Anda di halaman 1dari 15

Dasar-dasar

fonologi fonemik
Disusun Oleh:
Annette Almyra Ayu Dahrullah (23020104043)
Refha Nabilla Putri (23020104044)
Surya Amelia (23020104059)
Apa itu fonologi
fonemik?
Fonemik adalah cabang studi fonologi
yang mempelajari bunyi bahasa dengan
memperhatikan fungsi bunyi tersebut
sebagai pembeda makna.
Objek penelitian fonemik adalah fonem,
yakni bunyi bahasa yang dapat atau
berfungsi membedakan makna kata.
Identifikasi
Fonem
Istilah fonem dapat didefinisikan sebagai satuan bahasa
terkecil yang bersifat fungsional, artinya satuan fonem
memiliki fungsi untuk membedakan makna.
Contoh fonem /t/ jika berada Contoh fonem dalam bahasa
di awal kata atau suku kata, Jepang yaitu fonem /tsu/
dilafalkan secara lepas. Pada 松
misalnya, kata "matsu" ( )
kata /topi/, fonem /t/ berarti "pinus" sementara
dilafalkan lepas. Namun jika "matsuri" (祭り ) berarti
berada di akhir kata, fonem "festival".
/t/ tidak diucapkan lepas. Bibir
kita masih tetap rapat
tertutup saat mengucapkan
bunyi, misal pada kata /buat/.
Alofon
Alofon dalam fonologi fonemik merujuk pada varian bunyi atau
pengucapan dari sebuah fonem. Dalam bahasa, setiap fonem dapat
memiliki beberapa alofon yang berbeda secara fonetis, tetapi tidak
mempengaruhi makna kata.
Alofon Distribusi
Komplementer. Alofon Distribusi Bebas
Distribusi alofon ini terjadi Alofon ini terjadi ketika suatu
ketika suatu alofon hanya alofon dapat muncul dalam
muncul dalam konteks berbagai konteks tanpa
tertentu dan tidak dapat mengubah makna atau struktur
muncul di konteks lainnya. kata. Dengan kata lain,
distribusi alofon bebas tidak
terikat oleh konteks tertentu.
Contoh Alofon
Contoh konkret dari alofon
distribusi komplementer adalah Contoh alofon distribusi bebas
bunyi /p/ dan /b/ dalam bahasa adalah bunyi /æ/ dalam bahasa
Inggris. Dalam kata "pin" dan Inggris. Bunyi ini dapat muncul
"bin", bunyi /p/ dan /b/ pada kata-kata seperti "cat",
digunakan secara saling "hat", dan "bat" tanpa
melengkapi sesuai dengan posisi mengubah makna kata tersebut.
fonem dalam kata tersebut.
Bunyi /p/ muncul pada posisi Contoh alofon dalam bahasa
awal kata atau di depan suku 塔
Jepang misalnya, kata "tou" ( )
kata yang diawali oleh konsonan 十
dan "to" ( ) memiliki
tidak bersuara, sedangkan bunyi pengucapan yang berbeda
/b/ muncul pada posisi awal namun memiliki arti yang sama.
suku kata yang diawali oleh
konsonan bersuara.
Klasifikasi Fonem
Standar untuk mengklasifikasikan fonem serupa dengan
standar untuk mengklasifikasikan bunyi fonetis: mereka
membedakan bunyi vokoid, kontoid, dan semi vokoid,
sedangkan standar untuk mengklasifikasikan fonem
membedakan bunyi vokal, konsonan, dan semi vokal.

Untuk vokoid, misalnya, kita mengenal vokoid depan [i] dan


[e], yang didasarkan pada gerak lidah maju mundur, dan
untuk vokal, kita juga bisa mengidentifikasi ciri-ciri yang
sama dengan vokoid. Kriteria untuk konsonan dan
semivokal sama dengan kriteria kontoid. Misalnya, kita
mengenal fonem bilabial /b/, /p/, /m/, fonem labiodental
/v/, /f/, /w/, fonem palatal /j/, /c/, /n/, /y/, dan fonem
velar /g/, /k/, /n/. Kriteria untuk semivokal adalah sama
dengan kriteria vokoid. Fonem /w/ dan /y/.

Fonem-fonem yang berupa bunyi, yang didapat sebagai hasil segmentasi terhadap
arus ujaran disebut fonem segmental. Sebaliknya fonem yang berupa unsur
suprasegmental disebut fonem supraseg- mental atau fonem nonsegmental.
Khazanah Fonem
Khazanah fonem adalah jumlah fonem yang muncul dalam suatu bahasa.
Jumlah fonem suatu bahasa tidak sama dengan jumlah fonem bahasa lain.

Dalam bahasa Indonesia ada yang menghitung hanya 24


fonem, yaitu 6 fonem vokal (a, i, u, e, ә dan o) dan 18 buah
fonem konsonan (p, t, c, k, b, d, j, g, m, n, h, ‫ך‬, s, h, r, l, w, dan
y.). Tapi ada juga para ahli yang menghitung 28 fonem dan 31
fonem.

