Anda di halaman 1dari 3

Nama : Harinda Gayatri

Nim : 40011422650246
Prodi : Akuntansi Perpajakan

Tugas Review:
Nama penulis : Wendi Widya Ratna Dewi
Judul : Fonologi Bahasa Indonesia
Penerbit : P.T. Intan Perwira
Kota terbit : Klaten
Tahun terbit : 2009
ISBN : 978-979-28-2528-2

Bab I Mengenal Bunyi Bahasa


 Pengertian bunyi bahasa
Bunyi bahasa merupakan bunyi yang dihasilkan oleh alat bicara manusia. Bunyi bahasa
dipelajari melalui fonologi. Jadi fonologi adalah ilmu yang mempelajari Bunyi bahasa. Bunyi
bahasa terjadi jika udara mengalami hambatan pada alat bicara manusia.
 Unsur-unsur terjadinya bunyi bahasa
Untuk menghasilkan bunyi bahasa diperlukan unsur-unsur tertentu. Unsur-unsur terjadinya
bunyi bahasa sebagai berikut:
 Udara
Berfungsi sebagai sumber atau materi yang dibentuk menjadi bunyi bahasa.
 Artikulator
Artikulator adalah alat yang dapat digerakkan untuk membentuk bunyi bahasa, misalnya
bibir bawah, gigi bawah, dan lidah.
 Titik artikulasi dan daerah artikulasi
Titik artikulasi merupakan alat pembentuk bunyi yang disentuh oeleh artikulator, misalnya
bibir atas, gigi atas, langit-langit, rongga mulut, dan rongga hidung.
 Terjadinya bunyi
Sumber energi utama terjadinya bunyi bahasa adalah udara dari paru-paru. Udara di hisap ke
dalam paru-paru dan di hembuskan keluar bersama-sama saat bernapas. Alat bicara yang
dilewati udara antara lain: batang tenggorok, pangkal tenggorok, kerongkongan, rongga mulut,
atau rongga hidung bersama alat yang bicara yang lain.
 Pengucapan bunyi bahasa
Pengucapan bunyi bahasa disebut lafal. Lafal juga berarti cara pengucapan seseorang atau
kelompok masyarakat dalam mengucapkan bunyi bahasa. Cara mengucapkan atau melafalkan
bunyi dalam Bahasa Indonesia dapat dituliskan dengan lambang fonetis berupa kurung siku
[ ].

Bab II Mengenal Alat Bicara Manusia


 Alat-alat bicara manusia, diantaranya: rongga hidung, alveolum, bibir, daun lidah, gigi, apeks
(ujung lidah), lidah, tenggorokan, palatum, rongga mulut, velum, uvula, punggung lidah,
rongga faring, akar lidah, epiglotis, pita suara, dan kerongkongan.
 Fungsi alat bicara manusia, diantaranya:
a. Paru-paru
Paru-paru berfungsi untuk bernapas. Bernapas pada dasarnya mengalirkan udara ke dalam
paru-paru dan mengeluarkan dari paru-paru.
b. Laring (pangkal tenggorokan)
Laring merupakan rongga pada ujung pipa pernapasan. Laring terdiri atas empat komponen
penting diantaranya: tulang rawan cincin, tulang rawan perisai(tiroid), dua buah tulang
rawan piala(aritenoid), dan pita suara.
c. Trachea (batang tenggorok)
Trachea berfungsi sebagai pipa udara yang menghubungkan paru-paru dengan laring.
d. Faring (rongga kerongkongan)
Faring merupakan rongga yang terletak diantara laring dengan rongga mulutvdan rongga
hidung. Fungsi utama faring sebagai saluran makanan dan minuman.
e. Rongga mulut
Rongga mulut berfungsi sebagai resonator (peninggi bunyi) yang ditimbulkan oleh
bergetarnya pita suara. Didalam rongga mulut terdapat beberapa alat bicara diantaranya:
velum (langit-langit lunak), palatum (langit-langit keras), alveolar (gusi dalam), denta
(gigi), labia (bibir), dan lidah.
 Jenis bunyi yang dihasilkan alat bicara manusia
Alat-alat bicara manusia menghasilkan bunyi yg macam-macam. Jenis bunyi yang dihasilkan
alat bicara manusia diantaranya: desah, suara, dan nasal (sengau).

Bab III Penggolongan Bunyi Bahasa


Secara umum bunyi bahasa dibedakan atas vokal, konsonan, dan semivokal.
 Vokal
Vokal merupakan bunyi bahasa yang dihasilkan tanpa menghambat alat bicara. Bunyi vokal
dibedakan berdasarkan posisi tinggi rendahnya lidah, bagian lidah yang bergerak, striktur, dan
bentuk bibir.
 Konsonan
Konsonan merupakan bunyi bahasa yang dihasilkan dengan menghambat udara pada alat
bicara. Bunyi konsonan dihasilkan dengan artikulasi.
 Semivokal bunyi
Semivokal merupakan bunyi yang secara praktis termasuk konsonan, tetapi pada saat
pembentukannya belum mencapai artikulasi penuh.
 Diftong
Diftong termasuk dalam bunyi rangkap vokal. Bunyi rangkap vokal adalah bunyi yang terdiri
atas dua bunyi vokal dan terdapat dalam satu suku kata.
 Bunyi suprasegmental
Bunyi suprasegmental adalah bunyi yang menyertai bunyi bahasa.
Bab IV Bunyi Bahasa Itu Saling Mempengaruhi
Bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan alat bicara manusia akan bergabung dan membentuk
kata atau kalimat. Kata atau kalimat yang dibentuk dari bunyi bahasa akan diucapkan bersama-
sama. Bunyi-bunyi yang diucapkan bersama-sama saling mempengaruhi satu dengan yang lain.
Adanya pengaruh bunyi bahasa satu terhadap bunyi bahasa yang lain menimbulkan beberapa
peristiwa bahasa, misalnya bunyi antara, asimilasi, disimilasi, dan swarabakti.

Bab V Perbedaan Pengucapan


 Faktor penyebab perbedaan pengucapan:
1. Pengaruh bahasa daerah.
a. penambahan bunyi n di depan bunyi d, misalnya Delanggu diucapkan ndelanggu
b. penambahan bunyi m di depan bunyi b, misalnya bali diucapkan mbali.
2. Keadaan alat bicara yang berbeda.
Keadaan alat bicara manusia yang berbeda menyebabkan pengucapan bunyi yang berbeda
pula. Misalnya, orang yang lidahnya pendek kesulitan mengucapkan bunyi (r).
3. Kurangnya pengetahuan ilmu bahasa.
Orang yang kurang memiliki pengetahuan ilmu bahasa dapat mengucapkan bunyi atau
susunan kata bahasa Indonesia yang kurang tepat.

Anda mungkin juga menyukai