Anda di halaman 1dari 19

SESEORANG YAG TERLALU TEROBSESI TINGGI HINGGA

MENGAKIBATKAN KEKECEWAAN

MINI SKRIPSI

Disusun oleh :

Eneng Ine Nurjanah

1888201091

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah atas ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan
mini skripsi ini dengan baik. Mini Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah
satu syarat Ujian Tengah Semester matakuliah Teknologi Informasi dan
Komunikasi.

Penulis memahami tanpa bantuan, doa, dan bimbingan dari semua orang akan
sangat sulit untuk menyelesaikan mini skripsi ini. Maka dari itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas dukungan dan kontribusi
kepada;

1. Bapak Arry Patriasurya Azhar, M.Kom.,Mos


2. Bapak Blewuk S.N, M. Pd selaku Ketua Kaprodi S1 Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia ;
3. Ibu Nori Anggraini, M.A. selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing selama penyusunan usulan penelitian ini;
4. Serta kepada dosen penguji yang senantiasa memberikan masukan dan
arahan kepada penulis untuk men
5. yelesaikan usulan penelitian ini;
6. Orang tua, saudara saya dan teman-teman Detya, Vannesa dan Sanas yang
selalu membantu ketika menghadapi kesulitan;.
7. Serta kepada semua pihak yang terlibat dan tidak dapat disebutkan satu
persatu semoga Allah membalas kebaikannya.

Semoga mini skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan pembaca.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini.

Jakarta, 18 November 2020

Penulis,

ii
Eneng Ine Nurjanah

Daftar Isi

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
Daftar Isi..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
Latar Belakang................................................................................................................1
Rumusan Masalah..........................................................................................................2
Tujuan............................................................................................................................2
Manfaat..........................................................................................................................2
BAB II..............................................................................................................................3
Landasan Teori...............................................................................................................3
1. Gangguan dalam ke kecewaan...............................................................................3
2. Gangguan dalam terobsesi.....................................................................................3
BAB III Metodologi Penelitian...................................................................................5
1) Hasil Penelitian..................................................................................................5
a. Metode analisis berikutnya menurut Moustakas (1994), yaitu :........................6
b. Metode pengumpulan data secara :...................................................................6
BAB IV.....................................................................................................................7
HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................................7
A. Deskripsi Data Responden..............................................................................7
B. Pengertian tentang Terobsesi.........................................................................7
C. Pengertian tentang Kecewa............................................................................8
D. Cara seseorang menahan sifat terobsesi hingga tidak mengakibatkan
kecewa terlalu besar............................................................................................10
E. Dampak mulai terjadi nya perasaan terobsesi.............................................11
F. Dampak mulai terjadi nya perasaan kecewa................................................13
BAB V................................................................................................................14
PENUTUP..........................................................................................................14
A. Kesimpulan...............................................................................................14
B. Saran.........................................................................................................14
Daftar Pustaka..................................................................................................15

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam KBBI terobsesi itu berasal dari kata obsesi /ob·se·si/


