Anda di halaman 1dari 15

PERENCANAAN PELAYANAN KEPERAWATAN

MAUPUN ASUHAN KEPERAWATAN


Kelompok A
Kelas B
Wahyuni Murti Faiza NIM 152310101046
Yuni Ayumi NIM 152310101049
Layinatul Qori’ah NIM 152310101051
Eka Mei Dianita NIM 152310101053
Martina Fitria NIM 152310101174
Dwi Puspita Dewi NIM 152310101185
Dwi Umil Hasanah NIM 152310101271
KONSEP DASAR FUNGSI PERENCANAAN
 Pengertian
Manajemen : proses pelaksanaan kegiatan organisasi
melalui upaya orang lain untuk mencapai tujuan bersama

Manajemen Keperawatan : pelaksanaan pelayanan


keperawatan melalui staf keperawatan untuk memberikan
asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman, kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
Fungsi Perencanaan

Planning Organizing Actuating Controling

Tujuan Perencanaan Manfaat Perencanaan


a. Standar pengawasan a. Standar pelaksanaan dan pengawasan
b. Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya b. Pemilihan alternatif terbaik
c. Mengetahui siapa saja yang terlibat c. Penyusunan skala perioritas
d. Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk d. Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi
biaya dan kualitas pekerjaan. e. Membantu manajer menyesuaikan diri dengan
e. Meminimalkan kegiatan yang tidak produktif dan perubahan lingkungan
menghemat biaya,tenaga dan waktu f. Alat memudahkan dalam berkordinasi dengan
f. Memberikan gambaran menyeluruh mengenai pihak terkait
kegiatan pekerjaan. g. Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti.
g. Menyerasikan dan memadukan beberapa sub
kegiatan.
h. Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal
ditemui.
i. Mengarahkan pada pencapaian tujuan.
Visi :Mewujudkan pelayanan berbasis Sistem Informasi Manajemen dengan aspek praktik
keperawatan yang sesuai dengan profesi dan standar operasional prosedur yang berfokus
pada pasien dan menjunjung tinggi nilai humanis.

Misi :
1. Diwujudkan dengan perilaku caring.
2. Mewujudkan peningkatan pelayanan asuhan keperawatan secara responsif, inovatif,
efektif, efisien, terhadap perkembangan IPTEK termasuk teknologi informasi.
3. Asuhan keperawatan lebih bersifat healthgenic (menyehatkan) daripada curing
(mengobati). Praktek keperawatan mengintegrasikan pengetahuan biofisik dan perilaku
manusia untuk meningkatkan kesehatan dan membantu individu yang sakit
4. Menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural, dan spritual yang mendukung.
5. Menggunakan hubungan interprofesional dalam pelayanan keperawatan/ pelayanan
kesehatan

Tujuan :
a. Mewujudkan SDM profesional yang berdayaguna
b. Meningkatkan nilai mutu pelayanan dalam menghadapi daya saing yang tinggi.
Strategi : Integrated care pathway merupakan instrumen yang dapat digunakan untuk
meningkatkan mutu pelayanan dengan mencegah adanya variasi pelayanan yang tidak perlu.
Tujuan utama implementasi ICP menurut Depkes RI (2010) adalah untuk:
a. Memilih “best practice” pada saat pola praktek diketahui berbeda secara bermakna.
b. Menilai hubungan antara berbagai tahap dan kondisi yang berbeda dalam suatu proses serta
menyusun strategi untuk mengkoordinasikan agar dapat menghasilkan pelayanan yang lebih
cepat dengan tahapan yang lebih sedikit.
c. Memberikan peran kepada seluruh staf yang terlibat dalam pelayanan serta peran mereka
dalam proses tersebut.
d. Menyediakan kerangka kerja untuk mengumpulkan dan menganalisa data proses pelayanan
sehingga provider dapat mengetahui seberapa sering dan mengapa seorang pasien tidak
mendapatkan pelayanan sesuai standar.
e. Mengurangi beban dokumentasi klinik.

