NIM : F1131211031
BAB 1
Fonetik
A. Pengertian Fonologi
Fonologi berasal dari kata Yunani phone (bunyi) dan logos (ilmu). Fonologi
merupakan cabang ilmu linguistik yang mempelajari bunyi bahasa secara umum. Kajian
fonologi terbagi menjadi dua bagian, yang pertama adalah Fonetik ( cabang fonologi
yang mempelajari tata bunyi tanpa kaitannya sebagai pembeda makna ) dan fonemik
( cabang fonologi yang mempelajari tata bunyi dengan kaitannya sebagai pembeda
makna ). Objek kajian fonetik adalah bunyi bahasa manusia.
BAB II
Bila velum turun dan uvula menutup rongga mulut maka arus udara akan
keluar melalui rongga hidung. Bunyi yang dihasilkan dalam proses ini
adalah bunyi nasal, misalnya bunyi [ō, ẽ, œ, ā, m, n, η].
Artikulator aktif merupakan organ wicara yang dapat bergerak aktif.
Artikulator pasif merupakan organ wicara yang bersifat statis atau tidak bergerak.
Artikulator aktif dan pasif ini mempunyai peran dan tugasnya masing-masing.
Berikut merupakan pembagian tugas dan peran artikulator aktif dan pasif tersebut.
Langit-langit keras (palatum) berfungsi sebagai artikulator pasif
(artikulator yang diam atau tidak bergerak), sedangkan artikulator aktif
(artikulator yang bergerak) yaitu apeks (ujung lidah) atau laminum (daun
lidah).
Dalam pembentukan bunyi bahasa, alveolum berfungsi sebagai
artikulator pasif, sedangkan artikulator aktif yaitu apeks (ujung lidah)
atau laminum (daun lidah).
Dalam pembentukan bunyi bahasa, dentum berfungsi sebagai artikulator
pasif, sedangkan artikulator aktifnya adalah apeks (ujung lidah) atau
labium (bibir).
Dalam pembentukan bunyi bahasa, bibir bawah dapat berfungsi sebagai
artikulator aktif, sedangkan artikulator pasifnya yaitu bibir atas. Bunyi
yang dihasilkan adalah bunyi bilabial (bunyi [b] [p]).
Lidah terdiri atas apeks (ujung lidah), laminum (daun lidah), dorsum
(pangkal lidah), root (akar lidah). Lidah berlaku sebagai artikulator aktif,
sedangkan alat ucap lain bertindak sebagai artikulator pasif.
Udara yang sampai di rongga mulut atau rongga hidung hanya diganggu
oleh posisi lidah atau bentuk mulut, atau malah diganggu oleh alat-alat ucap
lainnya. Hal ini mempengaruhi keluaran arus udara tersebut akan menjadi vokal,
konsonan atau semi vokal.
Apabila arus ujar sebelum keluar dari mulut hanya diganggu oleh posisi
lidah dan bentuk mulut maka yang keluar adalah bunyi vokal, misalnya
vokal [a, i, u, e, o].
Bila arus ujar itu dihambat oleh alat-alat ucap maka terjadilah bunyi
konsonan, misalnya konsonan [p, b, g, r, l, m, n].
Semi-vokal merupakan bunyi bahasa yang mempunyai sifat vokal dan
sekaligus konsonan. Semi vokal diucapkan seperti vokal tetapi kemudian
cepat beralih ke bunyi yang lain. Contoh semi vokal: misalnya semi vokal
bahasa Prancis [j, ų, w].
Posisi lidah dan bentuk mulut pun nantinya juga akan mempengaruhi jenis
vokal yang dihasilkan. Berikut merupakan jenis-jenis vokal berdasarkan posisi
lidah dan bentuk mulut saat bunyi bahasa dihasilkan.
Bunyi plosif/hambat/letup, yaitu bunyi dimana arus ujar dihambat pada titik
tertentu lalu tiba-tiba diletupkan, misalnya bunyi [p, b, t, d, k, g, ?].
Bunyi nasal, yaitu bunyi dimana arus ujar dihambat pada titik tertentu lalu
dikeluarkan melalui rongga hidung, misalnya: bunyi [m, n, ŋ].
