Anda di halaman 1dari 4

Kesalahan dalam Peluluhan Bunyi

A. Deskripsi Materi
Materi yang akan dibahas dalam pembelajaran ini meliputi kesalahan dalam peluluhan bunyi.

B. Relevansi
Setelah mempelajari materi kesalahan dalam peluluhan bunyi, mahasiswa diharapkan mampu memahami
tentang peluluhan bunyi fonem.

C. Pencapaian Pembelajaran
Mampu menjelaskan kesalahan dalam peluluhan bunyi.

1. Uraian Materi
a. Perubahan Bunyi
Praktik bertutur fonem atau bunyi bahasa itu tidak berdiri sendiri, melainkan saling berkaitan satu
sama lain di dalam suatu runtunan bunyi. Oleh karena itu, secara fonetis dan fonemis, akibat dari
saling berkaitan dan memengaruhi bunyi-bunyi itu bisa saja berubah. Kalau perubahan itu tidak
menyebabkan identitas fonemnya berubah, maka perubahan itu hanya bersifat fonetis, tetapi jika
perubahan itu sampai menyebabkan identitas fonemnya berubah maka perubahan itu bersifat fonemis.
1) Penyebab perubahan bunyi
Menurut Abdul Chaer (dalam buku Fonologi, 2009: 96) beberapa penyebab perubahan bunyi
sebagai berikut:
a) Akibat adanya koartikulasi
Koartikulasi ini terjadi karena sewaktu artikulasi primer untuk memproduksi bunyi pertama
berlangsung, alat-alat ucap sudah mempersiapkan untuk membuat atau memproduksi bunyi
berikutnya. Akibatnya, bunyi pertama yang dihasilkan agak berubahmengikuti ciri-ciri bunyi
kedua yang dihasilkan. Dalam peristiwa ini, dikenal adanya proses labialisasi, rerofleksi,
palatalisasi, velarisasi, faringalisasi, dan globalisasi.
b) Akibat pengaruh bunyi lingkungan
Akibat pengaruh bunyi lingkungan (bunyi yang berada sebelum atau sesudah bunyi utama)
akan terjadi dua pristiwa yang disebut asimilasi dan disimilasi.
c) Akibat Distribusi
Distribusi merupakan letak atau tempat suatu bunyi dalam satu satuan ujaran. Akibat
distribusi ini akan terjadi perubahan bunyi yang disebut aspirasi, pelepasan (release),
pemaduan, dan netralisasi.
d) Akibat Proses Morfologi (Morfofonemik
Morfofonemik menurut M. Ramlan (2009: 83) mempelajari perubahan-perubahan fonem
yang timbul sebagai akibat pertemuan morfem satu dengan morfem yang lain. Proses
morfofonemik adalah
 Proses perubahan fonem
 Proses penambahan fonem
 Proses hilangnya fonem

b. Peluluhan Bunyi (Konsonan dan Fonem)


