Anda di halaman 1dari 23

OBSERVASI DESA/KELURAHAN SIAGA KELOMPOK 2

DI KELURAHAN INDRALAYA MULIA


KECAMATAN INDRALAYA
KABUPATEN OGAN ILIR

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGORGANISASIAN DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

OLEH :

RIZKA DIAN PERTIWI 10011181621003


NABILAH WIDY PRATIWI 10011181621008
CATHERINE DWI AUGUSTHI .P 10011281621051
DEBRINA OCTAVIA LESTARI 10011281621055
BUNGA ANGGRAINI SINAGA 10011281621058
NUR RIZKA FADILA 10011381621084
PUTRI FEBRIYENI 10011381621086
LINSY ANGGRAINI PUTRI 10011381621109
MEGA INNERS BEAUTY 10011381621110
INDAS DARA NANDA 10011381621119

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

T.A 2017/2018
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PRAKTIKUM
PENGORGANISASIAN DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

1. Judul : Observasi Kelurahan Siaga di Kelurahan Indralaya


Mulia Kabupaten Ogan Ilir
2. Ketua pelaksana :
a. Nama : Indas Dara Nanda
b. NIM : 10011381621119
c. Fakultas : Kesehatan Masyarakat
d. Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat
3. Anggota :
Nama Lengkap Ketua NIM
No.
Kelompok Desa
1. Rizka Dian Pertiwi 10011181621003
2. Nabilah Widy Pratiwi 10011181621008
3. Catherine Dwi A.P 10011281621051
4. Debrina Octavia 10011281621055
5. Bunga Anggraini S 10011281621058
6. Nur Rizka Fadila 10011381621084
7. Putri Febriyeni 10011381621086
8. Linsy Anggraini Putri 10011381621109
9. Mega Inners Beauty 10011381621110

4. Dosen pembimbing materi : 1. Fenny Etrawati, SKM, MKM


2. Shomedran, S.Pd, M.Pd
5. Waktu pelaksanaan kegiatan : 27 April 2018
6. Model kegiatan : Visitasi
7. Metode kegiatan : Observasi
8. Khalayak sasaran : Masyarakat kelurahan Indralaya Mulya, Lurah
Indralaya Mulya, Kader-kader Indralaya Mulya
9. Output kegiatan : Pengkategorian Desa/Kelurahan Siaga di Kelurahan
Indralaya Mulia
Indralaya, 28 April 2018
Mengetahui,
Pembimbing Materi, Ketua Pelaksana,

Fenny Etrawati, SKM, MKM ( Indas Dara Nanda)


NIP. 198905242014042001 NIM. 10011381621119

Menyetujui,
Wakil Dekan Bidang Akademik
Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRI

Asmaripa Ainy, S.Si, M.Kes


RINGKASAN
NIP. PRAKTIKUM
197909152006042005
RINGKASAN PRAKTIKUM

Pengembangan desa siaga merupakan salah satu strategis dalam mewujudkan


Indonesia sehat.Pada akhir tahun 2010 ditargetkan seluruh desa yang ada di Indonesia sudah
menjadi desa siaga. Salah satu desa/kelurahan siaga di Kabupaten Ogan Ilir adalah Indralaya
Mulya. Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah observasi. Dari hasil observasi
dilihat dari kriteria yang dominan maka Indralaya Mulya termasuk dalam kategori Madya.
DAFTAR ISI

RINGKASAN PRAKTIKUM ................................................................................................................ 3

DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 5

BAB I ...................................................................................................................................................... 6

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 6

1.2 Tujuan ..................................................................................................................................... 7

1.3 Manfaat ......................................................................................................................................... 7

BAB II..................................................................................................................................................... 9

2.1 Pengertian Desa Siaga................................................................................................................... 9

2.2 Tujuan dan Kriteria Desa Siaga .................................................................................................... 9

BAB III ................................................................................................................................................. 11

3.1 Gambaran Umum Desa/Kelurahan yang di Observasi .............................................................. 12

3.2 Hasil Observasi ..................................................................................................................... 13

