Anda di halaman 1dari 50

Linguistik dan Fonologi

Sri Wiyanti, S.S., M. Hum.

21/09/23 FONOLOGI BAHASA INDONESIA, 2 SKS 1


Fonologi Morfologi Sintaksis Semantik Leksikologi
FONOLOGI
Eropa

Amerika

21/09/23 5
KEDUDUKAN FONOLOGI
DALAM CABANG-CABANG LINGUISTIK
PENGERTIAN FONETIK

(O’ Conor, 1982; Ladefoged, 1982)


Pengkajian yang lebih menitikberatkan pada bunyi-
bunyi bahasa yang dihasilkan penutur (Malmberg,
1968)
Bidang yang berkaitan erat dengan
kajian bagaimana cara manusia
berbahasa, mendengar, dan
memproses ujaran yang diterima

( Clark & Yallop, 1990)

21/09/23 FONOLOGI BAHASA INDONESIA, 10


2 SKS
David Abercrombie (1971)
mendefiniikan fonetik sebagai ilmu yang
bersifat teknis.

Maksudnya perilaku ujar memerlukan


keterlibatan organ-organ ucap, mulai
paru-paru, gerakan lidah, gigi, langit-
langit keras, bibir, dll.
21/09/23 FONOLOGI BAHASA INDONESIA, 11
2 SKS
• Fonetik : ilmu yang mempelajari bunyi-
bunyi bahasa tanpa memperhatikan
fungsinya untuk membedakan makna.

Dalam kajianya fonetik dibedakan


atas fonetik akustik, auditoris, dan
organis/artikulatoris.

21/09/23 12
• Fonetik Akustik
Mempelajari bunyi bahasa menurut
aspek fisiknya. Bunyi-bunyi tersebut
diselidiki sumbernya, frekuensinya,
getarannya, amplitudonya,
intensitasnya, dan timbrenya.
Bidang ini berkaitan dengan ilmu fisika

FONOLOGI BAHASA INDONESIA, 13


21/09/23 2 SKS
• Fonetik Auditoris
Mempelajari bagaimana mekanisme
penerimaan bunyi bahasa oleh telinga
kita. Berkaitan dengan bidang fisika
dan neurologi.

21/09/23 FONOLOGI BAHASA INDONESIA, 14


2 SKS
• Fonetik Organis
(Artikulatoris/Fisiologis/Anatomis)
Mempelajari bagaimana bunyi-bunyi bahasa
yang dihasilkan oleh alat-alat ucap manusia.

21/09/23 FONOLOGI BAHASA INDONESIA, 15


2 SKS
Beberapa hasil penelitian telah
menciptakan beberapa peralatan untuk
mendeteksi suara manusia, antara lain:
1.radiografi, alat yang memberi informasi
tentang artikulasi dan posisi laring
(pangkal tenggorokan);
2.Magnetic resonance imaging (MRI), alat
untuk mengukur lidah dan posisi
rahang;

21/09/23 FONOLOGI BAHASA INDONESIA, 16


2 SKS
3. elektromiografi, alat yang memberi
informasi tentang aktivitas otot alat
ucap;
4. aerometri, alat yang memberikan
informasi tentang aliran udara, baik
ingresif maupun egresif dijalur oral
maupun nasal;

21/09/23 FONOLOGI BAHASA INDONESIA, 17


2 SKS
5. Elektrolaringografi, alat untuk memberi
informasi tentang vibrasi yang terjadi
disekitar laring;
6. elektropalatografi, alat untuk memberi
informasi tentang kontak yang terjadi
antara lidah dan palatal.