/obsési/ gangguan jiwa berupa pikiran yg selalu menggoda seseorang dan sangat
sukar dihilangkan. Sementara definisi obsesi adalah ide, pikiran, bayangan, atau
emosi yang tidak terkendali, sering datang tanpa dikehendaki atau mendesak
masuk dalam pikiran seseorang yang mengakibatkan rasa tertekan dan cemas.
KBBI kecewa/ke·ce·wa/ /kecéwa/a kecil hati; tidak puas (karena tidak terkabul
keinginannya, harapannya, dan sebagainya); tidak senang. Sedangkan kecewa
perasaan kecewa akibat terhalang dalam pencapaian tujuan. Semakin penting
tujuannya, semakin besar frustrasi dirasakan. Rasa frustrasi bisa menjurus
ke stress. Frustrasi dapat berasal dari dalam (internal) atau dari luar diri
(eksternal) seseorang yang mengalaminya. Sumber yang berasal dari dalam
termasuk kekurangan diri sendiri seperti kurangnya rasa percaya diri atau
ketakutan pada situasi sosial yang menghalangi pencapaian tujuan. Konflik juga
dapat menjadi sumber internal dari frustrasi saat seseorang mempunyai beberapa
tujuan yang saling berinterferensi satu sama lain. Penyebab eksternal dari frustrasi
mencakup kondisi-kondisi di luar diri seperti jalan yang macet, tidak punya uang,
atau tidak kunjung mendapatkan jodoh.
Kekecewaan adalah Cara Allah mengatakan "Bersabarlah Aku
punya sesuatu yang lebih baik untukmu."  Mungkin saja kekecewaan yang
Kita rasakan akibat terlalu muluknya harapan kita terhadap sesuatu,
sehingga seringkali kita merasa terpukul ketika harapan tidak sesuai
dengan kenyataan, menyalahkan keadaan bahkan menyalahkan orang lain.
Kekecewaan akan terasa berat karena ketidakikhlasan kita menerima
kenyataan. Saat sesuatu yang direncanakan dalam hidup ini misalnya,
ternyata tak sesuai dengan kenyataan, dan Allah ternyata mentakdirkan
lain, maka disitulah sebenarnya Allah membisikkan 'bersyukurlah, ini
adalah yang terbaik untukmu.' Mengapa tentang syukur yang allah
peringatkan terlebih dahulu kepada hati kita? Karena apabila hati sudah

1
dipenuhi oleh syukur, sudah tentu takdir yang tidak sesuai dengan rencana
kita pun takkan menjadi beban dalam hidup ini.

Rumusan Masalah

a. Definisi Kecewa?
b. Definisi Terobsesi?
c. Cara seseorang menahan sifat terobsesi hingga tidak mengakibatkan
kecewa terlalu besar?
d. Dampak nya dari terobsesi?
e. Dampak nya dari Kecewa?

Tujuan

a. Mengetahui apa itu kecewa


b. Mengetahui apa itu terobsesi
c. Mengetahui cara menahan sifat terobsesi hingga tidak mengakibatkan
kecewa terlalu besar
d. Mengetahui dampak dari terobsesi
e. Mengetahui dampak dari kecewa

Manfaat

a. Biasa mengontol sebuah perasaan terobesisi yang terlalu tinggi agar


tidak mengakibatkan kekecewaan yang begitu dalam.

BAB II

Landasan Teori

1. Gangguan dalam ke kecewaan

2
Dalam kamus teori kecewa dikatakan bahwa kekecewaan
merupakan reaksi atas ketidaksesuai antara harapan atau keinginan
atau cicta-cita atau impian dengankenyataan. Rasa kecewa ditimbulkan
banyak faktor, dari hal-hal yang kelihatan sepele, menjadi berkembang
besar dan akhirnya menyiksa perasaan seseorang. Ya, faktor utama
penyebab kekecewaan ialah karena target yang kita tentukan harus di
capai  tidak terpenuhi. Akibatnya, kita seringkali mempersalahkan
orang lain atau menghakimi orang lain. Paling parah lagi kalau
kekecewaan ini dialami seorang tokoh yang berpengaruh dan
dikelilingi oleh tokoh-tokoh yang pernah di kecewakan yang termasuk
orang-orang yang berpendidikan tinggi. Dalam kondisi merasakan
kekecewaan seorang tokoh yang mengalaminya akan lebih parah bila
orang-orang disekelilinginya lebih menambah-nambah ucapan atau
kata-kata yang menekan dan menyudut kan. Banyaknya konsultan
yang pintar-pintar meenasehatinya semakin bingung dan tanpa
disadarinya dia tergiring ke arah keinginan orang yang berada di
sekelilingnya. Kita akan lihat tokoh yang kecewa ini menyampaikan
pernyataan-pernyataan yang kadang tidak logis (mungkin akibat
kebingungan). Orang yang satu bilang begini dan orang lain bilang
begitu, dia mau pilih yang mana. Jadi yang muncul dari mulutnya
bikin yang mendengarnya ikut bingung.