3.3 Pembahasan................................................................................................................................. 14

BAB IV ................................................................................................................................................. 18

4.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 18

4.2 Saran ........................................................................................................................................... 18


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengembangan desa siaga merupakan salah satu strategis dalam mewujudkan
Indonesia sehat.Pada akhir tahun 2010 ditargetkan seluruh desa yang ada di Indonesia sudah
menjadi desa siaga.Desa siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan mampu
untuk mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat seperti
kurang gizi, penyakit menular, kejadian bencana, kecelakaan, dan lain-lain dengan
memanfaatkan potensi setempat secara gotong royong menuju desa sehat.
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga diatur dalam Surat Keputusan
Menteri Kesehatan nomor 564/Menkes/SK/VIII/2006.2 Inti kegiatan desa siaga adalah
memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup sehat. Oleh karena itu, dalam
pengembangan desa siaga diperlukan langkah-langkah pendekatan edukatif, yaitu upaya
mendampingi (menfasilitasi) masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran yang berupa
proses pemecahan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya melalui upaya-upaya
kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) sebagai embrio atau titik awal pengembangan
menuju desa siaga.
Kabupaten Ogan Ilir terbentuk melalui undang-undang nomor 37 tahun 2003 yang
merupakan hasil pemekaran dari kabupaten Ogan Komering Ilir dan diresmikan pada tanggal
7 Januari 2004. Mempunyai luas wilayah 2.666,07 km2 atau seluas 266,607
hektar.Administrasi pemerintahan Kabupaten Ogan Ilir terdiri dari 16 Kecamatan dan 241
desa.
Pada tahun 2006, telah dikeluarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Ogan Ilir nomor 440/III/KES/2006 tentang Pembentukan Desa Siaga di
Kabupaten Ogan Ilir dan Surat Keputusan Bupati Kabupaten Ogan Ilir nomor
317/KEP/DINKES/2006 tentang Perubahan Nama dan Peningkatan Status Polindes menjadi
Poskesdes di Kabupaten Ogan Ilir.4,5 Pada tahun 2007 Dinas Kesehatan Ogan Ilir juga telah
mencanangkan 40 desa sebagai desa siaga percontohan dan pada tahun 2009 seluruh desa
telah menjadi desa siaga yaitu sebanyak 241 desa siaga. Namun hasil observasi awal melalui
telaah dokumen profil kesehatan Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2008, angka kesakitan berbasis
lingkungan masih tinggi yaitu diare sebanyak 7.011 kasus, demam berdarah sebanyak 30
kasus, malaria klinis sebanyak 68 kasus dan infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) sebanyak
11.637 kasus serta penyakit Tuberkulosis Paru sebanyak 295 kasus di tahun 2007. Hal
tersebut menunjukkan bahwa permasalahan kesehatan masyarakat masih perlu ditangani
secara menyeluruh oleh pemerintah dan tentunya dengan dukungan masyarakat setempat.
Strategi pemberdayaan masyarakat dalam menangani permasalahan kesehatan pada program
desa siaga dilakukan melalui peningkatan fungsi upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
(UKBM).
Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukan observasi desa/kelurahan siaga
berdasarkan kategori desa/kelurahan siaga di salah satu kelurahan Kabupaten Ogan Ilir yaitu
Indralaya Mulya.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum :
Ada pun tujuan dari penulisan laporan observasi ini untuk mengetahui kategori
desa/kelurahan siaga Indralaya Mulya dan menambah pengetahuan tentang
Desa/Kelurahan Siaga.
1.2.2 Tujuan khusus :
a. Fakultas kesehatan masyarakat
Untuk menjadi referensi bagi fakultas kesehatan masyarakat mengenai informasi,
kategori dan perkembangan Desa Siaga di Kelurahan Indralaya Mulia.
b. Tujuan untuk mahasiswa
1. Untuk memenuhi tugas akhir semester pada mata kuliah Pengorganisasian dan
Pemberdayaa Masyarakat.
2. Mendapatkan informasi tentang indikator Desa/Kelurahan Siaga Indralaya Mulya.
c. Tujuan untuk masyarakat
Meningkatkan pengetahuan dan wawasan masyarakat mengenai Desa Siaga.