Dalam bahasa Jepang, terdapat sekitar 46 fonem yang terdiri


dari 5 vokal dan 11 konsonan, serta beberapa konsonan
tambahan yang tergolong sebagai fonem ganda atau
loncatan.
Asimilasi METATESIS
& &
Disimilasi EPENTESIS
Perubahan
Fonem
Umlaut,
Netralisasi Ablaut, &
& Harmoni Vokal
Arkifone
KONTRAKSI
ASIMILASI DAN
DISIMILASI
Asimilasi adalah proses perubahan suara atau fonem yang Disimilasi adalah proses kebalikan dari asimilasi. Proses ini
terjadi ketika suara yang satu menjadi lebih mirip terjadi ketika suara atau fonem yang satu menjadi lebih
dengan suara atau fonem yang lain yang berdekatan. berbeda dari suara atau fonem yang lain yang
Asimilasi dibedakan menjadi asimilasi progresif, asimilasi berdekatan. Perubahan ini umumnya terjadi karena
regresif, asimilasi resiprokal, perubahan terjadi pada perbedaan tempat atau cara pembentukan suara.
kedua bunyi yang saling mempengaruhi.
Asimilasi dalam Bahasa Jepang contohnya Disimilasi dalam bahasa Indonesia, perubahan
adalah kata "gakkou" yang berarti "sekolah". fonem /p/ menjadi /f/ di sepanjang kata-kata
Kata ini sebenarnya terdiri dari dua suku kata, yang mengandung fonem /k/, seperti pada kata
"gak" dan "kou". Namun, ketika diucapkan, "kapal" yang sering kali diucapkan sebagai
bunyi "k" dalam "gak" diubah menjadi "g" agar "kafal". Hal ini terjadi karena kedua suara ini
lebih cocok dengan bunyi "k" dalam "kou". memiliki tempat pembentukan suara yang
Sebagai hasilnya, "gakkou" diucapkan sebagai berbeda, yaitu /p/ dibentuk dengan
"gakkou" dengan dua bunyi "g" yang hampir menggunakan dua bibir sedangkan /k/ dibentuk
identik diucapkan secara berdekatan. dengan menggunakan tenggorokan.
Netralisasi dan
arkifonem
Netralisasi terjadi ketika dua fonem yang berbeda tereduksi menjadi satu unsur
netral yang terdengar secara mirip di dalam bahasa. Sedangkan arkifonem
merupakan peristilahan linguistik bagi suatu fonem pada suatu kata bisa
berwujud lainnya.
Dalam bahasa Belanda kata “hard” dilafalkan [hart]
dan ada kata yang dieja hart diucapkan [hart].
Adanya bunyi [t] pada posisi akhir kata yang dieja
hard merupakan hasil netralisasi.
Lalu, perwujudan arkifonem yaitu fonem [d] pada
kata hard bisa berwujud [t] atau [d].
UMLAUT, ABLAUT,
DAN HARMONI VOKAL
Misalnya, dalam bahasa belanda bunyi /a/ pada kata
Kata umlaut berasal dari bahasa Jerman. Dalam studi fonologi kata handje lebih tinggi kualitasnya bila dibandingkan dengan
ini mempunyai pengertian perubahan vokal sedemikian rupa bunyi /a/ pada kata hand. Penyebabnya adalah bunyi /j/
sehingga vokal itu diubah menjadi vokal yang lebih tinggi sebagai yang posisinya lebih tinggi dari bunyi /a/ pada kata hand.
akibat dari vokal yang berikutnya yang lebih tinggi.

Misalnya, dalam bahasa Jerman vokal /a/ menjadi /ä/


Ablaut adalah perubahan vokal yang kita temukan dalam bahasa- untuk mengubah bentuk singularis menjadi bentuk
bahasa Indo-Jerman untuk menandai berbagai fungsi gramatikal. pluralis, seperti pada kata Haus “rumah” menjadi
Hauser “rumah-rumah”.

Harmoni vokal atau keselarasan vokal, antara lain terdapat dalam Misalnya, kata at (kuda) bentuk
bahasa Turki. jamaknya adalah atlar (kuda-kuda).
KONTRAKSI
Kontraksi adalah bentuk penyingkatan dari ujaran yang
panjang menjadi pendek. Atau dalam redaksi lain adalah
proses penghilangan elemen pokok (bunyi, huruf, kata)
dalam sebuah kata. Umpamanya, dalam bahasa Indonesia
tidak ada diucapkan menjadi tiada.

Contoh kontraksi yang umum dalam bahasa Jepang adalah


penggabungan dari bunyi "u" dan "i" menjadi bunyi "i".
Misalnya, kata "suki" (artinya menyukai) dalam bahasa
Jepang mengalami kontraksi menjadi "ski".
METATESIS DAN
EPENTESIS
Metatesis adalah perubahan urutan bunyi fonemis pada
suatu kata sehingga menjadi dua bentuk kata yang bersaing.
Misalnya, dalam bahasa Indonesia, kata-kata yang
mengalami metatesis ini tidak banyak. Hanya beberapa kata
saja.

Misalnya kerikil menjadi kelikir, jalur menjadi lajur.


Dalam bahasa Jepang, "takusan" berubah menjadi "kasutan".
Lalu, kata "kazareru" dapat berubah menjadi "kazureru" di
beberapa dialek Jepang.

Epentesis adalah proses penambahan atau pembubuhan


bunyi pada tengah kata. Misalnya, kapak menjadi kampak,
upama menjadi umpamanya. Sajak menjadi sanjak.
Fonem dan grafem
Fonem adalah satuan bunyi bahasa
yang terkecil yang dapat membedakan
arti, sedangkan huruf (grafem) adalah
gambaran dari bunyi (fonem), dengan
kata lain huruf adalah lambang fonem.
Thank you
very much

Anda mungkin juga menyukai