2. Gangguan dalam terobsesi

Obsesif adalah peristiwa kognitif repetitif, tidak diinginkan, dan


intrusive yang bisa berbentuk pikiran atau bayangan dalam pikiran
atau hasrat (dorongan).Mereka menerobos tiba-tiba ke dalan keadaran
dan mengakibatkan peningkatan dalam kecemasan subjektif (Oltmanns
& Emery, 2013). Menurut de silva dan Rachman, 2004 (dalam
Oltmanns& Emery, 2013:195) Pikiran obsesif dapat dibedakan dengan
kekhawatiran dalam dua hal utama, yaitu:

3
1) Obsesi biasanya dialami oleh orang itu sebagai sesuatu
yang
dipicu olehmasalah dalam kehidupan sehari-hari.
2) Isi obsesi paling sering melibatkan tema yang dipersepsikan
tidak dapat diterima atau mengerikan secara sosial, seperti
seks, kekerasan, danpenyakit/kontaminasiSementara itu isi
kekhawatiran cenderung terpusat di sekitar
kekhawatiranyang lebih lazim dan dapat diterima, seperti
uang dan pekerjaan. Kompulsi adalahperilaku atau
tindakan.

a) Faktor tingkah laku

Menurut teori, obsesi adalah stimulus yang terkondisi. Sebuah


stimulus yang relatif netral diasosiasikan dengan rasa takut atau cemas
melalui proses pengkondisian responden yaitu dengan dihubungkan
dengan peristiwa–peristiwa yang menimbulkan rasa cemas atau tidak
nyaman. Kompulsi terjadi dengan cara yang berbeda. Ketika seseorang
menyadari bahwa perbuatan tertentu dapat mengurangi kecemasan
akibat obsesif, orang tersebut mengembangkan suatu strategi
penghindaran aktif dalam bentuk kompulsi atau ritual untuk
mengendalikan kecemasan tersebut. Secara perlahan, karena efikasinya
dalam mengurangi kecemasan, strategi penghindaran ini menjadi suatu
pola tetap dalam kompulsi.

Dalam dunia kesehatan gangguan perilaku tersebut disebut obsessive-


compulsive disorder (Ganguan obsesif–kompulsif) atau OCD. Ganguan obsesif –
kompulsif merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan adanya pengulangan
pikiran obsesif atau kompulsif, dimana membutuhkan banyak waktu (lebih dari
satu jam perhari) dan dapat menyebabkan penderitaan (distress). 

4
BAB III
Metodologi Penelitian

1) Hasil Penelitian
Peneliti mengambil penelitian nya itu adalah Obsesive Compulsive
Diseorder (OCD) yaitu suatu obesi pikiran, ide, atau dorongan yang
intrusif dan berulang yang sepertinya berada diluar kemampuan seseorang
untuk mengendalikan. Obsesi dapat menjadi sangat kuat dan persisten
sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari dan menimbulkan distress
serta kecemasan yang signifikan. Termasuk didalamnya adalah keragu-
raguan, impulsimpuls, dan citra (gambaran) mental. Sedangkan kompulsi
(compulsion) adalah tingkah laku yang repetitif (seperti mencuci tangan
dan memeriksa kunci pintu atau gembok) atau tindakan mental repetitif
(seperti berdoa, mengulang kata-kata tertentu atau menghitung) yang
dirasakan oleh seseorang sebagai suatu keharusan atau doronganyang
harus dilakukan. Kompulsi sering muncul sebagai jawaban akan pikiran
obsesif dan muncul cukup sering dan kuat sehingga mengganggu
kehidupan sehari-hari atau menyebabkan distress yang signifikan (APA,
2000; dalam Nevid, J.S. et al 2005).