1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat umum
Menambah wawasan dan kemampuan berpikir mengenai Desa Siaga di Kelurahan
Indralaya Mulia yang diobservasi.
1.3.2 Manfaat khusus
a. Manfaat bagi fakultas kesehatan masyarakat
Hasil dari observasi mengenai Desa Saga di Kelurahan Indralaya Mulia dapat
menambah referensi data kegiatan pemberdayaan masyarakat. Serta sebagai referensi
bagi pemecahan permasalahan yang relevan terkait Desa Siaga.
b. Manfaat bagi mahasiswa
1. Memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah pengorganisasian dan
pengembangan masyarakat.
2. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam pengorganisasian dan
pemberdayaan masyarakat tentang Desa Siaga.
3. Mengetahui mekanisme Desa Siaga dalam pemberdayaan masyarakat.
c. Manfaat bagi masyarakat
1. Hasil observasi laporan dapat dijadikan sebagai referensi dalam mencari sebab
masalah atau kegagalan yang terjadi dalam Program Pemberdayaan Masyarakat
melalui Desa Siaga Di Kelurahan Indralaya Mulia dan untuk memudahkan
pencarian alternatif pemecahan masalah dalam masyarakat.
2. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sarana untuk menyusun strategi
pengembangan pemberdayaan dalam masyarakat khususnya dalam binaan Desa
Siaga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Desa Siaga


Desa siaga merupakan strategi baru pembangunan kesehatan. Desa siaga lahir
sebagai respon pemerintah terhadap masalah kesehatan di Indonesia yang tak kunjung selesai.
Tingginya angka kematian ibu dan bayi, munculnya kembali berbagai penyakit lama seperti
tuberkulosis paru, merebaknya berbagai penyakit baru yang bersifat pandemik seperti SARS,
HIV/AIDS dan flu burung serta belum hilangnya penyakit endemis seperti diare dan demam
berdarah merupakan masalah utama kesehatan di Indonesia. Bencana alam yang sering
menimpa bangsa Indonesia seperti gunung meletus, tsunami, gempa bumi, banjir, tanah
longsor dan kecelakaan massal menambah kompleksitas masalah kesehatan di Indonesia.
Desa siaga merupakan salah satu bentuk reorientasi pelayanan kesehatan dari sebelumnya
bersifat sentralistik dan top down menjadi lebih partisipatif dan bottom up. Berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 564/MENKES/SK/VI II/2006, tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengembangan Desa siaga, desa siaga merupakan desa yang penduduknya memiliki
kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-
masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Desa siaga adalah suatu
konsep peran serta dan pemberdayaan masyarakat di tingkat desa, disertai dengan pengembangan
kesiagaan dan kesiapan masyarakat untuk memelihara kesehatannya secara mandiri.
Desa yang dimaksud di sini dapat berarti kelurahan atau nagari atau istilah-istilah lain bagi
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asalusul dan adat-istiadat setempat yang
diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Depkes,
2007).
Konsep desa siaga adalah membangun suatu sistem di suatu desa yang bertanggung jawab
memelihara kesehatan masyarakat itu sendiri, di bawah bimbingan dan interaksi dengan seorang bidan
dan 2 orang kader desa. Di samping itu, juga dilibatkan berbagai pengurus desa untuk mendorong
peran serta masyarakat dalam program kesehatan seperti imunisasi dan posyandu (Depkes 2009).

