a. Tenggorokan
Tenggorokan adalah sebuah rongga
yang terletak di antara kerongkongan dengan
mulut yang bentuknya mirip dengan pipa.
Apabila pangkal lidah mundur dan menekan
dinding tenggorokan maka rongga tengorokan
tersebut menjadi menyempit, sehingga
memperngaruhi arus udara yang datang dari
paru-paru. Tenggorokan ini juga merupakan
makhraj dari beberapa bunyi Arab, seperti
(‘Ain-Ha), dalam ilmu tajwid huruf-huruf
tersebut disebut huruf halaqiah (bunyi-bunyi
tenggorokan).
b. Lidah/Tounge
Lidah adalah sejenis otot yang memenjang di
rongga mulut.Organ ini terdiri dari beberapa
unsur yang tersusun secara rapi, seperti otot-
otot dan syaraf-syaraf. Di bagian ujung lidah
terdapat semacam syaraf yang berfungsi
sebagai alat perasa. Lidah dapat dibagi kepada
lima bagian, yaitu
1. Ujung lidah(apix/tip of the tounge),
2. Pinggir lidah(blade of the tounge),
3. Depan lidah(front of the tounge),
4. Pangkal lidah(back of the tounge),
5. Akar lidah(roots of the tounge).
Namun demikian yang banyak disebut-
sebut dalam fonetik adalah
a. Ujung lidah/ apiko
b. Tengah lidah
c. Pangkal lidah/dorso
d. Pinggir lidah
Lidah termasuk organ bicara yang paling
aktif, dengan gerakan-gerakan tertentu dari
bagian-bagian lidah seperti dijelaskan di atas
bertemu dengan organ bicara pasif sehingga
terjadilah bunyi yang mempunyai ciri
tersendiri.
Ketika ujung lidah bertemu dengan ujung
gigi, Terjadilah bunyi (tsa-dza-dzo), ketika
ujung lidah bertemu dengan pangkal gigi,
Terjadilah bunyi(ta-da-tho), ketika ujung lidah
bertemu dengan langit-langit keras terjadilah
bunyi(syin-jim), ketika tengah lidah bertemu
dengan langit-langit keras (ya), dan ketika
pinggir lidah bertemu geraham terjadilah
bunyi(dzo) menurut ilmu tajwid dan
seterusnya.
c. Langit-langit/Palate
Langit-langit terletak dibagian atas rongga
mulut yang memanjang dari pangkal gigi di
bagian depan sampai anak lidah (tegak) di
bagian belakang. Para ahli membagi langit-
langit kedalam tiga bagian, yaitu
1. Bagian depan yang disebut dengan
gusi/alveloar,
2. Langit-langit keras/palate, dan
3. Langit-langit luna/velar
Langit-langit termasuk organ yang pasif,
kecuali langit-langit lunak yang bisa bergerak
mundur ke belakang dan bekerja sama dengan
tekak untuk membuka dan menutup saluran
udara ke hidung. Apabila bagian lidah bergerak
menuju salah satu bagian dari langit-langit di
atas akan terjadilahbunyi tersendiri:
Apabila ujung lidah bertemu dengan gusi
tejadilah bunyi za-shod-sin-ro (apikoalveolar).
Apabila ujung lidah bertemu dengan langit-
langit keras, terjadilah bunyi jim-
syin(apikopalatal).
Apabila tengah lidah bertemu dengan langit-
langit keras,terjadilah bunyi ro(mediopalatal).
Apabila pangkal lidah bertemu dengan langit-
langit lunak,terjadilah bunyi kho-kaf-
ghoin(dorsovelar)
d. Anak Lidah/Tekak/Uvula
Anak lidah terdapat dibagian atas, antara
langit-langit lunak dengan tenggorokan ,
diantara rongga mulut dengan rongga
hidung.fungsinya hampir sama dengan fungsi
langit-langit lunak.Langit-langit lunak dapat
bergerak menutup klep udara yang menuju ke
rongga hidung, sehingga bunyi akan keluar dari
rongga hidung.oleh karena itu, fungsinya
hampir sama dengan fungsi langit-langit lunak,
Disamping itu kerja sama dengan anak lidah
dengan pangkal lidah merupakan makhraj
bunyi (qof).
e. Gigi/Dental
Gigi terdapat di belahan mulut atas dan
belahan mulut bawah.Walaupun gigi bawah
dapat bergerak, namun tidak banyak
berfungsi dalam pembentukan bunyi bahasa
jika dibandingkan dengan organ bicara aktif
lainnya, seperti lidah dan bibir bawah.
Gigi dapat dibagi kedalam tiga bagian, yaitu
1. Ujung gigi,
2. Tengah gigi, dan
3. Pangkal gigi
Fungsi gigi sebagai organ bicara sangat
jelas karena merupakan penghambat udara
yang datang dari paru-paru,sehingga tidak
keluar secara serentak dari rongga mulut.
Disamping itu, kerja sama antara
bagian-bagian gigi dengan ujung lidah dan
bibir bawah merupakan makhroj beberapa
huruf tertentu.