Penelitian yang ambil berbentuk kualitatif berbentuk deskriptif


phenomenologi, dengan pengambilan sample sejumlah 1 responden.
Adapun karakteristik populasi yang diambil adalah responden yang
mengalami OCD dan anggota keluarga/ pasangan yang berinteraksi
dengan responden. Sementara OCD ( Obsesive Compulsive Disorder )
kehadiran peneliti dalam observasi dan wawancara dengan responden dan
keluarga pada beberapa pertemuan yang disepakati. Proses pencatatan data
saat wawancara dan dokumentasi hasil observasi, dokumen pribadi, hasil
ceklist Y-BOCS dan hasil Sack Sentence Completion Test (SSCT).

5
Sedangkan proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data
yang tersedia dari sumber pengamatan, wawancara, yang ditulis dalam
catatan laporan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar foto, dan lain-
lain (Moleong, 2009).

a. Metode analisis berikutnya menurut Moustakas (1994), yaitu :


1) Penelitian memulai dengan pemahaman deskriptif tentang
pengalaman subjek terhadap phenomena;
2) Reduction dan elimination yang dimaksud untuk menghindari
tema-tama yangbukan fokus penelitian;
3) Pengelompokkan dalam tematema khusus/ makna-makna yang
sudah didapatkan dalam data;
4) Berdasarkan tema tersebut, mulai merefleksikan konstruksi data
yang merupakan individual struktur deskription berdasarkan
pengalaman-pengalaman yang bertujuan memahami phenomena.

b. Metode pengumpulan data secara :


1) Wawancara : wawancara dilakukan secara indepth interview
dengan teknik wawancara terstruktur dan semi tersetruktur;
2) Observasi : observasi dilingkungan tempat tinggal responden,
dimana peneliti terlibat dalam aktivitas keluarga responden;
3) Alat yang digunakan diantaranta :
a) Lembar Inform Concent (lembar pernyataan kesediaan
subjek).
b) ceklist Y-BOCS untuk mengetahui kriteria OCD dan
melakukan inquiry wawancara.
c) Alat recorder untuk merakam percakapan sesuai
kesepakatan, alat tulis untuk dokumentasi pencatatan data
saat wawancara.
d) SSCT untuk mengetahui hubungan interpersonal dan alat
tersebut digunakan sebagai alat inquiry saat wawancara.

6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Responden


Responden pertama bernama GF, berusia 29 tahun dan bekerja sebagai
karyawan disalah perusahaan swasta. GF tinggal bersama istrinya
bernama IT, selama hampir 2 tahun. Mereka belum memilki
keturunan. IT berusia 24 tahun, juga merupakan pegawai swasta yang
sedang mengambil program pascasarjana diperguruan tinggi.