2.2 Tujuan dan Kriteria Desa Siaga


Secara umum, tujuan pengembangan desa siaga adalah terwujudnya masyarakat desa
yang sehat, peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya. Selanjutnya,
secara khusus, tujuan pengembangan desa siaga (Depkes, 2006), adalah :
1. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya kesehatan.
2. Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa.
3. Meningkatnya keluarga yang sadar gizi dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat.
4. Meningkatnya kesehatan lingkungan di desa.
Sesuai dengan pengertian desa siaga, maka kriteria lengkap desa siaga terdiri dari 8
Indikator, yang antara lain :
1. Adanya Forum Masyarakat Desa.
2. Memiliki sarana pelayanan kesehatan dasar (bagi yang tidak memiliki akses ke
puskesmas/pustu, dapat dikembangkannya Pos Kesehatan Desa (POSKESDES).
3. Adanya UKBM yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat
(posyandu, warung obat desa, Ambulan Desa, Tabulin/Dasolin/Arlin, dan lain-lain).
4. Memiliki system pengamatan penyakit dan factor-faktor risiko yang berbasis masyarakat
(Surveilans Epidemiologi).
5. Memiliki system kesiapsiagaan dan penanggulangan kegawatdaruratan dan bencana
berbasis masyarakat.
6. Adanya Upaya dan terwujudnya lingkungan yang sehat.
7. Adanya Upaya dan terwujudnya Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS).
8. Adanya Upaya dan terwujudnya Keluarga sadar gizi (Kadarzi).

2.3 Tahapan Pengembangan Desa Siaga


1. Pada tahap 1 dilakukan sosialisasi dan survei mawas diri (SMD), dengan kegiatan antara
lain : Sosialisasi, Pengenalan kondisi desa, Membentuk kelompok masyarakat yang
melaksanakan SMD, pertemuan pengurus, kader dan warga desa untuk merumuskan
masalah kesehatan yang dihadapi dan menentukan masalah prioritas yang akan diatasi.
2. Pada tahap 2 dilakukan pembuatan rencana kegiatan. Aktivitasnya, terdiri dari penentuan
prioritas masalah dan perumusan alternatif pemecahan masalah. Aktivitas tersebut,
dilakukan pada saat musyawarah masyarakat 2 (MMD-2). Selanjutnya, penyusunan
rencana kegiatan, dilakukan pada saat musyawarah masyarakat 3 (MMD-3). Sedangkan
kegiatan antara lain memutuskan prioritas masalah, menentukan tujuan, menyusun rencana
kegiatan dan rencana biaya, pemilihan pengurus desa siaga, presentasi rencana kegiatan
kepada masyarakat, serta koreksi dan persetujuan masyarakat.
3. Pada tahap 3, merupakan tahap pelaksanaan dan monitoring, dengan kegiatan berupa
pelaksanaan dan monitoring rencana kegiatan.
4. Pada tahap 4, yaitu : kegiatan evaluasi atau penilaian, dengan kegiatan berupa pertanggung
jawaban.
Pada pelaksanaannya, tahapan diatas tidak harus berurutan, namun disesuaikan
dengan kondisi masing-masing desa/kelurahan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Desa/Kelurahan yang di Observasi


Indralaya Mulya adalah salah satu desa/kelurahan yang terdapat di Kecamatan
Indralaya Kabupaten Ogan Ilir. Luas wilayah Indralaya Mulya adalah 3km2 dengan batas
wilayah sebagai berikut :

- Utara : Indralaya Raya


- Selatan : Sakatiga Seberang
- Barat : Sejaro Sakti
- Timur : Tanjung Seteko

Indralaya Mulya terdiri dari 5 dusun/lingkungan yaitu lingkungan I, lingkungan II,


lingkungan III, lingkungan IV, lingkungan V. Jumlah KK yang ada di Indralaya Mulya
sebanyak 1350 KK dengan penduduk 5120 jiwa, laki-laki 2512 jiwa dan perempuan 2605
jiwa. Kebanyakan penduduk bekerja sebagai pedagang di pasar, dan ada juga yang bertani.
Fasilitas umum yang terdapat di kelurahan Indralaya Mulia antara lain dalam bidang
keagamaan 6 buah masjid, 2 buah musholla. Di bidang kesehatan terdapat 1 rumah sakit
milik pemerintah, 1 puskesmas, 1 instalasi gawat darurat (IGD) sedangkan dalam bidang
pendidikan terdapat 1 Kelompok Bermain, 1 SD, 1 SMP, 1 pondok pesantren, tetapi tidak
terdapat SMA.
Kantor lurah Indralaya Mulya terdapat di pinggir jalan sehingga memudahkan untuk
menemukannya, kondisi lingkungan di Indralaya Mulya jalan yang masih berlubang dan
becek karena di pinggir jalan dan di dekat pasar menyebabkan banyak debu dan bau yang
tidak sedap. Ada pemukiman masyarakat di dekat sungai, sehingga masyarakat menggunakan
air sungai untuk keperluan sehari-hari.
Masyarakat di kelurahan Indralaya Mulya memiliki kekeluargaan yang erat, jika ada
yang mau menikah masyarakat bekerjasama membentuk panitia untuk melangsungkan pesta
pernikahan.Gotong royong membersihkan lingkungan, saling membantu dalam kegiatan
posyandu, dll.
3.2 Hasil Observasi