Peluluhan fonem atau hilangnya fonem adalah proses luluhnya sebuah fonem, lalu menyatu
dengan fonem berikutnya. Hal ini terjadi dalam prefiksasi {me-} atau {pe-} pada kata yang dimulai
dengan konsonan tak bersuara, yaitu huruf /k, t, s, p/. Contoh:
1) Me- + sikat = Menyikat
2) Me- + koordinasi = Mengoordinasi
3) Me- + pengaruh = Memengaruhi
4) Me- + tulis = Menulis
Dalam menggunakan bahasa, bunyi yang satu dengan bunyi yang lain saling mempengaruhi.
Misalnya, bunyi- bunyi yang tidak bersuara dapat menjadi bersuara karena pengaruh bunyi yang
mendahului atau mengikutinya. Misalnya, bunyi /t/ tidak bersuara, tetapi berdekatan dengan /n/ yang
bersuara, bunyi /t/ dapat berubah menjadi bunyi bersuara seperti pada kata pantai, menonton. Bunyi-
bunyi yang tajam seperti /K, T, P, S/, dan bunyi desis /s/ biasanya luluh bila diberi prefiks meng.
Contohnya, meng-kais menjadi mengais, mem-pukul menjadi memukul, men-tangkap menjadi
menangkap.
Proses hilangnya fonem /N/ pada meN- dan peN- terjadi sebagai akibat pertemuan morfem meN-
dan peN- dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem /l, r, y, w, dan nasal/ Misalnya:
1) meN + lestarikan = melestarikan
2) meN + wakili = mewakili
3) meN + nyanyi = menyanyi
4) peN + waris = pewaris
5) peN + nyanyi =penyanyi
Fonem /r/ pada morfem ber-, per-, dan ter- hilang sebagai akibat pertemuan morfem-morfem itu
dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem /r/ dan bentuk dasar yang suku pertamanya berakhir
dengan /er/. Misalnya:
1) ber + revolusi = berevolusi
2) ber + serta = beserta
3) per + ragakan = peragakan
4) ter + rekam = terekam
c. Contoh Kalimat yang Mengalami Peluluhan Bunyi
1) Menteri mengkoordinasikan direktur jenderal di Kementriannya.
Bentuk yang benar adalah mengoordinasi, bukan mengkoordinasi. Fonem /k/ pada awal kata
koordinasi luluh ketika kata itu mendapat awalan kata meng- dan huruf setelahnya berupa vokal,
seperti juga
Meng + kumpulkan = mengumpulkan
Meng + kipaskan = mengipaskan
2) Nadia mensapu halaman
Bentuk kata mensapu memiliki kata dasar yang berupa sapu. Seharusnya kata yang benar ialah
menyapu. Huruf /s/ pada kata sapu luluh. Hal itu disebabkan setelah huruf /s/ merupakan huruf
vokal yang berupa huruf /a/.
3) Anak itu sedang mentulis di papan tulis
Bentuk yang benar adalah menulis bukan mentulis. Bentuk kata menulis memiliki kata dasar yang
berupa tulis. Huruf /t/ pada kata tulis luluh. Hal itu disebabkan setelah huruf /t/ merupakan huruf
vokal yang berupa huruf /u/.
4) Nida berlari memputari lapangan sekolah
mengapa Bentuk kata memputari memiliki kata dasar yang berupa putar. Bentuk yang benar
adalah memutari, bukan memputari. Huruf /p/ pada kata putar luluh. Hal itu disebabkan setelah
huruf /p/ merupakan huruf vokal yang berupa huruf /u/.

d. Contoh Kata yang Tidak Mengalami Peluluhan


Contoh kata yang tidak mengalami peluluhan bunyi menurut M. Ramlan (2009: 87) sebagai berikut.
1) Men + support = mensupport
2) Men + supply = mensupply
Pada kata memperagakan dan menertawakan fonem /p/ dan /t/ yang merupakan fonem awal bentuk
dasar kata itu tidak hilang karena fonem-fonem itu merupakan fonem awal afiks, ialah afiks per- dan
ter-. Demikian juga pada kata-kata seperti di atas, menterjemahkan, penterjemah, pensurvey. Fonem-
fonem /t, s, k/ yang merupakan fonem awal bentuk dasar kata itu tidak hilang karena bentuk dasar
kata-kata itu berasal dari bahasa asing yang masih mempertahankan keasingannya.

2. Latihan
1) Mengapa fonem /t,s,k/ pada bentuk dasar tidak mengalami peluluhan?

3. Rangkuman
Praktik bertutur fonem atau bunyi bahasa itu tidak berdiri sendiri, melainkan saling berkaitan satu sama lain
di dalam suatu runtunan bunyi. Menurut Abdul Chaer (dalam buku Fonologi, 2009: 96) beberapa penyebab
perubahan bunyi yaitu : perubahan koartikulasi,pengaruh bunyi lingkungan, distribusi, dan proses
morfologi (perubahan fonem, penambahan fonem, hilangnya fonem. Peluluhan fonem atau hilangnya
fonem terjadi dalam prefiksasi {me-} atau {pe-} pada kata yang dimulai dengan konsonan tak bersuara,
yaitu huruf /k, t, s, p/.

Anda mungkin juga menyukai