B. Pengertian tentang Terobsesi


Dalam KBBI terobsesi itu berasal dari kata obsesi /ob·se·si/ /obsési/ gangguan
jiwa berupa pikiran yg selalu menggoda seseorang dan sangat sukar dihilangkan.
Sementara definisi obsesi adalah ide, pikiran, bayangan, atau emosi yang tidak
terkendali, sering datang tanpa dikehendaki atau mendesak masuk dalam pikiran
seseorang yang mengakibatkan rasa tertekan dan cemas.
Dalam psikologis sendiri obsesi bisa dikatakan sebagai sebuah keinginan,
kemauan dari seseorang untuk bisa mendapatkan sesuatu yang dia inginkan.
Namun hal tersebut juga memiliki persamaan dengan ambisi, dimana dari
keduanya menggunakan hasrat dan juga nafsu untuk mencapai sebuah keinginan,
dengan disertai usaha yang cukup keras, bahkan untuk usaha yang dilakukannya
tersebut bisa dikatakan sangat memaksa, agar nantinya bisa mendapatkan
keinginan yang ingin dicapainya.Obsesi sendiri juga bisa dikatakan sebagai
sebuah kemauan dan keinginan yang terlalu mendalam, dimana dalam hal ini
menggunakan emosi yang memang sulit dikendalikan dan juga berbagai sifat
berlebihan yang dipakai agar nantinya bisa mendapatkan hal yang diinginkannya.
Obsesi juga bisa berupa bayangan, pikiran dan juga ide yang dilakukan
dengan cara emosi yang biasanya lebih mengarah kepada hal yang bersifat
negative dan sebaiknya memang harus dihindari. Meskipun sebagai manusia kita
memang diharuskan memiliki emosi dan keinginan, namun jika dilakukan dengan
cara obsesi yang berlebihan juga merupakan hal yang tidak baik. 
Obsesi (pengulangan pikiran) dapat mempengaruhi menjadi compulsi
(perilaku berulang)seperti adanya tekanan stress, bayangan, atau dorongan obsesif
yang kuat selama gejala nampak. Besarnya obsesi dapat menjadi karakter yang
menetap, yang dibentuk dari pengalaman diri individu, pengaruh sosial budaya,

7
dan pengalaman kegagalan hidup masa lalu. OCD adalah gangguan kecemasan
yang lebih memperhatikan pikiran berulang-ulang dan atau perilaku berulang-
ulang dengan menghabiskan banyak waktu ( > 1 jam per hari) dan / atau
menyebabkan distress atau distress or kecacatan fungsional (DSM-IV-TR;APA,
2000; dalam Clark, David A., Beck, Aaron T. 2010). Dari pengertian OCD
terdapat sebuah kekuatan hubungan antara dua phenomena, secara normal pikiran
berulang-ulang berhubungan signifikan dengan peningkatan dari kecemasan,
distress, atau kebersalahan, mengikuti perilaku berulang-ulang dirancang untuk
mengurangi atau mengahapuskan kecemasan atau ketidaknyamanan yang
disebabkan pikiran berulang-ulang (D. A. Clark, 2004; dalam Clark, David A.,
Beck, Aaron T. 2010).

Pengertian tentang Kecewa


Menurut KBBI kecewa/ke·ce·wa/ /kecéwa/a kecil hati; tidak puas (karena tidak
terkabul keinginannya, harapannya, dan sebagainya); tidak senang. Sedangkan
kecewa perasaan kecewa akibat terhalang dalam pencapaian tujuan. Semakin
penting tujuannya, semakin besar frustrasi dirasakan. Rasa frustrasi bisa menjurus
ke stress. Frustrasi dapat berasal dari dalam (internal) atau dari luar diri
(eksternal) seseorang yang mengalaminya.
Rasa kecewa itu berbahaya  Kenapa? Rasa ini akan melahirkan
rasa dendam dan rasa benci kepada mereka yang telah menciptakan rasa
kecewa terhadap kita. Rasa benci dan dendam menjadi cikal bakal
terjadinya pemberontakan dalam diri kita. Kita ingin rasa kecewa itu
ddilampiaskan kepada orang yang menyebabkannya. Nah, kalau rasa
kecewa itu kita ceritakan kepada orang terdekat kita yang juga pernah
merasakan di kecewakan maka akan lebih gawat dan parah lagi. Kalau
orang-orang kecewa berkumpul dan terhimpun dalam suatu kelompok dan
mereka orang-orang yang memiliki massa cukup besar akan lebih gawat
lagi. 
Massa akan di jadikan alat untuk ikut merasakan kecewa dengan
menanamkan rasa benci dan dendam. Masa ini akan di provokasi agar ikut
membenci dan semangat membenci berkobar-kobar akan menimbulkan
kegaduhan. Kegaduhan yang akan membahayakan orang lain dan juga
kelompok orang-orang kecewa itu. Dalam kamus teori kecewa dikatakan
bahwa kekecewaan merupakan reaksi atas ketidaksesuai antara harapan
atau keinginan atau cicta-cita atau impian dengankenyataan. 