Kriteria Hasil Observasi Kategori

Forum Desa/Kelurahan Berjalan, tetapi belum rutin


Madya
setiap triwulan
KPM/Kader Sudah ada 9 orang/lebih Mandiri
Kemudahan akses ke Ya
Madya
pelayanan kesehatan dasar
Posyandu & UKBM lainnya Posyandu & 2 UKBM
aktif lainnya aktif (PKK dan Madya
Jumantik)
Dukungan dana untuk Sudah ada dana dari
kegatan kesehatan di desa : pemerintah desa dan
- Pemerintah desa dan kelurahan serta satu sumber
Madya
kelurahan dana lainnya (Masyarakat)
- Masyarakat
- Dunia usaha
Peran serta masyarakat dan Ada peran aktif masyarakat
organisasi kemasyarakatan dan peran aktif satu ormas Madya
(PKK)
Peraturan kepala desa atau Peraturan bupati, peraturan
peraturan bupati/walikota lurah ada dan sudah Purnama
direalisasikan
Pembinaan PHBS di rumah Hanya sekedar pendataan dan
tangga pencatatan tetapi untuk
pembinaan hanya 1-2 kali Madya
mencakup 20% rumah tangga
yang ada

Dilihat dari tabel kriteria desa/kelurahan siaga diatas, berdasarkan hasil observasi
maka Indralaya Mulya termasuk dalam kategori desa/kelurahan siaga Madya.
3.3 Pembahasan
3.3.1 Forum masyarakat desa
Forum desa adalah wadah sekaligus proses bagi masyarakat di tingkat desa untuk
menyalurkan aspirasi dan berpartisipasi menentukan arah, prioritas, serta mrencanakan
pembangunan kesehatan di desanya menuju terbentuknya desa siaga.
Di Kelurahan Indralaya Mulya, forum desa biasa dilakukan di masjid atau kantor
lurah. Pada forum yang dibahas adalah mengenai pembangunan infrastruktur seperti
jalan setapak, masalah dana, dll. Forum desa di Indralaya Mulya dilakukan 3-4 kali
dalam setahun tergantung kondisi, jika ada arahan dari bidan desa untuk melakukan
suatu kegiatan maka diadakan forum desa dan terkadang jika ditemukan nya masalah
baru diadakan forum. Untuk membahas masalah kesehatan hanya diadakan forum desa
beberapa kali saja.
Masalah kesehatan yang pernah dibahas di dalam forum adalah mengenai
imunisasi, masalah tingginya prevalensi penyakit ISPA dan PHBS masyarakat. Peran
serta masyarakat dalam forum masih tergolong rendah karena kesibukan masyarakat
serta rendahnya kesadaran untuk ikut terlibat dalam pemecahan masalah. Forum ini lebih
didominasi oleh perangkat desa dan tenaga kesehatan sendiri. Hasil dari diadakan forum
desa akan dicatat dan mulai bergerak untuk menyelesaikan masalah. Secara umum forum
desa di Indralaya Mulya telah berjalan dan terealisasi walaupun partisipasi masyarakat
masih tergolong rendah.

