Anda di halaman 1dari 2

“Dongeng sebelum tidur, ceritakan yang indah, biar ku terlelap, mimpikan yang indah.

” Lirik
lagu itu merupakan lagu kesukaan ayah sewaktu ia masih remaja. Lagu tersebut selalu diputar
ayah kapanpun ia mau. Setelah mendengar lagu itu, ayah bertekad kelak jika sudah menikah dan
memiliki anak, ayah akan selalu membacakan dongeng untuk anaknya setiap akan tidur.
Ibunda Vina telah meninggal dunia sejak usianya tiga tahun karena sakit. Semenjak itu peran
ayahnya bertambah menjadi peran ibu. Vina adalah seorang anak tunggal, setiap harinya ia
hanya ditemani Bik Inah. Semenjak ibunya tiada, bik Inah lah yang mengasuh dan
menjaganya ketika ayah pergi bekerja. Bik Inah orang yang penyabar dan penyayang, walaupun
sudah tua tapi ia amat sabar mengurus, menjaga dan membersihkan rumah. Bertahun-tahun
sudah berlalu, kini Vina sudah berumur 8 tahun. Mulai menjelma menjadi gadis mungil yang
cantik untuk anak kecil seusianya. Walaupun hidup tanpa kasih sayang ibu, namun Vina tidak
kekurangan kasih sayang ayahnya. Malam ini, ayah pulang kerja agak larut malam dan Vina
masih menunggu ayah pulang di ruang keluarga. Bik Inah meminta Vina untuk beranjak ke
kamar untuk tidur tanpa perlu menunggu ayahnya. Karena sore hari ayah telah memberi kabar
akan pulang larut malam karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Namun, Vina tetap ingin
menunggu ayahnya pulang. Tiba-tiba Vina memutar lagu kesukaan ayah dan mulai bernyanyi
“Dongeng sebelum tidur, ceritakan yang indah, mimpikan yang indahhhh, lalalalalalala.” Saat
Vina sedang bernyanyi tiba-tiba terdengar pintu rumah ada yang membuka. Ternyata ayah sudah
pulang, “Horeeee, ayah pulang.” Teriak Vina bersorak kegirangan dan berlari menghampiri ayah
kemudian memeluk ayah. “Vina sayang, anak ayah yang paling cantik, kenapa belum tidur
kamu nak?” tanya ayah. “Vina menunggu ayah pulang, biar sebelum tidur dibacakan
dongeng. Ayah belum ngantuk kan? Ayah bacakan dongeng untuk Vina ya?” tanya Vina pada
ayahnya sambil sedikit merengek Ayah sedikit terdiam dan berfikir, mencoba menggoda
anaknya seolah keberatan membacakan dongeng untuk anak semata wayangnya malam ini.
Melihat raut wajah ayahnya yang seperti itu, Vina langsung terdiam dan tertunduk.
“Hmmmm, iya nanti ayah bacakan dongeng ya, nak. Tapi, ayah mandi dulu ya nak!” ujar ayah
“Horeeeeee, asyikkkkkkkkkkkkk, terima kasih ayah,” Teriak Vina Dari kejauhan, Bik Inah
nampak ikut tersenyum bahagia melihat kebahagiaan ayah dan anak itu. Kemudian, tak lama
ayah bergegas menuju kamar mandi, Vina pun juga bergegas menuju kamar tidurnya, menunggu
ayah untuk membacakannya dongeng sebelum ia tidur. Terkadang, sesekali dilihatnya foto
sang ibu dan diajak bicara foto ibunya itu, “Ibu, ayah sudah pulang kerja, sebentar lagi ayah mau
membacakan dongeng untuk Vina. Ibu, pasti di surga sana sudah tersenyum dalam tidur ya? Kita
ketemu dalam tidur ya bu,” ucapnya dengan nada yang penuh rindu pada sang ibu. Tak lama,
setelah ayahnya selesai membersihkan diri, ayah datang ke kamar putri kecilnya itu sambil
membawa segelas susu hangat. “Vina, ini ayah bawakan segelas susu hangat, diminum ya
nak,” ujar ayah “Terima kasih ayah,” ucap Vina dengan gembira, kemudian memeluk ayah
“Ayo, diminum dulu nak, nanti keburu dingin susunya.” Anak semata wayangnya itu
meminum susu yang dibuatkan oleh sang ayah. Ayah menarik selimut untuk menutupi tubuh
putri kecilnya dan mulai membacakan dongeng. Kali ini judul dongeng yang dibacakan oleh
ayah adalah cerita dongeng timun mas. Setiap kali ayah mendongeng Vina selalu terbawa ke
dalam cerita dongeng yang sedang dibacakan oleh ayah. Ayahnya amat pintar mendongeng,
entah darimana kemampuan mendongeng itu didapatkan, mungkin juga karena inspirasi dari lagu
yang sering didengarkan ayah sejak remaja. Saat mendongeng, ayah selalu mendongeng
sampai ceritanya habis, jika dongeng yang dibacakan oleh ayah belum selesai dibacakan, Vina
pasti belum mau tidur. Terkadang ketika mendongeng ayah juga menggunakan alat peraga,
seperti boneka tangan yang lucu dengan berbagai macam bentuk, hal itu tentunya semakin
membuat Vina terbawa ke dalam cerita dongeng yang dibacakan oleh ayah. Walau terkadang,
matanya sesekali terpejam, tetapi tak lama kemudian pasti ia terjaga kembali untuk
mendengarkan dongeng ayah sampai selesai. Biasanya selesai ayah mengucapkan kata
“Selesai” ayah akan memeluk, membelai rambutnya, mengecup kening kemudian mengucapkan
“Selamat tidur permata ayah, tidur yang nyenyak nak, ayah selalu menjaga dan menyayangimu.”
(Eka Puspa Sari).
Sumber: https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=3845

TOKOH
Boneka 1 (Kakek)
Boneka 2 (Nenek)
Boneka 3 (Ibu)
Boneka 4 (Ayah)
Boneka 5 (Anak P)
Boneka 6 (Anak L)

Anda mungkin juga menyukai