Bunyi afrikat/paduan, yaitu bunyi dimana arus ujar dihambat pada titik tertentu
lalu diletupkan didesiskan/digeserkan, misalnya: bunyi [c, j].
Bunyi frikatif/desis, yaitu bunyi dimana arus ujar dihambat pada titik tertentu lalu
didesiskan/digeserkan, misalnya bunyi [s, f, z, x, f, v].
Bunyi lateral/sampingan, yaitu bunyi dikeluarkan melalui samping kiri dan kanan
lidah, misalnya: bunyi [1].
Bunyi tril/getar, yaitu bunyi arus ujar dikeluarkan melalui samping kanan dan kiri
lidah lalu digetarkan, misalnya: bunyi [г, в].
Bunyi semi vokal/hampiran, yaitu bunyi dimana arus ujar awalnya diganggu oleh
posisi lidah lalu diganggu oleh titik artikulasi tertentu, misalnya: bunyi [j, ų, w].
D. Jenis-Jenis Bunyi Bahasa Manusia
Berikut jenis-jenis bunyi Bahasa yang dapat di hasilkan oleh alat ucap :
1. Bunyi vokal, bunyi konsonan, bunyi semi vocal
Bunyi vokal, yaitu bunyi yang dihasilkan setelah arus udara keluar dari glotis
(celah pita suara), lalu arus ujar hanya diganggu atau diubah oleh posisi lidah
dan atau bentuk mulut.
Bunyi konsonan, yaitu terjadi setelah arus ujar melewati pita suara, diteruskan
ke rongga mulut dengan mendapat hambatan dari titik artikulator aktif
maupun pasif.
Bunyi semivokal/hampiran/aproksiman, yaitu bunyi yang proses
pembentukannya mula-mula secara vokal lalu diakhiri secara konsonan.
2. Bunyi oral dan bunyi nasal
Bunyi oral, yaitu bunyi dimana arus ujar keluar melalui rongga mulut. Contoh
bunyi oral yaitu [a], [a], [i], [u], [e], [0], [2], [ε], [0], [œ], [2], [k], [g], [s], [t].
Bunyi nasal, bunyi dimana arus ujar keluar melalui rongga hidung. Contoh
bunyi nasal yaitu [ō], [ẽ], [œ], [ā], [m], [n].
3. Bunyi bersuara dan bunyi tak bersuara
Bunyi bersuara, yaitu bunyi dimana pita suara ikut bergetar dalam produksi
bunyi. Contoh bunyi bersuara yaitu [b], [d], [g].
Bunyi tak bersuara, yaitu bunyi dimana pita suara tidak ikut bergetar dalam
produksi bunyi. Contoh bunyi tak bersuara yaitu [s], [p], atau [t].
4. Bunyi keras (fortis) dan bunyi lunak (lenis)
Bunyi keras (fortis), yaitu bunyi yang terjadi karena pernafasan yang kuat dan
otot tegang. Contoh bunyi keras yaitu [k, g, r].
Bunyi lunak (lenis), yaitu bunyi yang terjadi karena pernafasan lembut dan
otot kendur. Contoh bunyi lunakyaitu [m, n, s].
5. Bunyi panjang dan bunyi pendek (dalam bahasa Arab/Latin)
Bunyi panjang, bunyi yang diucapkan atau diartikulasikan lama. Contoh bunyi
panjang yaitu dalam bahasa Arab [bismillaah].
Bunyi pendek, yaitu bunyi yang diucapkan atau diartikulasikan pendek.
Contoh bunyi pendek yaitu dalam bahasa Arab [alhamdulillah].
BAB III
Vokal
A. Definisi Vokal
Vokal merupakan jenis bunyi ujar di mana arus udara setelah keluar dari glotis
tidak mendapat hambatan dari alat ucap hanya diganggu oleh posisi lidah atau bentuk
mulut. Contoh bunyi vokal yaitu vokal [a], [q], [i], [y], [e], [ə], [2], [0], [2], [u], [o], [2],
[0], [€], [a] dan [œ]. Seperti yang telah dijelaskan di bagian awal, bunyi vokal ada dua
macam, yaitu vokal oral dan vokal nasal. Vokal oral merupakan bunyi vokal yang ketika
udara keluar tanpa melalui hambatan itu keluar melalui rongga mulut.