3.3.2 KPM / Kader


Jumlah kader di Kelurahan Indralaya Mulya berjumlah 25 orang yang diketuai oleh
ibu Ernawati, sekretaris ibu Badria, dan wakil ibu Yulisnani. Dari 25 kader, dibagi
menjadi 2 yaitu kader posyandu lansia dan kader posyandu balita.Kader posyandu lansia
terdiri dari 2 orang sedangkan kader posyandu balita terdiri dari 20 orang.Para kader ini
ditunjuk untuk menjadi kader kegiatan Posyandu. Jumlah ini sesuai dengan jumlah
langkah yang dilaksanakan oleh Posyandu, yaitu (1) pendaftaran oleh kader, (2)
penimbangan oleh kader, (3) Pengisian KMS oleh kader, (4) Penyuluhan oleh kader, (5)
Pelayanan kesehatan oleh kader bersama dengan bidan desa.

3.3.3 Kemudahan Akses Pelayanan Kesehatan Dasar


Kemudahan akses desa ke pelayanan kesehatan dasar adalah tersedianya Poskesdes
yang beroperasi atau sarana pelayanan lain yang memberikan pelayanan kesehatan setiap
hari dan secara geografis mudah dicapai oleh masyarakat desa yang bersangkutan
(Depkes, 2009).
Di kelurahan Indralaya Mulya tidak memiliki bangunan fisik Poskesdes, tempat
yang sering digunakan untuk Poskesdes adalah masjid yang sekaligus sering dijadikan
tempat forum masyarakat desa (FMD).Meskipun tidak memiliki bangunan fisik yakni
poskesdes, namun koordinasi Poskesdes dengan Puskesmas dalam menangani
masyarakat yang berobat sudah baik.
Kegiatan yang dilakukan poskesdes tersebut meliputi kegiatan pelayanan kesehatan
dasar dan kegiatan pengembangan seperti promosi kesehatan, gizi, PHBS, serta
penyehatan lingkungan. Tenaga kesehatan seperti bidan desa juga melayani permintaan
pengobatan kunjungan ke rumah-rumah warga dalam keadaan darurat.
Kendala keberlangsungan Poskesdes ini adalah belum memiliki bangunan tetap
yang dijadikan tempat Poskesdes.Sehingga Poskesdes hanya dibuka beberapa kali dalam
1 bulan sehingga pencatatan mengenai kesehatan warga sulit dilakukan.

3.3.4 Posyandu dan UKBM aktif lainnya


Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) diadakan agar dapat
melaksanakan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan, surveilans
berbasis masyarakat serta penyehatan lingkungan. Adapun jenis-jenis UKBM yang ada
di masyarakat seperti : Poskesdes, Posyandu, Pos Lanjut Usia, Pos Pembinaan Terpadu
PTM, Polindes, Pos Kesehatan Pesantren, Pos Gizi (Permenkes, 2013).
Di kelurahan Indralaya Mulya untuk Poskesdes belum memiliki bangunan fisik.
UKBM yang ada di kelurahan Indralaya Mulya UKBM antara lain: posyandu balita,
posyandu lansia, PKK, serta Jumantik (Juru Pemantau Jentik). Masing-masing UKBM
memberikan pelayanan sesuai dengan spesifiknya masing-masing, misalnya: posyandu
balita untuk pelayanan imunisasi balita, pemeriksaan kesehatan balita, juga untuk ibunya.
Posyandu lansia memberikan pelayanan kesehatan kepada lansia baik penyuluhan
maupun pengobatan.PKK lebih kepada pemberian penyuluhan yang terkait dengan
peningkatan kesejahteraan keluarga.Jumantik menjadi pemantau jentik dengan
melakukan pencatatan ke rumah-rumah warga.
Posyandu balita diadakan 2x dalam sebulan sedangkan posyandu lansia 1x
sebulan.Kegiatan posyandu rutin dilakukan di kelurahan Indralaya Mulya. Menurut
Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu (2015) Posyandu dikatakan aktif apabila
minimal posyandu yang ada di desa atau kelurahan 25% sudah mencapai tingkat
Posyandu Purnama, yaitu Posyandu yang telah melakukan penimbangan lebih dari 8 kali
dalam setahun dengan rerata kader yang bertugas 5 orang atau lebih.