21/09/23 FONOLOGI BAHASA INDONESIA, 18


2 SKS
Proses Fonasi

• Terjadinya bunyi bahasa pada umumnya dimulai


dengan proses pemompaan udara keluar dari
paru-paru melalui pangkal tenggorok, yang di
dalamnya terdapat pita suara
• Supaya udara bisa keluar, pita suara harus pada
posisi terbuka.
• Setelah melalui pita suara, udara keluar bisa
melalui rongga mulut atau rongga hidung

21/09/23 19
Empat Macam Posisi Udara

1.pita suara terbuka lebar, tidak akan terjadi


bunyi bahasa
2.pita suara terbuka agak lebar, bunyi bahasa tak
bersuara (voiceless)
3.pita suara terbuka sedikit, bunyi bahasa
bersuara (voice)
4.pita suara tertutup rapat, bunyi hamzah atau
glotal stop
21/09/23 FONOLOGI BAHASA INDONESIA, 20
2 SKS
TERBUKA TERBUKA TERBUKA TERTUTUP
LEBAR AGAK LEBAR SEDIKIT RAPAT

21/09/23 21
• Setelah melalui pita suara, arus udara
diteruskan ke alat-alat ucap tertentu yang
ada di rongga mulut atau rongga hidung.
• Tempat bunyi bahasa itu terjadi disebut
tempat artikulasi /titik artikulasi

21/09/23 FONOLOGI BAHASA INDONESIA, 22


2 SKS
• Alat-alat ucap yang digunakan disebut
artikulator
- artikulator aktif, alat ucap yang bergerak
(bibir bawah, ujung lidah, daun lidah)
- artikulator pasif ,alat ucap yang tidak dapat
bergerak, atau yang didekati artikulator
aktif.
Keadaan, cara, atau posisi bertemunya
artikutor aktif dan pasif disebut striktur
21/09/23 FONOLOGI BAHASA INDONESIA, 23
2 SKS
Fonasi
Contoh Proses Artikulasi

•Arus udara dihambat pada kedua bibir, dengan


cara bibir bawah merapat pada bibir atas maka
akan terjadi bunyi bilabial [b,p,w]
•Bibir bawah merapat ke gigi atas terjadi bunyi
labiodental [f,v]
•ujung lidah merapat pada gigi atas terjadi bunyi
apikodental [t,d]

21/09/23 FONOLOGI BAHASA INDONESIA, 25


2 SKS
ALAT UCAP
Alat-alat ucap manusia yang dipakai dalam
memproduksi bunyi-bunyi ujaran adalah
1.paru-paru (lung) 12. Tengah lidah (middle of tongue, medium)
2.Batang tenggorok (trachea) 13. Daun lidah (blade, lamina)
3.Pangkal tenggorok (larynx) 14. Ujung lidah (tip of tongue, apex)
4.Pita suara (vocal cord) 15. Anak tekak (uvula)
5. Krikoid (cricoid) 16. Langit-langit lunak ( soft palate, velum)
17. Langit-langit keras (hard palate, palatum)
6.Tiroid (thiroid)
18. Gusi dalam, gusi belakang, ceruk gigi,
7.Aritenoid (arythenoids) lengkung kaki gigi (alveola, alveolum)
8. Dinding rongga kerongkongan (wall of 19. Gigi atas (upper teeth, denta)
pharynx) 20.Gigi bawah (lower teeth, denta)
9. Epiglotis (epiglottis) 21.Bibir atas (upper lip)
10. Akar lidah (root of the tongue) 22.Bibir bawah (lower lip)
11. Punggung lidah, lidah belakang, 23. Mulut (mouth)
pangkal lidah (hump, back of tongue, 24. Rongga mulut (oral cavity, mouth cavity)
dorsum) 25. Rongga hidung (nose cavity, nasal cavity)
21/09/23 FONOLOGI BAHASA INDONESIA, 27
2 SKS
1. Paru-paru (Lungs)
Merupakan sumber arus udara yang
mengakibatkan terjadinya bunyi bahasa.
Arus udara yang yang datang dari paru-paru
disebut arus udara egresif dan menghasilkan
bunyi egresif.
Arus udara datang dari luar disebut arus
udara ingresif dan menghasilkan bunyi
ingresif.

21/09/23 28
2. Pangkal Tenggorok, pita suara, glotis, dan
epiglotis

Pangkal tenggorok merupakan sebuah


rongga pada ujung saluran pernapasan yang
diujungnya terdapat sepasang pita suara.

Pita suara ini dapat terbuka lebar, terbuka


agak lebar, terbuka sedikit, dan tertutup
rapat.

