Anda di halaman 1dari 24

(PDGK4504)

Materi dan Pembelajaran BI SD


Pertemuan 2
Edy Susilo
Universitas Terbuka
UPBJJ - Malang
Dasar-dasar Fonologi Bahasa
Indonesia
 Pengertian

 Fonologi ialah bidang linguistik yang mempelajari,


menganalisis, dan membicarakan runtutan bunyi-
bunyi bahasa, yang secara etimologi terbentuk dari
kata fon yaitu bunyi dan logi yaitu ilmu (Chaer,
1994: 102).
Cabang Fonologi

Fonologi

Fonetik Fonemik
1. Fonetik adalah bunyi-bunyi bahasa yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia dan
bagaimana menghasilkannya.
contoh: fon (a, i, I, e, ê, è, u, Ū, o, Ō)
Vokal (a, i, e, u, o)
Konsonan (b, c, d, f, g, h, dst)

2. Fonemik adalah bunyi-bunyi bahasa yang


digunakan untuk membedakan makna.
contoh: (muda – mudi, pada – padi, palu –
padu, dll).
Alat ucap manusia
Jenis-jenis Fonetik
 Menurut urutan proses terjadinya bunyi bahasa, Chaer (1994:
103) membedakan adanya tiga jenis fonetik, yaitu

Fonetik

Fonetik Auditoris
Fonetik Artikulatoris
Fonetik Akustik

fonologi dirman 6
penjelasan
 fonetik artikulatoris, disebut juga fonetik
organis atau fonetik fisiologis, mempelajari
bagaimana mekanisme alat-alat bicara
manusia bekerja dalam menghasilkan bunyi
bahasa serta bagaimana bunyi-bunyi itu
diklasifikasikan.

fonologi dirman 7
penjelasan
 Fonetik akustik mempelajari bunyi bahasa
sebagai peristiwa fisis atau fenomena alam.
Bunyi-bunyi itu diselidiki frekuensi
getarannya, amplitudonya, intensitasnya, dan
timbrennya
 Fonetik auditoris mempelajari bagaimana

mekanisme penerimaan bunyi bahasa itu oleh


telinga kita.

fonologi dirman 8
 Ramelan (1985: 82) mengemukakan adanya
fonetik sebagai berikut:

fonetik

fonetik umum fonetik khusus

fonologi dirman 9
Penjelasan
 fonetik umum, yaitu fonetik yang
membahas bunyi bahasa yang dapat
dihasilkan manusia secara umum.
 Fonetik khusus, yaitu fonetik yang

memfokuskan perhatiannya pada bunyi


bahasa tertentu, misalnya fonetik yang
mempelajari bunyi-bunyi bahasa Indonesia
disebut fonetik bahasa Indonesia.

fonologi dirman 10
Vokal
 Vokal adalah bunyi ujaran yang terjadi karena udara yang
keluar dari paru-paru tidak mendapat halangan (Keraf, 1984:
34).

Vokal

Posisi Bibir Maju Mundurnya Lidah

Tinggi Rendahnya Lidah

fonologi dirman 11
Diftong
Diftong

Diftong naik Diftong turun

fonologi dirman 12
Diftong
 Diftong Naik
Diftong naik adalah vokal yang kedua diucapkan dengan
posisi lidah lebih tinggi dari yang pertama.
Bahasa Indonesia mempunyai tiga jenis diftong naik:

a. Diftong naik menutup maju (al) misalnya dalam


kata: pakai, lalai, nilai, sampai, pandal dll.

b. Diftong naik menutup maju (oi) misalnya pada


kata: amboi, angin sepoi-sepoi dll.

c. Diftong naik menutup mundur (au) misalnya pada


kata: saudara, saudagar, pulau, kacau, surau, dll.
 Diftong Turun
Disebut diftong turun karena posisi bunyi
pertama lebih tinggi dari bunyi kedua.
Dalam bahasa Indonesia tidak ada diftong
turun.
Dalam bahaa Inggris ada dua jenis diftong
turun, yaitu:
a. Diftong turun membuka-memusat (uә),
 misalnya dalam kata poor.
b. Diftong turun membuka-memusat (iә),
 misalnya dalam kata ear.
Konsonan
 Konsonan adalah bunyi ujaran yang terjadi
karena udara yang keluar dari paru-paru
mendapat halangan. (Keraf, 1984: 35).
Konsonan adalah bunyi bahasa yang
dihasilkan dengan menghambat aliran
udara pada satu tempat di saluran suara di
atas glottis; bunyi bahasa yang dapat
berada pada tepi suku kata dan tidak
sebagai inti suku kata; fonem yang mewakili
bunyi tersebut (Kridalaksana, 1993: 118).

fonologi dirman 15
Berdasarkan halangan yang dijumpai
udara waktu keluar dari paru-paru

Konsonan

Konsonan hambat Nasal bersuara


Bersuara (b) (n)

Hamabat tak
bersuara (p) Afikat bersuara Afrikat tak bersuara
(j) (c)

fonologi dirman 16
Kluster
 Kluster (gugus konsonan) adalah dua
konsonan atau lebih yang dibaca secara
serentak
 Contoh:
 Pr = pramuka, pribadi,dll
 Kr = kreasi, akrab, dll
 Tr = tradisi, tralis dll
 Dr = drama, drakula, dll
 Str = strategi, strata, dll
Dasar-Dasar Morfologi
 Morfologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang bentuk kata.
 Morfem adalah satuan bahasa terkecil

1. Morfem bebas : kata dasar


2. Morfem terikat: imbuhan/afiks (prefiks, infiks,
sufiks, konfiks)
3. Reduplikasi (kata ulang)
4. Komposisi ( kata majemuk)
Afiksasi
1. Prefiks (awalan)
ber–
per-
meN- (me, men, mem, meny, meng, menge)
peN- (pe, pen, pem, peny, peng, pene)
dsb.

2. Infiks (sisipan)
-in-
-em-
-er-
-el-
3. Sufiks (akhiran)
-an
-kan
-i
-nya
Akhiran dari bahasa asing
-sasi, -isme, -if, -is.

4. Konfiks (awalan dan akhiran serentak)


me-kan
me-i
se-nya
per-an
per-i
Contoh konfiks
1. Ber–an
berdampingan

ber-an damping

2. Me-kan
merindukan

me-kan rindu
Bukan kofiks
1. ber-an
berduaan

berdua + an

2. me-kan
menyanyikan

menyanyi + kan
Reduplikasi
 Reduplikasi adalah pengulangan kata.
1. menunjukkan arti jamak
mobil-mobil, rumah-rumah, meja-meja,
dsb.
2. menunjukkan arti saling.
berpukul-pukulan, berpadang
pandangan, dsb.
3. menunjukkan arti menyerupai
mobil-mobilan, pohon-pohonan, dsb.
4. membentuk kata dasar (semu)
onde-onde, alun-alun, dsb.
Komposisi (kata majemuk)
 Kata majemuk adalah abngan kata dasar yang
menimbulkan arti baru.
contoh:
rumah makan
kacamata
orangtua
saputangan
dsb.

Anda mungkin juga menyukai