3.3.5 Dukungan dana untuk kegiatan kesehatan di desa


Dukungan dana berasal dari pemerintah tetapi yang di danai oleh pemerintah hanya
kegiatan yang menjadi program dari dinas. Sedangkan dana untu kegiatan seperti gotong-
royong, pembersihan lingkungan, membuat sarana prasarana seperti kotak sampah tidak
mendapat bantuan dana dari pemerintah. Sumber dana lain nya adalah dari masyarakat
sendiri berupa sumbangan sukarela.

3.3.6 Peran serta masyarakat dan organisasi kemasyarakatan


Pelaksanaan program-program desa siaga membutuhkan kerjasama dari berbagai
pihak antara lain perangkat desa, tokoh masyarakat, pemuda, LSM dan seluruh warga
masyarakat (Rochmawati, 2010).
Pelaksanaan desa/kelurahan siaga di Indralaya Mulya masih bersifat top down
belum bersifat bottom up. Hasil observasi menunjukkan bahwa kader posyandu yang ada
langsung ditetapkan sebagai kader desa siaga dan tidak melalui sumbang saran dari
masyarakat setempat sehingga kendala yang dihadapi adalah keterbatasan
kemampuan.kader dalam menggiatkan desa siaga. Padahal program akan berjalan jika
kader, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan turut berpartisipasi. Namun,
masyarakat cenderung lebih senang diarahkan dengan pendekatan direktif. Disinilah
dibutuhkan peran dan fungsi dari kader yang telah ditunjuk.
Kesadaran masyarakat masih rendah dalam mengikuti forum desa dilihat dari
kehadiran yang masih kurang dalam forum desa dan kegiatan sosialisasi oleh bidan desa.
Organisasi kemasyarakatan di Indralaya Mulya telah aktif berpartisipasi dalam
desa/kelurahan siaga seperti kelompok PKK. Berpartisipasi aktif dalam bidang kesehatan
seperti posyandu, bidang kelestarian lingkungan hidup seperti pencatatan jumlah rumah
yang memiliki MCK, rumah yag memiliki air bersih, dll. Dalam bidang perencanaan
kesehatan seperti KB (keluarga berencana), pendataan perempuan usia subur, jumlah
akseptor KB.

3.3.7 Peraturan kepala desa atau peraturan bupati


Pada tingkat pelaksanaan di desa, pengembangan desa siaga aktif harus dilandasi
minimal oleh Peraturan Kepala Desa yang tidak boleh bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi. Pengembangan desa siaga aktif mengacu kepada
kebijakan atau peraturan yang ditetapkan oleh Bupati atau Walikota (Kemenkes, 2014).
Pada tahun 2006, telah dikeluarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Ogan Ilir No. 440/III/KES/2006 tentang Pembentukan Desa Siaga di
Kabupaten Ogan Ilir dan Surat Keputusan Bupati Kabupaten Ogan Ilir No.
317/KEP/DINKES/2006 tentang Perubahan Nama dan Peningkatan Status Polindes
menjadi Poskesdes di Kabupaten Ogan Ilir.
Ada peraturan lurah Kelurahan Indralaya Mulya mengenai posyandu, bahwa wajib
melakukan kegiatan posyandu setiap bulan.