21/09/23 FONOLOGI BAHASA INDONESIA, 29


2 SKS
Celah di antara pita suara disebut glotis. Pada
glotis inilah awal terjadinya bunyi bahasa.
Bila glotis terbuka lebar tidak akan
menghasilkan bunyi bahasa.
Bila glotis terbuka agak lebar akan terjadi bunyi
tidak bersuara.
Bila glotis terbuka sedikit akan terjadi bunyi
bersuara.
Bila glotis dalam keadaan tertutup akan terjadi
bunyi hambat glotal.
Proses pembunyian dibantu oleh epiglotis.
30
3. Rongga kerongkongan (Pharynx)
Pharynx merupakan rongga yang terletak di
antara pangkal tenggorok dengan rongga
mulut dan rongga hidung.
Berfungsi sebagai tabung udara yang akan
ikut bergetar jika pita suara bergetar.
Bunyi bahasa yang dihasilkan disebut bunyi
faringal.

21/09/23 FONOLOGI BAHASA INDONESIA, 31


2 SKS
4. Langit-langit lunak (velum), anak tekak
(uvula), dan pangkal lidah (dorsum).
Velum dan uvula dapat turun naik untuk
mengatur arus udara yang keluar melalui
rongga hidung atau rongga mulut.
Bunyi yang dihasilkan artikulator ini adalah
bunyi nasal, bunyi oral, dorsovelar, dan
uvular.
21/09/23 FONOLOGI BAHASA INDONESIA, 32
2 SKS
5. Langit-langit keras (palatum), ujung lidah
(apeks), dan daun lidah (lamina)
Palatum merupakan artikulator pasif,
sedangkan apeks dan lamina merupakan
artikulator aktif.
Bunyi yang dihasilkan oleh palatum dan
apeks adalah bunyi apikopalatal.
Bunyi yang dihasilkan palatum dan
laminum adalah bunyi laminopalatal.

33
6. Ceruk gigi/ gusi (alveolum), apeks, dan
laminum
Alveolum sebagai artikulator pasif.

Bunyi yang dihasilkan oleh alveolum dan


apeks disebut bunyi apikoalveolar.

Bunyi yang dihasilkan alveolum dan


laminum adalah bunyi laminoalveolar.

21/09/23 FONOLOGI BAHASA INDONESIA, 34


2 SKS
7. Gigi (dentum), apeks, dan bibir (labium)
Dentum merupakan artikulator pasif., yang
menjadi artikulator aktifnya adalah apeks
atau bibir bawah.
Bunyi yang dihasilkan dari artikulator
tersebut adalah bunyi apikodental dan
labiodental.

21/09/23 FONOLOGI BAHASA INDONESIA, 35


2 SKS
8. Bibir bawah dan bibir atas
Bibir atas sebagai artikulator pasif dan bibir
bawah sebagai artikulator aktif.

Bunyi yang dihasilkan disebut bunyi


bilabial.

21/09/23 FONOLOGI BAHASA INDONESIA, 36


2 SKS
9. Lidah (tongue)
Lidah merupakan artikulator aktif.
Lidah terbagi lima, yaitu ujung lidah (apeks),
daun lidah (laminum), tengah lidah (medium)
pangkal lidah (dorsum), dan akar lidah (root).
Posisi lidah ke depan, ke tengah, ke belakan,
ke atas, atau ke bawah menentukan jenis
vokal.

21/09/23 FONOLOGI BAHASA INDONESIA, 37


2 SKS
10. Mulut dan rongga mulut
Rongga mulut dengan kedua belah bibir
(atas dan bawah) berperan dalam
memproduksi bunyi vokal.

Secara umum semua bunyi yang dihasilkan


di rongga mulut disebut bunyi oral.

21/09/23 FONOLOGI BAHASA INDONESIA, 38


2 SKS
11. Rongga hidung

Bunyi yang dihasilkan melalui rongga


hidung disebut bunyi nasal.
Bunyi ini diproduksi dengan cara menutup
rapat-rapat arus udara di rongga mulut dan
menyalurkannya keluar melalui rongga
hidung

21/09/23 FONOLOGI BAHASA INDONESIA, 39


2 SKS
FONEMIK

Fonemik adalah ilmu yang mempelajari bunyi-


bunyi bahasa yang membedakan makna
(Suparno, 2002 hlm. 86)

Objek kajian fonemik adalah fonem

21/09/23 FONOLOGI BAHASA INDONESIA, 40


2 SKS
Kenneth L. Pike (1963: 63)
“ a phonem is one of the significant units of sounds, or a
contrastive sound unit ”
L.Bloomfield (1961: 79)
“ a minimum unit of distinctive sound feature is a phonem ”

Fonem mempunyai fungsi sebagai pembeda makna

Fonem merupakan aspek bunyi bahasa yang


membedakan bentuk dan makna (Alwi dkk. 2003).