B. Jenis-Jenis Vokal
Dalam bahasa Indonesia terdapat 6 jenis vokal. Seluruh vokal ini merupakan
vokal oral, yaitu vokal [i], [u], [e], [ə], [o] dan [a]. Contoh penerapan vokal dalam bahasa
Indonesia yaitu pada kata ini, buku, ekor, elang, ongkos, akbar
Bahasa Inggris juga mempunyai sistem vokal yang khas. Dari pengamatan yang
dilakukan, dalam bahasa Inggris terdapat 12 macam vocal yaitu /ʌ/, /A/, /æ/, /ɒ/, /ɔː/,
/ɜː/, /e/, /ə/, /ɪ/, /Saya/, /ʊ/, /uː/.
Vokal bahasa Prancis tergolong vokal yang cukup kompleks dan beragam
dibandingkan vokal-vokal dalam bahasa lain. Menurut pengamatan yang dilakukan
terdapat 16 vokal dalam bahasa Prancis. Vokal-vokal ini terdiri atas 12 vokal oral dan 4
vokal nasal.
Vokal oral merupakan vokal yang dihasilkan oleh arus udara yang keluar dari
paru-paru naik ke atas tanpa mendapatkan hambatan kemudian mendorong langit-
langit lunak (velum) ke atas menutup rongga hidung sehingga bunyi keluar
melalui rongga mulut. Contoh bunyi vokal oral yaitu vokal [a, a, i, y, u, e, Ə, E, 0,
0, 0, œ].
Vokal nasal merupakan vokal yang dihasilkan oleh arus udara yang keluar dari
paru-paru naik ke atas tanpa mendapatkan hambatan kemudian mendorong langit-
langit lunak (velum) turun ke bawah menutup rongga mulut sehingga bunyi
keluar melalui rongga hidung. Contoh bunyi vokal nasal yaitu vokal [õ, ā, ë, œ].
Pada proses penutur bahasa Indonesia yang berusaha mengucapkan vokal bahasa
asing dengan baik tersebut terjadilah interferensi fonetis vokal bahasa Indonesia ke dalam
vokal bahasa asing, yaitu: penutur asli bahasa Indonesia berusaha mengucapkan vokal-
vokal bahasa asing tersebut (misal: vokal bahasa Inggris/Prancis) dengan mencari cara
pengucapan yang mirip vokal bahasa Indonesia. Contoh vokal bahasa Inggris yang tidak
ada dalam bahasa Indonesia dan cara penutur asli bahasa Indonesia berusaha
mengucapkannya.
Vokal [I] bahasa Inggris diucapkan mirip vokal [i] bahasa Indonesia tetapi
lebih panjang dan agak mengarah bunyi [e]. Contoh: hid 'bersembunyi', bit
'sedikit, list 'daftar', lick 'menjilat'.
Vokal [A] bahasa Inggris diucapkan seperti bunyi vokal [a] dengan bibir
terbuka lebar. Contoh: cap 'topi', but 'tetapi.' Vokal [a] bahasa Inggris
diucapkan mirip vokal [a] bahasa Indonesia tetapi lebih panjang dan mulut
membundar agak berbunyi [o]. Contoh: car 'mobil', father 'ayah'.
Vokal [æ] bahasa Inggris juga diucapkan mirip vokal [a] bahasa Indonesia
tetapi agak berbunyi [e]. Contohnya: bad 'buruk', cat cat 'kucing', can
'bisa/dapat', plan 'rencana'. Vokal [D] bahasa Inggris diucapkan mirip vokal
[o] bahasa Indonesia namun agak berbunyi [a]. Contohnya: not 'tidak/bukan',
God "Tuhan', got 'mendapat'.
Vokal [u] bahasa Inggris diucapkan mirip vokal [u] bahasa Indonesia namun
lebih panjang. Contoh: put 'mengambil', food makanan', too 'juga', you
'kamu/Anda'.
