MENGAKIBATKAN KEKECEWAAN
MINI SKRIPSI
Disusun oleh :
1888201091
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Allah atas ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan
mini skripsi ini dengan baik. Mini Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah
satu syarat Ujian Tengah Semester matakuliah Teknologi Informasi dan
Komunikasi.
Penulis memahami tanpa bantuan, doa, dan bimbingan dari semua orang akan
sangat sulit untuk menyelesaikan mini skripsi ini. Maka dari itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas dukungan dan kontribusi
kepada;
Semoga mini skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan pembaca.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini.
Penulis,
ii
Eneng Ine Nurjanah
Daftar Isi
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
Daftar Isi..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
Latar Belakang................................................................................................................1
Rumusan Masalah..........................................................................................................2
Tujuan............................................................................................................................2
Manfaat..........................................................................................................................2
BAB II..............................................................................................................................3
Landasan Teori...............................................................................................................3
1. Gangguan dalam ke kecewaan...............................................................................3
2. Gangguan dalam terobsesi.....................................................................................3
BAB III Metodologi Penelitian...................................................................................5
1) Hasil Penelitian..................................................................................................5
a. Metode analisis berikutnya menurut Moustakas (1994), yaitu :........................6
b. Metode pengumpulan data secara :...................................................................6
BAB IV.....................................................................................................................7
HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................................7
A. Deskripsi Data Responden..............................................................................7
B. Pengertian tentang Terobsesi.........................................................................7
C. Pengertian tentang Kecewa............................................................................8
D. Cara seseorang menahan sifat terobsesi hingga tidak mengakibatkan
kecewa terlalu besar............................................................................................10
E. Dampak mulai terjadi nya perasaan terobsesi.............................................11
F. Dampak mulai terjadi nya perasaan kecewa................................................13
BAB V................................................................................................................14
PENUTUP..........................................................................................................14
A. Kesimpulan...............................................................................................14
B. Saran.........................................................................................................14
Daftar Pustaka..................................................................................................15
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
1
dipenuhi oleh syukur, sudah tentu takdir yang tidak sesuai dengan rencana
kita pun takkan menjadi beban dalam hidup ini.
Rumusan Masalah
a. Definisi Kecewa?
b. Definisi Terobsesi?
c. Cara seseorang menahan sifat terobsesi hingga tidak mengakibatkan
kecewa terlalu besar?
d. Dampak nya dari terobsesi?
e. Dampak nya dari Kecewa?
Tujuan
Manfaat
BAB II
Landasan Teori
2
Dalam kamus teori kecewa dikatakan bahwa kekecewaan
merupakan reaksi atas ketidaksesuai antara harapan atau keinginan
atau cicta-cita atau impian dengankenyataan. Rasa kecewa ditimbulkan
banyak faktor, dari hal-hal yang kelihatan sepele, menjadi berkembang
besar dan akhirnya menyiksa perasaan seseorang. Ya, faktor utama
penyebab kekecewaan ialah karena target yang kita tentukan harus di
capai tidak terpenuhi. Akibatnya, kita seringkali mempersalahkan
orang lain atau menghakimi orang lain. Paling parah lagi kalau
kekecewaan ini dialami seorang tokoh yang berpengaruh dan
dikelilingi oleh tokoh-tokoh yang pernah di kecewakan yang termasuk
orang-orang yang berpendidikan tinggi. Dalam kondisi merasakan
kekecewaan seorang tokoh yang mengalaminya akan lebih parah bila
orang-orang disekelilinginya lebih menambah-nambah ucapan atau
kata-kata yang menekan dan menyudut kan. Banyaknya konsultan
yang pintar-pintar meenasehatinya semakin bingung dan tanpa
disadarinya dia tergiring ke arah keinginan orang yang berada di
sekelilingnya. Kita akan lihat tokoh yang kecewa ini menyampaikan
pernyataan-pernyataan yang kadang tidak logis (mungkin akibat
kebingungan). Orang yang satu bilang begini dan orang lain bilang
begitu, dia mau pilih yang mana. Jadi yang muncul dari mulutnya
bikin yang mendengarnya ikut bingung.
