu jenis virus Dengue. Didaerah
endemic (seperti Indonesia) sebaiknya kita mencurigai setiap demam yang terjadi sebagai
Demam berdarah sampai pemeriksaan selanjutnya membuktikan bahwa ternyata bukan
Demam berdarah.
Para dokter spesialis bedah (yang menduga ada radang usus buntu) dan dokter
spesialis kandungan (yang menduga terdapat Kehamilan di luar kandungan) harus
waspada bila berhadapan dengan penderita yang berasal dari daerah endemic atau baru
kembali dari daerah endemic dengan demam tinggi disertai nyeri abdomen (perut).
Jangan tergesa-gesa melakukan operasi, sebelum yakin bahwa nyeri perutnya bukan
karena demam berdarah. Sebab gejalanya mirip antara Demam berdarah Dengue dengan
Radang usus buntu, maupun Kehamilan di luar kandungan (kehamilan ektopik
terganggu).
Pemeriksaan laboratorium ditandai dengan penurunan trombosit dan tanda-tanda
plasma Leakage (perembesan plasma akibat kebocoran pembuluh darah) yaitu terjadinya
hemokonsentrasi (kadar hematokrit meningkat). Perubahan klinik dan laboratorik
penderita DHF Sangat cepat, sehingga diperlukan monitoring tanda vital secara ketat
serta pemeriksaan laborat secara serial (tiap 12 jam atau 24 jam).
Kriteria WHO masih dipakai untuk diagnosis DHF.Akan Tetapi dalam keadaan tertentu
kita tidak boleh hanya berpegangan dengan satu macam pemeriksaan. Nilaitrombosit
yang kurang dari 100.000 ( saja ) tidak bias dijadikan pegangan untuk memasukkan
penderita ke Rumah sakit, karena trombosit yang masih diatas 100.000/mm3 dapat
mendadak turun secara drastis. Sehingga kalau penderita masih dirumah tentu sangat
membahayakan jiwa penderita.
Diagnosis DBD dengan pemeriksaan serologi ELISA maupun rapidtest (tescepat)
dengan Dengue blot.Untuk Dengue Blot biasanya baru positif di hari kelima demam. Ada
pemeriksaan lain: Antigen NS1,dianjurkan untuk pasien dengan demam kurang 3 hari,
bila positif mendukung kearah Demam Dengue, Tetapi bila hasilnya negative harus
dikonfirmasi lagi dengan Dengue Blot setelah hari ke 5 demam.
Berdasarkan kriteria WHO 1997 diagnosis Demam Berdarah Dengue ditegakkan bila
semua hal di bawah ini terpenuhi.
1. Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari.
2. Terdapat minimal 1 manifestasi perdarahan berikut : uji bendung positif , petekie,
ekimosis, atau purpura, perdarahan mukosa, hematemesis dan melena.
3. Trombositopenia ( jumlah trombosit < 100.000/ ml )
4. Terdapat minimal 1tanda kebocoran plasma sbb :
- Peningkatan hematokrit > 20% dibandingkan standar sesuai umur dan jenis kelamin
- Penurunan hematokrit > 20% setelah mendapat terapi cairan, dibandingkan dengan
hematokrit berikutnya.
- Tanda kebocoran plasma seperti : efusi pleura, asites, hipoproteinemia, hiponatremia.
Terdapat 4 derajat spektrum klinis DBD ( WHO, 1997 ), yaitu :
- Derajat 1 : Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan
adalah uji torniquet.
- Derajat 2 : Seperti derajat 1, disertai perdarahan spontan di kulit dan perdarahan lain.
- Derajat 3 : Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi
menurun ( 20 mmHg atau kurang ) atau hipotensi, sianosis di sekitar mulut kulit dingin dan
lembab, tampak gelisah.
- Derajat 4 : Syok berat, nadi tidak dapat di raba dan tekanan darah tidak teratur.

Penatalaksanaan
Terapi Demam Berdarah Dengue bersifat suportif (meningkatkan daya tahan
tubuh) dan simtomatis (menghilangkan gejala). Belum ditemukan obat khusus untuk
membunuh virus Dengue.

Perlu mengganti kehilangan cairan akibat kebocoran plasma (virus Dengue menyerang
dinding pembuluh darah) dan memberikan terapi substitusi (pengganti) komponen darah
bilamana diperlukan. Jika jumlah trombosit sangat rendah dan timbul perdarahan, maka
diberikan transfuse trombosit.
Dalam pemberian terapi cairan, perlu pemantauan pemberian cairan. Dengan
memperhatikan pasien baik secara klinis maupun laboratories (melihat kadar
Hemoglobin, Hematokrit, dantrombosit). Proses kebocoran plasma dan terjadinya
trombositopenia (trombosit yang turun) umumnya terjadi hari ke 4 hingga 6 sejak
demam. Dengan demikian, perlu waspada bila merawat DBD di hari ke 4 hinggi ke 6. Pada
hari tersebut pasien sering tidak mengeluh panas dan cenderung minta rawat jalan.
Hari ke-7 demam, proses kebocoran plasma akan berkurang dan cairan kembali
dari ruang interstitial (di sekitar pembuluh darah) ke intravascular (ke dalam pembuluh
darah). Terapi cairan pada keadaan tersebut secara bertahap harus dikurangi. Sebab, akan
menimbulkan timbunan cairan yang cukup banyak di pembuluh darah.
Perlu pemantauan kemungkinan terjadinya kelebihan cairan serta terjadinya efusi
pleura (penumpukan cairan di lapisan paru) atau pun asites (penumpukan cairan di
rongga perut). Dapat dilihat dari gejala klinis : sesak nafas, nafas terasa berat, dan
perasaan tidak nyaman.
Perlu terapi nonfarmakologis (tanpa obat) yang meliputi tirah baring (pada trombosit
openia= penurunan jumlah trombosit yang berat). Kadar trombosit normal: 150 ribu
sampai 450 ribu. Apabila turun di bawah 100 ribu, sebaiknya dirawat di rumah sakit.
Karena dikhawatirkan akan terjadi perdarahan dan kemungkinan Syok (Sindrom Syok
pada Dengue).
Pemberian makanan dengan kandungan gizi: nasi biasa atau nasi lunak sesuai dengan
selera pasien. Diperlukan makanan yang tidak mengandung zat atau bumbu yang
mengiritasi saluaran cerna (pedas, asam).
Terapi simptomatis (penghilang gejala), diberikan antipiretik (obat penurun panas):
parasetamol, mengatasi keluhan dyspepsia (rasa tidaknyaman di uluhati, berupa mual,
muntah, sebah, mudah kenyang, kembung, sering sendawa).
Protokol pemberian cairan sebagai komponen utama penatalaksanaan DBD dewasa
mengikuti 5 protokol, yang mengacu pada protokol WHO.

Protokol tersebut terbagi dalam 5 kategori, sebagai berikut:


1. Penanganan tersangka DBD tanpa syok.
2. Pemberian cairan pada tersangka DBD dewasa di ruang rawat.
3. Penatalaksanaan DBD dengan peningkatan hematokrit (kekentalan darah) >20%
4. Penatalaksanaan perdarahan spontan pada DBD dewasa
5. Tatalaksana sindroma syok dengue pada dewasa

Anda mungkin juga menyukai