Vokal [3] bahasa Inggris diucapkan mirip vokal [ə] bahasa Indonesia tetapi
lebih panjang. Contoh: turn 'belok', Sir "Tuan', bird 'burung', shirt 'pakaian'.
Pengucapan dua atau lebih buah vokal dalam satu silabel (suku kata) ini disebut
dengan diftong. Contoh diftong dalam bahasa Indonesia antara lain pada kata amboi
[amboy], andai [anday], kalau [kalaw]. Dalam bahasa Prancis pun juga mengenal diftong.
Contoh diftong dalam bahasa Prancis misalnya pada kata toi 'raja' [kamu], moi 'saya'
[mwa], bien 'baik' [bjɛ], lui 'dia' [lwi].
BAB 4
Konsonan
A. Definisi Konsonan
Bunyi bahasa yang diproduksi dengan cara setelah arus ujar keluar dari glotis lalu
mendapat hambatan pada alat-alat ucap tertentu di dalam rongga mulut atau rongga hidung
disebut konsonan. Contoh bunyi konsonan yaitu bunyi [b], [p], [m], [n], [d], [t], [n], [1], [n], [j],
[c], [f], [s], [g], [k], [q], [x], [q], [r], [B], [h].
B. Klasifikasi Konsonan
Titik artikulasi, yaitu tempat terjadinya bunyi konsonan atau tempat bertemunya
artikulator aktif (artikulator bergerak, misal lidah) dan artikulator pasif (artikulator tidak
bergerak, misal gusi, palatum dan lain-lain). Sebagai contoh yaitu bunyi [p].
Cara artikulasi, yaitu bagaimana tindakan atau perlakuan terhadap arus udara yang baru
keluar dari glotis. Misal: bunyi [p] dihasilkan dengan cara mula-mula arus udara
dihambat
pada kedua belah bibir lalu diletupkan dengan keras. Oleh sebab itu bunyi [p] disebut
bunyi frikatif (geseran).
Bergetar tidaknya pita suara, yaitu klasifikasi konsonan berdasarkan bergetar tidaknya
pita suara. Apabila dalam proses produksi bunyi pita suara ikut bergetar maka disebut
konsonan bersuara. Jika dalam proses produksi bunyi pita.
Bahasa Inggris juga mempunyai sistem konsonan yang khas yang bisa jadi sama, mirip,
atau berbeda dengan sistem konsonan dalam bahasa lain. Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan, dalam bahasa Inggris terdapat 24 buah konsonan. Konsonan-konsonan dalam
bahasa Inggris tersebut antara lain [p], [t], [k], [b], [d], [g], [1], [m], [n], [h], [w], [s], [z], [3],
[], [d3], [t], [8], [0], [r], [v], [f],[n], dan [j] (Yule, 2010).
Bahasa Prancis juga mempunyai sistem konsonan yang khas yang bisa jadi ada yang
sama, hampir sama atau bahkan ada yang berbeda dengan sistem konsonan dalam bahasa-
bahasa lainnya. Misalnya, dalam bahasa Prancis terdapat konsonan [3] (misalnya pada kata je
'saya') yang mungkin tidak ada dalam sistem konsonan bahasa lainnya termasuk dalam
sistem konsonan bahasa Indonesia.
F. Semi Vokal
Semi vokal adalah bunyi bahasa yang mempunyai sifat vokal dan sekaligus konsonan.
Semi vokal diucapkan seperti vokal, tetapi kemudian cepat beralih ke konsonan.Pengucapan
Bunyi Semi Vokal Bahasa Prancis Semi vokal bahasa Prancis diucapkan dengan
membundarkan bunyi [u] diikuti bibir melebar bunyi [i] secara cepat. Misal pada kata nuit
'malam' [nųi], huit 'delapan' [hut].
Dari analisa yang dilakukan, terdapat 6 konsonan bahasa Inggris yang tidak ada dalam
bahasa Indonesia yaitu konsonan [d], [0], [3], [J], [d3] dan [t]. Contoh interfernsi konsonan
bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris, yaitu: Konsonan [0] diucapkan mirip bunyi [dh]
dalam bahasa Indonesia, contohnya pada kata bahasa Inggris them 'milik mereka'. Konsonan
[0] diucapkan mirip bunyi [th] dalam bahasa Indonesia, sebagai contoh kata bahasa Inggris
think 'berpikir'.