Kerja sama ujung gigi dengan bibir
bawah akan menghasilkan bunyi (fa),kerja
sama ujung/tengah gigi dengan ujung lidah
akan menghasilkan bunyi (dzo-dza-ta ), dan
kerja sama pangkal gigi dengan ujung lidah
akan menghasilkan bunyi (na- lam-dzho-da-
tho-ta).
f. Bibir/Labial
Bibir merupakan dua pita yang terdapat di
pintu rongga mulut.bibir terdiri atas otot-otot
yang membuatnya dapat bergerak dengan
lincah,cepat,dan teratur sesuai dengan jenis
bunyi yang akan dituturkan.
Oleh karena itu , bibir berfungsi sebagai
pembentuk bunyi vokal, Apabila bibir
membulat maka akan terjadilah vokal ( u )
atau dlommah,apabila bibir semi bulat maka
terjadilah vokal ( o ), apabila bibir netral, maka
terjadilah vokal ( a ) atau fathah, apabila bibir
membentang terjadilah vokal ( i ) atau kasroh,
apabila bibir semi membentang maka terjadilah
vokal ( e ) atau imalah,Disamping itu, kerja
sama antara bibir atas dengan bibir bawah
merupakan makhraj ( wawu- mim -
ba ),sedangkan kerja sama antara bibir bawah
dengan ujung gigi menjadi makhraj bunyi ( fa
).
1. Proses Pembentukan(initiation)
Proses pembentukan ini di sebut juga
dengan proses arus udara(air stream
mechanism), proses ini terjadi dengan
memasukkan udara keparu-paru sebagai
akibat pembesaran rongga dada dan turunya
sekat rongga dada sehingga mengakibatkan
paru-paru mengembang dan udara dari luar
masuk kedalam paru-paru.
Setalah paru-paru penuh dengan udara
, posisi rongga dada dan sekat rongga dada
kembali dengan teratur pada posisi semula
yang mengakibatkan udara di dalamnya
tertekan, keluar sedikit demi sedikit sesuai
tekanan yang dibuat.
Proses keluarnya udara dari paru-paru
inilah yang di anggap sebagai proses
pembentukan bunyi bahasa, mengingat karena
kebanyakan bunyi bahasa di dunia(termasuk
Indonesia dan Arab)terjadi dengan udara yang
keluar dari paru-paru (eksplosif ), walapun ada
beberapa bahasa, seperti bahasa Zolo di Afrika
Selatan, Jawa, dan Melayu di Indonesia yang
menggunakan udara yang masuk dari luar
(implosif) sebagai pembentukan beberapa
bunyi bahasanya, di samping udara yang keluar
dari paru-paru.
Diantara makhraj bunyi implosif
terdapat di daerah langit-langit keras dan lunak
serta di daerah kerongkongan yang dapat
mengeluarkan bunyi yang mirip dengan d, b , k
, ts . Sudan disebut dengan istilah bahasa
Taktakah sedangkan di Afrika Selatan disebut
dengan Click.
Tampaknya tidak ada satu bunyi pun
yang keluar dengan cara seperti ini yang dapat
digunakan dalam membaca Alquran.Oleh
karena itu, ulama tajwid sangat konsisten agar
dalam membaca Alquran sifat-sifat bunyi harus
diperhatikan dan tidak diperkenalkan
mengambil napas .Kemungkinan hal ini pula
yang membuat ahli tajwid menyebutakn bahwa
kata “ hawa” dengan maksud udara yang keluar
dari paru-paru, bukan yang ke paru-paru.
2. Proses pembunyian(phonation)
Proses pembunyian ini terjadi di daerah
kerongkongan , organ bicaranya yang paling
utama adalah dua buah pita suara. Jenis
pembunyian yang terjadi berbeda-beda sesuai
dengan kondisi pita suara dalam menghadapi
udara yang datang dari paru-paru.
Seperti diketahui bahwa paling tidak
terdapat empat kondisi pita suara dalam
menghadapi udara yang datang dari paru-paru,
yaitu
a) Kondisi rapat (tertutup), yang
menghasilkan bunyi letupan.
b) Kondisi bersentuhan , yang menghasilkan
bunyi bersuara.
c) Kondisi berjauhan , yang menghasilkan
bunyi tidak bersuara.
d) Kondisi berdekatan , yang menghasilkan
bunyi bisikan. Sedangkan kondisi terbuka lebar
adalah kondisi untuk bernapas biasa.
Tabel 1. Perbedaan Antara Pengeluaran
Udara dari Paru-Paru untuk Tujuan Bicara
dengan Pengeluaran Udara dari Paru-Paru
unyuk Tujuan Istirahat/Diam.
Pengeluaran Pengeluaran
Udara untuk Udara untuk
Istirah Bicar
at a
Terjadi , tidak sengaja. Terjadi dengan
sengaja.
Terjadi karena aspek Terjadi karena
biologis. ketentuan tertentu.
Volume udara sekitar Volume udara, 1500-
500cm. 2000cm untuk
membaca Alquran
atau menyanyi.
Gerakan otot/ organ Gerakan otot/organ
pernapasan terbatas. pernapasan
signifikan.
Getaran 15-20 per Getaran per detik
detik. lebih besar.
Waktu mengisab dan Waktu mengeluarkan
mengeluarkan udara udara lebih panjang.
sama.
Masuk dan keluar Masuk udara dari
udara dari hidung. hidung. Keluar dari
mulut atau hidung.
Tidak terdapat
hambatan udara.
DAFTAR PUSTAKA