3
1) Obsesi biasanya dialami oleh orang itu sebagai sesuatu
yang
dipicu olehmasalah dalam kehidupan sehari-hari.
2) Isi obsesi paling sering melibatkan tema yang dipersepsikan
tidak dapat diterima atau mengerikan secara sosial, seperti
seks, kekerasan, danpenyakit/kontaminasiSementara itu isi
kekhawatiran cenderung terpusat di sekitar
kekhawatiranyang lebih lazim dan dapat diterima, seperti
uang dan pekerjaan. Kompulsi adalahperilaku atau
tindakan.
4
BAB III
Metodologi Penelitian
1) Hasil Penelitian
Peneliti mengambil penelitian nya itu adalah Obsesive Compulsive
Diseorder (OCD) yaitu suatu obesi pikiran, ide, atau dorongan yang
intrusif dan berulang yang sepertinya berada diluar kemampuan seseorang
untuk mengendalikan. Obsesi dapat menjadi sangat kuat dan persisten
sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari dan menimbulkan distress
serta kecemasan yang signifikan. Termasuk didalamnya adalah keragu-
raguan, impulsimpuls, dan citra (gambaran) mental. Sedangkan kompulsi
(compulsion) adalah tingkah laku yang repetitif (seperti mencuci tangan
dan memeriksa kunci pintu atau gembok) atau tindakan mental repetitif
(seperti berdoa, mengulang kata-kata tertentu atau menghitung) yang
dirasakan oleh seseorang sebagai suatu keharusan atau doronganyang
harus dilakukan. Kompulsi sering muncul sebagai jawaban akan pikiran
obsesif dan muncul cukup sering dan kuat sehingga mengganggu
kehidupan sehari-hari atau menyebabkan distress yang signifikan (APA,
2000; dalam Nevid, J.S. et al 2005).
5
Sedangkan proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data
yang tersedia dari sumber pengamatan, wawancara, yang ditulis dalam
catatan laporan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar foto, dan lain-
lain (Moleong, 2009).
6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
7
dan pengalaman kegagalan hidup masa lalu. OCD adalah gangguan kecemasan
yang lebih memperhatikan pikiran berulang-ulang dan atau perilaku berulang-
ulang dengan menghabiskan banyak waktu ( > 1 jam per hari) dan / atau
menyebabkan distress atau distress or kecacatan fungsional (DSM-IV-TR;APA,
2000; dalam Clark, David A., Beck, Aaron T. 2010). Dari pengertian OCD
terdapat sebuah kekuatan hubungan antara dua phenomena, secara normal pikiran
berulang-ulang berhubungan signifikan dengan peningkatan dari kecemasan,
distress, atau kebersalahan, mengikuti perilaku berulang-ulang dirancang untuk
mengurangi atau mengahapuskan kecemasan atau ketidaknyamanan yang
disebabkan pikiran berulang-ulang (D. A. Clark, 2004; dalam Clark, David A.,
Beck, Aaron T. 2010).
8
Rasa kecewa ditimbulkan banyak faktor, dari hal-hal yang
kelihatan sepele, menjadi berkembang besar dan akhirnya menyiksa
perasaan seseorang. Ya, faktor utama penyebab kekecewaan ialah karena
target yang kita tentukan harus di capai tidak terpenuhi. Akibaatnya, kita
seringkali mempersalahkan orang lain atau menghakimi orang lain. Paling
parah lagi kalau kekecewaan ini dialami seorang tokoh yang berpengaruh
dan dikelilingi oleh tokoh-tokoh yang pernah di kecewakan yang termasuk
orang-orang yang berpendidikan tinggi. Dalam kondisi merasakan
kekecewaan seorang tokoh yang mengalaminya akan lebih parah bila
orang-orang disekelilinginya lebih menambah-nambah ucapan atau kata-
kata yang menekan dan menyudut kan. Saking banyaknya konsultan
yang pintar-pintar meenasehatinya semakin bingung dan tanpa disadarinya
dia tergiring ke arah keinginan orang yang berada di sekelilingnya.