H. Klaster
Pengucapan dua atau lebih bunyi konsonan dalam satu silabel (satu suku kata) sering kita
sebut dengan klaster.Contoh klaster dalam bahasa Indonesia: klakson, pro, traktor. Contoh
klaster dalam bahasa Inggris: classes 'kelas', strategy 'strategi', clock 'jam' dan lain-lain.
Contoh klaster dalam bahasa Prancis: plonger 'menyelam', bravo 'hebat, grand 'tinggi', group
'kelompok'
BAB V
1. Intonasi (intonation)
mă (媽/妈) "Ibu"
4. Tekanan (stress)
5. Jeda (persendian)
Berkenaan dengan hentian bunyi dalam arus ujaran. Sendi dalam, yaitu
jeda atau persendian yang menunjukkan batas antara satu silabel (suku kata)
dengan silabel yang lain (+). Sendi luar, yaitu jeda atau persendian menunjukkan
batas yang lebih besar dari silabel.
6. Durasi
Panjang-pendek pengucapan suku kata atau kata ini dapat mempengaruhi
makna kata tersebut. Panjang-pendek bunyi ujar ketika bunyi tersebut diucapkan
disebut juga dengan durasi.
BAB 6
Alfabet fonetik internasional diatur dalam IPA (bahasa Inggris: International Phonetic
Alphabet) atau API (bahasa Prancis: Alphabet Phonétique International). Penyusunan alfabet
fonetik ini penting dilakukan karena abjad Latin hanya 26 buah huruf atau grafem, sedangkan
realisasi bunyi bahasa banyak sekali melebihi jumlah huruf tersebut. Berikut contoh penggunaan
alfabet fonetik untuk menggambarkan bunyi-bunyi serta kombinasinya dalam bahasa Indonesia.
ibu [ibu], sate [sate], elang [Əlaŋ] Contoh penggunaan alfabet fonetik untuk menggambarkan
bunyi-bunyi serta kombinasinya dalam bahasa Inggris feel [fil] 'merasa', [sit] 'duduk', pen [pen]
'pulpen'.
Dalam bahasa Indonesia pun mengenal adanya alfabet fonetik. Alfabet fonetik dalam
bahasa Indonesia mengikuti aturan dalam alfabet fonetik internasional (IPA).
Bahasa Prancis juga mempunyai sistem alfabet fonetik yang berdasar IPA. Berikut
merupakan alfabet fonetik bahasa Prancis menurut IPA. Berikut contoh penerapan alfabet fonetik
dalam bahasa Prancis: malade [malad] sakit, pâte [pat] 'adonan'
D. Transkripsi Fonetis
BAB 7
FONEMIK
Dalam fonologi atau cabang ilmu linguistik yang mempelajari tata bunyi dikenal istilah
fonetik dan fonemik. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mempelajari bunyi bahasa tanpa
kaitannya dengan pembeda makna Contoh bidang kajian fonetik misalnya: vokal (a, i, u, e, o],
konsonan [k, t, b, d, gl, atau semi vokal [j, ч, w].
Jadi fonem adalah satuan bunyi terkecil yang tidak dapat membedakan makna. Sebagai
contoh adalah fon vokal [a], [i], [y], fon konsonan [p], [b], [g], fon semi vokal [j], [4], [w]
Pasangan minimal (minimal pair) adalah membandingkan dua buah bentuk bahasa yang
bunyinya mirip untuk mengetahui apakah bunyi bahasa tersebut membedakan makna
(merupakan fonem) atau tidak.
Fonem dalam bahasa Indonesia terdiri atas fonem vokal dan fonem konsonan. Fonem
vokal merupakan bunyi ujaran yang tidak mendapatkan rintangan saat dikeluarkan dari paru-paru
dan telah terbukti sebagai pembeda makna. Fonem konsonan merupakan bunyi ujaran yang
dihasilkan dari paru-paru dengan mengalami rintangan saat keluarnya serta telah terbukti dapat
membedakan makna.