8
Rasa kecewa ditimbulkan banyak faktor, dari hal-hal yang
kelihatan sepele, menjadi berkembang besar dan akhirnya menyiksa
perasaan seseorang. Ya, faktor utama penyebab kekecewaan ialah karena
target yang kita tentukan harus di capai  tidak terpenuhi. Akibaatnya, kita
seringkali mempersalahkan orang lain atau menghakimi orang lain. Paling
parah lagi kalau kekecewaan ini dialami seorang tokoh yang berpengaruh
dan dikelilingi oleh tokoh-tokoh yang pernah di kecewakan yang termasuk
orang-orang yang berpendidikan tinggi. Dalam kondisi merasakan
kekecewaan seorang tokoh yang mengalaminya akan lebih parah bila
orang-orang disekelilinginya lebih menambah-nambah ucapan atau kata-
kata yang menekan dan menyudut kan.  Saking banyaknya konsultan
yang pintar-pintar meenasehatinya semakin bingung dan tanpa disadarinya
dia tergiring ke arah keinginan orang yang berada di sekelilingnya. 
Kita akan lihat tokoh yang kecewa ini menyampaikan pernyataan-
pernyataan yang kadang tidak logis (mungkin akibat kebingungan). Orang
yang satu bilang begini dan orang lain bilang begitu, dia mau pilih yang
mana. Jadi yang muncul dari mulutnya bikin yang mendengarnya ikut
bingung.
Bagaimana solusi mengatasi rasa kecewa?
Para ahli di bidang psikologi telah banyak memberikan jurus jitu
mengatasi rasa kecewa. Orang yang kecewa segera mencari obatnya
dengan berkonsultasi dengan orang ahli dibidang kesehatan psikologis.
Ahli ini akan mengorek semua yang ada dalam hati dan apa akar penyebab
utama seseorang itu kecewa. Lewat konsultasi ini terjadi dialog dan justru
rasa kecewa itu di keluarkan kepada orang yang tepat (ahlinya) bukan
orang lain.
Orang yang kecewa ini akan mendapatkan nilai dari ahli ini untuk
sadar dan berupaya mengeluarkan rasa kecewa itu dalam hati dan pikiran.
Ahli ini akan secara perlahan mengingatkan orang yang kecewa untuk
sadar bahwa kita mahluk hidup yang memerlukan tuntunan Tuhan yang
mengajarkan kita untuk beribadah, berdoa dan memohon kepada Tuhan
agar rasa kecewa ini keluar dari hatinya.

C. Cara seseorang menahan sifat terobsesi hingga tidak mengakibatkan


kecewa terlalu besar
Jika Anda punya rencana, lalu memfokuskan energi dan pikiran untuk

9
merealisasikannya, berarti Anda memiliki ambisi. Dan, jika keinginan itu
sudah mendominasi pikiran tanpa terkendali sampai membuat emosi
meluap, bahkan kadang dengan pengejaran membabi buta, berarti Anda
sudah terobsesi dan mengakibatkan kekecewaan.
a) Jangan Paksakan Diri
Untuk meraih ambisi, kita sering memaksakan diri. Alhasil, ketika
sukses tidak dicapai, kita sangat kecewa. Punya ambisi sebenarnya
boleh-boleh saja (bahkan wajib), tapi tak perlu sampai terobsesi.
Pasalnya, obsesi hanya akan membuat Anda berbuat atau
mengorbankan sesuatu yang sebenarnya tidak perlu. Agar ambisi tidak
berubah menjadi obsesi, simak saja trik berikut.

