Anda di halaman 1dari 27

Luka Bakar

Hedya Nadhrati Surura, S.Ked

Pembimbing:
dr. Mufrizal, Sp. B (K) Onk
Pendahuluan

Definisi Pembagian berdasarkan ringan beratnya LB


Etiologi Luka bakar listrik
Klasifikasi Cardiac Monitoring
Luas LB
Pendahuluan

DEFINISI
 Luka bakar adalah suatu bentuk
kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber
panas seperti api, air panas, bahan kimia,
listrik, dan radiasi.
 Luka bakar merupakan suatu jenis trauma
dengan morbiditas dan mortalitas tinggi
yang memerlukan penatalaksanaan
khusus sejak awal (fase syok) sampai fase
lanjut.
ETIOLOGI
 Paparan api Aliran listrik
 Flame
 Benda panas Zat kimia
(kontak)
Radiasi
 Scalds(air
panas) Sunburn
 Uap panas
 Gas panas
KLASIFIKASI LUKA BAKAR
 Derajat I
 Kerusakan
terbatas pada
bagian epidermis
 Kulit kering,
eritema
 Nyeri
 Tidak ada bula
 Derajat II
 Meliputi epidermis dan
sebagian dermis
 Terdapat proses
eksudasi
 Ada bula
 Dasar luka berwarna
merah/pucat
 Nyeri

- DERAJAT IIA
(SUPERFICIAL)
- DERAJAT IIB (DEEP)
 Derajat III
 Kerusakan meliputi
seluruh dermis dan
lapisan yg lebih
dalam
 Tidak ada bula
 Kulit berwarna abu-
abu dan pucat
 Kering
 Terdapat eskar
 Tidak nyeri
DERAJAT KLINIS RASA
KEDALAMAN NYERI
DERAJAT I HYPEREMIS HYPER
ESTESIA

DERAJAT II A BULLA, MERAH HYPER


ESTESIA

DERAJAT II B BULLA, PUCAT HYPO


ESTESIA

DERAJAT III HITAM, KERING AN ESTESIA


LUAS LUKA BAKAR
• Rumus 9 atau rule of
nine untuk orang
dewasa
– Luas kepala dan leher,
dada, punggung,
pinggang dan bokong,
ekstremitas atas kanan,
ekstremitas atas kiri,
paha kanan, paha kiri,
tungkai dan kaki kanan,
serta tungkai dan kaki
kiri masing-masing 9%.
– Daerah genitalia = 1%.
 Pada anak dan bayi
digunakan rumus lain
karena luas relatif
permukaan kepala
anak jauh lebih
besar dan luas relatif
permukaan kaki
lebih kecil.
 Rumus 10 untuk bayi
 Rumus 10-15-20
untuk anak.
PEMBAGIAN LUKA BAKAR
• Luka bakar berat (major burn)
– Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di bawah
10 tahun atau di atas usia 50 tahun
– Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain
disebutkan pada butir pertama
– Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan
perineum
– Adanya cedera pada jalan nafas (cedera
inhalasi) tanpa memperhitungkan luas luka bakar
– Luka bakar listrik tegangan tinggi
– Disertai trauma lainnya
– Pasien-pasien dengan resiko tinggi
• Luka bakar sedang (moderate burn)
– Luka bakar dengan luas 15 – 25 % pada dewasa,
dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %
– Luka bakar dengan luas 10 – 20 % pada anak usia <
10 tahun atau dewasa > 40 tahun, dengan luka bakar
derajat III kurang dari 10 %
– Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak
maupun dewasa yang tidak mengenai muka, tangan,
kaki, dan perineum
• Luka bakar ringan
– Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa
– Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia
lanjut
– Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala usia (tidak
mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum
Luka Bakar Listrik
KERUSAKAN JARINGAN DISEBABKAN :
1. ALIRAN LISTRIK (ARUS BOLAK BALIK/AC)
MERUPAKAN ENERGI DALAM JUMLAH BESAR. KERUSAKAN
DAPAT EKSTENSIF LOKAL MAUPUN SISTEMIK.

2. LONCATAN ENERGI
DITIMBULKAN OLEH UDARA YANG BERUBAH MENJADI API

3. KERUSAKAN JARINGAN
AKIBAT KERUSAKAN SISTEM PEMBULUH DARAH SEPANJANG
YANG DIALIRI LISTRIK (TROMBOSIS)
CARDIAC MONITORING
1. MONITORING ECG KONTINYU UNTUK
DYSRHYTMIA

2. VENTRIKULAR FIBRILASI, ASYSTOLE DAN


ARHYTMIA DITERAPI SESUAI ADVANCED
CARDIAC LIVE SUPPORT
Resusitasi
Cairan
Luka
Bakar
 PD yg terpajan suhu tinggi rusak&
permeabilitas↑  sel darah rusak  anemia
 Permeabilitas↑  edema  bula yang
mengandung banyak elektrolit  volume
cairan intravaskuler ↓
 Kerusakan kulit akibat luka bakar  cairan
↓ akibat penguapan yang berlebihan,
masuknya cairan ke bula yang terbentuk
pada luka bakar derajat II, dan
pengeluaran cairan dari keropeng luka
bakar derajat III.
Cairan
Intertisial
(75%)
Cairan Cairan
Intraseluler ekstraseluler
67% 33% Cairan
Intravaskular
(25%)

Cairan transeluler
Isotonik

Cairan

Hipertonik Hipotonik
Kristaloid Koloid

ukuran molekulnya
bersifat isotonik, maka (biasanya protein) cukup
efektif dalam mengisi besar sehingga tidak
sejumlah volume cairan akan keluar dari
(volume expanders) ke membran kapiler, dan
dalam pembuluh darah tetap berada dalam
dalam waktu yang singkat, pembuluh darah, maka
dan berguna pada pasien sifatnya hipertonik, dan
yang memerlukan cairan dapat menarik cairan
segera. dari luar pembuluh
darah.
Kristaloid Koloid

RL Albumin

NaCl 0,9% Hesteril

RA Gelatin

Sodium Bikarbonat Plasma

Darah
• Resusitasi cairan dilakukan dengan memberikan
cairan pengganti.
• Cara untuk menghitung kebutuhan cairan ini:

Cara Evans
Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL NaCl
per 24 jam
Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL plasma
per 24 jam
2.000 cc glukosa 5% per 24 jam

Separuh dari jumlah 1+2+3 diberikan dalam 8


jam pertama. Sisanya diberikan dalam 16 jam
berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah
jumlah cairan hari pertama. Pada hari ketiga
diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.
Cara Baxter
Luas luka bakar (%) x BB (kg) x 4 mL

Separuh dari jumlah cairan diberikan


dalam 8 jam pertama. Sisanya diberikan
dalam 16 jam berikutnya. Pada hari
kedua diberikan setengah jumlah cairan
hari pertama. Pada hari ketiga diberikan
setengah jumlah cairan hari kedua.
• Resusitasi cairan  cara Baxter

4 x BB x % luka bakar = 4 x 55kg x 11%


= 2.420 mL / 24 jam

Hari pertama:
8 jam pertama  1.210 mL.
16 jam kemudian  1.210 mL.
Hari ke-2: ½ cairan hari pertama = 1.210 mL/24 jam.
Hari ke-3 ½ cairan hari kedua = 605 mL/24 jam.

Jumlah cairan dapat dikurangi bahkan dihentikan bila


diuresis pasien memuaskan dan pasien dapat minum
tanpa kesulitan

Anda mungkin juga menyukai