The Pathway: paparan visual tentang intervensi spesifik yang


harus dikerjakan pada waktu tertentu
Komponen yang ada
di Integrated Care Pathways,
Variance Sheet: Formulir yang berisi: tanggal, masalah varians
terdiri dari : yang terjadi, intervensi, outcome, dan tanda tangan

Practice Guidelines: uraian rinci langkah kegiatan yang harus


dilaksanakan dari pathway
Kelebihan ICP Kelemahan ICP

a. ICP merupakan format pendokumentasian a. Dokumentasi ICP ini membutuhkan waktu yang
multidisiplin. Format ini dapat memberikan relative lama dalam pembentukan dan
efisiensi dalam pencatatan. Sehingga tidak terjadi pengembangannya.
pengulangan. b. Tidak terlihat proses keperawatan secara jelas
b. Meningkatkan peran dan komunikasi dalam tim karena harus menyesuaikan dengan tahap
multidisiplin sehingga masing – masing anggota perencanan medis, pengobatan, dan pemeriksaan
tim termotivasi dalam peningkatan pengetahuan penunjang lainnya.
dan kompetensi. c. Format dokumentasi hanya digunakan untuk
c. Terdapat standarisasi outcome sesuai lamanya hari masalah spesifik, contoh format ICP untuk bedah
rawat, sehingga akan tercapai effective cost dalam tulang tidak dapat digunakan untuk unit bedah
perawatan. syaraf. Sehingga akan banyak sekali format yang
d. Dapat meningkatkan kepuasan pasien karena harus dihasilkan untuk seluruh pelayanan yang
pelaksanaan discharge planning kepada pasien tersedia
lebih jelas.
STUDI KASUS
Analisis Internal

Sub Fsilitasitas Fisik : Subsistem klinik : kegiatan inti rumah Subsistem keuangan :
terletak di kawasan sakit; Tenaga medis yaitu : Dokter berasal dari dana
Bogor, berdiri di atas umum 8 orang, Dokter gigi 3 orang ; zakat karena Rumah
lahan seluas 7803 m². Para medis yaitu: Perawat 21 orang ; sakit ini dibangun
Fasilitas RST meliputi Non Perawat 11 orang, Bidan 5 orang oleh yayasan dompet
Mushola, kantin sehat, serta Non medis 21 orang. Pelayanan dhuafa dengan
sekuriti 24 jam, arena medik meliputi poli umum, poli gigi pemanfaatan dana
bermain anak, terapi dan mulut/bedah mulut, poli ZISWAF
kaki, lahan parkir yang kebidanan dan kandungan, poli bedah
luas, plasa danau, jalur ortopedi, poli bedah umum, poli
refleksi, taman aroma penyakit dalam, poli anak, poli spesialis
terapi, plasa air terjun mata, poli THT, poli jantung, poli kulit
dan taman herbal. dan kelamin, poli rawat luka, poli KIA,
poli perawatan luka; pelayanan IGD;
pelayanan HCU; ruang operasi; dan
ruang rawat inap yang berkapasitas 53
tempat tidur dan pelayanan penunjang
meliputi aboratorium, fisioterapi,
instalasi farmasi dan radiologi
Analisis Eksternal