Kita akan lihat tokoh yang kecewa ini menyampaikan pernyataan-
pernyataan yang kadang tidak logis (mungkin akibat kebingungan). Orang
yang satu bilang begini dan orang lain bilang begitu, dia mau pilih yang
mana. Jadi yang muncul dari mulutnya bikin yang mendengarnya ikut
bingung.
Bagaimana solusi mengatasi rasa kecewa?
Para ahli di bidang psikologi telah banyak memberikan jurus jitu
mengatasi rasa kecewa. Orang yang kecewa segera mencari obatnya
dengan berkonsultasi dengan orang ahli dibidang kesehatan psikologis.
Ahli ini akan mengorek semua yang ada dalam hati dan apa akar penyebab
utama seseorang itu kecewa. Lewat konsultasi ini terjadi dialog dan justru
rasa kecewa itu di keluarkan kepada orang yang tepat (ahlinya) bukan
orang lain.
Orang yang kecewa ini akan mendapatkan nilai dari ahli ini untuk
sadar dan berupaya mengeluarkan rasa kecewa itu dalam hati dan pikiran.
Ahli ini akan secara perlahan mengingatkan orang yang kecewa untuk
sadar bahwa kita mahluk hidup yang memerlukan tuntunan Tuhan yang
mengajarkan kita untuk beribadah, berdoa dan memohon kepada Tuhan
agar rasa kecewa ini keluar dari hatinya.
9
merealisasikannya, berarti Anda memiliki ambisi. Dan, jika keinginan itu
sudah mendominasi pikiran tanpa terkendali sampai membuat emosi
meluap, bahkan kadang dengan pengejaran membabi buta, berarti Anda
sudah terobsesi dan mengakibatkan kekecewaan.
a) Jangan Paksakan Diri
Untuk meraih ambisi, kita sering memaksakan diri. Alhasil, ketika
sukses tidak dicapai, kita sangat kecewa. Punya ambisi sebenarnya
boleh-boleh saja (bahkan wajib), tapi tak perlu sampai terobsesi.
Pasalnya, obsesi hanya akan membuat Anda berbuat atau
mengorbankan sesuatu yang sebenarnya tidak perlu. Agar ambisi tidak
berubah menjadi obsesi, simak saja trik berikut.
d) Jelaskan Tujuan
Salah satu sifat orang obsesif adalah berusaha sekeras mungkin
mendapatkan apa yang diinginkan. Ketika yang diinginkan tak
tercapai, ia mengalami kekecewaan mendalam dan bisa menghalalkan
segala cara. Hindari sikap obsesif dengan menentukan tujuan jelas
sejak awal dan berdamailah dengan kegagalan.
Berpikir Panjang
10
Biasanya orang obsesif tidak berpikir panjang. Mereka lebih banyak
mengikuti kata hati. Jadi, matangkan rencana dengan sempurna dan
bayangkan kesuksesan akan rencana tersebut. Pikirkan sesuatu hal yang
kemungkinan akan terjadi. Saat rencana gagal, Anda tidak akankecewa.
Satu hal yang perlu dipertahankan adalah terus bangkit dan buat rencana
baru
a) Be Fun
Jangankan obsesif, sosok ambisius saja terkadang tidak disukai orang.
Sifat ini memang membuat kita terkesan sombong. Ingin ambisius, boleh
saja. Namun, tetaplah menjadi sosok menyenangkan. Dengan begitu
tercipta image yang selalu baik. Dan, yang terpenting jangan memaksakan
diri meraih kesuksesan saat melihat orang lain sukses.