b) Kritik Diri Sendiri


Untuk mengontrol diri, kita memang mesti berpikir positif. Terkadang
saat ambisi muncul, yang terpikir hanyalah jadi yang terbaik dalam
segala hal, tanpa terpikir apakah hal itu baik atau tidak. Jika pikiran ini
sudah muncul, saatnya Anda bertanya dan kritik diri sendiri, benarkah
langkah yang diambil? Jangan lupa untuk terbuka terhadap kritikan
dan saran dari orang terdekat.

c) Say, “I’ve Done The Best”


Setiap orang punya keterbatasan, dengan segala kelebihan dan
kekurangan. Jika Anda terlalu keras pada diri sendiri maka Anda akan
kecewa. Jadi, tak perlu memaksakan diri untuk jadi yang terbaik. Anda
bisa mengatakan pada diri sendiri bahwa apa yang telah Anda lakukan
adalah yang terbaik. Mulailah berpikir positif tanpa membuat Anda
over percaya diri. Memang ini tidak mudah. Namun ketika kita
merasakan efek berpikir positif maka pikiran negatif perlahan akan
pergi.

d) Jelaskan Tujuan
Salah satu sifat orang obsesif adalah berusaha sekeras mungkin
mendapatkan apa yang diinginkan. Ketika yang diinginkan tak
tercapai, ia mengalami kekecewaan mendalam dan bisa menghalalkan
segala cara. Hindari sikap obsesif dengan menentukan tujuan jelas
sejak awal dan berdamailah dengan kegagalan.

Berpikir Panjang

10
Biasanya orang obsesif tidak berpikir panjang. Mereka lebih banyak
mengikuti kata hati. Jadi, matangkan rencana dengan sempurna dan
bayangkan kesuksesan akan rencana tersebut. Pikirkan sesuatu hal yang
kemungkinan akan terjadi. Saat rencana gagal, Anda tidak akankecewa.
Satu hal yang perlu dipertahankan adalah terus bangkit dan buat rencana
baru

a) Be Fun
Jangankan obsesif, sosok ambisius saja terkadang tidak disukai orang.
Sifat ini memang membuat kita terkesan sombong. Ingin ambisius, boleh
saja. Namun, tetaplah menjadi sosok menyenangkan. Dengan begitu
tercipta image yang selalu baik. Dan, yang terpenting jangan memaksakan
diri meraih kesuksesan saat melihat orang lain sukses.

D. Dampak mulai terjadi nya perasaan terobsesi


1. Gangguan Kecemasan
Gangguan kecemasan menurut Nevid, Rathus, dan Greene
(2005) adalah suatu keadaan aprehensi atau keadaan khawatir yang
mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Dari
hal tersebut terdapat beberap tipe-tipe kecemasan berdasarkan ciri-
ciri diagnostik dari gangguan-gangguan kecemasan yang dikode
pada aksis I dalam DSM-IV adaptasi dari DSM-IV-TR (APA
2000; Nevid, et al, 2005) adalah sebagai berikut :
(a) Agorafobia: ketakutan dan penghindaran terhadap
tempat atau situasi dimana akan sulit untuk memalukan
bila harus melarikan diri, atau diman bantuan tidak
mungkin ditemukan bila terjadi serangan panik atau
simtom seperti panik;
(b) Gagguan panik tanpa agorafobia : timbulnya serangan
serangan panik yang tidak terduga dan berulang, dan
adanya keprihatinan yang persisten tentang hal tersebut,
tetapi tanpa disertai dengan agorafobia;
(c) Gangguan panik dengan agorafobia : timbulnya

11
serangan-serangan panik yang tidak terduga dan
berulang dan adanya keprihatinan yang persisten
tentang hal tersebut, disertai adanya agorafobia;
(d) Gangguan kecemasan menyeluruh : tingkat kecemasan
dan kekhawatiran yang berlebihan serta persisten yang
tidak terkait dengan suatu objek, situasi dan aktivitas
tertentu;
(e) Fobia spesifik : kecemasan yang secara klinis
signifikan,
berhubungan dengan pemaparan terhadap situasi atau
objek yang spesifik, seringkali disertai dengan
penghindaran stimulus tersebut;
(f) Fobia sosial : kecemasan yang secara klinis signifikan,
berhubungan dengan pemaparan terhadap situasi sosial
atau situasi performa (harus melakukan sesuatu),
seringkali disertai penghindaran terhadap situasi
tersebut;
(g) Gagguan obsesikompulsi : obsesi dan atau kompulsi
yang berulang;