Dalam bahasa Indonesia juga terdapat sejumlah fonem konsonan. Menurut pengamatan
yang dilakukan terdapat 22 fonem konsonan dalam bahasa Indonesia, yaitu fonem konsonan
/b/, /p/, /m/, /w/, /f/, /d/, /t/, /n/, /l/, /r/, /z/, /s/, /s/, /p/,/j/,/c/, /y/. /g/,/k/,/n/,/x/, dan fonem
/h/.Fonem Bahasa Inggris salah satu contohnya /i/ glee /gli:/ berbunyi seperti huruf "i" dalam
bahasa Indonesia, dibaca panjang sekitar 2 ketukan
Fonem vokal bahasa Prancis terdapat 16 buah yang terdiri atas 12 fonem vokal oral dan 4
fonem vokal nasal. Fonem konsonan dalam bahasa Prancis terdapat 18 buah. Selain itu, terdapat
3 fonem semi vokal dalam bahasa Prancis.
Dalam analisis pasangan minimal, bunyi-bunyi bahasa yang dapat membedakan makna
merupakan fonem. Bahasa Indonesia mempunyai 2 alofon, yaitu alofon [i] dan alofon [I]. Lalu
dapat dikatakan pula, fonem /u/ dalam bahasa Indonesia mempunyai 2 alofon, yaitu alofon [u]
dan alofon [U]. Jadi alofon merupakan anggota dari sebuah fonem atau varian dari sebuah fonem
yang tidak membedakan makna. Alofon dalam Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Bahasa
Prancis fonem vokal /i/ dalam bahasa Indonesia mempunyai dua alofon, yaitu alofon [i] dan [I].
Selain itu, menurut pengamatan yang dilakukan, fonem vokal /e/, dalam bahasa Indonesia
mempunyai dua alofon, yaitu alofon [e] dan [ɛ]. Fonem vokal /u/ dalam bahasa Indonesia
mempunyai dua alofon, yaitu alofon [u] dan [U]. Begitu juga fonem vokal /o/ dalam bahasa
Indonesia juga mempunyai dua alofon, yaitu alofon [o] dan [2].
BAB 8
A. Transkripsi Fonetis
Transkripsi fonetis adalah transkripsi yang berusaha menggambarkan perwujudan bunyi
secara sangat teliti. Sebagai contoh, kata ember mempunyai perwujudan bunyi atau transkripsi
fonetis [Ember]. Contoh transkripsi fonetis vokal dan konsonan dalam bahasa Indonesia seperti
[oran] orang, ini [ini], kirim [kirlm], buku [buku], lele [lele]. Contoh transkripsi fonetis konsonan
dan vokal dalam bahasa Inggris seperti feet [fi:t] 'kaki', hit [hit].
B. Transkripsi Fonemis
Tulisan atau transkripsi fonemis merupakan transkripsi kasar dengan ejaan fonemis.
Transkripsi fonemis hanya menggambarkan bunyi bahasa sesuai fonem-fonem yang dimiliki
bahasa tersebut secara tepat.Transkripsi ini tidak menggunakan banyak lambang untuk mewakili
bentuk-bentuk ujar atau yang dilafalkan tetapi hanya menggambarkan perbedaan bunyi distingtif
saja (bunyi yang membedakan makna).
Tulisan ortografis atau grafem adalah tulisan Latin biasa yang kita tulis tanpa dianalisis
fonetis atau fonemisnya. Tulisan ortografis/grafem ini dituliskan sesuai dengan konvensi
grafemis yang disepakati atau sesuai dengan sistem ejaan yang berlaku.
BAB 9
Kelas Natural
Sekumpulan bunyi dalam sebuah bahasa yang memberikan beberapa fitur artikulatori
atau auditori yang sama disebut juga kelas natural. Jadi, kelas natural adalah beberapa bunyi
bahasa yang menunjukkan fitur artikulatori atau fitur auditori yang sama. Contoh kelas natural
dalam bahasa Indonesia:
Vokal [i, I, u, U] merupakan kelas natural dari vokal tinggi dalam bahasa
Indonesia.