11
serangan-serangan panik yang tidak terduga dan
berulang dan adanya keprihatinan yang persisten
tentang hal tersebut, disertai adanya agorafobia;
(d) Gangguan kecemasan menyeluruh : tingkat kecemasan
dan kekhawatiran yang berlebihan serta persisten yang
tidak terkait dengan suatu objek, situasi dan aktivitas
tertentu;
(e) Fobia spesifik : kecemasan yang secara klinis
signifikan,
berhubungan dengan pemaparan terhadap situasi atau
objek yang spesifik, seringkali disertai dengan
penghindaran stimulus tersebut;
(f) Fobia sosial : kecemasan yang secara klinis signifikan,
berhubungan dengan pemaparan terhadap situasi sosial
atau situasi performa (harus melakukan sesuatu),
seringkali disertai penghindaran terhadap situasi
tersebut;
(g) Gagguan obsesikompulsi : obsesi dan atau kompulsi
yang berulang;
12
E. Dampak mulai terjadi nya perasaan kecewa
Kecewa dan Kecewaan adalah fenomena yang sangat manusiawi
begitu anda sadar dari tidur mungkin, rasa kecewa menyelinyap
merusakkan pagi anda.Kecewa mengundang berbagai kerugian derivatif
berikutnya. Kita memerlukan mekanisme pengelolaan Kekecewaan.
Simptom gangguan jiwa atau gangguan nyeri dan sakit bukanlah semata-
mata faktor ‘kekecewaan’ yang tidak terselesaikan --- banyak lainnya lain
lagi, seperti kecemasan, kuatir, takut, trauma dan lain-lain.Tetapi
kekecewaan yang ditimbun dalam massa, dalam masyarakat --- bisa
meledak menjadi wujud : tawuran, perkelahian antar kampung,
penjarahan, dan berbagai bentuk konflik.
Jadi kekecewaan bisa berkembang di dalam diri, di dalam keluarga
yang berbahaya yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat, kaum
subversive, intelijen asing, intelijen dalam negeri, bisa mengolah
pertumbuhan kekecewaan untuktujuan operasinya. Kekecewaan berat atau
ringan bagimu --- diselesaikanlah dengan mekanisme jiwa yang ada atau
dibiarkan menjadi bahaya laten di dalam tubuh .
13
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Terobsesi dan kecewa itu adalah sebulah perasaan yang selalu kita alami,
tentu semua orang sudah pasti pernah mengalami nya dan setiap orang
mempunyai cara masing – masing dalam menangani nya. Karena jika
sebuah perasaan itu menguasai diri kita maka yang kita akan mengalami
perasaan yang berat (stress). Ketika Dewasa ini banyak orang-orang yang
mengalami gangguan kepribadian tidak merasa cemas dengan perilaku
nya. Kemunculan gangguan kepribadian tersebut berawal dari distress.
Salah satu gangguan kepribadian yang dapat muncul karena distress
tersebut adalah obsesif kompulsif, kepribadian.
Maka dari itu kita harus bias mengontrol perasaan kita agar tidak terlalu
cemas, gelisah, stress yang mengakibatkan terobsesi terlalu parah hingga
mengalami kekecewaan yang dalam.
Saran
Mohon maaf penulis tentunya masih menyadari jika mini skripsi diatas
masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis
akan memperbaiki berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari pembaca.
14
Daftar Pustaka
https://typoonline.com/kbbi/terobsesi
https://nasional.kompas.com/read/2008/09/21/12031173/berambisi.
tanpa.terobsesi
https://kbbi.web.id/kecewa
https://id.wikipedia.org/
https://dosenpsikologi.com/obsesi-menurut-psikologi
https://www.kompasiana.com/mw.arif/550190cca333115263513c8
0/kecewa-selesaikanlah-bisa-menimbulkan-penyakit-dan-revolusi-
hello-hari-ini-02#
15