3.3.8 Pembinaan PHBS di rumah tangga


PHBS merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran
sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong
diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakatnya (Dinkes, 2012).
Keberhasilan PHBS tatanan rumah tangga menggunakan 10 indikator yaitu (1)
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan. (2) memberikan ASI eksklusif kepada bayi,
(3) menimbang berat badan balita, (4) menggunakan air bersih, (5) mencuci tangan
dengan air bersih dan sabun, (6) menggunakan jamban sehat, (7) memberantas jentik
nyamuk, (8) mengonsumsi sayur dan buah setiap hari, (9) melakukan aktifitas fisik setiap
hari, (10) tidak merokok di dalam rumah (Dinkes Bali, 2013).
Berdasarkan informasi dari bidan desa, sebelum dilakukan pembinaan PHBS
rumah tangga pertama melakukan pendataan berapa jumlah rumah tangga yang telah
melakukan PHBS. Pembinaan terkait PHBS rumah tangga baru sebatas pendataan dan
pencatatan yaitu >75% tetapi rumah tangga yang sudah melakukan PHBS masih kurang
dari 50%.Untuk pembinaan sendiri baru 1-2 kali dilakukan yaitu diawal program.
Masyarakat masih banyak menggunkan air sungai untuk keperluan sehari-hari dan
masyarakat beranggapan bahwa bagaimanapun keadaan sanitasi maupun perilaku
higiene, mereka beranggapan bahwa PHBS tidak akan berpengaruh besar terhadap
kejadian sakit yang mereka alami.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
1. Pelaksanaan desa siaga di Kabupaten Ogan Ilir masih berbasis top down dan hanya
mengadopsi pedoman desa siaga yang telah dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan
RI.
2. Pembentukan desa siaga belum secara sepenuhnya memanfaatkan potensi dari
berbagai kegiatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang ada.
3. Pemberdayaan masyarakat belum berjalan optimal, dilihat dari dana operasional desa
siaga lainnya semata-mata dari pemerintah pusat saja dan sumbangan seadanya.

4.2 Saran
1. Pelaksanaan desa siaga sebaikna dikembangkan dari pedoman pelaksanaan desa siaga
yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan RI dan bukan semata-mata mengadopsi
pedoman tersebut.
2. Keterlibatan masyarakat secara langsung dalam pengembangan desa siaga harus lebih
ditingkatkan misalnya penggerakan dana bersumber dari masyarakat dan pelaksanaan
desa siaga didasarkan pada masalah dan sumberdaya di desa.
3. Meningkatkan dana operasional melalui kemitraan dengan pihak pengusaha swasta
dan donatur yang difasilitasi dan diarahkan oleh Pemerintah Desa.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2006. Kebijakan Pengembangan Desa Siaga. Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat.

Depkes RI. 2006. Pedoman Pengembangan Desa Siaga. Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat.

Depkes RI. 2007. Kajian Kesiapan Petugas dan Masyarakat dalam Pengembangan Desa
Siaga. Pusat Kajian Pembangunan Kesehatan.

Misnaniarti.,Ainy, A., Fajar, NA. 2007. Kajian Pengembangan Desa Siaga di Kabupaten
Ogan Ilir.Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat FKM Universitas Sriwijaya,
Indralaya.
Lampiran I

Absensi Mahasiswa

Hari, tanggal : Jumat, 27 April 2018

Tempat : Indralaya Mulya

DAFTAR KEHADIRAN KELOMPOK 2 TUGAS PPM

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

TAHUN 2018

TANGGAL 27 APRIL 2018


No. NAMA NIM
HADIR TIDAK

1. RIZKA DIAN PERTIWI 10011181621003 √

NABILAH WIDY
2. 10011181621008 √
PRATIWI
CATHERINE DWI
3. 10011281621051 √
AUGUSTHI.P
DEBRINA OKTAVIA
4. 10011281621055 √
LESTARI
BUNGA ANGGRAINI
5. 10011281621058 √
SINAGA

6. NUR RIZKA FADILA 10011381621084 √

7. PUTRI FEBRIYENI 10011381621086 √

LINSY ANGGRAINI
8. 10011381621109 √
PUTRI

9. MEGA INNERS BEAUTY 10011381621110 √

10. INDAS DARA NANDA 10011381621119 √


Lampiran II

Dokumentasi

Wawancara bersama salah satu bidan desa

Foto bersama ibu Ayu (bidan desa) Indralaya Mulya


Foto bersama ibu Badriah (sekretaris posyandu) Indralaya Mulya

Wawancara bersama Badriah (sekretaris posyandu) Indralaya Mulya


Dokumentasi kegiatan desa/kelurahan siaga Indralaya Mulya

Data kegiatan PKK kelurahan Indralaya Mulya

Anda mungkin juga menyukai