Fonem merupakan kesatuan bunyi terkecil suatu


bahasa yang berfungsi membedakan makna. 41
Identifikasi Fonem
• Pasangan Minimal (minimal pairs), dua
ujaran yang salah satu unsurnya berbeda.
Cth. sapa dan sapu
s ~ s/#-- t ~ s /#--
a ~ a/K-K a ~ a /K-K
p ~ p/V-V m ~ m /V-K
a ~ u/--# p ~ p/K-V
a ~ a /K-K
n ~ n /--#
21/09/23 43
Realisasi Fonem Bahasa Indonesia

• Vokal : /a/, /i/, /u/, /e/, /o/, /ǝ/


• Konsonan : /p/, /b/, /t/, /d/, /k/, /g/, /c/, /j/,
/f/, /s/, /Χ/, /h/, /l/, /r/, /m/, /n/, /ñ/, /ŋ/, /w/,
/y/

21/09/23 FONOLOGI BAHASA INDONESIA, 44


2 SKS
Dasar-dasar Analisis Fonem

1. Bunyi-bunyi suatu bahasa cenderung


dipengaruhi oleh lingkungannya.
Bunyi-bunyi yang memiliki kesamaan
fonetis saling memengaruhi dan saling
menyesuaikan untuk memudahkan
pelafalan. Contohnya bunyi [m], [p], [b]
pada kata mampu dan kembar.

21/09/23 FONOLOGI BAHASA INDONESIA, 45


2 SKS
Kriteria bunyi-bunyi dikatakan memiliki kesamaan fonetis
yaitu:
1.bunyi-bunyi dalam lajur (garis horizontal) yang sama.
Contoh [p], [t]
2.bunyi-bunyi dalam kolom (garis vertikal yang sama.
Contoh [p], [m]
3.Bunyi-bunyi dalam lajur dan kolom yang sama. Contoh
[[p]-[b], [k]-[g]
4.Bunyi-bunyi yang memiliki simbol yang sama tetapi
berbeda dalam diakritik, contoh [p]-[pʼ]

21/09/23 FONOLOGI BAHASA INDONESIA, 46


2 SKS
2. Sistem bunyi suatu bahasa
berkecenderungan bersifat simetris
 Terdapatnya bunyi hambat bilabial [p]
dan [b] juga nasal bilabial [m]
 Terdapat bunyi hambat palatal [c]-[j]
juga nasal palatal [ñ]
3. Bunyi-bunyi suatu bahasa cenderung
berfluktuasi.
adanya pelafalan yang berbeda untuk
makna yang sama, contoh [pǝpaya] dan
[papaya]
47
4. Bunyi-bunyi yang memiliki kesamaan
fonetis digolongkan tidak membedakan
makna.
Contoh bunyi stop bilabial tidak
bersuara diucapkan secara berbeda.
Apabila menduduki posisi onset
diucapkan plosif [paraŋ]
Apabila menduduki koda diucapkan
secara implosif.[santap]

21/09/23 FONOLOGI BAHASA INDONESIA, 48


2 SKS
5. Bunyi-bunyi yang memiliki kesamaan
fonetis digolongkan ke dalam fonem
yang berbeda apabila berkontras dalam
lingkungan yang sama atau mirip.

Untuk mengetahui kontras tidaknya


bunyi-bunyi suatu bahasa digunakan
pasangan minimal, yaitu dua ujaran
yang salah satu unsurnya berbeda dan
bermakna berbeda pula.

21/09/23 FONOLOGI BAHASA INDONESIA, 49


2 SKS
SEKIAN
DAN TERIMA KASIH

21/09/23 FONOLOGI BAHASA INDONESIA, 50


2 SKS

Anda mungkin juga menyukai