Vokal [e, e, a, o, ɔ] merupakan kelas natural dari vokal sedang dalam bahasa
Indonesia.
Vokal [i, I, e, ɛ] merupakan kelas natural dari vokal depan dalam bahasa
Indonesia.
Konsonan [k, g, n, x] merupakan kelas natural dari konsonan dorso velar dalam
bahasa Indonesia.
Vokal [u, o, ɔ, õ, a, ā] merupakan kelas natural dari vokal belakang dalam bahasa
Prancis.
Konsonan [v, f, z, 3, f, s] merupakan kelas natural dari konsonan frikatif
(desis/geser) dalam bahasa Prancis.
Konsonan [k, g, ŋ] merupakan kelas natural dari konsonan dorso velar dalam
bahasa Prancis.
B. Interferensi Bunyi
Penguasaaan dan penggunaan dua bahasa atau lebih oleh seorang penutur disebut juga
kedwibahasaan. Sedangkan penutur yang menguasai dan menggunakan dua bahasa atau lebih
disebut sebagai dwibahasawan. Pada individu dwibahasawan, biasanya terjadi proses transfer
bahasa. Transfer bahasa adalah tindakan penggunaan sistem bahasa tertentu pada bahasa lainnya.
Misalnya: Y berbahasa ibu bahasa Jawa, ketika Y mengucapkan bahasa keduanya misalnya
bahasa Indonesia, bahasa Inggris, atau bahasa Prancis, Y secara tidak sadar akan membawa logat,
atau intonasi- intonasi, atau istilah-istilah bahasa ibunya ke dalam bahasa keduanya.
Pengucapan semi vokal bahasa Prancis [j], yaitu diucapkan mirip dengan
konsonan [y] ringan dengan mengangkat lidah lebih ke atas dan gigi atas belakang
menyentuh lidah.
BAB 11
Silable
Dalam teori sonoritas, silabe merupakan satuan kenyaringan bunyi dari bunyi
bahasa yang diucapkan oleh penutur yang ditandai dengan denyutan dada yang
menyebabkan udara keluar dari paru-paru. Contoh: mendaki [mən-da-ki]. Kata mendaki
ditandai atas 3 denyutan dada ketika diucapkan. Kata mendaki juga terdiri atas 3 puncak
kenyaringan (sonoritas) yaitu jatuh pada bunyi [ə] pada [mən], [a] pada [da], [i] pada [ki]
sehingga dapat dikatakan kata mendaki terdiri atas 3 suku kata.
2. Teori prominans
C. Diftong
Diftong adalah dua atau lebih vokal yang merupakan satu bunyi dalam satu silabe. Ada
beberapa jenis diftong, yaitu diftong naik, diftong turun, dan diftong memusat.
D. Klaster
Selain diftong (vokal rangkap), dalam tuturan sehari-hari kita juga sering mendengarkan
kata-kata yang silabe atau suku katanya terdiri atas konsonan rangkap yang diucapkan dalam
satu silabe. Sebagai contoh yaitu pada kata kristal, klimaks, global, truk, flora, program, dan lain-
lain. Konsonan rangkap (dua atau lebih) yang diucapkan dalam satu silabe dan biasanya terletak
di awal kata ini disebut dengan klaster.
E. Deret Konsonan
Dalam tuturan sehari-hari, kita juga sering menjumpai kata-kata dimana pengucapan
konsonan silabe (suku kata) dipisah di tengah kata. Sebagai contoh pada kata sendok. Kita akan
mengucapkannya dengan memisahkan konsonan-konsonannya menjadi [sen-do?].
F. Gugus Konsonan
Beberapa konsonan diucapkan dalam satu silabe (suku kata) di tengah atau belakang kata.
Sebagai contoh adalah pada kata putra yang akan kita ucapkan [pu-tra], sutra yang akan kita
ucapkan [su-tra], supra yang akan kita ucapkan [su-pra]. Pengucapan beberapa konsonan dalam
satu silabe di tengah atau di belakang kata semacam ini disebut gugus konsonan.
Contoh analisis struktur kata dan struktur fonotaktik dalam bahasa Indonesia:
candi
https://play.google.com/store/books/details?id=dOiJDwAAQBAJ