(h) Gangguan stress pasca trauma : pengalaman mengalami


kembali suatu peristiwa yang sangat traumatis disertai
dengan meningkatnya keterangsangan dan
penghindaran stimuli yang diasosiasikan dengan
peristiwa tersebut; (i) Gangguan stress akut : ciri-ciri
yang serupa dengan gangguan stress pascatrauma tetapi
terbatas pada hari-hari atau mingguminggu sesudah
pemaparan terhadap trauma.

12
E. Dampak mulai terjadi nya perasaan kecewa
Kecewa dan Kecewaan adalah fenomena yang sangat manusiawi
begitu anda sadar dari tidur mungkin, rasa kecewa menyelinyap
merusakkan pagi anda.Kecewa mengundang berbagai kerugian derivatif
berikutnya. Kita memerlukan mekanisme pengelolaan Kekecewaan.
Simptom gangguan jiwa atau gangguan nyeri dan sakit bukanlah semata-
mata faktor ‘kekecewaan’ yang tidak terselesaikan --- banyak lainnya lain
lagi, seperti kecemasan, kuatir, takut, trauma dan lain-lain.Tetapi
kekecewaan yang ditimbun dalam massa, dalam masyarakat --- bisa
meledak menjadi wujud : tawuran, perkelahian antar kampung,
penjarahan, dan berbagai bentuk konflik.
Jadi kekecewaan bisa berkembang di dalam diri, di dalam keluarga
yang berbahaya yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat, kaum
subversive, intelijen asing, intelijen dalam negeri, bisa mengolah
pertumbuhan kekecewaan untuktujuan operasinya. Kekecewaan berat atau
ringan bagimu --- diselesaikanlah dengan mekanisme jiwa yang ada atau
dibiarkan menjadi bahaya laten di dalam tubuh .

13
BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
Terobsesi dan kecewa itu adalah sebulah perasaan yang selalu kita alami,
tentu semua orang sudah pasti pernah mengalami nya dan setiap orang
mempunyai cara masing – masing dalam menangani nya. Karena jika
sebuah perasaan itu menguasai diri kita maka yang kita akan mengalami
perasaan yang berat (stress). Ketika Dewasa ini banyak orang-orang yang
mengalami gangguan kepribadian tidak merasa cemas dengan perilaku
nya. Kemunculan gangguan kepribadian tersebut berawal dari distress.
Salah satu gangguan kepribadian yang dapat muncul karena distress
tersebut adalah obsesif kompulsif, kepribadian.
Maka dari itu kita harus bias mengontrol perasaan kita agar tidak terlalu
cemas, gelisah, stress yang mengakibatkan terobsesi terlalu parah hingga
mengalami kekecewaan yang dalam.

Saran
Mohon maaf penulis tentunya masih menyadari jika mini skripsi diatas
masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis
akan memperbaiki berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari pembaca.

14
Daftar Pustaka

 https://typoonline.com/kbbi/terobsesi
 https://nasional.kompas.com/read/2008/09/21/12031173/berambisi.
tanpa.terobsesi
 https://kbbi.web.id/kecewa
 https://id.wikipedia.org/
 https://dosenpsikologi.com/obsesi-menurut-psikologi
 https://www.kompasiana.com/mw.arif/550190cca333115263513c8
0/kecewa-selesaikanlah-bisa-menimbulkan-penyakit-dan-revolusi-
hello-hari-ini-02#

15

Anda mungkin juga menyukai