Pemerintah Masyarakat Asuransi Kesehatan Pemberi Pelayanan


Kesehatan
pemerintah tidak ikut Masyarakat merupakan tidak menerapkan Pengembangan
berperan banyak dalam lingkungan luar penting asuransi kesehatan karena pelayanan kesehatan
pengaturan regulasi karena sebagian besar dalam penerapannya meliputi peningkatan
pembiayaan dan pemberi pendapatan rumah sakit rumah sakit ini dibangun pelayanan kesehatan
pelayanan karena rumah berasal dari masyarakat untuk memenuhi primer, dan peningkatan
sakit ini dimiliki oleh secara langsung. Secara kebutuhan kesehatan aspek strategis
yayasan. ideal berdasarkan konsep bagi kaum dhuafa secara manajemen rumah sakit
negara kesejahteraan gratis mutu pelayanan melalui
kesehatan masyarakat program evidence based
akan dibiayai pemerintah. medicine, serta
Sedangkan dalam peningkatan efisiensi.
pelayanan rumah sakit ini,
masyarakat yang
memanfaatkan pelayanan
kesehatan yaitu kaum
dhuafa secara gratis.
Sehingga pemasukan
yang didapatkan oleh
rumah sakit hanya dari
dana zakat.
Analisis SWOT
PERHITUNGAN NILAI BOBOT DAN RATING MATRIKS

No. STRENGHTHS Rating Bobot % Bobot × Rating


1. Memberikan pelayanan kesehatan secara gratis 4 0,2 0,8
kepada masyarakat miskin
2. Pendokumentasian sudah menggunakan 4 0,2 0,8
komputerisasi
3. Tempat belajar bagi rumah sakit lain yang ingin 4 0,2 0,8
mengembangkan system informasi
4. Digunakan untuk praktik mahasiswa magister 3 0,1 0,3
manajemen keperawatan UI dan juga digunakan
sebagai tempat penelitian
5. Sumber pembiayaan dalam rumah sakit milik dompet 3 0,1 0,3
Dhuafa (RST) menggunakan dana zakat
jumlah 18 3
No. WEAKNESS Rating Bobot % Bobot × Rating
1. Tidak memiliki dokter spesialis 1 0,2 0,2
2. Kurangnya peran pemerintah dalam hal regulator 1 0,2 0,2
yang baik dan sumber pembiayaan
3. Rumah sakit ini tidak menerapkan asuransi kesehatan 1 0,2 0,2

4. Pada saat awal berdiri rumah sakit ini menggunakan 2 0,0 0


pendokumentasian asuhan keperawatan manual

jumlah 5 0,6
No. OPPORTUNITY Rating Bobot % Bobot × Rating
1. Karena tidak memiliki dokter spesialis, maka rumah 4 0,2 0,8
sakit berpeluang mendatangkan tenaga dokter
spesialis yang dibutuhkan
2. Pengunjung yang datang mendapatkan pelayanan 2 0,1 0,2
kesehatan secara gratis.
3. Peningkatan aspek strategis manajemen rumah sakit 4 0,2 0,8
terkait mutu pelayanan melalui program evidence
based medicine, serta peningkatan efisiensi
4. masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan 3 0,1 0,3
kaum dhuafa secara gratis
5. Rumah sakit memberikan respon positif terhadap 4 0,2 0,8
masukan yang diberikan oleh mahasiswa, sehingga
cepat mengalami kemajuan dan peningkatan efisiensi
dalam pemberian pelayanan kesehatan

jumlah 17 2,9
No. TREATH Rating Bobot % Bobot × Rating
1. Daya saing terkait rumah sakit sangat berpengaruh, 2 0,5 1
terutama dari segi geografis rumah sakit
2. Kurangnya tenaga medis, karena tidak adanya tenaga 1 0,25 0,25
spesialis dalam rumah sakit ini
3. Tidak adanya perlindungan resmi dari pemerintah 1 0,25 0,25
terkait regulasi dan sumber biaya rumah sakit
jumlah 4 1,5

Kesimpulan :
Sumbu X : S – W = 3-0,6= 2,4
Sumbu Y : O – T = 2,9-1,5= 1,4
 Rumah Sakit sekarang dalam posisi kuadaran I, dimana Rumah
Sakit dalam kondisi kuat dan berpeluang . Sehingga
membutuhkan Strategi Progresif , dimana Rumah sakit dalam
kondisi prima dan sangat dimungkinkan untuk terus melakukan
ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan
secara maksimal.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai